SKRIPSI
Oleh :
KASNALIA
06.02.023
1
ABSTRAK
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat yang sangat di
pengaruhi psikologis. Sebagian besar penderita kanker seviks di Indonesia baru datang berobat setelah
stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut maka akan sulit untuk mencapai hasil pengobatan yang
optimal dan hal tersebut membuat penderita sangat khawatir dan cemas dengan keadaannya dan
membutuhkan perhatian dari berbagai pihak termasu perawat. Tujuan dari penelitain ini adalah untuk
mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks
di ruang IV RSUD Dr.Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan
metode cross sectional study dan uji spearman, populasi yakni berjumlah 17 pasien dan sampel dalam
penelitain ini sebanyak 17 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks yaitu dari 6
oran (35,5%) yang menerima perlikau caring perawat baik seluruh responden mengalami tingkat
kecemsan ringan, dari 6 orang (35,5%) responden yang menerima perilaku caring perawat cukup
diantaranya 2 orang (11,8%) mengalami tingkat kecemasan sedang, dan sebnayak 4 orang (23,5%)
mengalami kecemasan berat, sedangkan dari 5 orang (29,4%) yang menerima perilaku caring perawat
kurang seluruhnya mengalami tingkat kecemasan berat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien denga
nilai p = 0,000 (p<0,05) dan r = 0,890 jadi semakin baik perilaku caring perawat maka akan semakin
rendah tingkat kecemasan yang di alami pasien, dan sebaliknya semakin buruk perilaku caring
perawat maka akan semakin berat tingkat kecemasan yang di alami pasien. Adapun saran dari
penelitian ini adalah agar keluarga memberikan perhatian lebih kepada pasien yang mengalami kanker
serviks karena perhatian dan dukungan keluarga dapat meringankan tingkat kecemasan pasien.
2
ABSTARCT
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri :
Nama : Kasnalia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
Medan. Skripsi ini berjudul Hubungan Prilaku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Kanker Serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan,
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu dalam
Indonesia Medan.
Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia Medan dan selaku penguji I yang telah
4. Ibu Jenny Purba, SKp, MNS, selaku dosen pembimbing I yang telah
5
5. Ns.Osak Sitorus, S.Kep, selaku dosen pembimbing II yang telah
orang tua : Ayahanda Syamsuddin dan Ibunda Umiaty serta keluarga yang
peneliti sayangi yang telah banyak memberi dorongan dan doa restu serta
skripsi ini.
Dengan kerendah hati peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa
maupun isinya, untuk itu peneliti akan membuka diri terhadap kritik dan saran yang
(Kasnalia)
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
7
3.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 22
3.3.1 Populasi ....................................................................... 22
3.3.2. Sampel ........................................................................ 23
3.4. Definisi Operasional .............................................................. 23
3.4.1. Variabel Bebas ........................................................... 23
3.4.2. Variabel Terikat .......................................................... 24
3.5. Aspek Pengukuran ................................................................. 24
3.6. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ....................... 26
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Halaman
9
DAFTAR LAMPIRAN
10
x
BAB I
PENDAHULUAN
jaringan tubuh, yang dalam perkembanganya sel tersebut berubah menjadi sel kanker.
Sel-sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian. Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai akibat dan salah
terbukti di Dunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks
kanker serviks. Kanker ini juga merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh
perempuan Asia dan lebih dari setengah perempuan Asia yang menderita kanker
serviks meninggal, ini sama artinya dengan 226.000 perempuan yang didiagnosa
Di Indonesia, sampai saat ini penyakit kanker serviks merupakan salah satu
lain di Asia, karena sebagian besar penderita kanker serviks di Indonesia baru datang
berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut maka akan sulit untuk
11
mencapai hasil pengobatan yang optimal dan hal tersebut membuat penderita sangat
yang sangat menonjol pada pasien kanker serviks. Gangguan alam perasaan (afektif)
ini ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan tentang penyakit yang dialaminya. Hal ini bisa dilihat dari keluhan-
keluhan pasien seperti khawatir, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2003) tentang dampak kanker
serviks terhadap psikologis pasien menunjukkan bahwa penyakit kanker serviks ini
bisa menimbulkan dampak negatif terhadap keseimbangan psikologis pasien, hal ini
dapat dilihat dari 43 orang responden 33 orang (79%) menunjukkan dampak negatif
seharusnya tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang
terdalam. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda
ketika memberikan asuhan kepada klien. Caring secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
12
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati (2006) di sebuah Rumah Sakit di
Yogyakarta, tentang gambaran perilaku caring perawat pada pasien panderita kanker.
