PENDAHULUAN
Terdapat tiga tradisi besar orientasi teori psikologi dalam menjelaskan dan
kehidupan manusia di pengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu
sama lain menjadi suatu sintesa yang membentuk karakter watak secara psikologis
tiap-tiap individu. 4
menjelaskan fenomena kognisi lingkungan, dalam hal ini teori yang di pergunakan
adalah teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, proses persepsi dan kognisi manusia
teori ini dapat dilihat bahwa aspek pandangan dan kemampuan individu dalam
dalam masyarakat.
manusia. Orientasi ketiga merupakan sintesa terhadap teori pertama dan kedua.
Premis dasar dari teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia selain disebabkan
psikologi (kondisi perilaku atau kejiwaan) si penjahat serta semua atau yang
maka dapat di tarik pemahaman bahwa ilmu psikologi kriminal merupakan suatu
yang diakibatkan oleh kelainan perilaku atau faktor kejiwaan si pelaku tindak
pidana.
Psikologi kriminal dalam hal ini juga mempelajari tingkah laku individu
itu khususnya dan juga mengapa muncul tingkah laku asosial maupun bersifat
kriminal. Tingkah laku individu atau manusia yang asosial itu ataupun yang
bersifat kriminal tidaklah dapat dipisahkan dari manusia lain, karena manusia
yang satu dengan lainnya adalah merupakan suatu jaringan dan mempunyai dasar
yang sama.
Menurut ahli-ahli ilmu jiwa dalam bahwa kejahatan merupakan salah satu
tingkah laku manusia yang melanggar hukum ditentukan oleh instansi yang
laku manusia yang sadar tidak mungkin dapat dipahami tanpa mempelajari
kehidupan bawah sadar dan tidak sadar yang berpengaruh kepada kesadaran
manusia.
Oleh karena itu para ahli ilmu jiwa dalam ini mencoba untuk menganalisa
tingkah laku manusia umumnya dengan cara membahas unsur-unsur intern dari
hidup pada jiwa manusia itu, hal ini lah yang dinamakan dengan structure of
personality.
lingkungan dan psikologis. Faktor lingkungan yaitu faktor dari luar diri pelaku
(faktor ekstern) dimana pelaku berasal dari lingkungan pergaulan yang yang
terdiri atas orang-orang yang memiliki kelainan seksual. Faktor psikologis yang
berasal dari dalam jiwa atau keadaan pelaku (faktor intern). Misalnya yang
di masa lalu.
dasar dalam individu yang bersifat primair. Dorongan ini sangat kuat,
5
George Boeree, Personality Theorie (Jakarta : Prismha Sophie,2008), hlm. 27
pidana tertentu.
Kejahatan merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan
bermasyarakat, pada dasarnya istilah kejahatan itu diberikan kepada suatu jenis
perbuatan atau tingkah laku manusia tertentu yang dapat dinilai sebagai perbuatan
jahat. Perbuatan atau tingkah laku yang yang dinilai serta mendapat reaksi yang
yang bersifat tidak disukai oleh masyarakat itu, merupakan suatu tindakan yang
bagian tubuh tertentu dari korban. Apabila ditinjau dari segi gramatikal, kata
bagian tubuh tertentu. Dalam hal lain mutilasi itu sendiri diperkenankan dalam
pada dasarnya telah terjadi selama ratusan tahun bahkan ribuan tahun, banyak
tersebut merupakan suatu identitas mereka terhadap dunia, seperti suku aborigin,
suku-suku brazil, amerika, meksiko, peru dan suku conibos. Pada umumnya
mutilasi ini dilakukan terhadap kaum perempuan dimana tujuannya adalah untuk
suatu kebudayaan dimana terdapat unsur-unsur dan nilai-nilai estetika dan nilai
filosofis, tetapi mutilasi sudah termasuk kedalam suatu modus operandi kejahatan
dimana para pelaku kejahatan menggunakan metode ini dengan tujuan untuk
dicari petunjuk mengenai identitas korban, serta meghilangkan jejak dari para
seperti kepala, tubuh dan bagian-bagian lain tubuh, yang kemudian bagian-bagian
Maraknya modus mutilasi ini digunakan oleh para pelaku kejahatan terjadi
karena berbagai faktor di samping untuk menghilangkan jejak, baik itu karena
kondisi psikis dari seseorang dimana terjadi ganguan terhadap kejiwaan dari
tindakan yang tidak manusiawi tersebut, karena faktor dari sosial, karena faktor
Tindak pidana mutilasi yang menjadi bahan kajian dalam skripsi ini adalah
melatar belakangi penulis untuk membahas lebih jauh mengenai motif tindak
pidana mutilasi dari segi penyimpangan perilaku seksual apakah antara satu sama
lain memiliki keterkaitan yang erat, dan bagaimana tinjauan psikologi kriminal
terdakwa.
