Anda di halaman 1dari 32

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN


(Berita Resmi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman)
NOMOR : 1 TAHUN : 1994 SERI :C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN


NOMOR 3 TAHUN 1993

TENTANG

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA TEMPEL


TAHUN 1992 - 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SLEMAN

Menimbang : a. bahwa semakin berkembangnya kota Tempel sesuai lajunya

pembangunan yang beraneka ciri dan sifat kehidupan perkotaan

memerlukan pengarahan, penelitian, perencanaan dan

pengembangan;

b. bahwa untuk mengembangkan Kota Tempel sesuai dengan

karakteristiknya sebagai Ibukota Kecamatan yang merupakan pusat

kegiatan pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial

budaya sesuai dengan Kebijaksanaan Pembangunan Nasional dan

Regioal serta seirama dengan Slogan Pembangunan Desa Terpadu

“Sleman Sembada” dari Pemerinath Kabupaten Daerah Tingkat II

Sleman perlu disusun Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel;


c. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut perlu

ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman

tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel Tahun 1992 -

2012.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Daerah Kabupaten di Lingkungan Daerah Istimewa

Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria;

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961, tentang Pencabutan Hak

Atas Tanah dan Benda-Benda di atasnya;

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan jo

Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991;

6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan Jo Peraturan

Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985;

7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Jo. Peraturan

Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993;

8. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian;

9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985, tentang Tenaga Listrik;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987, tentang Penyerahan

Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum

Kepada Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988, tentang Koordinasi

Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah jis Instruksi Menteri Dalam


Negeri Nomor 18 Tahun 1989 dan Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 333/KPTS/1992;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1986 tentang

Penetapan Batas Wilayah Kota di seluruh Indonesia jo Instruksi

Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 1986;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Kota;

14. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 640/KPTS/1986

tentang Perencanaan Tata Ruang Kota;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 650-658 Tanggal 24 Juli

1985 tentang Keterbukaan Rencana Kota untuk umum;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2

Tahun 1987;

17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1992 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Daerah tentang

Rencana Kota;

18. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1985 tentang

Penegakan Hukum/ Peraturan dalam rangka Pengelolaan Daerah

Perkotaan;

19. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang

Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan;

20. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun

1959, tentang Penyerahan Secara Nyata beberapa Urusan Daerah

Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swantara Tingkat II Bantul,

Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul;


21. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 1

Tahun 1989 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 1

Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 6

Tahun 1989 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 4

Tahun 1992 tentang Slogan Pembangunan Desa Terpadu “Sleman

Smebada”;

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Sleman.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KALASAN TAHUN

1992 - 2012.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

b. Kepala Daerah ialah Bupati Kepala Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

c. Badan Perencana Pembangunan Daerah adalah Badan Perencana Pembangunan

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.


d. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat

II Sleman.

e. Wilayah Perencanaan adalah wilayah yang diarahkan pemanfaatan ruangnya sesuai

dengan masing-masing jenis rencana kota.

f. Ruang Kota adalah Kesatuan peruntukan penyediaan fasilitas jasa distribusi dan lain-

lain untuk kepentingan perencana fisik.

g. Kota Tempel adalah Ibukota Kecamatan Tempel Kabupaten Daerah Tingkat II

Sleman.

h. Rencana Umum Tata Ruang Kota adalah Rencana pemanfaatan Ruang Kota sampai

yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam

pelaksanaan program-program pembangunan kota Tempel.

i. Perkotaan adalah Satuan kumpulan pusat-pusat pemukiman yang berperan di dalam

satuan wilayah pengembangan dan atau Wilayah Nasional dan simpul jasa.

Pasal 2

Lampiran Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota terdiri dari :

a. Buku Rencana dan

b. Album Peta

Pasal 3

Naskah Peraturan Daerah, Naskah Penjelasan dan Lampiran-lampiran Peraturan Daerah

tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota merupakan kesatuan yang utuh dan tidak

terpisahkan satu sama lain.


BAB II

RECNCANA DETAIL TATA RUANG KOTA KALASAN

Bagian Pertama

Asas Penataan Ruang Kota Tempel

Pasal 4

Penataan Ruang Kota Tempel berdasarkan pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan

secara terpadu, berdaya guna, berhasil guna, tertib, aman, serasi, seimbang, lestari, dan

berkelanjutan.

Bagian Kedua

Tujuan Penataan ruang Kota Tempel

Pasal 5

Penataan Ruang Kota Tempel bertujuan :

a. Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berlandaskan wawasan Nusantara dan

Ketahanan Nasional.

b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan

budaya.

c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

1). Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan sejahtera serta berkelanjutan.

2). Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi dampak negatif dari

penataan ruang kota terhadap lingkungan.

3). Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara

berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna.

4). Mencegah perbenturan kepentingan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan

Bagian Ketiga

Penyelenggaraan Penataan Ruang Kota Tempel

Pasal 6

(1). Pemerintah Desa menyelenggarakan Penataan Ruang Kota Tempel yang sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat.


