Anda di halaman 1dari 21

AWAL MULA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN

DI INDONESIA

(Buku: R.A Rangkuti. 1998. Perkebunan dari NES ke PIR)


Tahun 1600;
Negara berkembang (Dijajah), pada umumnya perkebunan hadir sebagai
perpanjangan dari perkembangan kapitalisme agraris Barat yang
diperkenalkan melalui sistem kolonial yaitu sistem perekonomian pertanian
komersial (Commercial agriculture) yang bercorak kolonial.
Tahun 1700;
VOC (Vereenigde Oos Indische Compagnie)
Sistem perkebunan rakyat menjadi sumber eksploitasi komoditi perdagangan
untuk pasaran Eropa.
Tahun 1870;
Perkembangan perkebunan Indonesia sangat pesat dengan lahirnya UU
Agraria. Dengan UU ini pemilik modal Belanda (Orang Eropa lainnya) menyewa
tanah pemerintah selama 75 tahun dan 5-20 tahun untuk tanah rakyat.
Tahun 1967;
Produksi Perkebunan Rakyat = 410.000 ton (US$ 70 juta)
Pekebunan Besar = 1.800.000 ton (US$ 620 juta)

Tahun 1977;
Luas areal perkebunan Indonesia tercatat 7 juta Ha terdiri dari;
-Perkebunan Rakyat = 5,99 juta Ha (86,6%)
-Pekebunan Besar milik Negara = 0,57 juta Ha (8,2%)
-Pekebunan Besar milik Swasta = 0,43 juta Ha (6,2%)
PERMASALAHAN UTAMA
PERKEBUNAN INDONESIA

1. Produktivitas
2. Kualitas
3. Efesiensi
Tiga permasalahan di atas sangat terasa pada PR. Pertimbangan ini
muncul Program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang sebelumnya adalah
Nucleus Estate Smallholder Project (NES).

PIR diperkenalkan tahun 1977 atas prakarsa Bank Dunia berdasarkan


pengalaman Konsep perkebunan Malaysia yaitu Federal Land
Development Authority (FELDA) untuk Kelapa Sawit dan Rubber
Industry Smallholder Development Authority (RISDA) untuk Karet.
Kelapa Dalam
Produktivitas rendah
Saluran air yang tidak berfungsi dengan baik
Salah satu usaha untuk
peningkatan produksi
Drainase yang berfungsi
Penyiapan bibit kultur
Jaringan sebagai usaha
peningkatan kualitas
Kelapa Hibrida
Perkebunan Besar Swasta
6.00
5.36
5.00
4.67 5.25 5.24

4.00
Harg a (R p /to n )

3.70
3.79
3.00
3.10
2.89
2.00

1.66 1.81
1.00

-
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun

Tred Harga Minyak Kelapa Dunia, 1996-2005


POKOK-POKOK STRATEGI
KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN
SEKTOR PERKEBUNAN

(Buku: Agronomi Tanaman Perkebunan (Diktat) Faperta UNAN)

1. Penciptaan lapangan kerja baru


2. Peningkatan pendapatan petani produsen
3. Mempertahankan posisi Indonesia pada pasaran dunia
4. Mengurangi atau melepaskan ketergantungan Indonesia pada luar
negeri
5. Memenuhi kebutuhan industri dalam negeri, dalam rangka
pengembangan agro industri guna menuju tahap industrialisasi di
Indonesia
6. Memanfaat prospek yang baik dalam pemasaran komoditas
7. Perataan kegiatan ataupemerataan pembangunan
8. Pengwilayahan pengbangunan
BENTUK USAHA SEKTOR
PERKEBUNAN

1. Perkebunan Rakyat (PR)


2. Perkebunan besar milik negara; yaitu Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) atau Perusahaan Terbatas Perkebunan (PTP)
3. Perkebunan Besar Swasta (PBS).

Tujuan Usaha
Sektor perkebunan
adalah:

1. Memberikan kesempatan kerja


2. Memenuhi kebutuhan bahan-bahan
keperluan di dalam negeri
3. Menghasilkan komoditi ekspor, sebagai
penghasil devisa
KEBIJASANAAN PERKEBUNAN RAKYAT

1. Peningkatan teknologi budidaya, yaitu dengan paket lengkap


2. Untuk meningkatkan efesiensi pelaksanaannya dengan proyek dan
penyediaan sarananya, maka Unit Pelaksanaan Proyek (UPP)
ditingkatkan dan disempurnakan
3. Penambahan UPP lebih diarahkan pada daerah-daerah pertanaman
yang sudah ada dan pada pemukiman penduduk yang sudah ada pula.
4. Sistem NES atau PIR akan dikembangkan kepada daerah-daerah baru
5. Kegiatan pasca panen yang berbentuk kegiatan pengolahan dan
pemasaran hasil, sejauh mungkin dikaitkan dengan kegiantan produksi
6. Pembinaan petani pekebun diarahkan kepada usaha tani berkelompok
guna menuju sistem perkoperasian.
KEBIJASANAAN PERKEBUNAN BESAR
MILIK NEGARA

1. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat petani pekebun


sebagai transfer of technology kepada Perkebunan Rakyat; PIR
dikembangkan dan ditingkatkan lagi.
2. Pengembangan Perkebunan di lokasi baru, untuk menunjang usaha
tansmigrasi dan risettlement.
3. Peningkatan investasi dan pengembangan modal.
4. Dirintis suatu kerjasama dengan investor luar negeri, dalam betuk
perusahaan patungan dengan modal dari luar negeri sedangkan
manajemennya oleh PNP/PTP.
KEBIJASANAAN PERKEBUNAN BESAR
SWASTA

1. Intensifikasi pengawasan terhadap kebun-kebun swasta asing dan


pengendalian terhadap kebun-kebun swasta nasional, untuk menuju
dan memperhatikan ke arah kelestarian SDA, serta partisipasi aktif
dalam pembangunan.
2. PBS yang lemah akan dibimbing dalam peningkatan manajemennya,
yang dikaitkan dengan masalah perkreditan dan peningkatan
pembangunan Administrasi Perkebunan dengan kantor-kantornya.
3. Ikut dalam pengembangan PIR dengan PBS sebagai Intinya (Private
Estate Smallholder (PES).
Kegiatan UPP
(Unit Pelaksana
Proyek)

1. Perluasan areal (Ekstensifikasi/New planting


2. Peremajaan (Re planting)
3. Peningkatan mutu tanaman (Intensifikasi)
4. Rehabilitasi
5. Diversifikasi
SASARAN USAHA PEMBANGUNAN
PERKEBUNAN

1. Peningkatan pendapatan petani pekebun perkebunan rakyat


2. Peningkatan nilai ekspor hasil komoditas
SEKIAN
DAN TERIMAKASIH

Ada pertanyaan??????…….

Anda mungkin juga menyukai