Bab I-Iii
Bab I-Iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era otomasi industri di Indonesia pada saat ini sudah sangat maju dan
memberikan kemudahan bagi banyak kalangan terutama industri. Salah
satunya keunggulan dalam teknologi robotik tak dapat dipungkiri telah lama
dijadikan sebagai teknologi otomasi terutama di idustri-industri besar.
Kecanggihan teknologi yang dimiliki sangat bermanfaat bagi industri karena
dengan adanya robot, jumlah produksi dapat ditingkatkan karena robot
mampu bekerja selama 24 jam tanpa istirahat.
Robot adalah sebuah mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik
menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, atau menggunakan program
yang didefinisikan (kecerdasan buatan). Robot biasanya digunakan untuk
tugas berat, bahaya, pekerjaan berulang dan kotor. Biasanya menunjuk robot
industri digunakan dalam garis produksi. Penggunaan lainnya termasuk
pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air, luar angkasa, dan
pertambangan. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di
bidang hiburan, penyedot debu, dan pemotong rumput.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Media pembelajaran robotika harus dikembangkan di Jurusan
P.T.Elektronika.
2. Perguruan Tinggi dituntut responsif dan antifatif terhadap kemajuan
teknologi.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup permasalahan yang ada, maka fokus permasalahan
dibatasi pada pengembangan trainer robot dan modul pendukung pembuatan
robot cerdas berkaki pemadam api sebagai media pembelajaran robotika di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, FT, UNY. Untuk mengetahui tingkat
kelayakan produk dilakukan dengan uji validasi terhadap produk yang
dikembangkan.
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana desain Robot Cerdas Berkaki Pemadam Api sebagai media
UNY ?
E. Tujuan
Tujuan penelitian ini mengacu pada masalah yang telah disebutkan di atas
yaitu untuk :
F. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Jurusan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
kurikulum.
sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar
yang guru lakukan di dalam kelas. Apa yang dilakukan guru agar
bersifat internal.
2. Study club
Study club adalah suatu kegiatan belajar di luar jam sekolah yang
untuk mengingat informasi pada hari tes. Proses pertukaran ide atau
ilmu dan senantiasa timbul dorongan dari dalam diri untuk selalu
belajar. Siswa yang belajar dengan orang lain juga dipaksa untuk
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian
suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan dapat diamati
melalui indera.
dikutip oleh Azhar Arsyad (2010: 7-8) ada tiga tingkatan utama
belajarnya.
1) Fungsi Atensi
2) Fungsi Afektif
3) Fungsi Kognitif
gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
mengingatnya kembali.
mengajar yaitu:
dilihat.
4. Robot Cerdas Berkaki Pemadam Api
1) Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip
pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya
pada daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400
KHz. Prinsip kerja Sensor Ultrasonik Sensor ultrasonik terdiri
dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur
unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal
piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya
dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik
yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz – 400 KHz diberikan pada
plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan
berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap
polaritas tegangan yang diberikan, dan ini disebut dengan efek
piezoelectric.
Gambar 5. Sensor ultrasonik
2) UV Tron
UVTron Flame Detector digunakan untuk menemukan sumber api dalam hal ini
adalah api lilin. UV Tron dapat menemukan nyala api dalam jarak 5 meter dari
sumber dan alat ini beroprasi dalam range spektral 185 sampai dengan 160 nm.
Alat ini terdiri dari 2 paket yaitu:
a) Hamamatsu R2868 Flame (UV) Sensor
b) UVTron C3704 Rangkaian driver
UVTron adalah suatu device yang sangat sederhana. Ketika katoda diarahkan
pada sinar ultraviolet (dari lilin), photoelektron dipancarkan dari katode secara
efek photoelectric dan kemudian dipercepat ke arah anoda dengan medan elektrik.
