Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI BAHAN BELAJAR BERBASIS WEB

(INTERNET)

1. Pengantar evaluasi bahan belajar berbasis web (Internet)


Pengertian evaluasi menurut para ahli seperti dikemukakan oleh Kaufman
dan Thomas (1980) merupakan proses untuk menaksir kualitas dari apa yang
sedang berlangsung. Pada evaluasi menuntut adanya kriteria tertentu untuk
menentukan kualitas dari apa yang dievaluasi. Weiss (1972) selanjutnya
menyatakan bahwa alasan dasar adanya evaluasi adalah untuk
menyediakan informasi bagi diadakannya suatu tindakan tertentu. Evaluasi
memberikan rasionalisasi dalam pengambilan keputusan.
Evaluasi bahan belajar pada dasarnya merupakan suatu proses
pengumpulan data untuk menentukan kualitas bahan belajar tersebut. Kaitan
dengan bahan belajar berbasis web, yang dimaksud disini adalah bahan
belajar yang disajikan melalui internet.
Evaluasi bahan belajar disini apabila ditujukan untuk menentukan
keberhasilan atau menilai tentang kelebihan dan kelemahan sesuatu ketika
masih dalam tahap pengembangan maka disebut evaluasi formatif. Hal ini
senada dengan apa yang diungkapkan oleh Scriven (1967), evaluasi formatif
diistilahkan sebagai proses revisi atau pengujian pengembangan. Sedangkan
apabila ditujukan untuk menentukan keberhasilan suatu program setelah
program tersebut telah melalui tahap implementasi untuk menentukan
keefektifannya, maka dikenal dengan evaluasi sumatif.
Berkenaan dengan evaluasi bahan belajar berbasis web, kalau tujuannya
untuk mengukur kualitas bahan belajar tersebut dalam rangka
perbaikan/revisi program berarti evaluasi formatif. Tetapi apabila berkenaan
dengan pemanfaatan program itu sendiri, berarti evaluasi sumatif.
Keputusan yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut juga berbeda.
Keputusan hasil evaluasi formatif berupa perlunya revisi atau perbaikan
pada bahan belajar berbasis web atau tidak. Sedangkan hasil evaluasi
sumatif adalah keputusan untuk menggunakan atau tidak bahan belajar
berbasis web tersebut.

2. Prinsip-prinsip evaluasi bahan belajar berbasis web


Berdasarkan pengertian evaluasi bahan belajar di atas, beberapa prinsip
evaluasi bahan belajar berbasis web antara lain:
1. Evaluasi hendaknya berorientasi pada pencapaian tujuan.
2. Memperhatikan karakteristik bahan belajar berbasis web.
3. Melibatkan kegiatan pengukuran dan penilaian untuk menentukan
keberhasilan/kualitas suatu bahan belajar berbasis web.
4. Karena melibatkan kegiatan pengukuran dan penilaian, maka menuntut
adanya alat ukur yang tepat dan kriteria tertentu untuk menentukan
kualitas bahan belajar berbasis web.
5. Hasil evaluasi bahan belajar berbasis web hendaknya dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan untuk merevisi/ memperbaiki bahan
belajar tersebut.
6. Diperlukan adanya evaluator dalam pelaksanaannya, yaitu pihak yang
terlibat dalam pengembangan bahan belajar berbasis web.

