ZOOLOGI BOGOR Disusun Oleh : 1. Alzhud Adityawan 2. Dudi Umbaran Kusuma 3.
Yudi Ardian YAYASAN USWATUN HASANAH SEKOLAH TINGGI MENENGAH
ATAS ( SMA ) STATUS : TERAKREDITAS “A” Jl. Raya Depnaker No. 02 Pinang Ranti, Telp. 8001152 JAKARTA TIMUR LEMBAR PENGESAHAN Karya tulis ini telah diperiksa dan diberi penilaian oleh : Tim Pemeriksa Dinyatakan : Diterima / ditolak Oleh : Tanggal : Guru Pembimbing Wali Kelas Dra. Dian Handayani, S.Pd. Cahyo Nugroho, S.Pd. SI. Mengetahui Kepala Sekolah SMA Uswatun Hasanah Dra. Yuyum Rahmawati, S.Pd. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan kami memberi judul “Keanekaragaman Fauna Museum Zoologi Bogor”. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional ( UAN ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) pada tahun ajaran 2007/2008. Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima semua kritik dan saran yang membangun dari segala pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Yuyum Rahmawati, S.Pd, sebagai kepala sekolah SMA Uswatun Hasanah. 2. Ibu Dra. Utami Setyowati, S.Pd, sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA Uswatun Hasanah. 3. Bapak Cahyo Nugroho, S.Pd. SI, sebagai wali kelas XII IPA. 4. Ibu Dra. Dian Handayani, S.Pd, sebagai guru pembimbing. 5. Orang tua yang telah memberikan dukungan kepada kami. 6. Serta teman-teman yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam menyusun karya tulis ini. Semoga karya tulis ini berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. Jakarta, Januari 2008 Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 1.3 Batasan Masalah 1.4 Metode Penulisan 1.5 Sistematika Penulisan BAB II LATAR BELAKANG MUSEUM ZOOLOGI 2.1 Sejarah Museum Zoologi Bogor 2.2 Nama Museum Zoologi Dari Masa ke Masa 2.3 Nama Pemimpin Museum zoology 2.4 Tujuan dan Fungsi 2.5 Proses Pengawetan Fauna 2.6 Data Mengenai Museum Zoologi BAB III ANALISA HEWAN VERTEBRATA DAN PERSEBARANNYA 3.1 Karakteristik Hewan Vertebrata 3.2 Perkembangbiakan Hewan Vertebrata 3.3 Sejarah Persebaran Fauna di Indonesia 3.4 Jenis-jenis Fauna di Indonesia BAB IV PENUTUP 4.1 Saran 4.2 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP ( PENULIS I ) RIWAYAT HIDUP ( PENULIS II ) RIWAYAT HIDUP ( PENULIS III ) LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk pasti mengenal Museum Zoologi Bogor ( MZB ). Museum yang berasal dari koleksi referensi dan pameran yang sangat terbatas itu, kini berkembang menjadi sebuah lembaga besar dunia yang mencakup penelitian berbagai aspek zoologi. Museum Zoologi Bogor ( MZB ) merupakan salah satu objek wisata yang berwawasan pengetahuan sekaligus fokus terhadap konservasi maupun penelitian tentang keanekaragaman fauna Indonesia dan juga sering dikunjungi wisatawan. Dimata dunia, MZB telah dikenal sebagai Indonesian Natural History Museum. Singkatan MZB dan lambang komodonya telah lama mendunia, bahkan sebelum organisasi induknya LIPI dilahirkan 37 tahun silam. Sebagai salah satu objek wisata, museum di Bogor menawarkan berbagai koleksi fauna di Indonesia yang dapat membantu para penelitian maupun wisatawan dalam mengenai keanekaragaman fauna Indonesia yang dipamerkan di Museum Zoologi Bogor. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah : • Sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional ( UAN ) dan Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) tahun ajaran 2007/2008 • Untuk memberikan informasi mengenai Museum Zoologi Bogor • Untuk menambah wawasan baik penulis maupun pembaca karya tulis ini 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian karya tulis ini maka penulis membatasi ruang lingkupnya agar tidak terlalu luas. Adapun batasan masalah, yaitu : • Jenis-jenis fauna di Indonesia • Persebaran fauna di Indonesia • Karakteristik fauna 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang dilakukan dalam penulisan karya tulia ini adalah sebagai berikut : 1) Observasi Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung di Museum Zoologi Bogor untuk mendapatkan data yang diperlukan. 2) Wawancara Metode ini dilakukan dengan cara Tanya jawab dengan pemandu yang ada di Museum Zoologi Bogor. 3) Literatur Metode ini dilakukan dengan cara mengambil informasi dari literatur buku. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan dalam pembatasan karya tulis ini maka dari itu kami membaginya dalam 4 ( empat ) bab. Adapun bab yang akan diuraikan adalah sebagai berikut : BAB I : Merupakan bab pendahuluan. Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Merupakan bab latar belakang Museum Zoologi Bogor. Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah Museum Zoologi Bogor, nama museum dari masa ke masa, pimpinan Museum Zoologi Bogor, tujuan dan fungsi pameran, proses pengawetan fauna, data mengenai Museum Zoologi Bogor, dan lokasi Museum Zoologi. BAB III :Merupakan bab penutup. Pada bab ini akan di uraikan mengenai jenis-jenis fauna dan persebaran fauna, karakteristik hewan chordate, perkembangbiakan hewan chordata. BAB II LATAR BELAKANG MUSEUM ZOOLOGI BOGOR 2.1 Sejarah Museum Zoologi Bogor Dalam kurun waktu 110 tahun ( 1894 – 2005 ) telah mengkoleksi sebanyak 3 juta spesimen yang terdiri dari 20.000 jenis fauna, yaitu mamalia, burung, reptil, amphibi, ikan, moluska, serangga. Kekayaan koleksi fauna di Widyasatwaloka di Cibinong merupakan kebanggaan nasional dalam mengungkapkan keanekaragaman fauna dan aset yang tidak ternilai. Ironisnya tanggal berdirinya Museum Zoologi Bogor ( MZB ) sebagai suatu lembaga ilmiah yang berskala dunia tidak diketahui secara tepat. Sepanjang sejarahnya MZB mengalami 11 kali pergantian nama dan perkembanganya dapat dikelompokan menjadi 3 periode, yaitu periode awal ( 1894 - 1901 ), periode pancaroba ( 1901 – 1986 ), dan periode pemekaran ( 1987 –sekarang ). Landbouw Zoologisch Museum pertama kali dipimpin oleh J.C Koningsberger yang menempati gedung seluas 402 m². Pada tahun 1906 namanya diubah menjadi Zoologisch Museum dan 4 tahun kemudian diubah menjadi Zoologisch Museum en Laboratorium. Kehadiran museum ini menjadi perhatian masyarakat yang ingin mendapar informasi mengenai fauna. Selama 25 tahun Koningsberger hanya dibantu oleh konservator P.A Ouwens yang bertugas mengumpulkan , menata, mempelajari dan menginformasikan koleksi .Sepulangnya Koningsberger ke Belanda pada tahun 1919 dan semakin tuanya Ouwens ditunjuklah pakar zoology yaitu Dr.K.W.Dammerman untuk menggantikan mereka. Dia tertarik pada pengembangan ilmiah dan membina koleksi.Jumlah tenaga ilmiah mulai diperbanyak agar setiap takson memperoleh perhatian. Setelah Dammerman, pimpinan museum dipercayakan kepada Dr. M,A Lieftinck seorang pakar serangga dari tahun 1939 – 1954 ( kecuali pada masa kependudukan Jepang ) . Sebagian besar masa kepimpinan Lieftinck ditandai dengan masa yang tidak stabil. Semua kegiatan dikatakan tidak berkembang karena pergolakan politik. Selama masa kependudukan jepang museum di pimpin oleh prof. T. Nakai dan di ubah menjadi Dobutsu Hakobutsukan. Lieftinck pun digantikan oleh Groeneveld yang sebenarnya dia bukan ahli zoology. Setelah perang dunia II berakhir pada tahun 1944 Lieftinck mengambil alih pengelolaan museum. Pada tahun 1945 – 1947 nama Zoologisch Museum en Laboratorium dihidupkan kembali. Pada tahun 1947 itulah nama Museum Zoologicum Bogoriense diperkenalkan. Nama tersebut terus digunakan pada pemerintah RI saat mengambil alih semua intasi pemeritahan Belanda. Pimpinan museum masih dipercayakan oleh Lieftinck hingga tahun 1954. Selanjutnya museum