Ketika tegangan yang diterapkan menjadi lebih tinggi dan medan elektrik
bertambah kuat, energi kinetic dari electron menjadi cukup besar untuk
mengionisasikan molekul-molekul gas yang terdapat pada tabung dengan cara
dibenturkan. Elektronelektron yang dihasilkan dari ionisasi dipercepat, sehingga
memungkinkannya untuk mengionisasi molekul-molekul lain sebelum mencapai
anoda. Pada sisi lain, ion positive dipercepat ke arah katode dan menabrak
sehingga membangkitkan elektron-elektron kedua. Proses ini menyebabkan arus
yang besar antara elektroda-elektroda dan saat proses pelepasan berlangsung.
Pelepasan yang pertama terjadi, tabung terisi dengan electron-elektron dan ion-
ion. Tegangan turun atau jatuh antara katoda dan anoda dengan cepat. Status ini
akan terjadi tanpa menurunkan tegangan anode sampai di bawah titik jenuh.
Rangkaian pengarah menciptakan perbedaan tegangan yang diperlukan pada
tabung untuk mengijinkan proses peluruhan ketika terkena sinar ultraviolet.
Kemudian rangkaian mengamati arus keluaran dari tabung dan ketika proses
peluruhan terjadi, tegangan pada anode dikurangi oleh rangkaian untuk
mengijinkan bola lampu mengulang lagi atau mereset. Tiap waktu proses
peluruhan dan pelepasan terjadi, sinyal dibangkitkan dengan cirkut atau rangkaian
dengan beberapa pengaruh
untuk latar belakang.
Gambar 2.7 Daerah jangkauan dari sensor falme detektor posisi tidur
Posisi dari tabung Uvtron mempengaruhi jarak dari jangkauan pendeteksian sinar.
Dengan posisi berdiri jangkauan lebih jauh tetapi jangkauan luasan daerah lebih
sempit hal ini berkebalikan dengan posisi tidur sehingga posisi dari tabung harus
disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2.8 Daerah jangkauan dari sensor falme detektor posisi berdiri
Frekuensi yang dihasilkan dapat diatur dari kombinasi nilai resistor dan kapasitor
RA, RB, dan C yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Pada rangkaian penerima terdiri atas mic sebagai input dan juga menerima
gelombang suara dari pemancar. Selanjutnya rangakain preamplifire untuk
menguatkan input dari mic. Dari rangkaian amplifire masuk ke rangkaian
bandpass filter. Rangkaian band pass filter berfungsi untuk memfilter suara yang
masuk agar benar-benar suara dari pemancar saja yang dapat diterima.
Robot
2. Driver Motor
pada gambar 8.
Gambar 8. Rancangan Rangkaian Driver Motor
3. Motor DC
berlawanan arah jarum jam. Untuk itu dapat dipilih motor DVD
1300 rpm.
kemampuan masing-masing.
B. Kerangka Berpikir
seperti pada kajian teori. Hasil dari perumusan berbagai kajian teori
robot yang mampu bekerja untuk mengikuti garis. Beberapa teori yang
suatu produk berupa robot cerdas berkaki pemadam api. Untuk dapat
membuat sebuah robot cerdas berkaki pemadam api diperlukan komponen
berkaki pemadam api maka diberikan satu buah modul pendukung. Modul
berisi pemaparan teori yang terdapat dalam sebuah robot cerdas berkaki
dan media oleh pakar ahli serta uji pemakaian oleh siswa . Dari proses
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:297). Langkah-langkah
penelitian pengembangan ditunjukkan pada gambar 11.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah robot cerdas
berkaki pemadam api sebagai media pembelajaran pada study club
robotika di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika , Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta.
LCD
S.KOMPAS
S.JARAK
15cm
S.JARAK
MICRO1
MIC MICRO2
S.JARAK
3. Implementasi
4. Pengujian Kelayakan Media
2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:142). Angket
digunakan untuk menentukan kelayakan media yang dibuat berupa
robot cerdas berkaki pemadam api. Responden yang dilibatkan dalam
pengambilan data adalah dosen ahli materi sekaligus ahli media
pembelajaran dan pengguna atau siswa.
D. Instrumen Penelitian