3. Fungsi dan kegunaan evaluasi bahan belajar berbasis web


Menurut Scriven (Fernandes, 1984) mengidentifikasi fungsi evaluasi sebagai
berikut:
1. Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang bertujuan untuk mengumpulkan
data pada waktu proses pendidikan masih berlangsung. Data hasil
evaluasi ini digunakan untuk membentuk dan memodifikasi program
kegiatan.
2. Evaluasi sumatif, dilakukan setelah kegiatan benar-benar telah dijalankan.
Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan sejauh mana suatu program
memiliki nilai kemanfaatan terutama jika dibandingkan dengan
pelaksanaan program-program yang lain.
Gronlund dan Linn (1985) menambah evaluasi penempatan dan diagnostik
dalam mengklasifikasi fungsi evaluasi sebagai berikut:
1. Evaluasi penempatan, berfungsi untuk menentukan kemampuan, prestasi
awal peserta didik pada permulaan pembelajaran.
2. Evaluasi formatif, berfungsi untuk memantau kemajuan belajar selama
pembelajaran. Evaluasi ini bertujuan menyediakan umpan balik yang
terus menerus bagi peserta didik maupun pendidik tentang kemajuan dan
kegagalan pembelajaran. Umpan balik bagi peserta didik menyediakan
penguatan dari pembelajaran yang berhasil dan mengenali kesalahan-
kesalahan belajar spesifik yang perlu diperbaiki. Umpan balik bagi
peserta didik menyediakan informasi untuk memodifikasi pembelajaran.
3. Evaluasi diagnostik, berfungsi untuk mendiagnosa kesulitan-kesulitan
belajar selama pembelajaran.
4. Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengevaluasi prestasi pada akhir
pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan sedikitnya ada 4