perilaku caring perawat kurang baik karena mereka kurang mengerti akan kebutuhan
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama 3 hari di Ruang
diagnosa kanker serviks dan 5 orang diantaranya sangat cemas karena mereka tahu
peneliti juga melihat secara langsung perawat kurang tanggap kepada pasien karena
meperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien. Melihat hal diatas peneliti
tertarik melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks di Ruang IV
pasien kanker serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2010?
13
1.3 Tujuan Penelitian
kecemasan pasien kanker serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
sehingga mereka mengerti tentang penyakit yang dialami pasien sehingga dapat
mengurangi kecemasannya.
2. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit dalam
meningkatkan perilaku caring perawat, agar perawat peduli dan empati pada
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar. Caring
kebutuhan dasar manusia yang esensial, caring adalah keperawatan, caring adalah
penyembuhan, caring adalah jantung dan jiwa keperawatan, caring adalah kekuatan,
caring adalah ciri-ciri istimewa dari keperawatan sebagai suatu profesi atau disiplin.
Caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggung jawaban
terdapat definisi dan konseptualisasi yang universal mengenai caring itu sendiri
Leddy (1998) dikutip dalam Swanson (1991). Caring sulit untuk didefinisikan karena
memiliki makna yang banyak, sebagai kata benda atau kata kerja, sebagai sesuatu
yang dapat dirasakan, sebagai sikap ataupun perilaku (Berger & William, 1992).
15
2.1.2. Peran perawat yang caring
Peran perawat menurut CHS Community Health Service (1989) dikutip dalam
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
2. Sebagai advokat. Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan
dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak untuk menetukan nasibnya sendiri
pendidikan kesehatan.
16
4. Sebagai koordinator. Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
selanjutnya.
masalah atau tindakan keperawatan yang diberikan tepat tujuan. Peran ini
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
menfasilitasi orang lain atau kelompok yang mempunyai kebutuhan yang nyata
17
2. Caring berfungsi untuk meningkatkan kondisi manusia. Hal ini
kepercayaan.
dalam hubungan antara pasien dengan perawat, dan suatu kekuatan untuk melindungi
dan meningkatkan martabat pasien. Sebagai contoh, dibimbing oleh kerangka kerja
ini para perawat menggunakan sentuhan dan ucapan yang jujur untuk menegaskan
kepada pasien sebagai manusia, bukan objek-objek, dan membantu mereka membuat
18
1. Perhatian dan kasih sayang merupakan kekuatan batin yang utama dan
universal.
2. Kasih sayang yang bermutu dan caring adalah penting bagi kemanusiaan,
4. Caring terhadap diri sendiri adalah prasyarat bagi caring terhadap orang lain.
6. Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus utama dalam
praktek keperawatan.
institusi.
9. Penyediaan dan perkembangan dari human care menjadi isu yang hangat bagi
10. Human care hanya dapat diterapkan secara efektif melalui hubungan
interpersonal.
humancare dikutip dari Benhart, et al, (1994) dalam Fitzpatrik & Whall (1989).
