Anda di halaman 1dari 8

Setelah melewati 10 hari pertama ramadhan, sekarang kita

akan memulai fase kedua bulan ramadhan atau fase 10 hari


pertengahan ramadhan dimana keutaman fase kedua ini
adalah Allah banyak memberikan maghfirah atau ampunan.
Inilah saat yang tepat bagi kita untuk meminta ampun atas
dosa-dosa kita dengan memperbanyak dzikir dan meminta
ampunan, meminta agar semua dosa-dosa kita di maafkan
dan diterima tobat kita.

Tidak ada bulan-bulan lain yang sebaik bulan ramadhan,


maka itu janganlah kita menyiakannya, agar kita tidak
menjadi orang yang merugi.

Seperti kita tahu bulan Ramadhan dibagi menjadi 3 tahap


spesial. Sepuluh hari pertama, tahap pelimpahan rahmat, 10
hari kedua tahap pengampunan, dan 10 hari ketiga tahap
dimana setiap umat Islam dijanjikan akan terbebas dari api
neraka.

Tidak terasa, kita sudah masuk tahap kedua. Ini adalah hari
ke-11. Sedih juga rasanya 10 hari sudah berlalu. Sudah
optimalkah kita di sepuluh hari kemarin? Apakah kita sudah
melebur dan menikmati bulan yang indah ini? Bagaimana
kualitas iman dan ibadah kita, apakah sudah dan makin
meningkat? Semoga Allah memberkahi apa-apa yang telah
kita usahakan di 10 hari pertama ini, amien ...

Memandang ke depan, sudah siapkah kita menyambut 20


hari yang tersisa? Jangan sampai ada detik yang terbuang
untuk hal-hal yang tidak perlu. Sudah cukup disiplin kah
kita? Sudah makin fokuskah kita?

Apakah kita sudah menyelesaikan masalah-masalah dunia


yang justru biasanya makin banyak? Beli baju lebaran, kue
lebaran, acara buka puasa, persiapan mudik, dll, dll yang

-1-
bisa membuat kita lupa pada hikmah sebenarnya dari bulan
ini.

Mari, sama-sama kita tingkatkan disiplin diri, meluruskan


niat, dan berkonsetrasi penuh pada 20 hari terakhir ini.
Semoga berkah ....

Apakah sedekah itu?


Sebetulnya konsep sedekah itu seperti kata Nabi, ''Setiap
amal yang baik adalah sedekah.'' Bahkan, kata Rasulullah,
''Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.'' Jadi, tidak
hanya materi atau harta saja. Allah katakana dalam Alquran,
''... berjuanglah (bersedekahlah) dengan hartamu dan
jiwamu.''

Mengapa sedekah itu jadi penting? Kalau manusia tahu,


sesungguhnya kitalah yang butuh akan sedekah. Mengapa?
Sebab, sedekah merupakan bagian dari upaya tazkiyatun
nafs (membersihkan diri, lahir-batin). Kita butuh sedekah,
sebab sedekah itu akan kembali kepada kita dalam beragam
bentuk. Posisi sedekah itu sangat istimewa. Sedekah
merupakan ibadah yang utama.

Firman Allah, ''Wahai orang-orang yang beriman, (sebagai


syarat keimanan mereka), maka dirikanlah shalat dan
sedekahkanlah sebagian dari rezeki yang datangnya dari
Allah SWT.'' Kedua prsayarat itu ibarat baju dan celana. Baju
saja, tanpa celana, tidak pantas. Begitu pula, celana saja,
tanpa baju, juga tidak sempurna.

Berapa ayat Alquran dan hadis Rasulullah yang


memerintahkan soal sedekah ini?

-2-
Salah satu ayat utama yang sering dibacakan adalah Al
Baqarah 2:261 :

261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-


orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Hadis lainnya, ''Tidak akan berkurang rezeki orang yang


bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, dan
bertambah.''

Apa saja keutamaan sedekah?

Paling tidak, ada empat keutamaan sedekah. Pertama,


mengundang datangnya rezeki. Kedua, menolak bala.
Ketiga, menyembuhkan penyakit. Keempat, menambah
umur. Allah berjanji dalam Alquran, bahwa sedekah itu tidak
mungkin tidak dibayar. Seperti menanam di kebun Allah,
pasti berbuah. Menanam di kebun sendiri saja berbuah,
apalagi di kebun Allah. Kalaupun buahnya tidak lebat, paling
tidak pasti berkembang. Kalaupun Allah tidak menurunkan
hujan lebat, paling tidak hujan gerimis.

Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba−tiba


Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap
di lengannya. Baginda menepis−nepis lengan bajunya agar
belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku
lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub
AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi

-3-
keagungan−Mu apalah makna kekayaan tanpa
keberkahan−Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan


dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan
tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan
adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa
terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki
yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan
menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi
berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya
untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW,
''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis
lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi,
semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku,
karuniakanlah pengganti kepada orang yang
membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi
menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''
Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah
SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak
menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia
dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya
orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya.
Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh
berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang


mengamalkannya.

Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT


berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan
membalas setiap kebaikan hamba−hamba−Nya dengan 10

-4-
kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700
kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan,
''Pancinglah rezeki dengan sedekah.''

Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW


bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya
bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah


SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan
sedekah.''

Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan


memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah
sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Dikisahkan Suatu ketika rasulullah sedang duduk bersama


para sahabat. Lalu melintaslah seseorang yang memanggul
kayu bakar. Tiba-tiba Rasulullah berkata kepada para
sahabat, “Orang ini akan meninggal nanti siang.”

Sorenya ketika Rasulullah duduk bersama para sahabat,


melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang
tersebut oleh rasul dan ditanya, “Aku diberitahu (malaikat)
tadi pagi bahwa kamu akan menemui ajal siang tadi. Tapi
kulihat kamu masih segar bugar. Apa yang telah kamu
lakukan?” Kemudian orang itu berkisah bahwa tadi pagi dia
membawa bekal makan siang. Lalu di tengah jalan bekal itu
dia sedekahkan kepada orang yang membutuhkan.
Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-kayu bakar diletakkan
tiba-tiba seekor ular hitam keluar dari dalamnya. Rasulullah
kemudian menjelaskan bahwa ular itulah yang sedianya
akan mematuk orang tersebut, namun dia berpindah takdir
karena sedekahnya menghindarkan dia dari bahaya

-5-
tersebut.
Saudaraku..........

Mengapa semua keutamaan itu bisa terjadi?

Sebab, Allah SWT mencintai orang−orang yang bersedekah.


Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka
tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada
permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak
ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan
meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).
Tips/Bagaimana Cara Bersedekah....?

Seorang penulis Spiritual Marketing bernama Joe Vitale.


Juga pendapat banyak penulis lain yang dari pengalamannya
mendapati bahwa semakin dia rela memberi (bersedekah)
semakin banyak apa yang dia sumbangan itu kembali
kepada dirinya dengan berlipat-lipat. Kalu dia nyumbang
uang, maka (biasanya) akan datang uang. Kalau tenaga,
maka akan kembali banyak bantuan. Kalau ilmu, maka akan
kembali lebih banyak ilmu. Mereka menemukan bahwa “to
give in order to get” adalah suatu hukum universal.

Berikut ini cara bersedekah (menyumbang) yang mereka


rasakan mampu menggetarkan spiritualitas mereka :

1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah,


jangan sampai merasa terpaksa. Bila saat bersedekah
kita justru merasa kesal, maka akan tertanam di bawah
sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan
mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir
kepada preman di pinggir jalan. Ada perasaan terpaksa, tak
berdaya, bahkan dirampok. Bukan karena besar kecilnya
nilai uang, tapi rela tidaknya perasaan saat memberikan

-6-
sumbangan. Kalau anda sedang suntuk, tunggu sampai hati
lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi
asosiasi buruk ke alam bawah sadar.

2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai


sehingga hati Anda tergetar karenanya. Mungkin suatu
ketika Anda ingin menyumbang yatim piatu, di waktu lain
mungkin menyumbang perbaikan jembatan, mungkin
pelestarian satwa yang hampir punah, mungkin
disumbangkan untuk modal usaha bagi seorang pemula.
Intinya adalah Anda sebaiknya menyedekahkan pada hal
yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang akan
berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke tempat
ibadah, tapi hatinya tidak sejalan, hanya karena kebiasaan.
Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan
kalbu.

3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai bagi


Anda. Kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas
lagi adalah benda yang juga anda suka, pikiran, tenaga, ilmu
yang anda suka. Dengan menyumbang sesuatu yang anda
sukai, membuat anda juga merasa berharga karena
memberikan sesuatu yang berharga.

4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh


perasaan. Bagaimana rasanya memberi sedekah 25
rupiah? Bagi kebanyakan orang nilai ini sudah tidak lagi
terasa. Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, maka 50 ribu
akan terasa. Bagi yang perpenghasilan 20 juta, mungkin 1
juta baru terasa. Setiap orang memiliki kadar kuantitas
berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang. Nilai 10
persen biasanya menjadi anjuran dalam sedekah (bukan
wajib), mungkin karena sejumlah nilai itulah kita akan
merasakan ‘beratnya’ melepas kenikmatan.

-7-
5. Menyumbang dg anonym/tanpa menyebut nama
akan memberi dampak lebih kuat. Ini erat kaitannya
dengan ketulusan, walaupun tidak anonim juga tak apa-apa.
Dengan anonim lebih terjamin bahwa kita hanya mengharap
balasan dari Allah (ikhlas).

6.Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari


orang yang anda beri. Yakinlah bahwa Tuhan akan
membalas, tapi tidak lewat jalan orang yang anda beri.
Pengalaman para pelaku kebanyakan menunjukkan bahwa
balasan datang dari arah yang lain.

7. Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan Allah


atas sedekah itu. Walaupun banyak pengalaman
menunjukkan bahwa kalau bersedekah uang akan dibalas
dengan uang yang lebih banyak, namun kita tak layak
mengharap seperti itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Tuhan
dengan kesehatan, keselamatan, rasa tenang, dll, yang
nilainya jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan.

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari


persoalan hidup yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat
sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga
tergerak untuk mencintai dan mengamalkan sedekah?

Semoga kita semua diringankan dan dimudahkan agar


dapat bersedekah untuk mendapatkan pahala sebagaimana
telah Allah janjikan

Wallahu a'lam bis−shawab.

-8-

Anda mungkin juga menyukai