(2). Penyelenggaraan Penataan Ruang tersebut ayat (1) Pasal ini memberikan

wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk :

a. Mengatur dan menyelenggarakan Penataan Ruang Kota Tempel.

b. Mengatur tugas dan kewajiban Instansi Pemerintah Daerah dalam mengatur

Ruang.

c. Mengatur hak dan kewajiban orang dan masyarakat sehubungan dengan

Penataan Ruang Kota Tempel.

(3). Pelaksanaan ketentuan tersebut ayat (2) Pasal ini dilakukan dengan tetap

menghormati hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang dan masyarakat.

Bagian Keempat

Proses dan Prosedur Penataan Ruang Kota Tempel

Paragraf 1

Perencanaan dan Peninjauan Kembali

Pasal 7

(1). Perencanaan Tata Ruang Kota dilakukan melalui proses dan prosedur penyusunan

serta penetapan Tata ruang.

(2). Perencanaan Tata ruang Kota dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Keseimbangan dan keserasian fungsi budidaya dan fungsi lindung, dimensi

waktu, teknologi, sosial budaya serta fungsi pertahanan keamanan.

b. Aspek-aspek pengelolaan secara terpadu dari sumber daya manusia, sumber

daya alam, sumber daya buatan dan fungsi estetika lingkungan serta kualitas

Tata Ruang.

(3). Perencanaan Tata Ruang mencakup perencanaan struktur dan pola Tata Ruang

yang meliputi Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna Udara dan Tata Guna

Sumber Daya Alam lainnya.


Pasal 8

(1). Rencana Tata Ruang Kota ditinjau kembali dan disempurnakan dalam kurun waktu

paling singkat 5 (lima) tahun.

(2). Peninjauan kembali atau perubahan Rencana Tata Ruang Kota sebagaimana

dimaksud ayat (1) Pasal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan hak-hak yang

dimiliki oleh setiap orang dan masyarakat.

(3). Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali atau perubahan

Rencana Tata Ruang yang mengatur dan mengenai pelaksanaannya akan diatur

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Paragraf 2

Pemanfaatan

Pasal 9

(1). Pemanfaatan Rencana Tata Ruang berupa kegiatan penyusunan pemanfaatan

ruang dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang.

(2). Pemanfaatan Rencana Tata Ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan

jangka waktu Rencana Tata Ruang.

(3). Pemanfaatan Rencana Tata Ruang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam rangka

penyusunan program pembangunan dan pembiayaan.

Pasal 10

Dalam rangka Pemanfaatan Ruang dikembalikan pada pola pengelolaan Tata Guna

Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna Udara dan Tata Guna sumber Daya Alam lainnya,

sesuai dengan asas-asas penataan ruang.

Paragraf 3

Koordinasi

Pasal 11

Koordinasi pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota dan

pelaksanaannya diselenggarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.


Bagian Kelima

Maksud dan Tujuan Rencanan Umum Tata Ruang Kota Tempel

Pasal 12

(1). Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tempel dimaksudkan untuk :

a. Mewujudkan tersedianya Rencana Kota yang mantap bersifat oparasional dan

mengikat serta dipatuhi baik oleh Pemerintah Daerah termasuk instansi Vertikal

maupun bagi seluruh warga masyarakat.

b. Memberikan kejelasan dan kewenangan kepada Camat sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku dalam hal pengendalian pertumbuhan dan

keserasian Lingkungan Kota Tempel.

c. Meningkatkan fungsi dan peranan Kota Tempel sebagai sub pusat

pengembangan dalam suatu sistem pengembangan wilayah regional.

d. Menciptakan Pola Tata Ruang Kota Tempel yang serasi dan optimal sehingga

penyebaran pembangunan fasilitas dan utilitas sebagai upaya peningkatan

pelayanan kepada masyarakat dapat diakomodasikan secara tepat.

(2). Penyusunan Rencanan tata Ruang Kota Tempel bertujuan untuk :

a. Menciptakan keserasian dan kesinambungan fungsi serta intensitas

penggunaan ruang kota.

b. Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan lingkungannya yang

tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang kota pada umumnya dan unit

lingkungan pada khususnya.

c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayaan yang merupakan upaya

pemanfaatan ruang kota secara optimal yang tercermin dalam penentuan

jenjang fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan kota dan sistem jaringan dalam

kota.

d. Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam mengendalikan

pembangunan fisik kota termasuk upaya melestarikan nilai-nilai budaya


Bagian Keenam

Hak dan Kewajiban terhadap Manfaat dan Kualitas

Tata Ruang Kota Tempel

Pasal 13

Setiap orang dan mayarakat berhak menikmati manfaat ruang termasuk nilai ruang akibat

penataan ruang kota .

Setiap orang dan masyarakat berhak :

a. Menegetahui Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel.

b. Berperan serta dalam penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel dan

pemanfaatannya.

c. Memperoleh ganti rugi sesuai dengan kemampuan daerah dan memperhatikan

harga yang berlaku pada saat itu atas kerugian yang dideritanya sebagai akibat

pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota

Tempel.

Pasal 14

1). Setiap orang dan masyarakat berkewajiban Ikut serta memelihara dan meningkatkan

Tata Ruang.