19
Menurut Murray dan Bavis (1982) dalam Rothrock (2000) membagi tahap
perkembangan hubungan caring ini menjadi empat tingkat yang progresif dan serial
yaitu :
yaitu recognisi (menyadari kehadiran orang lain dan menerima orang ini dapat
mempunyai arti), membuka diri (membagi informasi yang beresiko rendah atau
dibagikan atau perilaku yang diperlihatkan) dan potensi (kehendak dan kekuatan
Respek adalah perilaku atau tugas pertama dari assiduity, respek melibatkan
dan menerima orang lain. Menurut Murray dan Bevis ini merupakan salah satu
keinginan untuk tidak membahas sesuatu. Membuka diri terjadi dalam dua tahap
20
3. Intimasi (melibatkan berbagi diri), tahap ditandai dengan
hubungan fisik dan mental yang tepat. Tugas dalam tahap ini memerlukan
pandangan yang cepat terhadap orang lain) dan perlibatan (orang lain dapat
menekankan dalam sikap caring ini harus mencerminkan sepuluh faktor kuratif
yaitu :
rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada pasien. Selain itu, perawat
pada pasien.
21
3. Menumbuhkan sensitifitas terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar
menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.
dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang
dialami pasien.
perasaan pasien.
22
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan
diri dan kematangan jiwa pasien dapat tercapai. Kadang-kadang seseorang pasien
adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
2.2. Kecemasan
terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk
individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan
emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan
motivasi mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara
keseimbangan hidup.
Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebabnya yang
tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya.
Kecemasan berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah adanya
objek/sumber dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh individu. Rasa takut
terbentuk dari proses kognitif yang melibatkan penilaian intelektual terhadap stimulus
23
yang mengancam. Ketakutan disebabkan oleh hal yang bersifat fisik dan psikologis
Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau
keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan
bersumber dari :
nyata.
Menurut Peplau (2001), ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh
24
1. Kecemasan ringan
2. Kecemasan sedang
3. Kecemasan berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang
kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku
25
a. Individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai
4. Panik
Individu kehilangan kendali diri dan detil perhatian hilang. Karena kehilangan
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah, terjadi
orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu
Cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara kejiwaan dan kanker disebut
stres, kecemasan dan depresi serta pengalaman hidup yang meneganggkan (stressful
life experience) yang merupakan faktor predisposisi bagi terjadinya kanker pada diri
Secara epidemiologic pada penderita kanker baik yang berobat jalan ataupun
yang dirawat inap dilaporkan 51% menunjukkan kejadian gangguan psikiatrik. Dari
26
kecemasan dan depresi yang disebabkan karena yang bersangkutan tidak mampu
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa gangguan yang dirasakan
oleh pasien yang menderita kanker terutama kanker serviks, diantaranya Pasien yang
yang menderita kanker serviks biasanya menjadi agak gelisah dan takut. Perasaan
gelisah dan takut kadang-kadang tidak tampak jelas. Tetapi kadang-kadang pula,
kecemasan itu terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang gelisah, takut, cemas sering
Ia tidak mau memperhatikan keadaan sekitarnya dan bergerak terus menerus dan
Nama lain dari kanker serviks adalah kanker leher rahim. Kanker ini termasuk
kedalam katagori kanker yang ganas. Kanker serviks adalah suatu proses keganasan
yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan
perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi
berulang-ulang.
Kanker serviks merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahim/serviks. Yaitu bagian terendah pada rahim yang menempel pada puncak
vagina. Kanker serviks ini dapat muncul pada perempuan usia 35 sampai 55 tahun.
Data yang didapat dari Yayasan Kanker Indonesia (2007) menyebutkan setiap
27
tahunnya sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih
dari 250.000 meninggal dunia, totalnya yaitu 2,2 juta perempuan di dunia menderita
Beberapa data yang lain menyebutkan kanker serviks ternyata dapat tumbuh
pada wanita yang usianya lebih muda dari 35 tahun. Di Indonesia sekarang
diperkirakan dalam setiap harinya terjadi 41 ksus baru kanker serviks dan sekitar 20
pemicu tumbuhnya sel tidak normal. Menurut Baird (1991) ada tiga faktor
etiologik, herpes simpleks virus (HVS) tipe 2, perubahan fisiologi epitel serviks,
28
2.2.7. Stadium Pada Kanker Serviks
Menurut E. Sukaca (2009) stadium kanker serviks dibagi dalam lima stadium
yaitu :
7mm.
mm.
vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagiana.
29
b. Stadium IIB, kanker telah menyebar ke jaringan
5. Stadium IV, pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian tubuh
yang lain, seperti kandung kemih, rektum, atau paru-paru. Stadium IV dibagi
menjadi :
Gambar 2.1
2.4. Hipotesa
Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan studi cross
dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks di Ruang IV Rumah Sakit Umum
Medan.
3.3.1. Populasi
31
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien kanker serviks
yang dirawat inap di ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
3.3.2. Sampel
teknik Purposive Sampling dimana yang menjadi sampel adalah pasien yang
Tabel 3.1
Definisi Operasional Perilaku Caring Perawat
N
Variabel Definisi operasional Skala Alat ukur Output/hasil ukur
o
1 Perilaku Seluruh perilaku Ordinal Kuesioner 1. Pe
caring dan tindakan rilaku caring
perawat keperawatan yang perawat baik =
diberikan untuk 34 – 40
menolong pasien 2. Pe
keluar dari masalah rilaku caring
kesehatan yang perawat cukup =
dialami, misalnya 27 – 33
perilaku empati, 3. Pe
suportif, perasaan rilaku caring
baru, perawat kurang
melindungi,memberi = 20 – 26
32
pertolongan, dan
edukasi.
Tabel 3.2
Definisi Operasional Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks
Definisi
No Variabel Skala Alat ukur Output/hasil ukur
operasional
1 Tingkat perasaan kuatir dan Ordinal Kuesioner 1. Tin
kecemasan cemasan yang gkat kecemasan
pasien dialami pasien pada berat = 47 – 60
kanker saat berada dalam 2. Tin
serviks proses perawatan gkat kecemasan
yang diberikan oleh sedang 33 – 46
rumah sakit. 3. Tin
gkat kecemasan
ringan = 19 – 32
nilai 2 dan Tidak dengan nilai 1, maka skor tertinggi 40 dan skor terendah 20. Untuk
Sudjana (2002).
33
Metode Statistic Menurut Sujanna
Re n tan g
Rumus : Ρ=
BanyakKela s
40 − 20
Ρ=
3
20
=
3
= 6,6 (jadi = 7)
tidak pernah dengan nilai 1, kadang-kadang dengan nilai 2, dan selalu denga nilai 3,
34
maka skor tertinggi 60 dan skor terendah 20. Untuk mengetahui tingkat kecemasan,
Re n tan g
Rumus : Ρ=
BanyakKela s
60 − 20
Ρ=
3
40
=
3
= 13
35
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden dan data skunder yaitu data yang diperoleh dari Medical
kuesioner yang telah disusun oleh peneliti dan akan diisi oleh responden secara
langsung, peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data tersebut
Ya :1
36
Tidak : 2
Tidak pernah :1
Kadang-kadang : 2
Selalu :3
ditentukan.
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
sebagai berikut :
37
c. 0,6 – 0,75 : Korelasi kuat
BAB IV
Pemerintah Kolonia Belanda dengan nama Gemeta Zieken Huis. Selanjutnya dengan
masuknya Jepang ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil alih dan berganti nama
menjadi Syuritsu Byusono Ince, dan sebagai direkturnya dipercayakan kepada putra
indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro Medan yang kini akhirnya
Saat ini Rumah Sakit Pirngadi menjadi milik Kota Medan, Pemerintah Kota
Medan mempunyai perhatian dan tekat yang besar untuk kemajuan Rumah Sakit
Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan disegala bidang, hal ini diwujudkan
dengan Peraturan Daerah Kota Medan No.30 tahun 2002 tentang perubahan
kelembagaan RSU Pirngadi menjadi Bahan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi
kota Medan. Pada era ini pula sejarah mencatat suatu gebrakan besar dan berani
Bapak Wali Kota Medan dengan melakukan pembangunan RSU Dr. Pirngadi Medan
38
8 (delapan) tingkat dilengkapi dengan peralatan canggih dan perletakan batu
pertamanya telah dilaksanakan 4 maret 2004 dan mulai dioperasikan tanggal 16 April
2005.