dierahkan kepimpinanya kepada A.M.R Wegner dia seorang kolektor zoology kebangsaan Jerman. Tidak banyak yang dapat dikembangkan pada masa itu kecuali mempersiapkan tenaga muda Indonesia sebagai pengganti. Orang Indonesia yang dipercayakan memimpin pada tahun 1960 yaitu S.Kadarsan. Masa 4 tahun terakhir, sejak 1960 merupakan masa yang paling banyak terjadi pergantian pimpinan yang dimaksudkan agar calon pemimpin mendapat pendidikan dan memiliki keterampilan yang handal. Hinga akhirnya pada tahun 2000 nama MZB diubah menjadi Bidang Zoologi dibawah naungan Pusat Penelitian Biologi – LIPI. 2.2 Nama Museum dari Masa ke Masa No. Tahun Nama 1 1894 Landbouw Zoologisch Laboratorium 2 1898 Landbouw Zoologisch Museum 3 1906-1909 Zoologisch Museum en Werkmaats 4 1910-1942 Zoologisch Museum en Laboratorium 5 1942-1945 Dobutsu Hokubutsukan 6 1945-1947 Zoologisch Museum en Laboratorium 7 1947-1954 Museum Zoologicum Bogoriense 8 1955-1962 Lembaga Museum Zoologicum Bogoriense 9 1962-1982 Museum Zoologicum Bogoriense 10 1987-sekarang Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi 2.3 Pimpinan Museum Zoologi Bogor ( 1894-1994 ) No. Tahun Nama Pemimpin 1 1894-1918 Dr. J. C. Koningsberger 2 1919-1939 Dr. K. W. Dammerman 3 1939-1954 D. M. A. Lieftinch 4 1960-1962 1964-1968 1971-1977 A. N. R. Wegner 5 1962-1964 1968-1971 Dr. Sampurno Kadarsan 6 1977-1986 Dr. Soehartono Adisoemarto 7 1986-1994 Drs. Moh. Amir. M. S. C 2.4 Tujuan dan Fungsi • Memperlihatkan kekayaan fauna di Indonesia • Memperlihatkan beberapa fauna khas • Menunjang pendidikan serta pariwisata • Meneliti dan melestarikan fauna Indonesia • Sebagai lembaga penelitian dan pendidikan • Sebagai inspirasi bagi semua orang 2.5 Proses Pengawetan Fauna Dalam pengawetan fauna yang terdapat di Museum Zoologi Bogor terbagi 2 (dua) proses, yaitu : 1) Secara basah Proses pengawetan secara basah yaitu binatang yang akan dijadikan sebagai objek penelitian sekaligus pameran. Binatang direndam kedalam larutan alcohol atau larutan formalin berguna sebagai zat yang dapat menghambat pembusukan dan membuat binatang tersebut terlihat utuh bagian tubuhnya ketika dipamerkan dan apabila terjadi pembusukan akan merusak binatang tersebut. 2) Secara kering Proses pengawetan secara kering yaitu binatang yang dijadikan sebagai objek penelitian atau pameran terlebih dahulu binatang tersebut dikuliti. Dan semua organ lunak dikeluarkan dan hanya tersisa kulit dan tulang asli. Apabila organ lunaknya tidak keluar, maka akan cepat terjadi pembusukan. Sebagai pengganti organ lunak yang dikeluarkan maka akan digantikan oleh bahan khusus sehingga ketika dipamerkan terlihat nyata. 2.6 Data Mengenai Museum Zoologi Bogor • Lokasi Museum ⇒ Jl. Ir. H. Juanda No. 9, Bogor, jawa Barat • Transportasi ⇒ Jarak tempuh dari Bandar udara : 70 km ⇒ Jarak tempuh dari Pelabuhan : 50 km ⇒ Jarak tempuh dari Terminal : 30 km ( terminal Barang siang ) ⇒ Jarak tempuh dari Stasiun KA : 3 km ( stasiun KA Bogor ) • Jumlah Pegawai 2 orang terdiri dari : ⇒ Bimbingan edukasi : 1 orang ⇒ Bagian ticketing : 1 orang • Program Museum o Bimbingan • Jadwal Kunjungan o Senin s/d Minggu Pukul 08.00-16.00 • Harga Tiket o Dewasa : Rp.1.500 o Anak-anak : Rp.1.000 o Rombongan : Rp.1.500 • Fasilitas o Ruang pameran tetap o Ruang penyimpanan koleksi o Laboratorium o Toilet BAB III ANALISA HEWAN VERTEBRATA DAN PERSEBARAN DI INDONESIA 3.1 Karakteristik Hewan Vertebrata Merupakan kelompok hewan yang tubuhnya disokong oleh tulan-tulang yang kuat di sepanjang punggungnya sehingga disebut vertebrata. a). Kelas Pisces Termasuk anggota ini adlah ikan. Semua ikan hidup di air, kecuali satu atau dua jenis ikan yang dapat dengan singkat bernapas di udara, misalkan ikan terbang. Karakteristik: (1). Vertebrata dengan tubuh