Anda di halaman 1dari 3

Mengapa mesin disebut 4 tak, karena memang ada 4 langkah. berikut cara kerja na...

1. Intake/hisap
Disebut langkah intake/hisap karena langkah pertama adalah menghisap melalui piston dari
karburator. Pasokan bahan bakar tidak cukup hanya dari semprotan karburator. Cara
kerjanya adalah sbb. Piston pertama kali berada di posisi atas (atau disebut Titik Mati
Atas/TMA). Lalu piston menghisap bahan bakar yang sudah disetting/dicampur antara
bensin dan udara di karburator. Piston lalu mundur menghisap bahan bakar. Untuk
membuka, diperlukan klep atau valve inlet yang akan membuka pada saat piston
turun/menghisap ke arah bawah.

Gerakan valve atau inlet diatur oleh camshaft secara mekanis. Yakni, camshaft mengatur
besaran bukaan klep dengan cara menekan tuas klep. Camshaft sendiri digerakan oleh
rantai keteng yang disambungkan antara camshaft ke crankshaft.beberapa mobil Eropa
seperti Mercedez menggunakan rantai sebagai penghubung antara crankshaft dan
camshaft, tetapi umumnya di mobil Jepang menggunakan belt yang kita kenal sebagai
timing belt.

2. Kompresi
Langkah ini adalah lanjutan dari langkah di atas. Setelah piston mencapai titik terbawah di
tahapan intake, lalu valve intake tertutup, dan dilakukan proses kompresi. Yakni, bahan
bakar yang sudah ada di ruang bakar dimampatkan. Ruangan sudah tertutup rapat karena
kedua valve (intake dan exhaust) tertutup. Proses ini terus berjalan sampai langkah berikut
yakni meledaknya busi di langkah ke 3.

3. Combustion (Pembakaran)
Tahap berikut adalah busi pada titik tertentu akan meledak setelah PISTON BERGERAK
MENCAPAI TITIK MATI ATAS DAN MUNDUR BEBERAPA DERAJAT. Jadi, busi tidak meledak
pada saat piston di titik paling atas (disebut titik 0 derajat), tetapi piston mundur dulu, baru
meledak. Hal ini karena untuk menghindari adanya energi yang terbuang sia-sia karena pada
saat piston di titik mati atas, masih ada energi laten (yang tersimpan akibat dorongan proses
kompresi). Jika pada titik 0 derajat busi meledak, bisa jadi piston mundur tetapi mengengkol
crankshaft ke arah belakang (motor mundur ke belakang, bukan memutar roda ke depan).
Setelah proses pembakaran, maka piston memiliki energi untuk mendorong crankshaft yang
nantinya akan dialirkan melalui gearbox dan sproket, rantai, dan terakhir ke roda.

4. Exhaust (Pembuangan)
Langkah terakhir ini dilakukan setelah pembakaran. Piston akibat pembakaran akan
terdorong hingga ke titik yang paling bawah, atau disebut Titik Mati Bawah(TMB). Setelah
itu, piston akan mendorong ke depan dan klep exhaust membuka sementara klep intake
tertutup. Oleh karena itu, maka gas buang akan terdorong masuk ke lubang Exhaust Port
(atau kita bilang lubang sambungan ke knalpot). Dengan demikian, maka kita bisa
membuang semua sisa gas buang akibat pembakaran. Dan setelah bersih kembali, lalu kita
akan masuk lagi mengulangi langkah ke 1 lagi.

1. Pompa Reciprocating Pompa reciprocating adalah pompa dimana energi mekanik dari
penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa dengan
menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam silinder. Elemen yang bergerak
bolak-balik itu dapat berupa piston atau plunyer. Ketika volume silinder membesar akibat
gerakan piston atau plunyer maka tekanan dalam silinder akan turun dan relatif lebih kecil
daripada tekanan pada sisi isap, sehingga fluida pada sisi isap akan masuk ke dalam pompa.
Sebaliknya ketika volume silinder mengecil akibat gerakan piston atau plunyer maka
tekanan dalam silinder akan naik sehingga fluida akan tertekan keluar. Pompa reciprocating
mempunyai tekanan yang tinggi sehingga mampu melayani sistem dengan head yang tinggi.
Namun kapasitas pompa ini biasanya rendah. Tekanan yang dihasilkan tidak tergantung
pada kapasitas tetapi tergantung pada daya penggerak dan kekuatan bahan. Pompa ini juga
dapat bekerja pada pengisapan kering. Kekurangan pompa reciprocating adalah alirannya
tidak kontinu (berpulsa) dan tidak steady yang disebabkan adanya gaya enersia akibat
gerakan bolak-balik oleh piston atau plunyer.

Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis ditansmisikan dari
mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar (rotor) di dalam
rumah pompa (casing). Pada waktu rotor berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk
kantong-kantong yang mula-mula volumenya besar (pada sisi isap) kemudian volumenya
berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan tertekan keluar

Komponen utama turbin gas ada tiga. Kompresor berfungsi untuk menghasilkan
udara bertekanan tinggi. Bilik pembakaran berfungsi sebagai area tempat pembakaran
bahan bakar dan menghasilkan udara bertekanan dan berkecepatan tinggi. Turbin berfungsi
merubah udara yang bertekanan tinggi dari bilik pembakaran menjadi gerakan mekanis.

Ruang Pembakaran. Pembakaran merupakan kombinasi kimia dari tiga elemen yaitu udara
bahan bakar dan api. Bahan bakar yang digunakan untuk turbin gas adalah hidrokarbon.
Udara yang bertekanan tinggi dari kompresor memasuki ruang pembakaran, saat itu juga
bahan bakar di semprotkan oleh fuel injector sehingga terjadi pembakaran yang
menghasilkan udara yang bertekanan dan berkecepatan tinggi. Inilah yang dimanfaatkan
oleh turbin untuk menghasilkan daya. Modifikasi dari turbin gas ada yang disebut dengan
turbofan. Bentuknya hampir sama dengan turbin gas. Turbo fan memiliki kipas (fan)
sebelum kompresor.

Shell and tube heat exchangers consist of a series of tubes. One set of these tubes contains
the fluid that must be either heated or cooled. The second fluid runs over the tubes that are
being heated or cooled so that it can either provide the heat or absorb the heat required. A
set of tubes is called the tube bundle and can be made up of several types of tubes: plain,
longitudinally finned, etc. Shell and tube heat exchangers are typically used for high-
pressure applications (with pressures greater than 30 bar and temperatures greater than
260°C).[2] This is because the shell and tube heat exchangers are robust due to their shape.

Anda mungkin juga menyukai