2). Setiap orang dan masyarakat berkewajiban mentaati Rencana Umum Tata Ruang

Kota Tempel yang telah ditetapkan.

BAB III
DIMENSI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA TEMPEL

Bagian Pertama

Dimensi Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel

Pasal 15

(1). Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah berdasarkan batas kekuasaan, kewenangan dan tanggung jawabnya sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(2). Perencanaan Kota Tempel meliputi :

a. Sebagian Desa Margorejo


- Dusun Mangkudranan Luas 42.2215 Ha

- Dusun Ngebong Luas 20.7685 Ha

- Dusun Tegaldomban Luas 42.4575 Ha

- Dusun Jlegongan Luas 49.3740 Ha

b. Sebagian Desa Lumbungrejo

- Dusun Ngepos Luas 13.6700 Ha

- Dusun Lodoyong Luas 245.9150 Ha

- Dusun Tempel Luas 37.4450 Ha

- Dusun Molodono Luas 31.2900 Ha

- Dusun Bibis Luas 36.4400 Ha

- Dusun Kromodangsan Luas 34.6400 Ha

- Dusun Kopen Luas 33.0050 Ha

- Dusun Sedogan Luas 39.6500 Ha

Jumlah 272.0550 Ha

Jumlah 426.8765 Ha

(3). Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel disusun untuk jangka waktu 20 Tahun

dimulai Tahun 1992 sampai dengan tahun 2012.

(4). Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel memuat materi-materi sebagai berikut :

a. Penetapan fungsi kota memuat arahan tentang fungsi eksternal dan fungsi

internal.

b. Penetapan jumlah penduduk dan persebaran penduduk Kota Tempel.

c. Struktur pemanfaatan ruang kota mencakup pemanfaatan ruang kota yang

menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan baik untuk kegiatan fungsi

primer maupun fungsi sekunder.

d. Struktur utama pelayanan kota mencakup arahan serta jenjang fungsi

pelayanan di dalam kota, yang merupakan rumusan kebijaksanaan tentang

pusat-pusat pelayanan kegiatan kota, berdasarkan jenjang intensitas, kapasitas

dan lokasi pelayanan.


e. Sistim utama transportasi, memuat arahan garis besar tentang pola jaringan

pergerakan arteri dan kolektor baik fungsi primer maupun sekunder yang ada di

kota tersebut.

f. Sistim utama jaringan utilitas, memuat arahan utama tentang pola jaringan

primer dan sekunder untuk jaringan air bersih, telepon, listrik, air kotor dan air

limbah.

g. Pengembangan pemanfaatan air baku, memuat arahan pengelolaan

pemanfaatan air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam untuk

kepentingan pelayanan kota.

h. Indikasi unit pelayanan kota berisikan arahan mengenai pembagian unit –unit

pelayanan Pemerintahan Kota dalam rangka penelenggaraan pelayanan umum

penduduk kota.

i. Rencana pengelolaan pembangunan kota, memuat arahan tahap pelaksanaan

program pembangunan setiap lima tahun selama dua puluh tahun meliputi :

1). Arahan penanganan lingkungan berupa peningkatan fungsi perbaikan,

pembaharuan atau peremajaan, pemugaran, perlindungan dan

menajemen pertanahan.

2). Arahan sumber-sumber pembiayaan pembangunan.

3). Arahan bagi pengorganisasian aparatur pelaksana pembangunan kota.

Bagian Kedua

Penetapan Fungsi Kota.

Pasal 16

(1). Fungsi Eksternal :

Fungsi Kota Tempel dalam lingkup regional (eksternal) meliputi :

a. Sebagai pusat Pemerintahan Kecamatan Tempel.

b. Sebagai pusat pengembangan pembangunan wilayah Kecamatan.

b. Sebagai pusat pelayanan pedagang grosir, pergudangan dan bongkar muat.

c. Sebagai transit kota-kota sekitarnya.


(2). Fungsi Internal

Sebagai lingkungan pemukiman penduduk, pendidikan, perdagangan eceran dan

perkantoran.

(3). Kota Tempel berfungsi sebagai pintu gerbang masuk ke Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dari Propinsi Jawa Tengah.

(4). Ketiga fungsi tersebut pada ayat (1), (2), dan (3) Pasal ini saling terkait dan tidak

terpisahkan.

Bagian Ketiga

Penetapan Jumlah dan Persebaran Penduduk

Pasal 17

(1). Kebijaksanaan persebaran penduduk mengatur mengenai persebaran dan jumlah

penduduk untuk setiap unit peruntukan.

(2). Jumlah persebaran kepadatan penduduk sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini

tetap berpedoman pada jumlah dan kepadatan penduduk dalam unit-unit lingkungan

yang diatur dalam rumusan kerangka dasar Rencana Umum Tata Ruang Kota

Tempel.

(3). Rencana jumlah persebaran penduduk selengkapnya dapat dilihat pada Buku

Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel dan kebijaksanaan pengembangan

penduduk dengan Nomor Kode R.K. 02.

