Anda di halaman 1dari 5

III.

Teori
Pada umumnya kita tidak mengetahui komposisi dari larutan sampel
yang akan dianalisis, sehingga sulit untuk membuat larutan standar yang
mempunyai komposisi ionik yang sarna dengan larutan contoh. Untuk
mengatasi hal ini dibuat suatu metoda yang disebut sebagai metoda
kekuatan ion tetap. Metoda ini dilakukan dengan cara mencampurkan
suatu larutan yang mempunyai kekuatan ion cukup tinggi ke dalam
larutan standar dan ke dalam larutan contoh. Dengan demikian
perbedaan kedua ion dari kedua larutan yang mempunyai konsentrasi
yang berbeda dapat diabaikan sehingga kekuatan ion menjadi konstan
(Purwadi,2000).
Ujung simetri dari pola geometris molekul-molekul adalah salah satu
dari kumpulan yang luar biasa atau sama dengan kristal yang mana telah
didefinisikan sebagai keadaan yang biasa (umum) untuk semua sifat-
sifatnya tapi tak lebih dari sebuah/suatu indikasi. Dasar pokok persoalan
prinsip ini adalah simetri dari struktural kristal dalam prakteknya adalah
kedua posisi simetri dan intensitas dari sinar X atau difraksi spektrum
neutron (Lingafelter, 1985).
Kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa ini
tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. kalium nitrat
Merupakan komponen bubuk hitam teroksidasi (disuplai oksigen).
Sebelum fiksasi industri nitrogen skala besar (proses Haber), sumber
utama Kalium nitrat ialah deposit yang mengkristalisasikan dari dinding
gua atau mengalirkan bahan organik yang membusuk. Tumpukan
kotoran juga sumber umum yang utama: amonia dari dekomposisi urea
dan zat nitrogen lainnya akan melalui oksidasi bakteri untuk
memproduksi nitrat (http://id.wikipedia.org).
Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterigen, artinya
tidak seluruh materi ini mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi, ada
suatu campuran yang partikel-partikel tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa. Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya,
larutan dianggap sebagai materi homogen walaupun keadaan yang
sesungguhnya tidak homogen benar. Oleh karena proses pembentukan
campuran merupakan proses fisis, maka partikel-partikel pembentuk
campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan tersebut
berdasarkan perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk
campuran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (Kitty, 1996).
Natrium dan senyawanya sangat penting, logamnya sebagai aliasi Na-
Pb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb, dan banyak kegunaan industri
yang lain. Baik Na+ maupun K+ penting secara fisiologis dalam hewan
dan tanaman, sel-sel dapat membedakan Na+ dan K+ mungkin dengan
beberapa jenis mekanisme pengompleksan (Cotton, 1989).
Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan
anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan
elektrostatik. Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya
NaCl melarut dalam air, sementara logam oksida dan sulfida, yang
mengandung kontribusi ikatan kovalen yang signifikan, biasanya tidak
larut bahkan di pelarut yang paling polar sekalipun. Struktur dasar kristal
ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuk susunan
terjejal dan ion yang lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam
lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal ionik
diklasifikasikan kedalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation
dan anion yang terlibat dan jari-jari ionnya. Setiap tipe struktur disebut
dengan nama senyawa khasnya, jadi struktur garam dapur tidak hanya
merepresentasikan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya (Saito,
1996)

IV. Hasil Pengamatan


a. Data Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
Pembuatan Garam Kalium Nitrat :
15 gram KCl + 17 gram NaNO3 dilarutkan dalam 50 mL air panas, dan
diuapkan lalu disaring.
Hasil dari saringan diuapkan dan kemudian didingainkan, lalu
disaring.
Campuran bewarna putih terdapat endapan putih
Terbentuk kristal kalium
2.
Pemurnian Kalium Nitrat :
Larutan kristal kalium + aquades dan kemudian disaring.
Terbentuk kristal kalium nitrat bebas ion.

b. Reaksi-reaksi yang terjadi

c. Perhitungan
Berat KCl yang ditimbang = 15 gram
Berat NaNO3 yang ditimbang = 17 gran
Mol KCl = 0,3 mol
Berat teoritis = 0,3 x 101
= 30,3 gram
Rendemen yang diperoleh :

V. Pembahasan
Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik
antara ion bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki
titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Namun, dalam larutan
atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ion-ion yang
memiliki hantaran listrik. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion
natrium dan khlorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan
kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya, ion
natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal,
walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan
berinteraksi dengan semua ion natrium dalam kristal
Pada asam nitrat dan garamnya merupakan senyawa okso dari nitrogen
yang sangat penting. Saat ini asam nitrit sebagian besar dibuat dari
merubah nitrogen dalam atmosfer menjadi ammonia. Ammonia dibuat
dengan mengoksidasi menjadi NO dengan adanya katalisator, kemudian
NO diserap kedalam air yang mengandung oksigen. Pada temperature
kamar, asam nitrat ada dalam bentuk fasa cair dan mendidih pada
84,1oC dan membeku menjadi kristal pada -41,59oC. Pada pembuatan
kalium sulfit dari natrium sulfit denga kalium klorida, garam yang
terjadi direklistlisasikan dengan air. Proses reklistalisasi ini dilaksanakan
sehingga hanya terdapat ion K+ dan ion SO32+ saja yang tinggal di
dalamlarutan atau tidak ditemukan lagi ion Na+ dan Cl-.
Pada percobaan ini kita membuat dan pemisahan garam kalium nitrat.
Garam ini dibuat dengan mereaksikan larutan jenuh KCl dengan larutan
jenuh NaNO3. Sebagian besar garam-garam nitrat bersifat higroskopis
dan mudah larut dalam air. Sehingga ketika kita larutkan dengan air
maka akan seketika akan larut dengan mudah, tetapi kita menggunakan
air panas dalam percobaan ini, agar ion-ion K+ dan NO3- mudah larut
terpisah menjadi ion-ionnya, namun, beberapa garam nitrat dapat
diperoleh dalam bentuk anhidrat dan tidak mengalami dekomposisi pada
pemanasan yang cukup tinggi.
Pada proses pembuatannya kita mereaksikan anatara larutan KCl dengan
NaNO3 dengan komposisi tertentu, dengan melalui pemanasan,
didinginkan hingga kristal kalium terbentuk dan kemudian disaring.
Pada pross ini, teknik reklistalisasi diperlukan, dimana zat padat sebagai
hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh sebab itu,
untuk mendapatkan zat-zat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih
dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya.
Pada hasil kristal Kalium Nitarat kita lakukan pemurinian agar
memperoleh hasil kristal yang murni, hal ini dilakuakan dengan
menambahkan sedikit aquades hingga larutan kristal kalium nitrat bebas
ion klorida. Pemberian aquades ini berfungsi agar ion klorida yang
mungkin masih terdapat dalm kristal kalium dapat hilang.
Pada percobaan ini kita memperoleh kristal garam kalium nitrat sebesar
9,23 gram, dimana kristal tersebut bewarna puih. Hasil dari rendemen
sebesar 30,7%, ini berarti yang berarti bahwa 60,3%nya adalah zat
pengotor (residu) yang berada dalam sampel garam kalium nitrat
tercemar.

VI. Simpulan
Dari hasil percobaan, kita dapat menyimpulakn bahwa kita dapat
membuat kristal garam kalium jitrat dengan mencampurkannya dengan
NaNO3 yang dilakukan dengan pemanasan dan penaringan yang
kemudian di dinginkan yang kemudian terbentuk kristal.

Daftar Pustaka
Cotton, Albert, Wilkinson, 1989. Kimia Anorganik dasar. Universitas
Indonesia. UI-Press. Jakarta.

http://id.wikipedia.org (diakses 3 Mei 2009).

Lingafelter, E.C.. 1989. Crystal systems.. Volume 62 Nomor 219.


(http:// www.journalofchemicaleducation.com) diakses tanggal 30
Desember 2008

Purwadi KP. 2000. Penentuan Kadar Florida dan Klorida Dalam Serbuk
UO2 Secara Potensiometrik Elektroda Ion Selektif dengan
Menggunakan Teknik Pirohidrolisis. Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar
Nuklir V.

Saito, Taro, 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Permission of


Iwanami Shoten. Tokyo

Sura, Kitty, 1996. Kimia I. Intan Pariwara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai