Anda di halaman 1dari 6

Nama : Virtuous Pongtengko

Kelas : VII H

Tugas : GEOGRAFI

(Bencana Alam yang terjadi di tahun 2010)

KRONOLOGI MELETUSNYA GUNUNG MERAPI

Rabu,27 Oktober 2010 08:19 WIB

Sleman, (tvOne)

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa


(26/10) menyatakan Gunung Merapi meletus sejak pukul 17.02 WIB dengan mengeluarkan awan
panas.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Sumber
Daya Mineral di Kantor BPPTK, Surono mengungkapkan, letusan ditandai dengan suara
gemuruh pada pukul 18.45 WIB dengan dentuman sebanyak tiga kali.
Menurut Surono, dari pos pengamatan di kawasan Selo, nyala api bersama kolom asap
membubung ke atas setinggi 1,5 kilometer dari puncak gunung.
Energi letusan Merapi kali ini cukup besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di tahun
sebelumnya seperti tahun 2006.
Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia
yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68
kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya
sampai ketinggian 1.700 meter. Bagi masyarakat sekitar, Merapi membawa berkah material
pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para
wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung
berapi di bagian selatan Pulau Jawa

.
Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai
10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif,
dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.
Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan
1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu.
Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa
Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga
menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998
cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.
Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang
berlangsung terus-menerus.
Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer, karena gunung ini merupakan
gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui
sisi utara dari Selo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara
Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam
hingga ke puncak.

Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak.
Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang,
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pada 8 Juni 2006, pukul 09.30 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan
warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Letusan diiringi
keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan
inimenyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km. (Ant)

SUDAH EMPAT JAM MERAPI TERUS SEMBURKAN AWAN PANAS

Rabu, 3 November 2010 22:46 WIB

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono menyatakan
gunung merapi sejak pukul 18:04 WIB hingga kini, Rabu (3/11) sudah empat jam terus
mengeluarkan awan panas. PVMBG pun telah merekomendasikan area bahaya merapi diperluas
hingga radius 15 Km dari lereng Gunung Merapi."Sejak pukul 18:04 WIB hingga saat ini
Gunung Merapi masih semburkan awan panas dengan suhu berkisar antara 600 sampai 800
derajat celcius. Sejak pukul 16:00 WIB tadi kami pun merekomendasikan area bahaya merapi
diperluas hingga radius 15 KM," kata Surono, Rabu (3/11) malam.
Berdasarkan pantauan PVMBG, aktivitas gunung merapi terus meningkat sejak pukul 11:00
WIB, Rabu (3/11). Letusan sejak pukul 18:04 WIB menurut Surono merupakan letusan awan
panas terbesar dibandingkan letusan Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010.
"Letusan awan panas merapi saat ini sudah meluncur ke segala arah," jelasnya Surono pun
mengimbau bagi warga untuk mematuhi peringatan jika ada perintah untuk mengungsi ke lokasi
yang lebih aman dari semburan awan panas merapi.Sebelumnya pada pukul 16:00 WIB, Rabu
(3/11) Sore, Merapi juga semburkan awan panas yang mengakibatkan hujan abu vulkanik

di sejumlah wilayah Magelang dan Sleman. Semburan awan panas tersebut lebih besar
dibandingkan letusan awan panas yang terjadi pada 26 Oktober 2010.

WARGA SLEMAN MULAI DIEVAKUASI

Selasa, 26 Oktober 2010 10:13 WIB

Sleman, (tvOne)

Sebanyak 1.756 warga dari tiga kecamatan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta sudah dievakuasi
ke beberapa titik pengungsian menyusul status awas Gunung Merapi.
“Sampai saat ini kita utamakan kelompok rentan untuk mengungsi seperti ibu hamil, balita,
lansia dan penyandang cacat," kata Kepala Unit Operasi Kecamatan Pakem, Budharjo di Posko
Utama Penanggulangan Bencana Alama (PBA) Gunung Meletus di Pakem, Yogyakarta, Selasa
(26/10).

