Anda di halaman 1dari 8

BAB III

KASUS BANK CENTURY

INTRODUKSI

Awal mula terjadi nya kasus Bank Century adalah mengalami kalah kliring pada tanggal 18
Nov 2008.kalah kliring adalah suatu terminologi yang di pahami oleh semua masyarakat untuk
menggambarkan adanya defisit suatu bank.

sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta
kliring baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu.
Melakukan masalah internal yang terjadi di Bank Century penipuan oleh manajemen bank,
sehubungan dengan klien mereka:

 Penyimpangan dana untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century
pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalah Rp 1,4 Triliiun).
 Penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities Indonesia. Jika
produk tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK.

Kedua Point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank Century.
Dan Uang para nasabah pun tidak bisa dicairkan.

IDENTIFIKASI

Pada tahun 2005, Bank Indonesia menunjuk Bank abad dan mengatakan kepada mereka
kepada Bapepam-LK. Tetapi itu tidak pernah di tindak lanjut oleh Bapepam-LK. Kemudian pada
tahun 2006, Bank Indonesia Bank sekali lagi ditolak abad. Karena tidak lagi catatan penjualan
transaksi reksa dana di Bank Century arus kas, apa yang terjadi Namaun Bank Century terus
penjualan reksa dana fiktif yang terlibat, tetap kasus pada bulan November 2008 kemarin.

Setelah November 13, 2008, Bank Century pelanggan dalam bentuk devisa transksi
berwenang tidak dapat diambil, kliring bahkan tidak dapat mentransfer juga tidak mampu. Bank
hanya dapat mentransfer uang ke tabungan. Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini
terjadi pada semua Bank Century pelanggan.

Nasabah bank yang merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan uang di
bank pelanggan, tapi sekarang tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa Bank
Century Memperjualbelikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi dipasarkan
Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam LK. Dan benar manajemen Bank
Century tahu bahwa produk adalah ilegal.Permasalahan hit PT Bank Century Tbk pelanggan
adalah mahal. Kasus dapat mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak percaya bahwa
mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional. Bank Century kasus, sehingga bisa menyakiti
bank di Indonesia, dunia.

PEMBAHASAN

 Siapakah yang dirugikan ? Negara ? Bank Anggota LPS ? atau Nasabah ?


Jika kita pahami bahwa penyumbang terbesar kekayaan LPS itu berasal dari premi bank
peserta penjaminan maka ujung-ujungnya adalah berasal dari dana masyarakat yang disimpan
pada bank-bank tersebut.  Keputusan untuk mengalokasikan dana yang sangat besar tersebut
harus dipertanggungjawabk an oleh LPS kepada bank-bank anggota dan bank anggota harus
mempertanggungjawab kan kepada nasabahnya.

 Adakah mekanismenya ? Seberapa efektif kah ? Lalu, siapakah yang memperhatikan dan
membela kepentingan para nasabah bank-bank anggota LPS tersebut ?
Ada empat kali suntikan dana dari LPS ke Bank Century, yakni :
 Pertama pada 23 November 2008 senilai Rp 2,776 triliun (modal yang digunakan untuk
mengembalikan rasio kecukupan modal/CAR Bank Century dari negatif 3,53 persen
menjadi 8 persen).
 Kedua, pada 5 Desember 2008 senilai Rp 2,201 triliun.
 Ketiga, pada 3 Februari 2009 sebesar Rp 1,155 triliun untuk menutup kekurangan CAR
berdasarkan hasil perhitungan BI.
 Keempat, pada 21 Juli 2009 senilai Rp 630 miliar.
Bertahapnya suntikan dana bisa disebabkan berbagai kemungkinan, yaitu :
 Pertama, LPS tidak bisa sekaligus menyuntik dana.
 Kedua, tidak adanya hitung-hitungan yang pasti pada saat penetapan keputusuan
penyelamatan Bank Century
 Ketiga, salah hitung-hitungan untuk menetapkan berapa dana yang sebenarnya harus
disuntikkan.
 Keempat, LPS dicurigai meloloskan kucuran dana 18 juta dollar AS dari Bank Century
kepada pihak tertentu, yang memiliki hubungan utang piutang dengan pemegang saham
lama, tetapi masih dalam proses pengadilan.
 Apakah ada data-data nyata untuk digunakan dalam membandingkan semua alternatif
pilihan ?
Jika proses pengambilan keputusannya tidak bermutu, sebaiknya orang-orang yang
bertanggungjawab mengundurkan diri saja atau diberhentikan. Proses pengambilan keputusan
yang tidak mencukupi menggambarkan orang-orang yang terkait tidak perform alias tidak
profesional, minimal dalam pengambilan keputusan yang bermutu.
Jika terbukti terjadi salah perhitungan, itu artinya posisi awal hasil pembandingan cost,
benefit dan risiko sudah tidak tepat. Artinya, jika memang dana yang perlu disuntikkan itu
HARUS sebesar Rp. 6,77 triliun tersebut, mungkin keputusan yang paling tepat adalah Bank
Century tersebut ditutup saja. Ini juga bisa dianalisa oleh BPK.
Kesalahan melakukan perhitungan yang menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan
adalah tindakan tidak perform dari orang-orang yang terkait, alias tidak profesional.