kanker serviks di rumah sakit umum daerah Dr. Pringadi Medan tahun 2010 dapat
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi
MedanTahun 2010
Total 17 100.0
Pendidikan
SMP 8 47.1
2 SMA 7 41.2
PT 2 11.8
Total 17 100.0
Pekerjaan
Petáni 11 64.7
3 Wiraswasta 2 11.8
PNS 4 23.5
39
Total 17 100.0
Dari tabel 4.1 mayoritas umur responden > 45 tahun yaitu sebanyak 13 orang
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Perilaku Caring Perawat
di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2010
Dari tabel 4.2. mayoritas responden yang menerima perilaku caring perawat
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Responden di Ruang IV Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2010
40
Dari tabel 4.3 mayoritas responden mengalami tingkat kecemasan berat
Tabel 4.4
Tabulasi Silang Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Kanker Serviks di Ruang IV RSUD Dr. Pirngadi
Tahun 2010
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 6 orang (35,5%) yang menerima
ringan, dari 6 orang (35,5%) responden yang menerima perilaku caring perawat
41
(29,4%) yang menerima perilaku caring perawat kurang seluruhnya menggalami
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Hubungan Perilku Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien kanker Serviks Di Ruang IV Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa hasil uji korelasi spearman rho menyatakan
ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
4.3. Pembahasan
responden yang menerima perilaku caring perawat baik sebanyak 6 orang (35,3%),
yang menerima perilaku caring perawat cukup sebanyak 6 orang (35,3%) dan yang
menerima perilaku caring perawat kurang sebanyak 5 orang (29,4%). Hal ini
42
disebabkan karena dalam pemberian asuhan keperawatan baik secara langsung
maupun tidak langsung perawat tidak dapat menumbuhkan rasa empati, tidak
belum peka terhadap diri sendiri dan orang lain karena perawat sibuk dengan
bahwa jika perawat berusaha meningkatkan kepekaan dirinya, maka ia akan lebih
autentik (tampil apa adanya). Autentik akan menambah pertumbuhan diri dan
aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri maupun bagi orang-orang yang berinteraksi
dengan perawat itu, jadi dengan kata lain perawat belum mampu untuk mengenali dan
sesuai dengan hasil penelitian bahwa perawat yang bekerja di Rumah Sakit Dr.
penelitian ini sejalan dengan pernyataan Nurachmah (2001), yang mengatakan bahwa
43
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 17 responden, sebanyak 6
(11,8%) dan kecemasan berat sebanyak 9 orang (52,9%). Hal ini menunjukkan
bahwa pada umumnya penderita kanker serviks mengalami kecemasan berat sehingga
perawat membutuhkan kolaborasi dengan ahli psikiatri, kecemasan berat ini terjadi
karena rata-rata mereka yang terkena penyakit kanker ini sudah berada pada stadium
jangka waktu yang lama. Sesuai dengan pendapat Sukaca (2009), faktor yang
lingkungan yang nyata, hasil wawancara pada saat studi penduhuluan yang di lakukan
oleh peniliti mengenai kecemasan juga tidak berbeda dengan hasil yang didapat
mengatakan dirinya tidak sempurna lagi menjadi seorang wanita, dengan demikian
dapat dikatakan pasien memasuki masa dimana perhatian lebih sangat diperlukan
baik dari keluarga maupun dari perawat yang menjaganya selama sakit.
koping dan pikiran dapat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Sesuai dengan
teori Hidayat (2005) yang mengatakan selalu berpikir positif dan terus berusaha dapat
44
Berdasarkan permasalahan diatas maka tingkat kecemasan pasien dapat
dikurangi yaitu dengan cara perawat harus selalu berperilaku caring terhadap pasien
misalnya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang universal kepada
solusi yang baik tentang penyakit yang dialami pasien sehingga membawa
Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar. Caring
Seperti yang diutarakan oleh Azwar (2003) menyatakan bahwa perilaku caring yang
berupa pengalaman kerja dan pendidikan dapat berpengaruh besar dan membawa
dampak positif terhadap penurunan tingkat kecemasan yang dialami pasien, jadi
semakin baik perilaku caring perawat maka tingkat kecemasan pasien akan semakin
ringan dan sebaliknya semakin kurang perilaku caring perawat maka tingkat
tingkat kecemasan kepada 17 responden yang mengalami kanker serviks dapat dilihat
bahwa, 6 orang responden (35,5%) yang menerima perilaku caring perawat baik
45
tingkat kecemasan sedang, dan 4 orang (23,5%) mengalami tingkat kecemasan berat,
sedangkan dari 5 orang (29,4%) yang menerima perilaku caring perawat kurang
Jadi, dapat dilihat bahwa responden yang menerima perilaku caring perawat
mayoritas berada pada katagori baik dan cukup sebanyak 12 (70,6%) sedangkan
kecemasan pasien mayoritas berada pada katagori berat sebanyak 9 (52,9%). Dilihat
dari distribusi frekuensi karakteristik responden hal ini terjadi karena ada faktor lain
pasien memerlukan banyak informasi dan perhatian khusus, selain itu perekonomian
juga mempengaruhi, karena rata-rata dari mereka bekerja sebagai petani yang
mempunyai perekonomian menengah kebawah jadi mereka harus bekerja keras untuk
menutupi biaya pengobatan dan mau tidak mau mereka harus menerima keadaan
walaupun harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang saat ini terjadi pada dirinya.
kecemasan pasien kanker serviks memiliki nilai p = 0,000 ( p < 0,05) dan r = 0,890
artinya ada hubungan korelasi sangat kuat antara perilaku caring dengan tingkat
kecemasan. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa perilaku caring perawat merupakan
46
salah satu faktor penting dalam mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh
pasien karena caring merupakan fokus utama dari praktek keperawatan profesional.
adalah orang yang paling banyak kontak langsung dengan pasien sehingga apabila
caring dilakukan secara efektif maka secara otomatis akan terjadi penurunan tingkat
kecemasan pada pasien, selain perawat keluarga juga merupakan indikasi yang sangat
kesembuhanya.
Maka dari itu seharusnya perawat dapat menjadikan caring sebagai fokus
utama dalam praktek keperawatan dimana perawat harus selalu ada, mengerti akan
kebutuhan pasien, dan selalu memberi dukungan untuk kesembuhan pasien sehingga
apabila perawat tidak caring kepada pasien maka akan berdampak besar terhadap
47
BAB V
5.1. Kesimpulan
tingkat kecemasan pasien kanker serviks di Ruang Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pringadi Medan tahun 2010 yakni ada hubungan korelasi yang sangat kuat antara
perilaku Caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien kanker serviks dengan
5.2. Saran
akan dilakukan pemeriksaan karna ini juga merupakan bentuk dukungan moral
48
2. Bagi perawat
memberi pilihan yang baik tentang keputusan yang harus diambil mengenai
penyakitnya,
- Disarankan agar perawat dapat memberi dukungan moril terhadap pasien agar
pasien merasa nyaman, dan termotivasi untuk bisa keluar dari penyakitnya.
38
- Disarankan agar perawat dapat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainya
seperti ahli psikiatri dan dokter dalan pemberian obat-obatan yang dapat
- Disarankan agar rumah sakit dapat menanbah sumber daya manusia yang ada
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Marlindawani, P. (2008), Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah
Psikososial dan Gangguan Jiwa, Medan, USU Press.
Stuart dan sundeen, (1998), Buku saku keperawatan jiwa, edisi 3, Jakarta : EGC
51
PENGANTAR KUISIONER PENELITIAN
Dengan Hormat
Kecemasan Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2010” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Mutiara Indonesia Medan mengharapkan bantuan dari saudari untuk dapat mengisi
kuisioner yang saya sebarkan, karena jawaban diharapkan sesuai dengan kepatuhan
saudari, maka diharapkan di isi sendiri oleh responden tanpa dipengaruhi oleh orang
lain, atas kesediaan dan kerja sama dari saudari saya ucapkan terima kasih.
52
Peneliti
(Kasnalia)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Mutiara Indonesia Medan yang bernama
Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2010” saya tahu bahwa informasi yang saya berikan akan
Medan , 2010
Responden
( )
53
Kuesioner Penelitian
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PASIEN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti, kemudian berilah
jawaban yang benar menurut saudara/i.
2. Beri tanda cek-lis (√) pada salah satu kolom jawaban yang saudara pilih.
3. Setiap jawaban akan kami jaga kerahasiaannya.
1. Data demografi
1. Inisial :
4. Pekerjaan : Petani
Wiraswasta
PNS
2. Kuesioner Perilaku Caring Perawat
Penilaian
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
1 Menurut anda apakah tindakan yang diberikan perawat
sudah memuaskan?
54
2 Apakah perawat menjelaskan dengan benar tentang penyakit
yang anda alami?
3 Apakah perawat selalu ada setiap anda membutuhkan
kehadiran mereka?
4 Apakah perawat meberikan informasi sehingga anda dan
keluarga dapat mengambil keputusan untuk kesembuhan
penyakit yang anda derita?
5 Apakah perawat menjelaskan penyakit yang anda derita
dengan penuh perhatian?
6 Apakah anda merasa nyaman dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat?
7 Apakah perawat selalu berkata jujur apabila memberikan
informasi baik itu yang datang dari medis ataupun informasi
yang berhubungan dengan perkembangan penyakit anda?
8 Apakah perawat selalu memberi dukungan untuk
kesembuhan penyakit anda?
9 Apakah perawat menanggapi segala perasaan susah ataupun
senang yang anda utarakan?
10 Apakah perawat meluangkan waktu untuk mendengarkan
keluhan anda?
11 Apakah perawat selalu memberi semangat kepada anda
untuk mematuhi program pengobatan dan perawatan yang
diberikan?
12 Saat berbicara dan berkomunikasi apakah perawat
memanggil nama anda dengan benar?
13 Apakah perawat mengajarkan kepada anda untuk bisa
mandiri sesuai dengan masalah kesehatan anda?
14 Apakah perawat memberikan kesempatan kepada anda untuk
melakukan apa yang masih bisa anda lakukan tanpa bantuan
siapapun?
15 Apakah perawat menciptakan ruang perawatan dengan
kondisi yang tenang untuk anda?
16 Apakah perawat melengkapi segala fasilitas yang anda
butuhkan selama dalam perawatan?
17 Apakah pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat
kepada anda sesuai dengan kebutuhan anda?
18 Apakah perawat dapat mengetahui apa yang anda butuhkan
selama perawatan?
19 Apakah setiap perawat yang ditugaskan untuk mengontrol
55
perkembangan pasien bertanggung jawab penuh kepada
pasien?
20 Apakah perawat meberikan rasa hormat kepada pasien
dengan memperlakukan hal yang sama antar satu pasien
dengan pasien lainnya?
56
11 Saya merasa tersiksa bila rasa nyeri
muncul
12 Saya merasa tegang ketika dokter
melakukan pemeriksaan
13 Saya merasa kacau bila mengingat
penyakit yang diderita
57
58
no
Ket : MASTER DATA
Kategori : ( baik, cukup,PERILAKU
HUBUNGAN dan kurangCARING
) kategoriPERAWAT
perilaku caring
DENGANperawat dan tingkat
TINGKAT kecemasan (PASIEN
KECEMASAN ringan, sedang
KANKERdan SERVIKS
berat ).