Bagian Keempat

Struktur Pemanfaatan Ruang

Pasal 18

(1). Intensifikasi dilakukan secara menyeluruh di semua area terbangun, sehingga

tercapai kepadatan bangunan yang maksimal dan diijinkan.

(2). Ekstensifikasi dilakukan untuk tercapainya suatu bentuk kota yang kompak,

pemanfaatan lahan yang tidak subur terciptanya keserasian, keseimbangan dan

kelestarian lingkungan dalam arti luas.


(3). Rencana pemanfaatan ruang mengatur kegiatan atas peruntukan dan luas lahan

peruntukan sampai dengan akhir perencanaan tahun 2012 yang dirinci dalam unit-

unit peruntukan.

(4). Rencana pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini

meliputi :

a. Peruntukan pasar dan pertokoan.

b. Peruntukan perdagangan grossir, eceran dan buah-buahan.

c. Peruntukan pergudangan bongkar muat hasil bumi.

d. Peruntukan terminal penumpang.

e. Peruntukan perumahan pemukiman.

f. Peruntukan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebar dan memerata

pada setiap pemukiman.

g. Peruntukan pelayanan peribadatan dialokasikan menyebar di setiap

pemukiman.

h. Peruntukan lapangan dan taman rekreasi.

i. Peruntukan seni budaya.

j. Peruntukan kuburan.

k. Peruntukan ruang terbuka hijau.

l. Peruntukan sawah dan tegalan.

m. Rencana pemanfaatan ruang selengkapnya dapat dilihat pada Peta Rencana

pemanfaatan ruang dengan Nomor Kode R. 2 sebagaimana tersebut dalam

lampiran Peraturan Daerah ini.


Bagian Kelima

Struktur Utama tingkat Pelayanan Kota

Paragraf 1

Rencana Struktur Tingkat Pelayanan Perdagangan

Pasal 19

(1). Berdasarkan skala pelayanan kegiatan perdagangan terbatas atas :

a. Perdagangan skala regional.

b. Perdagangan skala kota

c. Perdagangan skala sebagian kota

(2). Perdagangan skala regional (perdagangan grossir) sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Pasal ini perdagangan yang diarahkan untuk melayani kebutuhan seluruh

kota dan wilayah belakangnya, sedang kegiatan perdagangan di Kota Tempel dalam

bentuk Pasar dan Toko di Dusun Kromodangsan, kawasan perdagangan grosir dan

bongkar muat di Dusun Jlegongan dan perdagangan khusus buah-buahan di Desa

Margorejo.

(3). Perdagangan skala kota dimaksudkan pada ayat (1) Pasal ini adalah perdagangan

yang diarahkan untuk melayani dan menyediakan barang-barang kebutuhan

masyarakat berupa barang-barang kebutuhan masyarakat berupa barang kebutuhan

primer, sekunder dan tersier.

(4). Perdagangan skala sebagian kota dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah

perdagangan yang diarahkan untuk melayani masyarakat kota.

(5). Rencana Struktur pelayanan perdagangan selengkapnya pada Peta Struktur

Kegiatan Kota Nomor Kode R. 3.

Paragraf 2

Rencana Struktur Tingkat Pelayanan Pendidikan

Pasal 20

(1). Struktur pelayanan pendidikan dibentuk oleh penjenjangan pendidikan yang berlaku

secara nasional dan karakteristik peserta didik pada setiap jenjang pendidikan.

(2). Rencana struktur pelayanan pendidikan di Kota Tempel dibagi :


a. Taman Kanak-Kanak ( TK )

b. Sekolah Dasar ( SD )

c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP )

d. Sekolah LanjutanTingkat Atas ( SLTA )

Paragraf 3

Rencana Struktur Tingkat Pelayanan Kesehatan

Pasal 21

(1). Puskesmas di Kota Tempel yang direncanakan untuk melayani masyarakat, yang

dumaksud Puskesmas Tempel yang terletak di Dusun Jlegongan.

(2). Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diarahkan untuk melayani

penduduk Kota Tempel dan penduduk Kecamatan Tempel dan sekitaranya.

(3). Rencana pelayanan kesehatan selengkapnya pada Peta Rencana Struktur Kota

Tempel tahun 2012 Nomor Kode R.3

Paragraf 4

Rencana Struktur Tingkat Pelayanan Rekreasi

Pasal 22

(1). Fasilitas rekreasi di Kota Tempel terdiri dari rekreasi dalam gedung dan rekreasi di

ruang terbuka.

(2). Struktur pelayanan rekreasi kota Tempel direncanakan menjadi :

a. Pelayanan skala regional;

b. Pelayanan skala kota;

c. Pelayanan skala sebagian kota.

(3). Rencana struktur Pelayanan Rekreasi selengkapnya pada Peta Rencana Struktur

Pelayanan Kota Tempel tahun 2012 dengan Nomor Kode RK.4.


Paragraf 5

Rencana Struktur Tingkat Pelayanan Olahraga

Pasal 23

(1). Fasilitas olahraga di Kota Tempel terdiri dari fasilitas olahraga dalam gedung dan di

ruang terbuka.