 Berpotensi sistemik kah ?
Berpotensi sistemik adalah isu utama yang menjadi alasan mengapa Bank Century harus
diselamatkan. Ke-23 bank tersebut merupakan bank-bank yang selevel dan memiliki hubungan
bisnis dengan Bank Century. Di tengah krisis keuangan, kebangkrutan sebuah bank bisa
merembet cepat ke bank lain yang selevel.
Dengan menggunakan analisa hubungan sebab – akibat, maka alasan sistemik memang
masuk akal jika dijadikan sebagai dasar penyelamatan Bank Century. Faktor potensi sistemik
tersebut termasuk dalam komponen risiko ketika kita melakukan analisa cost, benefit, dan
risiko dari semua alternatif pilihan pengambilan keputusan yang ada.
Tentu saja kita berharap bahwa BPK juga melaksanakan analisis yang menyeluruh mengenai
kecukupan alternatif pilihan pengambilan keputusan yang relevan serta kecukupan analisis
cost, benefit dan risiko tersebut.

 Penyuntikan dana tersebut dapat menimbulkan kerugian atau tidak ?


Tentu saja LPS berpotensi mengalami kerugian. Tepatnya ketika LPS tidak bisa mendapatkan
kembali uang yang sebesar Rp. 6,77 triliun yang sudah dikucurkan. Penyelamatan Bank Century
berpotensi merugikan negara, dalam hal ini Lembaga Penjamin Simpanan, pada tahun 2011
saat LPS harus melepas kepemilikannya atau harus mendivestasi saham Century paling lambat
tiga tahun sejak pengambilalihan pada 21 November 2008, yaitu paling lambat November 2011.

 Adakah hubungan LPS dengan Pemerintah dan Negara ?


Tidak ada dana APBN yang digunakan dalam penyuntikan dana ke Bank Century, namun
ternyata terdapat potensi penggunaan dana masyarakat melalui bank dan LPS yang tidak dapat
dipertanggungjawabk an serta potensi upaya untuk mendapatkan keuntungan dari dana Bank
(baca: masyarakat) yang ada di LPS. Dari perspektif pemerintahan, sudah jelas tidak ada
hubungan penggunaan dana LPS dengan pemerintah. Namun, upaya penyelamatan bank
adalah usaha bersama-sama yang dilakukan oleh Pemerintah, BI dan LPS.
Jadi kita harus melihat tugas LPS dari perspektif negara bukan pemerintah. Itulah yang
harus disadari oleh Pemerintah, BI dan LPS. Artinya masyarakat luas adalah owner yang
sesungguhnya dari permasalahan penyelamatan Bank oleh Pemerintah dan BI dengan
menggunakan dana LPS.

KRONOLOGI BANK CENTURY


Tahun Peristiwa
1989  Robert Tantular mendirikan Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC). Namun, sesaat
setelah Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas alias rights issue pertama pada Maret
1999, Robert Tantular dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia.

2004  Dari merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC berdirilah Bank Century. Mantan Deputi
Senior Bank Indonesia Anwar Nasution disebut-sebut ikut andil berdirinya bank tersebut.
Tanggal 6 Desember 2004 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengesahkan Bank
Century.

2005  Budi Sampoerna menjadi salah satu nasabah terbesar Bank Century cabang Kertajaya,
Surabaya.

2008 Beberapa nasabah besar Bank Century menarik dana yang disimpan di bank besutan Robert
Tantular itu, sehingga Bank Century mengalami kesulitan likuiditas. Dintara nasabah besar itu
adalah Budi Sampoerna, PT Timah Tbk, dan PT Jamsostek.

1 Oktober Budi Sampoerna tak dapat menarik uangnya yang mencapai Rp 2 triliun di Bank Century.
2008  Sepekan kemudian, bos Bank Century Robert Tantular membujuk Budi dan anaknya yang
bernama Sunaryo, agar menjadi pemegang saham dengan alasan Bank Century mengalami
likuiditas.

