Anda di halaman 1dari 15

BRYOPHYTA

TUMBUHAN LUMUT
TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

I. Pendahuluan

Tumbuhan lumut adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih
tinggi daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri
terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan
dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio. Meskipun tumbuhan lumut
hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga
tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan amfibi. Bentuk dan susunan gametangium yang
spesifik pada tumbuhan lumut ialah terutama pada arkegonium yang berbentuk seperti
botol dan terdiri atas bagian perut dan bagian leher, sehingga tumbuhan lumut termasuk
golongan Archegoniata. Berhubung dalam perkembangan sporofitnya tumbuhan lumut
membentuk embrio, dan untuk terjadinya pembuahan gamet jantan mencapai sel telur
tanpa harus melalui "siphon", maka tumbuhan lumut tergolong Embriophyta asiphonogama.

Dalam siklus hidup yang normal generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid
(sporofit) bergiliran secara teratur. Penyimpangan dari siklus hidup yang normal dapat
mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori. Sporofit yang terjadi karena peristiwa
apogami adalah haploid, sebaliknya gametofit yang terjadi karena peristiwa apospori adalah
diploid dan menghasilkan gamet yang diploid pula. Pembagian klasifikasi Bryophyta yang
pertama menurut Eichler (1883) didasarkan atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan
perkembangan gametangium serta sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu
Hepaticae dan Musci. Dalam perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa
Anthocerotales (anggota dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur
gametofit dan sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas
tersendiri yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae,
Anthocerotae, dan Musci.

Berhubung nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam
Kode Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer (1957)
mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


II. Ciri – Ciri Bryophyta
1) Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik.
2) Tak memiliki akar, batang dan daun sejati (talus).
3) Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem).
4) Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit – sporofit).
5) Reproduksi seksual dan aseksual (spora).
6) Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
7) Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan
lumut.
8) Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan
peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi
untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki
dinding sel yang terdiri dari selulosa.
9) Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda.
10) Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta, apofisis,
kaliptra, kolumela.

III. Reproduksi Bryophyta

Reproduksi lumut
bergantian antara fase
seksual dan aseksual melalui
pergiliran keturunan atau
metagenesis. Reproduksi
aseksual dengan spora
haploid yang dibentuk
dalam sporofit. Reproduksi
seksualnya dengan
membentuk gamet-gamet
dalam gametofit. Ada dua
macam gametangium yaitu
arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang
disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


bulat seperti gada. Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan lumut
disebut berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau
arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis).

Lumut yang sudah teridentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16 ribu spesies dan telah
dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu: lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.

Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:

1) Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid


2) Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum

Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu
(Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).Gerakan
spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat
kimia berupa lendir yang dihasilkn oleh sel telur.

Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :

1) Vaginula (kaki)
2) Seta (tangkai)
3) Apofisis (ujung seta yang melebar)
4) Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut
membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


Perkembang biakan secara seksual berlangsung dengan cara penyatuan antara sel
kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Perkembang biakan secara aseksual dapat terjadi
dengan banyak cara, antara lain :

1) Membentuk tunas pada pangkal batang dan selanjutnya tunas terlepas dan berkembang
menjadi individu baru.
2) Membentuk stolon
3) Batang lumut yang bercabang-cabang mati, lalu cabangnya tumbuh dan berkembang
menjadi individu baru .
4) Protonema primer membentuk individu baru.
5) Protonema putus-putus menjadi banyak protonema, dan
6) Membentuk kuncup

IV. Cara Hidup dan Habitat


1) Tumbuhan lumut (gametofit) mengambil makanan (Bahan anorganik) menggunakan
rhizoid, dengan cara difusi
2) Lumut mensintesis sendiri bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis
3) Lumut hidup pada tempat yang teduh, lembab, dan basah, seperti tanah, bebatuan dan
pohon
4) Kebanyakan hidup menempel pada batang pohon (epifit) atau menempel pada daun
(epifil).

V. Klasifikasi

Lumut dikelompokkan atas 3 kelas, yaitu:

1. Lumut Hati (Hepaticopsida)

A. Klasifikasi

Klasifikasi lumut hati

Regnum : Plantae

Division : Hepaticophyta

Kelas : Hepaticosida

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


Ordo : Hepaticoceales

Family : Hepaticoceae

Genus : Hepaticopsida

Spesies : Hepaticopsida sp

B. Pengertian

Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.


Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa
penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisah lumut hati ke
dalam divisio baru.

Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding


tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak
lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal
ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan
kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati
beranggota lebih dari 6000 spesies.

Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.


Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.

Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada
hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat
sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul
terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan
reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan
struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah
Marchantia polymorpha dan porella.

C. Ciri – Ciri Hepaticopsida


1) Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
2) Gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti
payung. Sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan
meristematik

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


3) Berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan
fragmentasi, tunas, dan kuncup eram
4) Habitatnya di tempat lembab

D. Tempat Hidup Hepaticopsida


1) Pada tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh yang himogrof. Pada
tempat-tempat yang kering, untuk struktur tubuh yang xeromorf (alat
penyimpan air).
2) Sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di
daerah tropika.

E. Susunan Tubuh Hepaticopsida

Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu


lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.

Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian


bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada
batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus. Pada jenis ini, terletak
pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul
atau kaki tangkai dan kapsul.

Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratu, seperti pita
bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid. Pada
rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut
piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup
eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan.

Protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu


yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung
minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik kumpulan tetes-tetes
minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak pernah ditemukan pada
tumbuhan lain.

F. Reproduksi Hepaticopsida
a) Secara Aseksual

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


Menggunakan spora dan tunas.

b) Secara Seksual

Anteredium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar


bunga betina agak melebar dan berbentuk payung, dengan cuping berbentuk
jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur – alur diantara
cuping – cuping dengan leher menekuk kebawah. Anteredium merekah,
mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium, generasi sporofit dari telur yang
sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola),
bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel.
Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki
oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel – sel
induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan
dinding bagian dalam terpilin. Setelah meiosis terbentuklah tetraspora,
tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi
terdorong kebawah. Kapsul lalu mengering dan terbuka memancarkan spora,
lepasnya spora dari kapsul dibantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat
mengeringnya kapsul, elater menggulung menjadi kering dan menggandakan
gerakan sentakan yang melebar spora ke udara.

G. Peranan Hepaticopsida
 Fungsi
1) Sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih besar yang tumbuh dipohon
Karena akar-akar lumut dapat menyimpan tanah.
2) Sebagai penyedia makanan bagi hean-hewan kecil dan tanaman lain yang
semuanya tersimpan diakar lumut.
3) Sebagai sarang hewan-hewan kecil Karen biasanya terdapat celah-celah pada
tumbuhan tersebut segingga hewan bias masuk kedalamnya.
4) Sebagai penyimpanan air dalam jumlah yang cukup besar. lumut menjaga
kelembaban udara dan porositas tanah

 Manfaat

Lumut dari marga Polythrichum adalah salah satu contoh yang dapat digunakan
sebagai penutup media tanam tanaman hias atau taman dan bahan kasur.

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


Manfaat lainnya, ada lumut yang dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat,
meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara
tradisional lumut dari marga Marchantia (lumut hati) yang bentuknya mirip hati,
digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis. Sementara, lumut spagnum
dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.

2. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)


A. Klasifikasi

Klasifikasi lumut tanduk

Regnum : Plantae

Division : Antheceroptophyta

Kelas : Antheceroptopsida

Ordo : Antheceroptoceales

Family : Antheceroptoceae

Genus : Antheceroptopsida

Spesies : Antheceroptopsida sp

B. Pengertian

Lumut tanduk atau disebut juga Anthocerotopsida adalah anggota


tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam
superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Tumbuhan ini biasa hidup melekat di
atas tanah dengan perantara rizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang
sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah
talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut tanduk sering dijumpai hidup
di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan.

Anthoserofita tidak berbeda jauh dengan lumut hati. Perbedaan lumut


tanduk dengan lumut hati adalah sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang
dengan hamparan gametofit seperti karpet yang lebar. Lumut tanduk berdasarkan

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


asam nukleatnya memiliki kekerabatan hubungan yang dekat dengan tumbuhan
berpembuluh (trakeofita/tumbuhan vaskuler). Contoh lumut tanduk adalah
Anthoceros laevis.

C. Ciri – Ciri Anthoceratopsida


1) Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya
2) Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan paling dekat
dengan tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
3) Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk
4) Rhizoid berada pada bagian ventral
5) Habitatnya di daerah yang mempunyai kelembaban tinggi

D. Tempat Hidup Anthoceratopsida

Dijumpai di tepi – tepi sungai atau danau, seringkali di sepanjang selokan, dan di tepi
jalan yang basah atau lembap.

E. Susunan Tubuh Anthoceratopsida

Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram


dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara – perantara
rizoid – rizoid susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu
kloroplas dengan satu pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan
dua sel penutup berbentuk ginjal.

Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang


antara 5 – 6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan
gametofit.

F. Reproduksi Anthoceratopsida

Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.


Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul
pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel
dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan
sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus –menerus
membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak
makan akana pecah seperti buah plongan s, menghasilakan jaringan yang terdiri dari

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


beberapa deretan sel –sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel
jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

3. Lumut Daun (Bryopsida)

A. Klasifikasi

Klasifikasi lumut hati

Regnum : Plantae

Division : Bryophyta

Kelas : Bryopsida

Ordo : Bryopceales

Family : Bryopceae

Genus : Bryopsida

Spesies : Bryopsida sp

B. Pengertian

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan
kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif
dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk
lumut baru.

Lumut daun banyak terdapat di tempat – tempat yang lembap, mempunyai


struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.

Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya


dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun
sporofitnya sudah mempunyai bagian – bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari
lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri
dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan
berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul.
Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi
Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae.
Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi
sporogoniumnya.

Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri – ciri antara lain: protonema


berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya
membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak
mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya
pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal
sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara
membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang
tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas
sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae
dan Arthrodonteae.

Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut – rambut yang mengelilingi stoma


pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila
spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora
dapat keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom,
bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang
penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari
perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang.
Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu
yang lebih banyak.

Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan


diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung
pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: Polytricum juniperinum, Furaria,
pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.

C. Ciri – Ciri Bryopsida

Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap


hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok
tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih – alih akar, organ penyerap

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat
berfotosintesis. Secara lengkap ciri – ciri yang dimiliki lumut daun yaitu:

1) Fase dominannya adalah fase gametofit .


2) Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid .
3) Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang
menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperma.
4) Mempunyai struktur seperti akar (rizoid) dan struktur seperti daun.
5) Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung
pada gametofit.
6) Tubuhnya mempunyai struktur yang mirip batang, daun, dan akar, tetapi tidak
mempunyai sel / jaringan dan fungsi seperti pada tumbuhan tingkat tinggi .
7) Gametofit dibedakan dengan 2 tingkatan, yaitu protonema yang berbentuk
benang dan gametofora yang berupa tumbuhan lumut .
8) Sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra
spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat
lembab.

D. Tempat Hidup Bryopsida

Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik


mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh.
Selanjutnya lumut – lumut ini dapat juga kita jumpai diantara rumput – rumput, di
atas batu – batu cadas, pada batang pohon dan cabang – cabang pohon, di rawa –
rawa, tetapi jarang di dalam air.

E. Susunan Tubuh Bryopsida

Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun
tersusun dalam 3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu
batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis
korteks, dan silinder pusat.

Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki,
tangkai, dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang
di ujung kapsul.

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


F. Reproduksi Bryopsida

Alat – alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang –
cabangnya, dan dikelilingi oleh daun – daun yang letaknya paling atas. Daun – daun
itu kadang – kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada
jungermaniales juga dinamakan periantum.

Alat – alat kelamin itu dikatakan bersifat hermaprodit atau berumah satu, jika
dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium dan dinamakan berumah dua jika
kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat – alat
kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut – rambut yang
terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh
buah fungi rambut – rambut steril itu dinamakan parafisis.

G. Peranan Bryopsida
 Fungsi
1) Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan
air (karena sifat selnya yang menyerupai spons).
2) Bisa digunakan sebagai ornamen tata ruang.
3) Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapas, jika Spagnum
ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembapan
tanah.
 Manfatat

Lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih
diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional
lumut dari marga usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan
cara direbus. Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat
penyakit kulit dan mata.

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)


DAFTAR PUSTAKA

http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut.html

http://dedyaristyanto.blogdetik.com/category/materi-biologi-sma/

http://green-airil.blogspot.com/2009/09/bryophyta-lumut.html

TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)

Anda mungkin juga menyukai