(2). Struktur pelayanan olahraga Kota Tempel direncanakan menjadi :

a. Pelayanan skala regional;

b. Pelayanan skala kota;

c. Pelayanan skala sebagian kota.

(3). Rencana Struktur Pelayanan Olahraga selengkapnya pada Peta Rencana Struktur

Pelayanan Kota Tempel tahun 2012 dengan Nomor Kode RK.04.

Bagain Keenam

Sistim Utama Transportasi

Paragraf 1

Rencanan Sistem Jaringan Fungsi Jalan

Pasal 24

(1). Pengembangan jaringan jalan di Kota Tempel diharapkan dapat mendukung

perkembangan Kegiatan Kota yang menyebar, sehingga tidak terjadi beban lalu

lintas yang berat pada salah satu pusat kegiatan, dan arus lalu lintas dapat berjalan

dengan tertib dan lancar.

(2). Pengembangan sistem jaringan Jalan di Kota Tempel meliputi :

a. Jalan Kolektor primer

b. Jalan Kolektor sekunder

c. Jalan Lokal primer

d. Jalan Lokal Sekunder

e. Jalan lingkungan

(3). Rencana pengembangan jaringan jalan selengkapnya pada Peta Rencana Sistem

Transportasi Nomor Kode RK.05.


Paragraf 2

Rencanan Pengembangan Terminal

Pasal 25

(1). Pengadaan terminal di Kota Tempel dimaksudkan untuk menampung angkutan

penumpang dari dan ke Tempel.

(2). Terminal yang dikembangkan yaitu terminal angkutan barang dan terminal angkutan

penumpang.

(3). Rencana pengembangan terminal selengkapnya pada Peta Rencana Sistem

Transportasi Nomor Kode RK.05.

Paragraf 3

Rencanan Pengaturan Parkir

Pasal 26

(1). Setiap pembangunan fasilitas umum harus menyediakan tempat khusus untuk parkir.

(2). Jika ketentuan ayat (1) Pasal ini tidak dapat dipenuhi, parkir dilakukan dengan

memanfaatkan sebagian jalan kolektor primer, kolektor sekunder, lokal primer, dan

lokal sekunder.

Paragraf 4

Rencanan Sirkulasi Angkutan Umum

Pasal 27

(1). Pengaturan Sirkulasi Angkutan Umum dimaksudkan supaya tidak terjadi persoalan-

persoalan lalu lintas, khususnya berupa kemacetan-kemacetan baik yang

diakibatkan oleh lalu lintas barang maupun oleh lalu lintas penumpang.

(3). Rencana sirkulasi angkutan umum disusun berdasarkan kondisi sarana dan

prasarana jalan dan frekuensi angkutan barang.

(4). Rute angkutan penumpang direncanakan sebagai berikut :

a. Rute angkutan antar kota/ regional;

b. Rute angkutan dalam kota;

dengan memanfatkan kendaraan angkutan yang telah ada.


Bagain Ketujuh

Sistim Utama Jaringan Utilitas Kota

Paragraf 1

Rencanan Jaringan Telepon

Pasal 28

(1). Rencana jaringan telepon dimaksudkan jaringan distribusi yang menjangkau seluruh

lingkungan pemukiman.

(2). Rencana jaringan dilaksanakan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi sesuai

dengan Rencana Jaringan Utilitas Kota Tempel sampai akhir perencanaan Tahun

2012.

(3). Rencana Jaringan Telekomunikasi selengkapnya pada Peta Rencana Sistem

Jaringan Utilitas Kota Tempel Nomor Kode RK.09.

Paragraf 2

Rencanan Jaringan Listrik

Pasal 29

(1). Rencana perluasan jaringan distribusi listrik diarahkan untuk memenuhi area

pemukiman, perkantoran, perdagangan, industri, fasilitas sosial dan non sosial.

(2). Rencana jaringan listrik di Kota Tempel untuk memenuhi area pemukiman,

perkantoran, perdagangan, industri, fasilitas sosial dan non sosial dilaksanakan oleh

Perusahaan Umum Listrik Negara

(3). Rencana Jaringan Listrik selengkapnya pada Peta Rencana Sistem Jaringan Listrik

dengan Nomor Kode R.1A.

Paragraf 3

Rencanan Jaringan Air Bersih

Pasal 30

(1). Penyediaan air bersih di kota Tempel sampai dengan akhir tahun perencanaan tahun

2012 diharapkan melayani daerah pemukiman dan fasilitas lainnya.


(2). Tingkat pelayanan yang akan diberikan kepada penduduk kegiatan di Kota Tempel

meliputi :

a. Pelayanan sambungan rumah.

b. Pelayanan sambungan halaman.

c. Pelayanan hydran umum.

d. Hydran pemadam kebakaran.

e. Pelayanan kawasan industri.

f. Kawasan lingkungan pendidikan.

g. Pelayanan lingkungan perdagangan.

h. Pelayanan lingkungan perkantoran.

(3). Rencana Jaringan air bersih yang diperuntukkan kepada masyarakat Kota Tempel

dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.