no nama DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI
pendidikan Umur Pekerjaan MEDAN
Tingkat TAHUN
kecemasan 2010
pasien
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P Katagori
na pendi Umur Peker Perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
m Ny. F
dikan SMA 25-45 PETANI
jaan caring P3 P2 P3 P2 P3 P2 P3 P3 P 2 P 3 P 3 P 2 P 3 P 1 P 3 P 2 P 3 P 2 P 3 P 3 katagori Berat
a2 Ny. H SMA > 45 perawat
PETANI 11 23 33 42 53 63 7 2 8 3 9 3 102 113 122 133 143 153 163 173 182 193 20 2 Berat
13 Ny.
Ny.RF SMA
SMA 25-45
> 45 PETANI
PETANI 21 21 22 13 13 21 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 Cukup Ringan
24 Ny.
Ny.NH SMA
PT > 45
> 45 PETANI
PETANI 1 1 2 2 2
1 3 1 3 2 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 Cukup
Ringan
35 Ny.R
Ny.I SMA
PT >> 45
45 PETANI
PETANI 11 12 22 23 22 13 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 Baik Berat
4 Ny.N PT > 45 PETANI 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Baik
6 Ny.N SMP > 45 PETANI 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 Berat
5 Ny.I PT > 45 PETANI 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 Kurang
76 Ny.K
Ny.N SMA
SMP >> 45
45 PETANI 11 13 22 23 23 12 1 3 1 3 1 2 1 2 2 3 1 3 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 Kurang
PETANI Sedang
87 Ny.L
Ny.K SMP
SMA 25-45
> 45 PETANI
PETANI 1 1 2 2 2
1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 Ringan
Cukup
98 Ny.R
Ny.L SMP
SMP > 45
25-45 PETANI 12 12 23 22 23 12 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 Baik
PETANI Berat
10
9 Ny.A
Ny.R SMP
SMP 25-45
> 45 PNS
PETANI 2 2 3 2 2
1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 2 3 1 3 1 3 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 1 3 1 2 Berat
Kurang
10
11 Ny.A
Ny.E SMP
SMP 25-45
25-45 PNS
Wiraswasta 11 13 22 22 22 11 1 3 2 2 2 3 1 2 1 3 1 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 Kurang Ringan
11
12 Ny.E
Ny.H SMP
SMP 25-45
> 45 Wi
PNSraswasta 11 13 22 22 22 12 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 Baik Berat
12
13 Ny.H
Ny.R SMP
SMA >> 45
45 PNS
Wiraswasta 12 12 22 22 23 12 1 3 1 1 1 2 1 3 2 3 1 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 Cukup Berat
13
14 Ny.R
Ny.D SMA
SMA > 45
> 45 Wi raswasta
PETANI 1 1 2 2 2
2 2 2 3 1 3 1 3 3 3 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 Kurang
Sedang
14 Ny.D SMA > 45 PETANI 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 Cukup
15 Ny.K SMP > 45 PETANI 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 2 Berat
15 Ny.K SMP > 45 PETANI 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 Cukup
16 Ny.S SMP > 45 PNS 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 Ringan
16 Ny.S SMP > 45 PNS 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 Baik
17
17 Ny.S
Ny.S SMA
SMA > 45
> 45 PNS
PNS 1 1 2 2 2
1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 Ringan
Baik
59
Frequencies
Statistics
N Valid 17 17 17 17 17
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur Responden
Pendidikan Respoden
60
Pekerjaan Responden
Perilaku Caring
Tingkat Kecemasan
Crosstabs
61
perilaku caring * tingkat kedemasan Crosstabulation
tingkat kedemasan
Ringan Sedang Berat Total
perilaku Baik Count 6 6
caring 0
% of Total 35.3% 35.3%
Cukup Count 2 4 6
% of Total 11.8% 23.5% 35.3%
Kurang Count 5 5
% of Total 29.4% 29.4%
Total Count 6 2 9 17
% of Total 35.3% 11.8% 52.9% 100.0%
Nonparametric Correlations
Correlations
perilaku tingkat
caring kedemasan
Spearman's rho perilaku caring Correlation Coefficient 1.000 .890**
Sig. (2-tailed) . .000
N 17 17
tingkat kedemasan Correlation Coefficient .890** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 17 17
**. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
62