Anda di halaman 1dari 20

.

Kisah
empat lilin
Sumber: @ Alighthouse.com
Dimodifikasi oleh SBelen
untuk para guru dan pembina
Ada empat lilin
... yang menyala.
Sedikit demi sedikit habis
meleleh.
Suasana begitu sunyi
sehingga terdengarlah
percakapan mereka.
Yang pertama berkata:

“Aku adalah PAKEM


Pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Namun
kepala sekolah, pengawas, dan
dinas atau yayasan tak mampu
menjagaku. Maka, lebih baik aku
mematikan diriku saja!”

Demikianlah sedikit demi sedikit


sang lilin padam.
Yang kedua berkata:
“ Aku adalah Evaluasi
Yang sejalan dengan tuntutan KTSP.
Karena, aku menilai karya, unjuk kerja,
dan perilaku, termasuk portofolio
siswa. Sayang, aku tak berguna lagi.

Kepala sekolah, pengawas, dan dinas


atau yayasan malah menyuruhku
men-drill soal kepada siswa.
Ujian nasional (UN) atau UASBN tak
mendukungku. Mereka tak mau
mengenalku.

Jadi tak ada gunanya lagi aku tetap


menyala.”

Begitu selesai bicara, tiupan angin


memadamkannya.
Dengan sedih giliran lilin ketiga berbicara:

“ Aku adalah Kesejahteraan Guru


Aku tak mampu lagi tetap menyala.
Gaji tetap rendah. Honor sering
terlambat dibayar. Orang tua tak lagi
mau menyumbang karena kampanye
sekolah gratis.

Pemerintah atau yayasan tidak lagi


memperhatikan hak asasi atas upah
yang layak. Janji tinggal janji.”
Tanpa menunggu lama, padamlah lilin ketiga.
Tanpa terduga...
Seorang anak kecil masuk ke dalam kamar.
Ia melihat ketiga lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan, ia berkata:
“Eh, apa yang terjadi?!
Kalian harus tetap menyala.
Aku takut kegelapan!”
Ia pun menangis tersedu-sedu.
Lalu, dengan terharu lilin
keempat berkata:

“Jangan takut!
Janganlah menangis!
Selama aku masih ada dan
menyala, kita tetap dapat
selalu menyalakan ketiga
lilin lainnya.

Akulah

HARAPAN”
Dengan mata bersinar, sang anak
mengambil lilin Harapan ...
... dan menyalakan kembali lilin
PAKEM
Lalu, menyalakan kembali lilin Evaluasi ....
dan, terakhir lilin Kesejahteraan Guru.
Empat lilin

itu sekarang, semuanya


sama-sama menyala!
Yang tidak pernah
mati adalah
HARAPAN dalam
hati kita....
Setiap orang di antara kita
terpanggil untuk menjadi
lilin Harapan.
...dan untuk menjadi alat,
seperti anak kecil itu, yang
dalam situasi dan kondisi
apa pun mampu
menghidupkan kembali
semangat PAKEM,
EVALUASI, dan peningkatan
KESEJAHTERAAN GURU
yang telah redup dan
sirna ....
Selamat
menjadi

LILIN
HARAPAN

Anda mungkin juga menyukai