(4). Rencana Jaringan Air Bersih selengkapnya pada Peta Rencana Sistem Jaringan Air

Bersih dengan Nomor Kode R.08 sebagaimana dalam Lampiran Peraturan Daerah

ini.

Paragraf 4

Rencanan Jaringan Air Limbah dan Air Hujan

Pasal 31

(1). Air limbah disalurkan/ dibuang ke pembuangan akhir, harus diolah dahulu melalui

bangunan pengolahan air limbah sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

(2). Saluran berfungsi sebagai pengendali banjir, sehingga perlu pengaturan drainase

sesuai dengan klasifikasinya.

(3). Pengklasifikasian sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini akan diatur lebih lanjut

oleh Kepala Daerah.

(4). Rencanan Jaringan Air Limbah dan Air Hujan selengkapnya pada Peta Rencana

Jaringan Drainase dengan Nomor Kode RK.11.

Paragraf 5
Rencanan Sistim Pengelolaan Sampah

Pasal 32

(1). Pengelolaan sampah diarahkan menggunakan sistem Modul yang dilengkapi dengan

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ataur transfer depo dan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

(2). Lokasi TPS dan TPA selengkapnya pada Peta Rencana Pembuangan Sampah

Nomor Kode RK. 13.

Bagian Kedelapan

Pengembangan Pemanfaatan Air Baku

Pasal 33

(1). Rencana pemanfaatan air baku merupakan rumusan kebijaksanaan pengelolaan

pemanfaatan air permukaan, air tanah dangkal, dan air tanah dalam untuk

kepentingan pelayanan kota.

(2). Pemanfaatan sumber air dapat digunakan penduduk untuk kepentingan pengairan

dan air brsih.

(3). Pengembangan air baku di Wilayah Kecamatan Tempel diarahkan untuk menjaga

ketersediaan sumber daya air dengan menyediakan kawasan terbuka dan sumber

daerah resapan dengan besaran yang mencukupi berupa jalur hijau, taman,

lapangan dan lahan pertanian.

Bagian Kesembilan

Paragraf 1

Indikasi Unit Pelayanan Kota

Pasal 34

(1). Indikasi Unit Pelayanan Kota merupakan arahan mengenai pembagian unit-unit

pelayanan Pemerintahan Kota dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum.

(2). Untuk pelayanan Pemerintahan Kota sebagaimana disebut ayat (1) Pasal ini,

Wilayah Kota Tempel dibagi menjadi 3 (tiga) Unit Lingkungan.


(3). Pembagian sebagaimana tersebut ayat (2) Pasal ini pada Buku Rencana dan Peta

Indikasi Pelayanan Kota Nomor Kode RK. 01.

Paragraf 2

Rencana Kepadatan Bangunan

Pasal 34

(1). Rencana kepadatan bangunan mengatur mengenai perbandingan luas lahan yang

tertutup bangunan dan atau bangunan-bangunan pada setiap petak peruntukan

dengan luas lahan petak peruntukan dalam tiap unit peruntukan.

(2). Bentuk rencana kepadatan bangunan berupa angka prosentase yang disebut

Koefisien Dasar Bangunan atau KDB.

(3). Rencana kepadatan bangunan untuk pemanfaatan ruang sebagai berikut :

a. Kepadatan Bangunan Rendah.

b. Kepadatan Bangunan Sedang.

c. Kepadatan Bangunan Tinggi.

(4). Rencana kepadatan bangunan yang diungkapkan dengan Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) dapat dilihat pada Buku Rencana tentang Rencana Umum Tata

Ruang Kota Tempel dan Peta Rencana Kepadatan Bangunan dengan Nomor Kode

RK. 14 sebagaimana tersebut dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesepuluh
Tahapan Pelksanaan Pembangunan
Pasal 36
(1). Tahapan pelaksanaan pembangunan mengatur prioritas tahapan pelaksanaan

pembangunan sampai dengan kahir tahun perencanaan.

(2). Tahapan pelaksanaan pembangunan Kota Tempel terbagi dalam 4 (empat) tahapan

5 (lima) tahunan, yaitu :

a. Program Pembangunan Tahap I ( 1992 – 1997 );

b. Program Pembangunan Tahap II ( 1997 – 2002 );

c. Program Pembangunan Tahap III ( 2002 – 2007 );

d. Program Pembangunan Tahap IV ( 2007 – 2012 );


(3). Perumusan prioritas pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan memperhatikan

aspek pembiayaan, aspek pengelolaan dan aspek teknik.

(4). Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel dilakasanakan sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah.

(5). Pembiayaan dalam pelaksanaan perencanaan bersumber dari APBN, APBD I dan

APBD II, masyarakat dan sumber-sumber lainnya yang sah.

(6). Ltahapan pelaksanaan pembangunan selengkapnya pada Buku Rencana Umum

Tata Ruang Kota Tempel dan Peta Rencana Tahapan Pelaksanaan Pembangunan

dengan Nomor Kode RK. 18, RK. 19, RK. 20, dan RK. 21.

Keterbukaan Rencana Umum Tata Ruang Kota

Tempel untuk Umum

Pasal 37

(1). Setiap orang dan masyarakat berhak mengetahui dan memanfaatkan Rencana

Umum Tata Ruang Kota Tempel.

(2). Untuk peningkatan pemahaman aparat Pemerintah dan masyarakat luas,

Pemerintah Daerah menyediakan Peraturan Daerah Rencana Umum Tata Ruang

Kota pada Instansi-Instansi sampai dengan Peerintah Desa serta pusat.

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA

Bagian Pertama

Pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel

Paragraf 1

Pelaksanaan

Pasal 38

(1). Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel dilaksanakan secara bertahap dan setiap

perencanaan dicantumkan dalam Repelita Daerah.


(2). Dalam pemantapan harus ada skala prioritas dan harus menyesuaikan dengan

Anggaran Daerah.

(3). Skala prioritas dengan kriteria sesuai dengan strategi pengembangan Daerah.

(4). Rencana Umum Tata Ruang Kota dilaksanakan secara terpadu antar instansi terkait.

(5). Mewujudkan program pemanfaatan ruang melalui berbagai lokasi pembangunan,

sarana dan prasarana yang dilakukan baik oleh Pemerintah, Swasta maupun

masyarakat melalui pembinaan ijin penggunaan.

Paragraf 2

Ijin Pengunaan Lahan

Pasal 39

(1). Setiap penggunaan lahan di Wilayah Kota Tempel harus mendapat ijin dari Kepala

Daerah sesuai dengan peraturan perudangan yang berlaku.

(2). Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana peruntukan sebagaimana

dalam Peraturan Daerah ini, harus terlebih dahulu mendapat ijin dari Gubernur

Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Sleman.

(3). Rencana penggunaan lahan tersbut ayat (1) dan (2) Pasal ini harus disertai dengan

kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Paragraf 3

Ijin Mendirikan Bangunan

Pasal 40

(1). Setiap mendirikan bangunan harus memperolah Ijin Mendirikan Bangunan terlebih

dahulu dari Kepala Daerah.

(2). Tata cara pemberian ijin bangunan tersebut ayat (1) Pasal ini diatur dengan

Peraturan Daerah tersendiri.

(3). Rencana penggunaan lahan tersbut ayat (1) dan (2) Pasal ini harus disertai dengan

kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.


Paragraf 4

Retribusi

Pasal 41

(1). Terhadap penggunan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Ijin

Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud Pasal 40 Peraturan Daerah ini dikenai

Retribusi.

(2). Retribusi ayat (1) Pasal ini diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri.

Bagian Kedua

Pengawasan dan Pengendalian

Rencana Umum Tata Ruang Kota

Pasal 42

(1). Pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel

dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum selaku Instansi yang membantu Bupati

Kepala Daerah, melaksanakan pengawasan pemanfaatan ruang kota sesuai dengan

Peraturan Daerah ini.

(2). Pengendalian terhadap pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel

dilaksanakan oleh Instansi-Instansi terkait secara terpadu.

BAB V
PENINJAUAN KEMBALI
RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA
Pasal 43

Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel ditinjau kembali secara berkala setiap 5 (lima)

tahun sekali untuk disesuaikan dengan perkembagan keadaan.

Pasal 44
Jangka waktu peninjauan kembali Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel dilaksanakan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku selambat-lambatnya 10

(sepuluh) tahun dari perencanaan.


BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 45
(1). Setiap orang dilarang menghambat atau menghalang-halangi pelaksanaan Rencana

Umum Tata Ruang Kota Tempel.

(2). Barang siapa dengan sengaja atau karena kelalaiannya melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dapat dipidana kurungan selama-lamanya

6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

(3). Tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal ini adalah pelanggaran.

BAB VII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 46

Selain oleh Pejabat Penyidik, penyidikan atas tindak pidana dalam Peraturan Daerah ini

juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah, yang

pengangkatannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 47

Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para Penyidik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 45 Peraturan Daerah ini berwenang :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan

pemeriksaan.

c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri

tersangka

d. Melakukan penyitaan benda atau surat.

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.

f. Memanggil tersangka untuk didengar dan diperiksa.

g. Memanggil saksi untuk didengar kesaksiannya.

h. Mendatangkan saksi ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan

perkara.
i. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa

tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana

dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada

Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya.

j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 48

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang bertentangan

dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah.

Pasal 50

Peraturan daerah ini disebut Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Tata ruang Kota

Tempel.

Pasal 51

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Pearaturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingakat

II Sleman.
Sleman, 22 Februari 1993

Dewan Perwakilan Rakyat Bupati Kepala Daerah


Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman
Tingkat II Sleman
Ketua

Cap ttd. Cap ttd.

SUDIYONO DRS. H. ARIFIN ILYAS

Disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah


Istimewa Yogyakarta dengan Surat Keputusan :
Nomor : 285/ KPTS/ 1994
Tanggal : 8 September 1994
Diundangkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman
Nomor : 1
Seri : C
Tanggal : 30 September 1994

Sekretariat Wilayah/ Daerah


Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman

Cap ttd.

