Anda di halaman 1dari 3

MENCARI KONSEP PSCS YANG BENAR-BENAR CITRA SMANTI DAN

LAYAK JUAL
Oleh Hariyanto*)

Arti Kata PSCS


PSCS adalah singkatan dari pagelaran seni citra smanti. Untuk memahami konsep
PSCS sebaiknya kita tinjau dari arti masing-masing kata dalam PSCS sebagai berikut:
Pagelaran
Pagelaran dapat diartikan sebagai penampilan atau performance,
Seni
Pengertian kata seni kita ambil dari Inggris art, yang berakar pada kata Latin ars,
yang berarti: "ketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau
proses belajar". Dari akar kata ini kemudian berkembang pengertian yang diberikan
oleh kamus Webster sebagai berikut: "penggunaan ketrampilan dan imajinasi secara
kreatif dalam menghasilkan benda-benda estetis." (Webster's Collegiate Dictionary,
1973, hal.63).
Citra
1 rupa; gambar; gambaran; 2 Man gambaran yg dimiliki orang banyak mengenai
pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk; 3 Sas kesan mental atau bayangan
visual yg ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur
dasar yg khas dl karya prosa dan puisi; 4 Hut data atau informasi dr potret udara
untuk bahan evaluasi;
SMANTI
SMANTI dapat diartikan sebagai seluruh warga SMA Negeri 3 Malang, mulai dari
siswa, guru, karyawan, alumni, dan widhi SMANTI.
Konsep PSCS Murni
Berdasarkan arti masing-masing kata yang terkandung dalam PSCS di atas, maka
PSCS atau Pagelaran Seni Citra SMANTI dapat diartikan sebagai suguhan atau
penampilan suatu karya kreatif yang indah (karya seni) yang menggambarkan atau
merupakan SMA Negeri 3 Malang. Dengan demikian, sudah barang tentu hasil karya
seni yang menggambarkan SMANTI adalah hasil dari karya warga SMANTI itu sendiri
atau setidak-tidaknya seluruh acara dalam pagelaran dominan karya warga SMANTI.
Indikator bahwa PSCS merupakan dominan karya SMANTI adalah:
1) seluruh substansi acara dibidani oleh warga SMANTI,
2) peresentase terbesar dari pagelaran merupakan karya warga SMANTI,
3) hasil karya warga SMANTI merupakan icon penting dalam PSCS, dan
4) sebagaian besar penonton pulang dari pagelaran sangat terkesan dengan hasil
karya seni warga SMANTI, bukan hasil karya orang lain (baca: bintang tamu)

Konsep PSCS Hibridisasi


Pada tahun 80 – 90-an, SMAN 3 Malang sangat produktif dalam menghasilkan karya-
karya seni yang layak menjadi rujukan lembaga-lembaga lain, sehingga setiap
pagelaran seni yang diselenggarakan oleh SMANTI selalu dibanjiri oleh penonton
baik warga SMANTI, maupun siswa-siswa sekolah lain, bahkan oleh pengamat seni
kota Malang maupun luar Malang.
Perkembangan teknologi semakin pesat yang menyebabkan arus informasi antara
belahan dunia tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu menyebabkan
perkembangan kreasi dan karya seni-seni sekolah-sekolah lain di luar SMANTI juga
semakin kompetitif. Hal
ini menyebabkan pagelaran seni yang diselenggarakan oleh sekolah setingkat SLA di
kota Malang semakin meningkat baik kuantitas dan kualitasnya, sehingga
memberikan banyak pilihan kepada para penikmat pagelaran seni. Untuk menarik
masyarakat agar tetap menentukan pilihannya bahwa PSCS tetap “layak jual”, maka
perlu dirumuskan sebuah konsep PSCS yang lebih moderat tetapi tetap menunjukkan
gambaran hasil karya seni warga SMANTI. Ada 3 (tiga) pilihan konsep PSCS, yaitu:
1. PSCS murni ( 100% hasil karya warga SMANTI) yang dikemas dan disajikan
secara professional sehingga dapat menarik masyarakat, sponsor, dan lembaga
lain yang terkait.
2. PSCS moderat yaitu menyajikan hasil karya seni warga SMANTI yang dikemas
dan disajikan professional dan mendatangkan 1 (satu) group bintang tamu untuk
menarik masyarakat dan sponsor (seperti yang berlangsung 4 tahun terakhir)
3. PSCS hibridisasi, yaitu menyajikan hasil karya seni warga SMANTI yang
dikemas dan disajikan secara professional dan mendatangkan 1(satu) atau
maksimum 2 (dua) orang bintang tamu yang nantinya dalam penampilannya
berkolaborasi atau berhibrisasi dengan group dari SMANTI.

Dari 3 (tiga) opsi di atas, yang sudah dilaksanakan adalah opsi 1, yaitu pada tahun
80 – 90-an, opsi 2, yaitu saat PSCS kembali diselenggarakan 4 tahun terakhir setelah
beberapa tahun vakum dan diganti B-NIGHT. Sedangkan opsi 3 belum dicoba, agar
konsep ke-PSCS-annya tetap murni dan masih menjadi pilihan masyarakat SMANTI
maupun masyarakat luar maka OSIS dan PK mohom mengkaji dan menganalisis
kelebihan dan kelemahan masing-masing opsi di atas dan apabila perlu bekerjasama
dengan pihak UPM (Unit penjaminan Mutu) SMAN 3 Malang.

*)
Orang yang peduli terhadap Cagar Kultur SMANTI

Anda mungkin juga menyukai