13 Gubernur Bank Indonesia Boediono membenarkan Bank Century kalah kliring atau tidak bisa
November membayar dana permintaan dari nasabah sehingga terjadi rush.
2008 
Kemudian, Bank Indonesia menggelar rapat konsulitasi melalui telekonferensi dengan Menteri
Keungan Sri Mulyani, yang tengah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
sidang G-20 di Washington, Amerika Serikat.
14 Bank Century mengajukan permohonan fasilitas pendanaan darurat dengan alasan sulit
November mendapat pendanaan. Budi Sampoerna setuju memindahkan seluruh dana dari rekening di
2008  Bank Century cabang Kertajaya, Surabaya ke Cabang Senayan, Jakarta.
20 Bank Indonesia menyampaikan surat kepada Menkeu tentang Penetapan Status Bank Gagal
November pada Bank Century dan menyatakan perlunya penanganan lebih lanjut. Selaku Ketua Komite
2008 Stabilitas Sektor Keuangan, Sri Mulyani langsung menggelar rapat untuk membahas nasib
Bank Century.

Dalam rapat tersebut, Bank Indonesia melalui data per 31 Oktober 2008 mengumumkan
bahwa rasio kecukupan modal atau CAR Bank Century minus hingga 3,52 persen.

Diputuskan, guna menambah kebutuhan modal untuk menaikkan CAR menjadi 8 persen
adalah sebesar Rp 632 miliar. Rapat tersebut juga membahas apakah akan timbul dampak
sistemik jika Bank Century dilikuidasi. Dan menyerahkan Bank Century kepada lembaga
penjamin.

21 Mantan Group Head Jakarta Network PT Bank Mandiri, Maryono diangkat menjadi Direktur
November Utama Bank Century menggantikan Hermanus Hasan Muslim. 
2008

22 Delapan pejabat Bank Century dicekal. Mereka adalah Sualiaman AB (Komisaris Utama),
November Poerwanto Kamajadi (Komisaris), Rusli Prakarta (komisaris), Hermanus Hasan Muslim
2008  (Direktur Utama), Lila K Gondokusumo (Direktur Pemasaran), Edward M Situmorang (Direktur
Kepatuhan) dan Robert Tantular (Pemegang Saham).

23 Lembaga penjamin langsung mengucurkan dana Rp 2,776 triliun kepada Bank Century. Bank
November Indonesia menilai CAR sebesar 8 persen dibutuhkan dana sebesar Rp 2,655 triliun. Dalam
2008 peraturan lembaga penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat menambah modal sehingga
CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun.
26 Robert Tantular ditangkap di kantornya di Gedung Sentral Senayan II lantai 21 dan langsung
November ditahan di Rumah Tahanan Markas Besar Polri. Robert diduga mempengaruhi kebijakan direksi
2008  sehingga mengakibatkan Bank Century gagal kliring. Pada saat yang sama, Maryono
mengadakan pertemuan dengan ratusan nasabah Bank Century untuk meyakinkan bahwa
simpanan mereka masih aman.
Periode Dana pihak ketiga yang ditarik nasabah dari Bank Century sebesar Rp 5,67 triliun.
November
hingga
Desember
2008 
Desember Lembaga penjamin mengucurkan untuk kedua kalinya sebesar Rp 2,201 triliun. Dana tersebut
2008  dikucurkan dengan alasan untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank.
3 Februari Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR
2009 berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia, atas perhitungan direksi Bank Century.

1 April 2009  Penyidik KPK hendak menyergap seorang petinggi kepolisian yang diduga menerima suap.
Namun penyergarapan itu urung lantaran suap batal dilakukan. Dikabarkan rencana
penangkapan itu sudah sampai ke telinga Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.
Sejak itulah hubungan KPK-Polri kurang mesra.
Pertengaha Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji mengeluarkan surat klarifikasi kepada direksi Bank
n April 2009  Century. Isi surat tersebut adalah menegaskan uang US$ 18 juta milik Budi Sampoerna dari PT
Lancar Sampoerna Besatari tidak bermasalah.

29 Mei Kabareskrim Susno Duadji memasilitasi pertemuan antara pimpinan Bank Century dan pihak
2009  Budi Sampoerna di kantornya. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa Bank Century akan
mencairkan dana Budi Sampoerna senilai US$ 58 juta -dari total Rp 2 triliun- dalam bentuk
rupiah.

Juni 2009  Bank Century mengaku mulai mencairkan dana Budi Sampoerna yang diselewengkan Robert
Tantular sekitar US$ 18 juta, atau sepadan dengan Rp 180 miliar. Namun, hal ini dibantah
pengacara Budi Sampoerna, Lucas, yang menyatakan bahwa Bank Century belum membayar
sepeserpun pada kliennya.

Juli 2009  KPK melayangkan surat permohonan kapada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan
audit terhadap Bank Century.

Akhir Juni Komisaris Jendral Susno Duadji mengatakan ada lembaga yang telah sewenang-wenang

2009 menyadap telepon selulernya.

2 Juli 2009  KPK menggelar koferensi pers. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit Samad
Riyanto megatakan jika ada yang tidak jelas soal penyadapan, diminta datang ke KPK.
21 Juli 2009 Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi kebutuhan CAR Bank
Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan hasil assesment Bank Indonesia atas hasil
auditro kantor akuntan publik. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun.

12 Agustus Mantan Direktur Utama Bank Century Hermanus Hasan Muslim divonis 3 tahun penjara karena
2009  terbukti menggelapkan dana nasabah Rp 1,6 triliun. Dan tanggal 18 Agustus 2009, Komisaris
Utama yang juga pemegang saham Robert Tantular dituntut hukuman delapan tahun penjara
dengan denda Rp 50 miliar subsider lima tahun penjara.

27 Agustus Dewan Perwakilan Rakyat memanggil Menkeu Sri Mulyani, Bank Indonesia dan lembaga
2009  penjamin untuk menjelaskan membengkaknya suntikan modal hingga Rp 6,7 triliun. Padahal
menurut DPR, awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank
Century.

Dalam rapat tersebut Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa jika Bank Century ditutup akan
berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Pada hari yang sama pula, Wakil Ketua KPK
Bibit Samad Riyanto menyatakan bhwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan statusnya
menjadi penyelidikan.
28 Agustus Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah pernyataan Sri Mulyani yang menyatakan bahwa
2009  dirinya telah diberitahu tentang langkah penyelamatan Bank Century pada tanggal 22 Agustus
2008 --sehari setelah keputusan KKSK. Justru Kalla mengaku dirinya baru tahu tentang itu
pada tanggal 25 Agustus 2008.

10 Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dipimpin Sugeng Riyono memutus Robert
September Tantular dengan vonis hukuman 4 tahun dengan denda Rp 50 miliar karena dianggap telah
2009  memengaruhi pejabat bank untuk tidak melakukan langkah-langkah yang diperlukan sesuai
dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

30 Laporan awal audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Bank Century sebanyak 8 halaman
September beredar luas di masyarakat. laporan tersebut mengungkapkan banyak kelemahan dan
2009  kejanggalan serius di balik penyelamatan Bank Century dan ada dugaan pelanggaran
kebijakan dalam memberikan bantuan ke Bank Century.
2 Oktober Nama Bank Century diganti menjadi Bank Mutiara.
2009 
21 Oktober Akibat kejanggalan temuan BPK tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung membentuk
2009 tim kecil untuk menggulirkan hak angket guna mengkaji kasus Bank Century. Lima hari
kemudian, wacana pembentukan Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk mengusut kasus
Bank Century menjadi perdebatan di DPR.
12 139 anggota DPR dari 8 Fraksi mengusulkan hak angket atas pengusutan kasus Bank
November Century.
2009 

KESIMPULAN DAN SARAN

Krisis yang melanda PT Bank Century Tbk kehilangan abad kliring Bank untuk memimpin Bank Indonesia
(BI). Hal ini karena tidak ada deposito bank sudah Centry uang tunai untuk prefund BI. Century Bank untuk bertemu,
karena itu, tidak ada pembayaran dari pelanggan.
Selain itu, bahkan lebih buruk lagi adalah penemuan abad kasus penipuan bank terhadap klien adalah
investasi fiktif penjualan kepada nasabah bank abad. Penemuan kasus ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan
pelanggan abad ke bank, ketika mereka yang menyebabkan Bank Century dengan pihak berwenang. Pihak
berwenang, termasuk Komisaris dan berbagi Antaboga Bank Century Reksa Dana sebagai pelaku tersangka dalam
kasus penipuan ini. Bank Century properti dan kemudian diambil alih pemerintah oleh Institute of Deposito (LPS).
Pengawasan yang efektif akan mampu mendeteksi permasalahan lebih dini. Sikap yang
tepat terhadap hasil pengawasan membutuhkan kemampuan pengambilan keputusan yang tepat
dan segera sesuai dengan tingkat urgensinya. Melaksanakan pengawasan hanya bertumpu pada
compliance yang normatif cenderung tidak akan menemukan masalah-masalah substasial yang
sebenarnya terjadi. Dibutuhkan kemampuan analisa yang luas dan mendalam, lebih dari sekedar
pengumpulan data dan kelengkapan pengisian form compliance checking.

Kegagalan menemukan gejala sesuatu permasalahan yang sesungguhnya sedang terjadi


juga mengindikasikan tidak efektifnya sistem dan proses kerja pengawasan yang dimiliki. Setiap
kegagalan yang dialami suatu sistem dan proses kerja sudah seharusnya memicu
penyempurnaannya yang pelaksanaannya juga harus bisa menghasilkan perubahan substansial
yang nyata, bukan hanya terpaku pada produk dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai