Anda di halaman 1dari 2

KOMPLIKASI

Dalam keadaan darurat dapat menimbulkan kematian karena:

1. Kegagalan jantung.
2. Iskemi serebri.
3. Kegagalan ginjal.
4. Perdarahan otak.
5. Kebutaan.

PENATALAKSANAAN

1. Rawat,istirahat total.
2. Diet rendah garam.
3. Pengobatan terhadap penyulit,seperti payah jantung,perdarahan otak (lihan bab
tersebut).
4. Pemberian obat antihipertensi:
I. Pada hipertensi maligna dengan komplikasi perdarahan atau edema
otak,kebutaan,payah jantung akut,edema paru-paru akut;penurunan tekanan
darah dapat dilakukan dengan dua cara:
A. Pada hari pertama diberi tiga macam obat:
1) Serpasil 0,5-1 mg i.m dapat diulang setiap 2-4 jam sampai
tekanan diastolik ideal tercapai.Kemudian diganti peroral
dengan dosis sama dengan jumlah kebutuhan sehari pada 24
jam sebelumnya.
2) Furosemid (Lasix) 20-40 mg im/iv,dapat diulang setiap 2-4 Jam
sampai retensi garam dan air hilang.Pada uremia sedang/berat
diperlukan dosis lebih besar.
3) Dapat dipilih salah satu obat dibawah:
golongan beta blocker seperti Oksprenolol (Trasicor) 3-4×40
mg/hari;Propanolol (Inderal) 3-4×40 mg/hari;(Pindolol) 3-4×1
tablet/hari (kontraindikasi pada payah jantung atau asma
bronkhial) atau pilihan lain:
Alfa metil dopa (aldomet)3-4×125 mg/hari.Dosis kedua macam
obat dapat dinaikkan pada hari keempat,kemudian setiap tiga
hari sampai efek yang diinginkan tercapai atau timbul efek
samping.Apabila dengan dosis besar tekanan darah ideal
belum tercapai,dapat ditambah obat golongan vasodilator
seperti Prazosin (Minipres) dengan dosis 3×1 mg/hari yang
dapat dinaikkan 2 mg tiap 3 hari sampai dosis total 120
mg/hari.
B. Pada hari pertama diberi dua macam obat:
1) Klonidin (Catapres) peroral 75-150 mg yang dapat diulang
setiap 2-4 jam sampai efek yang diinginkan tercapai atau
sampai dosis 9 tablet/hari.Dosis sehari diberikan dalam 3 kali
pemberian.
2) Diuretika (misalnya HCT 25 mg) peroral 1-2 tablet/hari,dapat
dinaikkan 1 tablet setiap hari sampai efek yang diinginkan
tercapai.Secara parenteral diberikan hanya bila ada mual-
mual,muntah-muntah atau edema berat.Bila dosis sudah
cukup besar sedangkan efek yang diinginkan belum
tercapai,dapat ditambah vasodilator.
II. Apabila derajat komplikasi berat atau tekanan diastolik lebih dari 150
mmhg,diberikan obat-obatan dengan dua cara:
A. Klonidin (Catapres) i.m/i.v. 75-150 mg yang dapat diulang setiap 2
jam.Selain itu juga diberikan diuretika dengan atau tanpa vasodilator
seperti pada I.b.
B. Dapat dipilih salah satu obat dibawah ini:
1) Diazoksid 300 mg.i.v.disuntikan dalam waktu 15 detik.
2) Hidralazin 20-40 mg.dilarutkan didalam NaCl 0,9 % sampai
20cc.disuntikan I.V.
3) Natrium nitroprusid 50 mg.dilarutkan didalam 1 liter
Dekstrosa 5% diberikan per infus dengan kecepatan 10
tetes/menit.
4) Pentolinium 10 mg,dilarutkan didalam 20cc NaCl 0,9%
diberikan I.V.
5) Regitin 5-20 mg disuntikkan intravena cepat.
6) Trimetafan (Arfonad) 1000 mg.dilarutkan dalam 1 liter
Dekstrosa 5% diberikan per infus dengan kecepatan 10
tetes/menit.
5. Awasi:
a. Tensi,nadi dan respirasi secara ketat.
b. Tanda-tanda dehidrasi.
c. Buat daftar keseimbangan cairan masuk dan keluar.

TERAPI

 Terget terapi hipertensi emergency sampai tekanan darah diastolik kurang lebih 110
mmhg atau berkurangnya mean arterial blood pressure 25% (pada strok penurunan
hanya boleh 20% dan khusus pada strok iskemik,tekanan darah baru diturunkan
secara bertahap bila sangat tinggi >220/130 mmhg) dalam waktu 2 jam.setelah
diyakinkan tidak ada tanda hipoperfusi organ,penurunan dapat dilanjutkan dalam
12-16 jam selanjutnya sampai mendekati normal.
 Penurunan tekanan darah pada hipertensi urgency dilakukan secara bertahap dalam
waktu 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai