Intervensi Laporan Untuk Kak Geni
Intervensi Laporan Untuk Kak Geni
Locus of control menurut (Ivancevich dan Matteson, 1999:128) adalah derajat sampai
sejauh mana seseorang percaya bahwa dia adalah tuan atas nasibnya sendiri. Menurut
(Robbins,2005:49) adalah seberapa besar orang percaya bahwa apa yang terjadi pada diri mereka
itu adalah pengaruh situasi dari sekeliling mereka baik situasi yang ada didalam dan di luar
dirinya.
Locus kontrol dalam psikologi sosial mengacu pada sejauh mana individu percaya bahwa
mereka dapat mengontrol peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi mereka. Memahami konsep
ini dikembangkan oleh Julian Rotter B. pada tahun 1954, dan sejak itu menjadi sebuah aspek
penting dari studi kepribadian.
Individu dengan lokus kontrol internal yang tinggi percaya bahwa peristiwa hasil terutama dari
perilaku dan tindakan mereka sendiri. Mereka yang memiliki lokus kontrol internal yang rendah
percaya bahwa orang lain kuat, nasib, atau kesempatan terutama menentukan peristiwa.
Mereka yang memiliki lokus kontrol internal yang tinggi memiliki kontrol yang lebih baik dari
perilaku mereka, cenderung menunjukkan perilaku lebih politik, dan lebih cenderung untuk
mencoba mempengaruhi orang lain dari yang dengan eksternal tinggi (atau rendah internal
masing-masing) lokus kontrol. Mereka yang memiliki lokus kontrol internal yang tinggi lebih
cenderung menganggap bahwa upaya mereka akan berhasil. Mereka lebih aktif dalam mencari
informasi dan pengetahuan mengenai situasi mereka.
Jadi pengertian Locus of Control yaitu bagaimana seorang individu memandang atau
menilai sebab musabab dari setiap peristiwa yang terjadi pada dirinya baik itu dari factor internal
maupun eksternal.
Locus of Control terbagi menjadi dua yakni :
1. Internal Locus of Control, yaitu dimana seorang individu merasa bertanggung
jawab dan memegang kendali atas keputusan-keputusan yang ia pilih sendiri
apakah itu baik atau buruk.
2. External Locus of Control, yaitu tingkat kepercayaan seorang individu segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya dikendalikan oleh pengaruh dari luar
dirinya.
Perilaku adalah sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan
oleh suatu organisme. Sedangkan menurut pengertian yang lebih sempit, perilaku hanya
mencakup reaksi yang dapat diamati secara umum atau objektif (Chaplin, 2005). Hampir sama
dengan definisi tersebut, Atkinson dkk (tanpa tahun) menyatakan bahwa perilaku adalah aktivitas
suatu organisme yang dapat dideteksi. Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh
faktor stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal.
Begitu juga perilaku merokok, factor yang mempengaruhi dapat munculnya perilaku ini
bisa karena factor internal (psikologis, perilaku merokok untuk mengurangi stress dsb) atau
factor eksternal (lingungan social atau pengaruh teman, dsb).
Perilaku merokok adalah aktivitas menghisap rokok menggunakan pipa atau rokok.
Masa remaja adalah usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang dewasa
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi
dalam masyarakat, mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa
puber.
Dimasa ini remaja akhir atau late adolescence masa puberitas dan transisi dari remaja
awal dan bersiap untuk menjadi seorang yang dewasa dan waktu dimana mencari atau
menemukan identitas diri, dan beberapa remaja menemukan perilaku merokok sebagai cara
kompensatoris.
Perilaku merokok pada remaja ini terjadi karena adanya factor-faktor yang
mempengaruhi baik factor internal maupun eksternal. Faktor internal biasanya individu atau
remaja melakukan perilaku merokok untuk mengurangi stress, mencari relaksasi, dan
memperoleh pengalaman yang menyenangkan, dan memudahkan ketika butuhnya remaja
berkonsentrasi.
Sedangkan factor eksternal yang mendorong perilaku merokok ini seperti pengaruh
teman sebaya yang mengajak untuk mencoba rokok dan terkadang adanya labeling dari teman
sebaya “pecundang” bagi laki-laki yang tidak merokok dan “jantan” bagi laki-laki yang
merokok. Dan factor dari keluarga atau masalah keluarga yang memunculkan perilaku merokok
seperti perceraian orang tua atau pola asuh dari orang tua dalam mendidik anak remaja laki-
lakinya. Serta status ekonomidi kalangan masyarakat yamg mendorong perilaku merokok ini
muncul.
Dari penjelasan di atas maka pada penelitian ini kami meneliti locus of control pada laki-
laki yang merokok yang berumur 18 – 21 tahun (late adolescence) dan melihat dasar factor
internal atau eksternal kah yang menjadi alasan individu tersebut merokok.
Konstrak Locus of control
Teori Julian Rotter B. (pengembang)
Indikator
No Indikator Subindikator Definisi
1 Internal Mengurangi stress • Stress : Suatu
keadaan • Saya suka
tertekan, baik memikirkan
secara fisik permasalahan saya
maupun • Saya cemas dengan
psikologis perubahan
• stress adalah lingkungan
rasa takut dan • Ketakutan saya
cemas dari tidak tercontrol
perasaan dan • Merokok pelarian
tubuh kita dalam kemelut
terhadap masalah
perubahan di
lingkungan
Mencari Relaksasi • Relaksasi: • Setelah merokok
Kembalinya merasa menjadi
satu otot pada tenang
keadaan • Saya tersenyum
istirahat ketika saya sedang
setelah tenang
mengalami • Saya menikmati
kontraksi atau kenikmatan
peregangan merokok
• Relaksasi: • Merokok membuat
Suatu keadaan aktivitas saya
tegangan menjadi relax
rendah tanpa
• Merokok membuat
emosi yang
saya awet muda
kuat
• Saya merasa
derajat saya tinggi
• Pada saat sedang
merokok orang
tertuju melihat
saya
• Saya tidak bosan
dengan merokok
• Merokok membuat
tidak ngantuk
• Merokok
menjernihkan
pikiran
• Merokok hanya
sedang di kamar
mandi