RM. H. TIRUN MARWITO, SH


NIP. : 490 013 928
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN
NOMOR 3 TAHUN 1993

TENTANG

RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA TEMPEL


TAHUN 1992 - 2012

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dengan semakin meningkatnya laju pembangunan perkotaan maka

pertumbuhan dan perkembangan kota Tempel semakin meningkat pula.

Agar pertumbuhan dan perkembangan kota tersebut tidak menimbulkan

permasalahan dikemudian hari, maka perlu ditetapkan dengan Rencana Umum Tata

Ruang Kota.

Rencana tersebut untuk mengarahkan perkembangan kota dengan sebaik-baiknya

dalam mengendalikan serta mengaturnya supaya kehidupan dan penghidupan warga

kota aman, tertib, lancar dan sehat melalui :

a. Perwujudan pemanfaatan ruang kota yang serasi dan seimbang sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan daya dukung pertumbuhan serta perkembangan

kota.

b. Perwujudan pemanfaatan ruang kota yang sejalan dengan tujuan serta

kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah sehingga diperoleh hasil

pembangunan yang optimal serta tetap menjaga kelestarian lingkugan hidup

dan sumber daya alam.

Rencana Umum Tata Ruang Kota Tempel merupakan tindak lanjut dari :
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Kota.

b. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987.

c. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 650-658 tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau di wilayah Perkotaan.

d. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1982 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Kota.

e. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 650/ 129 tanggal 14 Juli 1992 tentang

Rekomendasi Penyusunan Rencana Kota Ibukota Kecamatan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d 15 : Cukup jelas

Pasal 16 ayat (1)

huruf a s/d c : Cukup jelas.

huruf d : Yang dimaksud adalah kota Kecamatan yang

berbatasan dengan Kota Kecamatan Tempel dan

Daerah Tingkat II lainnya.

Pasal 16 ayat (2) s/d

ayat (4) : Cukup Jelas

Pasal 18 ayat (1) : Yang dimaksud dengan intensifikasi adalah menata

kembali, menambah bangunan-bangunan pada area

yang sudah terbangun.

ayat (2) : Yang dimaksud dengan Ekstensifikasi adalah

pelaksanaan pembangunan yang belum terbangun

namun di dalam wilayah perencaan.

ayat (3) s/d (4) : Cukup jelas.

Pasal 19 ayat (1)

huruf a : Yang dimaksud skala regional adalah cakupan

pelayanan untuk wilayah regional.


huruf b : Yang dimaksud skala kota adalah cakupan

pelayanan di seluruh wilayah kota.

huruf c : Yang dimaksud skala regional adalah cakupan

pelayanan untuk wilayah regional.

ayat (2) : Yang dimaksud dengan wilayah di belakangnya

adalah daerah pinggiran kota serta hierarkhi

pelayanannya lebih kecil sesuai dengan konsep

perkembangan yang telah ditetapkan.

ayat (2) dan (5) : Cukup jelas

Pasal 20 s/d 25 : Cukup jelas

Pasal 26 ayat (1) : Setiap pembangunan fasilitas baru (toko, pasar,

bangunan tempat pelayanan umum) harus

menyediakan tempat parkir khusus untuk parkir.

ayat (2) : Tempat parkir bisa dilakukan pada jalan kolektor

primer, kolektor sekunder, lokal primer, dan lokal

sekunder sepanjang tidak mengganggu fungsi jalan.

Pasal 27 : Ketentuan sirkulasi angkutan umum (rute angkutan

barang, rute angkutan penumpang rencana sirkulasi

angkutan umum) ditetapkan dengan peraturan

tersendiri.

Pasal 28 ayat (1) : Yang dimaksud pemukiman adalah bagian dari

lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik

berupa pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan.

ayat (2) dan (3) : Cukup jelas

pasal 29 s/d 31 : Cukup jelas


paal 32 ayat (1) : Yang dimaksud dengan sistem Modul adalah adalah

sistim pengelolaan sampah dengan cara

menggunakan transferdepo dimana satu

transferdepo dilayani oleh 3 truk sampah dan 20

gerobak sampah serta 200 (dua ratus) Bin Container.

ayat (2) : Cukup jelas

pasal 33 ayat (1) : Yang dimaksud dengan air permukaan adalah air

yang tersedia atau di dapat pada permukaan tanah.

Yang dimaksud dengan air tanah dangkal adalah air

yang tersedia dalam tanah yang kedalamannya

kurang dari 20 meter.

Yang dimaksud dengan air tanah dalam adalah air

yang tersedia dalam tanah yang kedalamannya lebih

dari 20 meter.

ayat (2) dan (3) : Cukup jelas

Pasal 34 : Cukup jelas

Pasal 35 ayat (1) : Cukup jelas

ayat (2) : Yang dimaksud dengan KDB (Konsisten Dasar

Bangunan) adalah perbandingan luas dasar

bangunan dengan ruang hasil persil dikalikan 100%.

ayat (3) dan (4) : Cukup jelas

pasal 35 s/d Pasal 51 : Cukup jelas

Anda mungkin juga menyukai