Anda di halaman 1dari 6

THERAPEUTIC TOUCH

COMMON COMPLEMENTARY MEDICINE

Oleh:
Melli Wulandari
107101002600
Modul Sejarah Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2007/2008
Therapeutic Touch
Oleh:
Melli Wulandari

Model ilmu pengetahuan secara cepat meningkatkan praktek kedokteran kepada


kepastian patofisiologi penyakit dengan hasil pengertian yang lebih mendalam mengenai
biologi tubuh manusia dan meningkatkan kesembuhan/ perbaikan dari penyakit . Namun
hasil lain yang tidak diharapkan adalah terjadinya erosi hubungan dokter - pasien.
Implikasi lain dari sangat majunya ilmu pengetahuan kedokteran adalah keinginan untuk
mengerti basis molekuler dari sistem kehidupan. Asumsi ini memungkinkan dan
dipercaya oleh banyak praktisi kedokteran dapat memecahkan semua masalah kedokteran
/ penyakit . Namun ternyata ilmu yang sedemikian maju tersebut belum sepenuhnya
mampu memecahkan berbagai masalah klinik komplek yang saat ini masih belum
dimengerti benar mengenai mekanismenya dan pengobatannya pun kadang tidak efektif .

Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran yang sedemikian pesat telah banyak


menciptakan spesialis dan subspesialis. Semuanya memang sangat diperlukan , namun
hal tersebut juga membuat seorang praktisi kedokteran hanya memperhatikan potongan
kecil permasalahan pasien .

Seringkali pendekatan melalui proses konsultasi dan pendekatan holistik pada


pengobatan komplementer dapat membantu pasien untuk lebih mengontrol penyakit
mereka. Namun sayangnya cara seperti ini tidak sering dilakukan karena praktisi
kedokteran dengan pengetahuan , sikap dan terlatih mengenai hal ini hanya beberapa
saja . Di sisi lain pengobatan komplementer mempunyai variasi yang sangat besar. Mulai
dari ‘yang tidak masuk akal” bahkan berbahaya sampai yang memang bermanfaat. Dalam
situasi seperti ini , pasien membutuhkan praktisi kedokteran yang mempunyai
pengetahuan biomedik untuk membedakan hal tersebut . Para praktisi dan peneliti
kedokteran seringkali menggunakan istilah kedokteran integratif sebagai gabungan dari
pengobatan alternatif dan komplementer (PKA) dengan ilmu kedokteran konvensional.
Sebenarnya pengertian kedokteran integratif menekankan pada sistem yang lebih tinggi
yang memperhatikan wellness dan healing pada individu secara keseluruhan ( dimensi
bio-psiko-sosio-spiritual ) sebagai tujuan utama, melalui pendekatan ilmu kedokteran
konvensional maupun alternatif dalam konteks suportif dan hubungan dokter - pasien
yang efektif . Kedokteran integratif juga memfokuskan pada pencegahan dengan
memperhatikan : pola hidup, diet, olah raga, manajemen stress ,dan pengaturan
emosional .

Therapeutic Touch
Teknik pengobatan dengan tumpangan tangan ( The laying on hands/ faith
healing/ therapeutic touch/ hands on spiritual healing) bukanlah suatu metode untuk
kesembuhan sendiri . Namun karena teknik ini banyak dilakukan oleh para praktisi
penyembuh alternatif secara efektif dalam mengurangi rasa nyeri maka pada bab ini akan
dibahas sedikit mengenai rasionalisasi dan fakta ilmiah mengenai pengobatan dengan
tumpangan tangan ini.

Saat proses pengobatan dilakukan, penyembuh menumpangkan tangan di bagian


tubuh yang dirasa perlu untuk kesembuhan pasien. Tangan penyembuh tersebut tidak
menyentuh pasien. Biasanya diletakkan beberapa sentimeter di atas permukaan tubuh.
Penyembuh kemudian memfokuskan perhatian pada proses kesembuhan seperti
‘pembersihan’ daerah yang dianggap sakit, pemberian warna, pemberian energi, dan
berbagai visualisasi kesembuhan.

Mekanisme penyembuhan dengan metode ini masih belum jelas. Namun beberapa
penelitian ilmiah yang mendukung efektifitas kesembuhan terapi tumpangan tangan
sudah dilakukan. Beberapa diantaranya saya ungkapkan pada uraian berikut:

Salah satu penelitian terkenal mengenai penyembuhan tumpangan tangan ini


adalah penelitian Dr. Bernard Gard dari universitas Mc Gill di Montreal. Dr Gard melihat
adanya potensi penyembuhan dengan metode ini, lepas dari faktor kepercayaan pasien
terhadap penyembuh ( faktor sugesti ). Dr. Gard menduga bahwa selain faktor sugesti
atau efek plasebo , ada faktor psychoenergetic yang bekerja, namun kedua faktor tersebut
sukar dilihat dan dipisahkan . Untuk melihat adanya efektifitas kesembuhan dengan
metode ini, lepas dari faktor sugesti, maka Dr. Gard melakukan penelitiannya pada objek
bukan manusia , yaitu pada hewan .

Dr. Gard memilih tikus sebagai hewan percobaan dan penyakit gondok ( thyroid
goiters ) sebagai model penyakit , yang nantinya dapat dipengaruhi oleh energi dari
penyembuh. Alasan pemilihan penyakit gondok sebagai model, karena sebelumnya Dr.
Gard melihat adanya fakta kesembuhan penyakit ini dengan metode tumpangan tangan.
Pada saat penelitian dilakukan , Dr, Gard bekerjasama dengan seorang praktisi
tumpangan tangan yang bernama : Oscar Estebany, seorang berkebangsaan Hongaria,
yang mempunyai reputasi sebagai penyembuh dengan tumpangan tangan.

Tikus percobaan ini diperlakukan menuju pada keadaan penyakit gondok dengan
diberikan diet ‘goitrogenic’ yaitu diet yang terdiri dari makanan defisiensi yodium
( yodium merupakan nutrisi penting untuk fungsi kelenjar tiroid ). Tikus ini juga
diberikan thiourasil ( obat yang memblok hormon thyroid ). Kombinasi dari makanan
defisiensi yodium dan thiourasil ini lebih dari cukup untuk membuat kondisi penyakit
gondok dari tikus percobaan. Tikus percobaan ini dibagi menjadi dua kelompok ;
kelompok uji yang diberikan terapi tumpangan tangan dan kelompok kontrol yang tidak
diberikan terapi. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari. Pada akhir penelitian seluruh
tikus diperiksa untuk melihat jumlah tikus yang mengalami pembesaran kelenjar gondok.
Hasil penelitian didapatkan bahwa tikus pada kelompok uji secara bermakna mempunyai
pertumbuhan kelenjar gondok yang lebih lambat dibandingkan kelompok kontrol. Dari
penelitian ini Dr. Grad menyimpulkan adanya efek energi dari tumpangan tangan dalam
menghambat perkembangan dari penyakit gondok.

Pada penelitian Dr. Grad yang lain maupun penelitian Dr. Remi Cadoret di
universitas Manitoba, dengan menggunakan kelompok tikus yang lebih besar ( 300 ekor )
didapatkan bahwa terapi tumpangan tangan dapat mempercepat penyembuhan luka pada
tikus. Percobaan-percobaan ini menunjukkan bahwa kesembuhan dari tikus-tikus ini di
luar dari faktor plasebo/ kepercayaan terhadap penyembuh/ sugesti.

Fakta – fakta ilmiah lain mengenai efek terapi tumpangan tangan ini adalah :
1. Penelitian Dr. Smith menunjukkan bahwa terapi tumpangan tangan dapat
meningkatkan reaksi enzim setiap waktu. Semakin lama tumpangan tangan ini diberikan
semakin cepat reaksi enzim yang terjadi. Efek ini sama dengan bila enzim diberikan
medan magnet intensitas tinggi !.

2. Penelitian Milles menunjukkan bahwa hasil pengukuran tegangan permukaan


air(dengan menggunakan alat J Du Nouy- type Tensiometer ) menurun pada pemaparan
dengan medan magnet dan hasil yang sama ditunjukkan oleh pemaparan dengan terapi
tumpangan tangan.

Pijatan Terapeutik

Teknik pijat ini dikembangkan Pehr Hendrik Ling dari Swedia. Dilakukan dengan
mengusap punggung, tubuh bagian atas, kaki dan tangan secara lembut. Umumnya teknik
ini diterapkan pada salon kecantikan dan spa karena ditambah penggunaan cream atau
minyak esensial relaksasi.

Pijatan terapeutik pada tubuh tidak hanya menghilangkan ketegangan otot, tapi juga
mengurangi terjadinya peradangan karena tubuh selalu terjaga kelenturannya.

Kesimpulan
Dari fakta-fakta ilmiah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa terapi tumpangan
tangan ini memberikan efek positif terhadap penyembuhan penyakit sehingga dapat
dijadikan salah satu pelengkap sebagai metode untuk mengurangi rasa nyeri.

SUMBER
http://www.indonesiaindonesia.com/f/8970-pengobatan-tumpangan-tangan/
http://mpud.blogspot.com/
http://pijatkeluargasehat.wordpress.com/?s=therapeutic touch

Anda mungkin juga menyukai