Anda di halaman 1dari 12

a

Nindi
Prestian
Amel
Hesti
Rentisa Juwitasari Hesti
Retno Suwardani Nur Alamsyah
Tasya Novita

AGAMA ISLAM
PENDAHULUAN

Islam : Mentauhidkan Allah, Tunduk dan (Arab : al-islām,


‫ ا إلسالم‬dengarkan (bantuan info): "berserah diri kepada Tuhan")
adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam
memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya
kepada Tuhan (Arab: ‫هللا‬, Allāh).Pengikut ajaran Islam dikenal
dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk
kepada Tuhan.

Humanisme : Kata ‘humanisme’ memiliki arti ganda. Pada


satu sisi, ia berarti gerakan untuk menghidupkan ilmu-ilmu
kemanusiaan atau biasa disebut ‘humaniora.’ Pada sisi lain, ia
berarti sebuah gerakan filsafat untuk menekankan sentralitas
manusia. Dalam pengertian pertama, humanisme adalah
sebuah upaya untuk menghidupkan kembali karya-karya klasik,
khususnya karya-karya Yunani. Humanisme adalah istilah umum
untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan
dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-
isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme dalam arti
sebagai sebuah aliran filsafat modern adalah anti-religius.
ISLAM dan
HUMANISME

Salah satu wujud dari humanisme dalam islam adalah


adanya bagian dari syari’at islam yang berorientasi
sosial. Sebagiannya berupa perintah dan yang lainnya
berwujud larangan. Yang berupa perintah ada yang
berderajat wajib dan ada yang sunnah. Sedangkan
yang berupa larangan semuanya berderajat haram.

Syari’at yang berupa perintah diantara adalah zakat dan


shadaqoh. Sedangkan yang berupa larangan misalnya saja
larangan berjudi, berzina, meminum khamr, ghibah, buruk
sangka, marah, mencaci, berbuat dzolim, dengki, mengadu
domba, memakan riba. Syari’at-syari’at ini berorientasi sosial
karena nilai dan hikmah kemanusiaan yang terkandung di
dalamnya. Adanya syari’at berupa zakat dan shadaqoh
merupakan bukti bahwa islam adalah agama humanis
PEMBAHASAN HUMANISME
A. Aliran - Aliran Humanisme Dewasa Ini

Dewasa ini terdapat empat aliran  Humanisme  menurut


Syariati(1993) , kendatipun memiliki perbedaan–perbedaan
pokok dan pertentangan-pertentangan satu sama lain,
keempat-empatnya mengklaim diri sebagai pemilik aliran
humanisme, yaitu;
1. Liberalisme Barat,
2. Marxime,
3. Eksistensialime.
4. Agama.

Adapun karena luasnya topik cakupan pembahasan


maka penulis membatasi penulisan hanya pada pembahasan
mengenai konsep humanisme yang ada pada
Eksistensialisme dan Islam.
Humanisme Perspektif  Islam

Islam mempunyai pandangan yang  unik dan


komprehensif tentang kemanusiaan (Humanisme).
Pandangan Islam mengenai nilai—nilai kemanusiaan diawali
dengan semangat Pembebasan melalui konsep Tauhid. Yaitu
pembebasan manusia dari segala seseuatu selain kepada
Allah.  Akhirnya datanglah Islam, mata rantai terakhir yang
menyempurnakan agama–agama dalam sejarah, yang tampil
dalm ajaran Tauhid dan kemenangan, yang menurut seorang 
prajurit Islam adalah “mengajak manusia pindah dari
kerendahan bumi menuju ketinggian langit  dan dari
penyembahan manusia atas manusia kepada penyembahan
manusia kepada Tuhan Semesta Alam.

Dari sudut pandang psikologi, pandangan tentang


hakikat manusia mengarah pada sifat-sifat manusia (human
nature), yaitu sifat-sifat khas (karakteristik) segenap umat
manusia (Chaplin, 1997: 231). Hakekat manusia yang
dimaksud dalam kajian ini ialah sesuatu yang esensial dan
merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk yang dapat
menjadikan manusia berbeda dengan makhluk-makhluk
lainnya.
• Tidak semua psikologi Barat bertentangan dengan
nilai-nilai Islam. Psikologi Barat perlu dipahami, tetapi
hal itu harus dipelajari dan dipahami secara kritis
dengan mengupasnya pula dari sudut pandang Islam.
Banyak aspek yang benar dan dapat dipercaya dari
pandangan ilmiah Barat dan ternyata dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan baru dalam
dunia Islam, bahkan ditemukan dasar-dasarnya dalam
Islam, atau pernah diungkapkan pula oleh para
pemikir Islam.