yang bersisik (2). Mempunyai sirip (3). Bernapas melalui insang b). Kelas Reptilia Termasuik anggota reptilia antara lain adalah ular, kadal,penyu,dan buaya. Reptilia tidak memrlukan air untuk perkawinannya. Telur-telur reptilian umumnya dilindungi oleh cangkang yang kedap air sehingga mencegahnya dari kekeringan di luar. Karakteristik: (1). Vertebrata dengan sisik (2). Bergerak dengan melata (3). Telur dengan cangkang c). Kelas Amfibi Merupakan kelompok hewan yang dapat hidup di air dan di darat. Meskipun yang dewasa hidup di darat, tetapi mereka selalu kembali ke air untuk melakukan perkawinan. Termasuk anggotanya adalah katak. Karakteristik: (1). Vertebrata yang kualitas selalu basah (2). Bertelur di air (3). Larvanya (berudu) hidup di air, bernapas dengan insang (4). Dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru d). Kelas Aves Seperti reptilia, anggota aves juga memiliki telur-telur dengan cangkang luar yang tahan kekeringan. Anggotanya antara lain adalah burung. Karakteristik: (1). Vertebrata yang berbulu (2). Tungkai depan berubah menjadi sayap-sayap (3). Telur dengan cangkang yang kuat (4). Homotermis (5). Memiliki paruh e). Kelas Mamalia Anggota kelompok ini antara lain adalah kucing, sapi, dan manusia. Karakteristik: (1). Vertebrata yang berambut (2). Mempunyai plasenta (3). Semasa bayi menyusu pada induk betina (adanya kelenjar susu/mammea) (4). Homoetrmis (5). Mempunyai diafragma (sekat rongga dada) (6). Jantung terbagi menjadi empat ruangan. (7). Mempunyai tipe gigi yang berbeda (gigi seri, taring, geraham depan, geraham belakang/besar) (8). Perkembangan otak besar sangat baik 3.2 Perkembangbiakan Hewan Vertebrata 1). Pisces • Berkembang biak dengan bertelur • Fertilisasi secara internal 2). Amphibi • Berkembang biak dengan bertelur • Fertilisasi secara eksternal 3). Reptil • Reptil mempunyai kelamin terpisah • Reptil melakukan fertilisasi secara internal dengan alat kopulasi yang berupa hemipenis • Beberapa diantara reptil telurnya menetas didalam tubuh induknya 4). Aves • Aves melalukan fertilisasi secara internal • Pada hewan jantan belum memiliki penis • Pada hewan betina hanya memiliki satu ovarium • Aves bersifat ovipar, telur dierami dan menetas dengan bantuan induk atau menetas sendiri dari dalam 5). Mamalia • Fertilisasi pada mammalia terjadi secara internal • Lubang genital dan anus terpisah • Hewan jantan mempunyai alat kopulasi berupa penis • Testis menghasilkan spermatozoid dan berada dalam skrotum • Perkembangan embrio terjadi di dalam uterus dan menempel pada dinding rahim 3.3 Sejarah Persebaran Fauna di Indonesia Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian barat yang disebut juga dataran Sunda masih menyatu dengan benua Asia sedangkan Indonesia bagian timur yang disebut juga dataran sahul menyatu dengan benua Australia. Dataran Sunda dan dataran Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia bagian barat seperti Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatera pada umumnya menunjukan kemiripan dengan flora di Asia. Begitu pula flora dan fauna di bagian Indonesia tmur seperti Irian jaya dan pulau sekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan flora dan fauna di benua Australia. Kemudian pada akhir zaman es suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan laut naik kembali mengakibatkan Jawa terpisah dengan benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari semenanjung Malaka. Seorang kebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penilitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian barat dengan hewan di Indonesia bagian timur. Batasnya dimulai dari selat lombok sampai ke selat Makassar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace. Di samping itu seoarang peniliti berkebangsaan Jerman yang bernama Webber. Berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran fauna dari Australia ke Indonesia bagian timur. Garis itu dinamakan garis Webber. Sedangkan daerah diantara dataran sunda dan dataran sahul oleh para ahli bografi disebut daerah Wallace atau daerah peralihan. 3.4 Jenis-Jenis Fauna di Indonesia a). Fauna Asiatis ( Oriental ) • Gajah India di Sumatera • Harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali • Badk bercula satu di Sumatera dan Kalimantan • Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan • Beruang madu di Sumatera dan Kalimantan • Cecak terbang di Nusa tenggara • Beo nias di Kabupaten Nias • Bekantan di Kalimantan b). Fauna Australis • Kangguru • Kasuari • Kuskus • Burung cendrawasih Terdapat di pulau Irian Jaya dan sekitarnya. c). Fauna Peralihan • Babirusa • Anoa • Kuskus • Biawak • Komodo • Tapir • Burung kasuari di pulau Marotai, Obi, Halmahera Tersebar di Maluku, Sulawesi dan Nusa Tenggara. BAB IV P E N U T U P Demikianlah mengenai semua laporan karya tulis kami sampaikan berdasarkan data-data yang kami peroleh maupun kami terima dari berbagai sumber mengenai keanekaragaman fauna di Museum Zoologi Bogor serta keanekaragaman fauna yang ada di Indonesia. Untuk itu penulis memberikan saran dan kesimpulan seperti dibawah ini : 4.1 Saran 1. Sebaiknya museum menciptakan suatu suasana seperti alam sesungguhnya dengan suara-suara fauna aslinya. 2. Kita harus menjaga kelestarian fauna di Indonesia agar tidak mengalami kepunahan. 3. Sebaiknya dalam perawatan dan kebersihan terhadap koleksi dirawat secara berkala. 4. Apabila berkunjung ke Museum Zoologi Bogor lebih baik menjaga ketertiban dan kenyamanan. Dengan demikian Museum Zoologi Bogor adalah perpustakaan biologi yang sangat besar dan merupakan gagasan dari J.C. Kaningsber pada tahun 1894 yang menyadari potensi. 4.2. Kesimpulan Museum Zoologi Bogor merupakan gagasan dari J.C. Kaningsber pada tahun 1894 yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.9 Bogor Jawa Barat. Museum Zoologi Bogor mengoleksi berbagai keanekaragaman fauna antara lain : Mamalia, aves, reptil, ikan, amphibi dan lain-lainnya. Dan sudah 10 kali pergantian nama museum dan 7 kali pergantian pemimpin selama berdirinya Museum Zoologi Bogor. Sedangkan Persebaran Fauna di Indonesia terbagi 3 yaitu : Fauna Asiatis, Fauna Australis, dan Fauna Peralihan. Semua itu berawal dari Zaman Es yang memisahkan beberapa pulau di Indonesia sehingga muncul keanekaragaman fauna di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS I Nama : Alzhud Adityawan Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Juli 1990 Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Jl. Pagelaran Rt 005/03 No. 70 Kel. Lubang Buaya Kec. Cipayung Jakarta Timur Pendidikan : - SDN Lubang Buaya 06 Pagi ( 1997-2002 ) - SMPN 259 Jakarta ( 2002-2005 ) Motto : “ Disiplin diri adalah kunci keberhasilan menuju kesuksesan dalam hidup ” RIWAYAT HIDUP PENULIS II Nama : Yudi Ardian Tempat dan Tanggal Lahir : Langsa, 28 Juli 1990 Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Jl. Pusdiklat Depnaker Rt 016/06 No. 14 Kel. Makasar Kec. Makasar Jakarta Timur Pendidikan : - SDN 4 Kuala Simpang ( 1997- 2002 ) - SMPN 1 Kuala Simpang ( 2002-2005 ) - SMAN 1 Kuala Simpang ( 2005-2006 ) Motto : “ Jadilah orang yang berguna ” RIWAYAT HIDUP PENULIS III Nama : Dudi Umbaran Kusuma Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 26 September 1990 Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Jl. Dahlia 4 Rt 008/03 No. 56 Kel. Jati Kramat Kec. Jati Asih Bekasi Pendidikan : - SDN 07 Jati Kramat Indah 1 ( 1997-2002 ) - SMPN 1 Kuala Simpang ( 2002-2005 ) Motto : “ Jangan menyerah sebelum mencoba ” LAMPIRAN