B. Perumusan Masalah
menjadi sebuah bahan kajian topik merupakan hal terpenting dalam menyusun
suatu karya ilmiah dalam bentuk apapun guna mempermudah bagi penulis untuk
menganilisis suatu isu hukum yang hendak dikembangkan, Adapun yang menjadi
mutilasi ?
yang ada, adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
pengadilan.
Penulisan ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis, secara praktis
psikolog, dan civitas akademika serta para ilmuwan lainnya dalam memberikan
D. Keaslian Penulisan
merupakan penulisan asli yang belum pernah terdapat dalam berbagai literatur
referensi dan riset lapangan terhadap objek yang menjadi topik permasalahan
E. Tinjauan Kepustakaan
Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari
kata-kata:6
Jadi secara etimologis, psikologi berarti ilmu jiwa yaitu ilmu yang
psikologi itu benar-benar sama dengan ilmu jiwa, walaupun ditinjau dari arti kata
a. Ilmu jiwa :
orang ;
6
Chainur Arrasjid, Pengantar Psikologi Kriminal, (Medan : Yani Corporation,1988),
hlm. 1
7
Djoko Prakoso, Peranan Psikologi Dalam Pemeriksaan Tersangka Pada Tahapan
Penyidikan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983 ), hlm. 113-114
b. Psikologi :
ilmiah ;
tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
Namun jelas bahwa yang disebut dengan ilmu jiwa belum tentu termasuk
psikologi. Akan tetapi, setiap berbicara tentang psikologi termasuk dalam ilmu
jiwa. Dengan demikian terdapat perbedaan jelas mengenai ilmu psikologi dan
ilmu jiwa termasuk dalam lingkup objek penelitian dari masing-masing bidang
keilmuan tersebut.
berikut :8
8
Triasti Ardhi Ardhani,dkk, Psikologi Klinis, (Yogyakarta : Graha Ilmu,2007) , hlm. 2
ilmiah, member tes dan Konseling pada individu dalam berbagai area
tepat
perkembangan dari ilmu itu sendiri, pengertian psikologi menurut para ahli adalah
a. TH. F.Hoult 9
b. Robert J. Wicks 10
9
Soerjono Soekanto, Beberapa Catatan Tentang Psikologi Hukum, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 1989), hlm. 13
10
Soerjono Soekanto, Ibid, hlm. 14
11
Djoko Prakoso, Log.cit, hlm 114
d. Clifford T Morgan12
hewan.
pengertian umum oleh Sarlito Wirawan Sarwono yang merupakan rangkuman dari
12
Morgan,King,Robinson, Introduction To Psycology, Sixth Edition (New York :
Mcgrows Hill Book Company Inc, 1979)
13
George Boeree, Personality Theori, (Jakarta : Prismha Sophie,2008), hlm. 4
14
Topo Santoso,dkk, Kriminologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001), hlm. 49
terjadinya kejahatan. Mengenai definisi dari Psikologi Kriminal itu sendiri, para
a. Sigmund Freud 15
dengan suatu conscience (hati nurani) yang baik dia begitu menguasai
b. W.A Bonger 16
dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit meliputi pelajaran
jiwa si penjahat secara perorangan. Dalam arti luas, meliputi arti sempit
c. Lundin,R.W 17
melakukan kejahatan.
15
Topo Santoso,dkk. Ibid, hlm. 51
16
Chainur Arrasjid, Log.Cit, hlm. 2
17
Matt Jarvis, Personality Theorie (Bandung :Nusa Media,2009), hlm. 13
gangguan mental. 19
British psychological society membuka bagian gay dan lesbian pada tahun
praktis, ahli psikologi juga bisa memberikan sumbangan dalam menjelaskan dan
18
Chainur Arrasjid, Ibid, hlm. 4
19
Matt Jarvis, Op.cit, hlm. 200
komperatif antara kondisi jiwa normal dan kondisi jiwa yang dikategorikan
berikut :
a. Winkel 20
b. Karl Menninger 21
bukan hanya berupa efisiensi atau hanya perasaan puas atau keluwesan
20
Tristiadi Ardhi Ardani,dkk. Log.Cit, hlm. 16
21
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2002),hlm.56
d. W. W.Boehm 23
yang diterima oleh orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang
yang bersangkutan.