Di antara psikologi Barat, psikologi Eksistensial-


Humanistik ternyata banyak mempunyapandangan
dengan pandangan dan nilai-nilai Islami kesesuaian.
Salah seorang tokoh eksistensial-humanistik
menyatakan: “Man lives in three dimensions: the
somatic, the mental, and the spiritual. The spiri-tual
dimension cannot be ignored, for it is what makes us
human”
• Pada diri manusia, di samping terdapat dimensi
somatic (raga) dan dimensi mental (psikis), terdapat
pula dimensi lain yaitu dimensi spiritual (rohani).
Diantara ketiga dimensi tersebut, menurut Frankl,
dimensi spiritual merupakan dimensi yang dapat
menjadikan manusia sebagai “seorang manusia”.
Senada dengan Frankl, Patterson (1980) menyatakan
bahwa dimensi spiritual merupakan ciri pokok
eksistensi manusia. Adanya dimensi spiritual secara
fenomenologi dapat dilihat melalui adanya kesadaran
diri pada manusia, dimensi spiritual ini yang
menimbulkan suara hati, rasa cinta, dan estetika.
Islam memandang bahwa wujud/keberadaan
manusia merupakan sebuah totalitas yang terdiri dari
dua buah dimensi, yaitu dimensi jasad dan dimensi
ruh/nafs, dimana dimensi ruh/nafs dapat dibedakan
lagi menjadi qalb, ‘aql, dan hawa. Sedangkan kaum
eksistensial-humanistik memandang manusia terdiri
dari tiga buah dimensi, yaitu dimensi somatic, dimensi
mental, dan dimensi spiritual.
Meskipun terdapat perbedaan antara pandangan
Islam dengan kaum eksistensial-humanistik dalam hal
pembagian jumlah dimensi manusia, tetapi pada
prinsipnya terdapat persamaan dalam memandang
fungsi dimensi-dimensi manusia.

Kaum eksistensial-humanistik menganggap


dimensi spiritual manusia merupa-kan dimensi yang
terpenting dibanding dimensi somatic dan dimensi
mental, sebab dimensi spiritual dianggap sebagai inti
kemanusiaan dan merupakan sumber makna hidup,
fungsi dan eksistensi dimensi spiritual dapat
melahirkan suara hati, rasa cinta, dan estetika, dan
yang dapat menjadikan manusia berbeda dengan
binatang. Jika dibandingkan dengan pandangan Islam,
fungsi-fungsi yang dijalankan oleh dimensi spiritual
dalam pandangan kaum eksistensial-humanistik
nampaknya punya persamaan dengan fungsi-fungsi
yang dijalankan oleh qalb dalam pandangan Islam.
PERBEDAAN ….

Islam dan Eksistensialisme


adalah sudut pandang Islam yang Theosentris
(Tuhan) sedangkan Eksistensialisme sangat
anthropocentric (manusia sebagai pusat
nilai). Yang kemudian akan melahirkan
persamaan dan perbedaan dalam pandangan
(walaupun tidak semua eksistensialis atheis
dan para eksistensialis melakuka
pemberontakan ide dengan agama mereka di
eropa bukan Islam)
PENUTUP

Meskipun terdapat perbedaan antara Islam dengan


eksistensial-humanistik dalam penggolongan unsur
manusia -- Islam memandang manusia secara garis besar
terdiri dari dua unsur, yaitu jasad (fisik) dan ruh/nafs (non
fisik), sedangkan eksistensial-humanistik memandang
manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu fisik, psikis (mental)
dan rohaniah -- tetapi pada prinsipnya terdapat persamaan
dalam memandang fungsi unsur-unsur manusia. Unsur
jasad dalam istilah Islam dan unsur somatic dalam istilah
ek-sistensial-humanistik sama-sama mengacu kepada
bentuk tubuh/fisik manusia. Unsur ruh/nafs dalam
pandangan Islam sudah mencakup sekaligus unsur mental
dan spiritual/ rohaniah dalam pandangan eksistensial-
humanistik. Keduanya, Islam dan eksistensial-humanistik,
juga punya pandangan yang sama, yaitu bahwa unsur
spiritual/rohaniah merupakan inti kemanusian yang dapat
membedakan manusia dengan binatang, jika unsur
spiritual/rohaniah manusia tidak berfungsi dengan baik,
maka manusia tidak ada bedanya dengan binatang,
bahkan lebih buruk dari binatang.
Syukron Jazakallah …
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai