1. Pengertian
Menurut Hecker (2001) indikasi seksio caesaria di bagi menjadi tiga yaitu :
2) Ibu : penyakit ibu (eklamsia/ preeklamsi yang berat, DM, penyakit jantung, kanker
cervikal), pembedahan rahim sebelumnya (riwayat seksio caesaria, ruptur rahim
yang sebelumnya, miomektomi), sumbatan jalan lahir .
a. Kesempitan pada pintu panggul atas : apabila konjugata vera kurang dari 10 cm,
atau diameter trasversa kurang dari 12 cm. Panggul sempit mungkin
menyebabkankepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks
uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini mengakibatkan inersia uteri serta
lamanya pendataran dan pembukaan serviks.
b. Kesempitan panggul tengah : apabila ukuran panggul kurang dari 9,5 cm, perlu kita
waspadai terhadap kemungkinan kesulitan pada persalinan, biasanya pada posisi
oksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap.
c. Kesempitan pintu bawah panggul : pintu bawah panggul bukan merupakan bagian
yang datar, tetapi terdiri atas segitiga depan dan segitiga belakang yang
mempunyai dasar yang sama, yakni distansia tuberum. Apabila ukuran yang
terakhir ini lebih kecil dari pada biasa, maka sudut arkus pubis mengecil (<>
a. Adaptasi Fisiologi
Menurut Bobak (2005) & Cuningham (2006) adaptasi fisiologi dibagi menjadi
beberapa sistem diantaranya yaitu :
1) Sistem reproduksi.
a) Uterus
3. After Pains rasa nyeri setelah melahirkan lebih nyata ditempat uterus
yang teregang, menyusui dan oksitosin tambahan biasanya
meningkatkan nyeri ini karena keluarnya merangsang kontraksi uterus.
5. Lokia. Menurut Huliana (2003) lokhea dibagi menjadi tiga jenis sesuai
dengan warnanya sebagai berikut :
(a) Lokia rubra terdiri dari darah, sisa penebalan dinding rahim, dan
sisa-sisa pemahaman plasenta. Lochea rubra berwarna kemerah-
merahan dan keluar sampai hari ke-3 atau ke-4.
(b) Lokia serosa mengandung cairan darah, berupa serum dan lekosit.
Lochea serosa berwarna kekuningan dan keluar antara hari ke-5
sampai ke-9.
(c) Lokia alba terdiri dari leukosit, lendir leher rahim (serviks), dan
jaringan-jaringan mati yang lepas dalam proses penyembuhan.
Loshea alba berwarna putih dan keluar selama 2-3 minggu.
b) Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan, 18 jam pasca partum,
serviks memendek dan konsentrasinya menjadi lebih padat dan kembali ke
bentuk semula.
d) Payudara
e) Abdomen
2) Sistem Endokrin
3) Sistem Urinarius
a) Komponen Urine
b) Diuresis Pascapartum
4) Sistem Pencernaan
Anestesi bisa memperlambat pengambilan tonus otot dan motilitas otot saluran
cerna ke keadaan normal sehingga defekasi bisa tertunda 2-3 hari, keadaan ini
bisa juga karena pemberian analgesia sebelum operasi. Biasanya bising usus
belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua
bising usus makin masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ke-3
post operasi.
5) Sistem Kardiovaskuler
Denyut nadi dan jantung meningkat setelah melahirkan karena darah yang
biasanya melintasi uretroplasma tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. Namun,
klien dengan anestesi spinal cenderung akan mengalami hipotensi yang
disebabkan melebarnya pembuluh nadi sehingga darah berkurang.volume
darah menurun ke kadar sebelum hamil pada 4 mingu setelah melahirkan.
Hematokrit meningkat pada hari ke 3-7 pasca partum. Leukositosis normal
pada kehamilan rata-rata sekitar 12.000 /mm³. Selama 10 sampai 12 hari
pertama setelah bayi lahir, nilai leukosit antara 20.000 dan 25.000
/mm. Varises ditungkai dan disekitar anus akan mengecil dengan cepat setelah
bayi lahir.
6) Sistem Neurologi
7) Sistem Muskuloskeletal
8) Sistem Integumen
b. Adaptasi Psikologi
1) Fase Taking In (1-2 hari). Fase ini merupakan periode ketergantungan yang
biasanya ditunjukkan dengan prilaku sebagai berikut : fokus perhatian
ibu pada dirinya sendiri, mudah tersinggung, ibu menjadi pasif terhadap
lingkungannya dan nafsu makan ibu meningkat.
2) Fase Taking Hold (3-10 hari). Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu
perasaanya sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya
kurang hati-hati. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dan
merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
3) Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri
dari ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya
meningkat pada fase ini.
Menurut Hanifa (2003) komplikasi yang mungkin akan ditemukan pada post
seksio caesaria diantaranya :
a. Infeksi Puerperal (nifas)
1) Ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas.
2) Sedang; dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut
sedikit kembung (Mochtar, Rustam, 1998; 121).
b. Perdarahan disebabkan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
atau atonia uteri (kurangnya tonus otot pada dinding uteri).
d. Rupture uteri.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Analgesik
b. Tanda-tanda Vital
Kateter sudah dapat dilepas dari vesika urinaria setelah 12 sampai 24 jam post
operasi. Kemampuan mengosongkan urinaria harus dipantau sebelum terjadi
distensi. Gejala kembung dan nyeri akibat inkoordinasi gerak usus dapat menjadi
gangguan pada hari ke-2 dan ke-3 post operasi. Pemberian supositoria rectal akan
diikuti dengan defekasi atau jika gagal, pemberian enema dapat meringankan
keluhan pasien.
e. Ambulasi
Pada hari pertama post operasi, pasien dengan bantuan perawat dapat bangun dari
tempat tidur sebentar sekurang-kurangnya sebanyak 2 kali. Ambulasi dapat
ditentuka waktunya sedemikian rupa sehingga preparat analgesik yang baru
saja diberikan akan mengurangi rasa nyeri. Pada hari kedua, pasien dapat berjalan
ke kamar mandi dengan pertolongan. Dengan ambulasi dini, trombosit vena dan
emboli pulmoner jarang terjadi.
f. Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang relative ringan
tampak banyak plester sangat menguntungkan. Secara normal jahitan kulit
diangkat pada hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat pada hari ke tiga
post partum, pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.
g. Laboratorium
Secara rutin Ht diukur pada pagi hari setelah operasi, Ht harus segera dicek
kembali bila terdapat kehilangan darah atau bila terdapat oliguri atau keadaan lain
yang menunjukan hipovolemia. Jika Ht stabil, pasien dapat melakukan ambulasi
tanpa kesulitan apapun dan kemungkinan kecil jika terjadi kehilangan darah lebih
lanjut..