GUNUNG GALUNGGUNG
1
Galunggung dibagi dalam tiga satuan morfologi, yaitu: Kerucut Gunung Api,
Kaldera, dan Perbukitan Sepuluh Ribu
Kerucut gunung api, menempati bagian barat dan selatan, dengan
ketinggian 2168 m diatas permukaan laut, dan mempunyai sebuah kawah tidak
aktif bernama Kawah Guntur yang berbentuk melingkar berdiameter 500 meter
dengan kedalaman 100 – 150 meter. Kerucut ini merupakan kerucut gunungapi
Galunggung tua sebelum terbentuknya Kaldera, mempunyai kemiringan lereng
hingga 30° di daerah puncak dan menurun hingga 5° di bagian kaki. Kaldera
Galunggung berbentuk sepatu kuda yang terbuka ke arah tenggara dengan panjang
sekitar 9 km dan lebar antara 2-7 km. Dinding Kaldera mempunyai ketinggian
maksimum sekitar 1000 meter di bagian barat-barat laut dan menurun hingga 10
m di bagian timur-tenggara.
Di dalam kaldera terdapat kawah aktif berbentuk melingkar dengan
diameter 1000 meter dan kedalaman 150 meter. Di dalam kawah ini terdapat
kerucut silinder dengan ketinggian 30 meter dari dasar kawah dan kaki kerucut
berukuran 250 x 165 meter yang terbentuk selama periode letusan 1982-1983.
Pada Desember 1986, kerucut silinder ini tertutup oleh air danau kawah; dan pada
1997, setelah volume air danau kawah dikurangi melalui terowongan pengendali
air danau, kerucut silinder ini muncul kembali di permukaan air danau.
Perbukitan Sepuluh Ribu atau disebut juga perbukitan “Hillock”, terletak di lereng
kaki bagian timur-tenggara dan berhadapan langsung dengan bukaan kaldera.
Perbukitan ini menempati dataran Tasikmalaya dengan luas sekitar 170 km2,
dengan jarak sebaran terjauh 23 km dari kawah pusat dan terdekat 6,5 km. Lebar
sebaran nya sekitar 8 km dengan sebaran terpusat pada jarak 10 – 15 km. Jumlah
bukit nya sekitar 3.600 buah dengan tinggi bukit bervariasi antara 5 sampai 50
meter di atas dataran Tasikmalaya dengan diameter kaki bukit antara 50 – 300
meter serta kemiringan lereng antara 15o – 45o. Perbukitan ini terbentuk sebagai
akibat dari letusan besar yang menghasilkan kaldera tapal kuda dan melongsorkan
kerucut bagian timur-tenggara, yang terjadi sekitar 4200 tahun yang lalu.
Dalam sejarahnya Galunggung telah meletus empat (4) kali, yaitu pada
1822, 1894, 1918 dan 1982-83 dengan periode letusannya bervariasi dari beberapa
2
jam hingga beberapa bulan [DVMBG, 2003]. Letusan 1822 terjadi dalam satu
hari, pada tanggal 8 Oktober 1822, antara jam 13.00 hingga 17.00 WIB;
sedangkan letusan 1894 terjadi selama 13 hari, pada tanggal 7-19 Oktober 1894.
Letusan 1918 terjadi selama 4 hari, pada tanggal 16 – 19 Juli 1918, dan letusan
1982-83, terjadi selama 9 bulan, dari tanggal 5 April 1982 – 8 Januari 1983.
Karakter letusan. Galunggung umumnya berupa erupsi leleran sampai dengan
letusan yang sangat dahsyat yang berlangsung secara singkat atau lama, atau dari
letusan yang bertipe Strombolian hingga Pellean.
Mengingat potensi bahaya letusannya, aktivitas gunung Galunggung
dipantau secara kontinyu (24 jam) di Pos Pengamatan Gunungapi Galunggung, di
kampung Sayuran. Pemantauan dilakukan dengan peralatan seismometer serta
secara visual. Pengamatan kegempaan dengan seismometer ini dimulai Sejak awal
April 1982 sampai Semarang. Disamping itu, dilakukan pula secara berkala
penelitian lapangan di daerah puncak, berupa pengukuran temperatur air danau
kawah dan solfatara/fumarola serta pengamatan perkembangan pertumbuhan
kerucut sinder.
Pemantauan kemagnetan juga pernah dilakukan selama periode September
1982 – Maret 1983. Disamping itu pada periode letusan 1982-83, juga dilakukan
pemantauan deformasi dengan dengan metoda ungkitan (dry tilt) dan pengukuran
jarak secara elektronis menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement).
Sejak Juni 2001, Departemen Teknik Geodesi ITB bekerjasama dengan Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mulai melaksanakan pemantauan
deformasi gunung Galunggung dengan metode Survei GPS [Abidin et al., 2002]
yang berbasiskan pada pengamatan satelit GPS (Global Positioning System)
Sumber : http://tapala.wordpress.com
3
PEMBAHASAN
4
KESIMPULAN
Morfologi dari gunung Galunggung ada tiga yaitu Kerucut Gunung Api,
Kaldera, dan Perbukitan Sepuluh Ribu