Anda di halaman 1dari 2

Mari Menulis, Esai Sastra

Dalam jagad penulisan, esai sastra adalah salah satu bentuk karya tulis yang marak diciptakan oleh
berbagai kalangan sastra. Pamor esai sastra ini nampaknya cukup kuat menyedot perhatian publik sastra
dari mulai pengkaji, sastrawan, pembaca, ataupun penerbit. Daya tarik tersebut tidak terlepas dari
karakteristik esai sastra itu sendiri yang nota bene sebagai karangan subjektif. Hal tersebut merupakan
tantangan yang menarik. “yang menjadi lebih pandai bukan saja pembacanya, tapi juga pengarangnya.”
Jelas Dr. Budi darma, MA. Dalam “Sejumlah Esai Sastra” nya.

Pengertian Esai Satra Tidak menutup kemungkinan, bisa saja seseorang dapat menulis karangan yang
nota bene kemudian disebut sebagai bentuk dari esai sastra meskipun tanpa memahami pengertian dari
esai sastra itu sendiri. Namun, tidak akan rugi rasanya jika setelah itu kita ingin lebih memahami tentang
apa sih esai sastra menurut pendapat para ahli dibidangnya? Dengan begitu, mudah-mudahan kita bisa
lebih teguh lagi untuk memberi identitas karya tulis kita sebagai esai sastra. Bukan kritik sastra, resensi,
komentar singkat, atau karya lainnya. Untuk itu, marilah kita simak beberapa pengertian esai sastra
menurut para ahli berikut ini.

Menurut H.B. Jassin (Sang Paus Sastra) esai adalah uraian yang membicarakan bermacam ragam, tidak
tersusun secara teratur tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan pikiran. Dalam esai terlihat keinginan,
sikap terhadap soal yang dibicarakan, kadang-kadang terhadap kehidupan seluruhnya Arief Budiman
menarik pengertian esai sebagai karangan yang sedang panjangnya, yang membahas persoalan secara
mudah dan sepintas lalu dalam bentuk prosa.

Sementara itu pendapat dari Soetomo menyebut bahwa esai adalah sebagai karangan pendek mengenai
suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas. Pengarang
mengemukakan pendiriannya, pikirannya, cita-citanya, atau sikapnya terhadap suatu persoalan yang
disajikan.

Pendapat yang lainnya muncul dari F.X. Surana yang menerangkan esai sebagai kupasan suatu ciptaan,
tentang suatu soal, masalah pendapat, ideology, dengan panjang lebar. Kupasan ini berdasarkan
pandangan penulisnya dan diutarakan secara tidak teratur.

Aan Sugianto Mas dalam modul untuk materi perkuliahan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan tahun 1998 menarik kesimpulan dari
beberapa pendapat tersebut bahwa esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dengan pendirian, pikiran, cita-cita, sikap penulisnya yang diutarakan secara tidak teratur.

Dari pengertian-pengertian tadi, beliau juga menuliskan tentang cirri-ciri esai sebagai berikut;1.Pendek ,
2.Berbentuk prosa,3.Bersifat subjektif, 4.Bersifat menerangkan saja, 5.Tidak teratur disbanding kritik.

Perbedaan Antara Esai Sastra dan Kritik Sastra


Setelah menyimak uraian di atas, ada baiknya kita membandingkan kritik sastra dan esai sastra sebagai
bagian dari kritik sastra yang mempunyai ciri dan karakteristik sendiri. Hal ini dimaksudkan agar kita
dapat membedakan yang mana kritik dan yang mana esai sastra ketika disuatu waktu kita
membutuhkan referensi untuk kepentingan penelitian ataupun penambah wawasan dalam mengasah
karya esai kita.

Selain di dalam kritik sastra terdapat penilaian baik buruk , kritik sastra juga lebih sistematis dibanding
esai, oleh karena itu kritik sastra tidak bisa pendek dan secara otomatis harus objektif. Sedangkan esai
sastra yang bersifat subjektif, uraiannya cenderung lebih pendek disbanding kritik sastra sebab hanya
bersifat menerangkan dan esai sastra ini akan cenderung tidak teratur sistematikanya.

Anda mungkin juga menyukai