(empat) fungsi penting dari evaluasi pembelajaran. Keempat fungsi tersebut
adalah evaluasi penempatan, evaluasi formatif, evaluasi diagnostik, dan
evaluasi sumatif.
1. Evaluasi penempatan
Hasil evaluasi dapat juga dijadikan dasar untuk menempatkan seseorang
pada level sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Misalnya untuk
menempatkan peserta kursus Bahasa Inggris apakah termasuk dalam
level dasar (basic) atau lanjut (advance).
2. Evaluasi formatif
Dari hasil evaluasi, evaluator akan memperoleh umpan balik atau
masukan tentang sejauh mana kegiatan pembelajaran yang telah mereka
laksanakan berhasil, bagaimana kualitas program multimedia
pembelajaran yang sedang mereka kembangkan, dan lain-lain. Jika dari
hasil evaluasi menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan
kesalahan/kekurangan pada program multimedia tersebut, maka perlu
segera diadakan revisi/perbaikan.
3. Evaluasi diagnostik
Evaluasi juga dapat berfungsi sebagai alat diagnostik; yaitu apabila alat
yang digunakan untuk mengevaluasi memenuhi persyaratan, maka
hasilnya dapat digunakan untuk mendiagnosa kelemahan-kelemahan
siswa. Guru akan mengetahui pada materi mana siswa mengalami
kelemahan, sehingga guru dapat mengambil tindakan yang tepat
misalnya melakukan remedial teaching, mengubah strategi
pembelajarannya dan lain-lain.
4. Evaluasi sumatif
Dari hasil evaluasi, maka akan diperoleh informasi tentang berhasil
tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, atau
keberhasilan pemanfaatan bahan belajar berbasis web dalam proses
pembelajaran.
Kaitan dengan evaluasi bahan belajar berbasis web, maka fungsi evaluasi
bahan belajar berbasis web adalah evaluasi formatif yaitu untuk memperoleh
informasi berupa masukan tentang kualitas program baik ditinjau dari aspek
kurikulum, isi materi, instruksional maupun aspek cosmetic.
Jika Anda sedang mengembangkan bahan belajar berbasis web, tentu Anda
ingin mengetahui seberapa jauh kualitas program yang sedang Anda
kembangkan. Disinilah pentingnya evaluasi program bahan belajar berbasis
web. Di sisi lain, informasi-informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi
dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Disamping itu, dasar pentingnya evaluasi formatif dalam pengembangan
bahan/media pembelajaran berdasarkan sejumlah penelitian empirik
menunjukkan bahwa bahan ajar yang dievaluasi secara formatif , secara
statistik dapat meningkatkan performance siswa dibandingkan dengan materi
ajar yang tidak dievaluasi pada saat pengembangannya (Nathenson dan
Henderson, 1980).
4. Teknis (prosedur) melakukan evaluasi bahan belajar berbasis web
Dalam melaksanakan evaluasi bahan belajar berbasis web, kita perlu
memperhatikan karakteristik bahan belajar berbasis web. Program
multimedia pembelajaran berbasis web adalah perpaduan harmonis antar
berbagai media (teks, gambar, grafik/diagram, audio, video, animasi) yang
disajikan melalui media internet secara sinergi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut MJ. Hannafin, 1988, 12 karakteristik yang dapat mengefektifkan
program multimedia pembelajaran:
1) Program hendaknya dirancang berdasarkan tujuan instruksional.
2) Dibuat sesuai karakteristik siswa.
3) Memaksimalkan interaktif.
4) Bersifat individual.
5) Dapat mempertahankan minat siswa.
6) Dirancang sesuai dengan pendekatan sistem.
7) Mampu memberikan berbagai macam umpan balik.
8) Disesuaikan dengan lingkungan belajar.
9) Tampilannya terlihat menarik.
10)Memanfaatkan kemampuan komputer secara maksimal.
11)Dirancang sesuai prinsip desain instruksional.
12)Dievaluasi secara keseluruhan dari berbagai segi sebelum
disebarluaskan.
Disamping itu, dalam mengevaluasi program multimedia pembelajaran
(bahan belajar berbasis web) beberapa hal/unsur yang harus dieavaluasi
menurut Hannafin & Peck, 1996 antara lain:
1) Kurikulum dan Desain Instruksional
2) Konten/Isi Materi
3) Komunikasi
4) Kapasitas Komputer
5) Kreativitas
6) Kompatibilitas
7) Kosmetik
Ketujuh unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Kurikulum dan Desain Instruksional
Unsur kurikulum dan desain instruksional antara lain meliputi: kesesuaian
sasaran, kelengkapan unsur-unsur pembelajaran, kejelasan tujuan,
konsistensi tujuan-materi-evaluasi, pemberian contoh, aspek-aspek
pedagogis
2) Konten
Unsur konten antara lain meliputi: kebenaran substansi materi, kecukupan
cakupan, kedalaman, aktualitas, kelengkapan sumber.
3) Komunikasi
Komunikasi antara lain meliputi: kejelasan pesan, interaktivitas,
penumbuhan motivasi, pemanfaatan prinsip komunikasi efektif (to the
point, tugas/pernyataan yang menantang, informasi dan penjelasan yang
aktual dan atau konstektual, ilustrasi dan visualisasi yang bagus dan
menarik, pemecahan masalah, kuis dan atau game-game).
4) Kapasitas Komputer
Unsur kapasitas komputer antara lain meliputi: efektifitas pemanfaatan
kemampuan komputer, multimedia, hyperlink, simulasi.
5) Kreatifitas
Unsur kreatifitas antara lain meliputi: gagasan yang baru, original, unik,
dan tidak melanggar rambu-rambu etika.
6) Kompatibilitas
Unsur kompatibilitas: sesuai dengan teknologi yang telah ada, dapat
diterima secara umum, user friendly, lebih menguntungkan (pembelajaran
lebih efektif, cost lebih murah, dan lain-lain)
7) Kosmetik
Unsur kosmetik: desain tampilan menarik, sesuai dengan karakteristik
sasaran, memudahkan pemahaman, prinsip-prinsip desain (kesatuan,
kesinambungan, keseimbangan, perbandingan, dan penonjolan).
Ketujuh unsur ini sebenarnya dapat diringkas menjadi empat unsur, yaitu
unsur Kurikulum, konten (isi materi), instruksional, dan cosmetic. Unsur
komunikasi, kapasitas komputer, kreativitas, dan kompatibilitas pada
dasarnya dalam rangka mendukung efektifitas sajian instruksional.
Bentuk-bentuk evaluasi formatif yang dapat diterapkan dalam mengevaluasi
bahan belajar berbasis web antara lain:
1) Review ahli (expert review)
2) Evaluasi orang perorang
3) Evaluasi kelompok kecil
4) Uji lapangan (field test)
Dengan pertimbangan efisiensi tenaga dan biaya, terkadang pihak-pihak
tertentu hanya menggunakan dua bentuk evaluasi formatif, yaitu review
ahli/preview, dan uji coba lapangan (field test). Berikut prosedur dari kedua
teknik evaluasi formatif yang dapat diterapkan dalam mengevaluasi bahan
belajar berbasis web.