Budiharjo merinci, warga yang mengungsi dari Kecamatan Cangkringan sebanyak 999 jiwa,
Pakem 519 jiwa dan Turi sebanyak 247 jiwa. Sedangkan, total jumlah penduduk di Kecamatan
Cangkringan mencapai 4.492 penduduk dengan kapasitas barak pengungsi 4.500 dengan
kelompok rentan sebanyak 1.116 orang.
Sementara Kecamatan Pakem jumlah penduduk mencapai 6.871 dengan kelompok rentan
sebanyak 2.102 orang dan kapasitas barak pengungsi hingga 6.900 jiwa. Kecamatan Turi
memiliki penduduk sebanyak 2.218 jiwa dan kelompok rentan sebanyak 527 orang, sedangkan
kapasitas barak pengungsi yang disiapkan untuk 2.400 orang. Budiharjo mengatakan, evakuasi
seluruh warga diupayakan selesai hari ini.
Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.980 meter di atas permukaan laut (mdpl) statusnya
ditingkatkan menjadi awas pada Senin (25/10) pukul 06.00 WIB. Status awas berarti gunung
akan meletus, atau sedang meletus atau keadaan krisis yang dapat menimbulkan bencana setiap
saat.Status awas ditingkatkan setelah status siaga pada 21 Oktober 2010. Secara signifkan ,
jumlah dan energi gempa bumi vulkanik terjadi peningkatan sejak 22 Oktober 2010. Pada
reflektor yang berada di dekat puncak Gunung Merapi, terjadi peningkatan laju inflasi hampir
empat kali lipat, hingga 21 Oktober 2010 laju inflasi 10.5 menjadi 42 cm per hari diukur pada 24
Oktober 2010. Peningkatan jumlah guguran kubah lava sebelum 21 Oktober tercatat kurang dari
100 kejadian guguran kubah lava, namun sejak 23-24 Oktober 2010 terekam masing-masing 183
dan 194 kejadian. (Ant)

KORBAN TEWAS ERUPSI SEMALAM CAPAI 64 ORANG

Jumat, 5 November 2010 16:59 WIB

Korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat dini hari hingga pukul 16.25
WIB yang berada di instalasi Forensik Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta tercatat sebanyak 64
jiwa.Jumlah korban akibat letusan Gunung Merapi tersebut masih bisa bertambah mengingat ada
sebagian lokasi yang belum dapat dijangkau tim SAR, TNI, Polri, dan relawan akibat lahar yang
masih panas.
Kebanyakan dari korban meninggal dunia dan luka bakar berat merupakan warga Kecamatan
Cangkringan yang letaknya 15 kilometer dari Gunung Merapi. Tim Disaster Victim
Identification (DVI) dibantu RS Sardjito Yogyakarta kini mulai melakukan identifikasi terhadap
seluruh korban meninggal dunia akibat letusan abu vulkanik gunung yang terletak di perbatasan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
ERUPSI MERAPI TAHUN INI TERBURUK DALAM 100 TAHUN TERAKHIR

Kamis, 4 November 2010 19:14 WIB

Erupsi Merapi yang terjadi pada tahun ini merupakan bencana terburuk Merapi dalam kurun
waktu 100 tahun atau sejak 1870, seperti dikatakan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG).
"Erupsi Merapi tahun ini dapat dikatakan terburuk sejak 1870 karena saat ini sebanyak 32 desa
dengan jumlah penduduk lebih dari 70.000 jiwa direkomendasikan harus mengungsi karena
berada dalam zona berbahaya," kata Surono didampingi Kepala Badan Geologi Sukhyar di
Yogyakarta, Kamis, (4/11).
Menurut Surono, sebanyak 32 desa yang direkomendasikan mengungsikan warganya terdiri atas
17 Desa di Kabupaten Magelang, Klaten empat desa, Boyolali tiga desa dan di Kabupaten
Sleman ada delapan desa.

"Saat ini Gunung Merapi dalam kondisi krisis, selain ditandai dengan letusan ekplosif jarak
luncur awan panas terjauh mencapi 11,5 Kilometer (Km) di kali Bebeng dan di tempat lain jarak
luncur awan panas mencapi 11 Km di Kali Putih, 10 Km di Kali Boyong dan 9,5 Km di Kali
Gendol," katanya.
Surono mengatakan, awan panas yang keluar dari puncak Merapi saat ini juga sudah mencapai
ketinggian lebih dari 10 Km. "Ini kejadian yang mungkin baru kami alami sejak dari catatan
sejarah 1870-an," katanya. (Ant)

Anda mungkin juga menyukai