dimana makin jauh dari nilai rata-rata baik kearah kiri maupun kanan
sifat yang tidak patuh atau sejalan dengan norma sosial. Inilah yang
disebut relativisme budaya bahwa apa saja yang umum atau lazim
22
Tristiadi Ardhi Ardani, Op.Cit, hlm. 42
23
George Boerry, Log.Cit, hlm. 37
24
Tristiadi Ardhi Ardani, Op.Cit, hal 19
sebagai penyimpangan.
d. Tekanan Batin
e. Ketidakmatangan
Freud adalah sebagai berikut, penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang
menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini
25
George Boeree, Op.Cit, hlm. 57
4. Pengertian Mutilasi
Dalam membahas mengenai terminologi kata atau istilah mutilasi hal ini
berikut :
a. Zax Specter26
b. Ruth Winfred 27
26
Gilin Grosth, Pengantar Ilmu Bedah Anestesi, (Yogyakarta : Prima Aksara,2004),
hlm. 73
27
Supardi Ramlan, Patofisiologi Umum, (Bandung : Rineka Cipta, 1998), hlm. 35
28
Bryan Garner, Black Law Dictionary, (Oxford University,1999) hlm. 127
memotong, membedah atau membuang satu atau beberapa bagian dari tubuh yang
terhadap keselamatan jiwa individu juga terdapat beberapa ciri atau karakteristik
metode secara tersistematis sehingga berbeda dengan tindak pidana mutilasi, yaitu
sebagai berikut : 30
yang secara budaya dapat diterima atau dibenarkan. Atas dasar ini mutilasi tidak
hanya terbatas pada tindakan memotong-motong tubuh manusia yang satu oleh
manusia yang lain, tetapi juga mencakup tindakan yang menyebabkan luka tubuh,
berkenaan dengan memutilasi baik anak laki-laki dalam hal memotong kaki dan
Amazon. Selain ini terdapat praktik FGM (female genital mutilation) di Afrika
kepala orang atau kepala musuh pada saat terjadi perang di kalangan suku dayak
dimensi pelaku (individu-kolektif), dan dimensi ritual atau inisiasi, serta dimensi
dipukul rata sebagai tindakan kriminal yang dapat dikenakan sanksi pidana. Dari
31
Brinkman, The Art of Cultture and Society, (Jakarta : Pusaka Bangsa,1993), hlm. 49
tindakan yang terlarang baik secara formil atau materil. pembagian tindakan yang
terlarang secara formil atau materil ini sebenarnya mengikut i KUHP sebagai buku
induk dari semua ketentuan hukum pidana nasional yang belaku. KUHP
memang didapatkan unsur jahat dan tercela seperti yang di tentukan dalam
undang-undang.
Sampai saat ini belum ada satu pun ketentuan hukum pidana yang
mengatur tindak pidana mutilasi ini secara jelas dan tegas. namun tidak berarti
32
Karger Rand, The act of mutilation, (Bloomingtoon university,1994), hlm. 72
mutilasi pada hakekatnya merupakan tindakan yang sadis dengan maksud untuk
oleh karena itu sangatlah jelas dan benar jika tindak mutilasi ini dikelompokan
memberikan pengaturan yang bersifat dasar, misalnya mutilasi sebagai salah satu
memang sangat diakui dalam kasus yang terjadi, sangatlah jarang pelaku
F. Metode Penulisan
1. Lokasi penelitian
2. Jenis penelitian
dalam penelitian empiris dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu dengan
skripsi.
1036/Pid.B/2009/PN.Depok.
33
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press), hlm. 52
skripsi ini.
4. Analisis data
Analisa data dalam penulisan ini di gunakan data kualitatif, yaitu suatu
analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk kalimat sehingga
G. Sistematika Penulisan
kedalam lima bagian bab yang diderifasikan menjadi sub bab, adapun sistematika
Bab I: Pendahuluan
Terdiri dari tujuh sub bab yang mana memuat hal-hal umum mengenai
latar belakang penulisan yaitu apa yang menjadi dasar bagi penulisan
tersistematis yang diarahkan pada tujuan dan manfaat dari penulisan. Pada
bab satu juga dibahas mengenai tinjauan kepustakaan yang secara garis
penulisan.
Bab II: Perilaku Seksual Menyimpang Dalam Sudut Pandang Psikologi Kriminal
Terdiri dari empat sub bab yang meliputi penelaahan teori psikologi dan
teori psikologi kriminal terhadap kondisi kejiwaan individu. Dalam bab ini
memandangnya.
Bab IV: Peranan Psikologi Kriminal Dalam Proses Pembuktian Tindak Pidana
terhadap unsur sifat jahat (mens rea) yang terdapat dalam diri pelaku
Bab V: Penutup
Terdiri dari 2 (dua) sub bab yang merupakan kesimpulan atau intisari dari