PROSEDUR EVALUASI BAHAN BELAJAR BERBASIS WEB (INTERNET)

I. Tujuan
Menghasilkan program yang siap dimanfaatkan oleh user.
II. Tahapan Evaluasi
A. Preview
B. Uji Coba

A. Preview
1. Tujuan: menelaah kebenaran substansi materi serta penyajiannya
dalam rangka perbaikan kualitas program.
2. Ketentuan
- umum:
a. Preview intern (studio)
b. Preview subbid/seksi evaluasi media
- khusus, kualifikasi dan tugas
a. Ahli materi : dosen mata pelajaran yang relevan dengan
program. Tugasnya memberikan masukan aspek materi.
b. Ahli media: latar belakang pendidikan pelatihan, pengalaman
pengembangan instruksional. Tugas: memberi masukan aspek
media (instruksional dan cosmetic).
c. Guru: guru bidang studi yang bersangkutan. Tugas: masukan
ketepatan isi dengan karakteristik sasaran.
d. Tim: observasi, pengolahan dan analisis hasil, pelaporan.
3. Instrumen Preview: pedoman observasi, angket (ahli materi dan ahli
media).
4. Kriteria/Aspek
a. Kurikulum
b. Isi Materi
c. Instruksional
d. Cosmetic
Unsur kurikulum antara lain meliputi kejelasan sasaran, kejelasan
tujuan pembelajaran, cakupan, struktur materi, kaitan antar materi.
Unsur isi materi antara lain meliputi kebenaran isi, kecukupan materi,
keluasan dan kedalaman, urgensi tiap materi, dan aktualitas.
Unsur instruksional antara lain meliputi format sajian, langkah-langkah,
penjelasan/uraian, logika berfikir, interaktifitas, pemberian contoh,
pemberian motivasi, pemanfaatan media sesuai karakteristiknya.
Unsur cosmetic meliputi tampilan, desain, ukuran gambar, font, warna,
suara, dan musik.
5. Langkah-langkah preview
Persiapan, Pelaksanaan, dan Pelaporan
6. Tindak lanjut preview: perbaikan/revisi
B. Uji Coba
1. Tujuan: mendapatkan masukan dari end user (siswa dan guru) dalam
rangka perbaikan kualitas program.
2. Ketentuan
- Umum:
a. Bentuk field test
b. Program telah dipreview dan direvisi
c. Sampling uji coba sesuai dengan karakteristik sasaran
- Khusus
Pihak yang terlibat antara lain: guru, siswa, dan evaluator.
a. Guru: masukan terhadap kesesuaian materi dengan
tujuan/indikator, tingkat kedalaman materi, kesesuaian materi
dengan karakteristik siswa, kebenaran materi.
b. Siswa: masukan terhadap kesesuaian materi dengan
tujuan/indikator, tingkat kemudahan materi untuk dipelajari,
daya tarik program.
c. Evaluator: observasi proses uji coba, wawancara dengan guru
dan siswa, mengumpulkan dan menganalisis data, pelaporan.
3. Instrumen uji coba: pedoman observasi, wawancara dan angket.
4. Kriteria/Aspek
a. Kurikulum
b. Isi Materi
c. Instruksional
d. Cosmetic
Unsur kurikulum antara lain meliputi kejelasan sasaran, kejelasan
tujuan pembelajaran, cakupan, struktur materi, kaitan antar materi.
Unsur isi materi antara lain meliputi kebenaran isi, kecukupan materi,
keluasan dan kedalaman, urgensi tiap materi, dan aktualitas.
Unsur instruksional antara lain meliputi format sajian, langkah-langkah,
penjelasan/uraian, logika berfikir, interaktifitas, pemberian contoh,
pemberian motivasi, pemanfaatan media sesuai karakteristiknya.
Unsur cosmetic meliputi tampilan, desain, ukuran gambar, font, warna,
suara, dan musik.

5. Langkah-langkah uji coba


Persiapan, Pelaksanaan, dan Pelaporan
Tindak lanjut uji coba: Perbaikan/revisi dan implementasi

Anda mungkin juga menyukai