Anda di halaman 1dari 87

ANALISIS FINANSIAL PENGGUNAAN LAMPU PETROMAK

SEBAGAI PEMANAS PADA BUDIDAYA PEMBENIHAN


IKAN PATIN NUSA HIAS FARM DI DESA CIBITUNG
TENGAH KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
JAWA BARAT

GANANG ARYTRA DWIROSYADHA

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
ANALISIS FINANSIAL PENGGUNAAN LAMPU PETROMAK
SEBAGAI PEMANAS PADA BUDIDAYA PEMBENIHAN
IKAN PATIN NUSA HIAS FARM DI DESA CIBITUNG
TENGAHH KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
JAWA BARAT

GANANG ARYTRA DWIROSYADHA

SKRIPSI

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

Analisis Finansial Penggunaan Lampu Petromak Sebagai Pemanas pada


Budidaya Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di Desa Cibitung Tengah
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan mau pun yang tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

Ganang Arytra D.
C 44104071
ABSTRAK

GANANG ARYTRA DWIROSYADHA. Analisis Finansial Penggunaan Lampu Petromak


Sebagai Pemanas pada Budidaya Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di Desa Cibitung
Tengah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh IIS DIATIN

Nusa Hias Farm Merupakan salah satu tempat usaha yang memfokuskan diri pada
pembenihan Ikan Patin. Nusa Hias Farm sedang menghadapi masalah yaitu kenaikan harga
minyak tanah yang digunakan sebagai bahan bakar pemanas ruangan. Oleh karena itu akan
diterapkan teknologi pengganti yang lebih efisien dalam penggunaan minyak tanah yaitu
menggunakan lampu petromak. Dalam penelitian ini akan dianalisis penggunaan petromak dilihat
dari kelayakan finansial dan kriteria investasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan usaha dalam penggunaan petromak sebagai pemanas dalam usaha pembenihan ikan
patin Nusa Hias Farm. Metode yang digunakan adalah analisis usaha dan analisis kriteria investasi
dan data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.
Hasil analisis usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm setelah menggunakan petromak
sebagai alat pemanas ruangan pembenihan adalah sebagai berikut, nilai R/C diperoleh sebesar
1,97, payback period sebesar 1,73. Total biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh
apabila dilakukan penggantian alat pemanas pada usaha Nusa Hias Farm, yaitu sebesar Rp
60.556.455,56 , penerimaan yang diperoleh tetap dan besarnya keuntungan yang diperoleh
meningkat menjadi Rp 171.998.725,53. NPV pada usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm
adalah sebesar Rp695.550.355,5. Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 27,69% . Nilai IRR
457,26%. Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm dengan menggunakan pemanas petromak
akan menjadi tidak layak jika terjadi kenaikan harga minyak tanah sebesar 1.161,87%, kenaikan
harga pakan sebesar 1.228,65% dan penurunan harga benih sebesar 98,57%. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penggantian teknologi pemanas menjadi petromak layak untuk
dilakukan karena dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan.

Kata Kunci : Usaha Pembenihan, Ikan Patin, Kriteria Investasi, Finansial, Lampu Petromak
© Hak cipta milik Ganang Arytra Dwirosyadha, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian
Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi,
mikrofilm, dan sebagainya
ANALISIS FINANSIAL PENGGUNAAN LAMPU PETROMAK
SEBAGAI PEMANAS PADA BUDIDAYA PEMBENIHAN
IKAN PATIN NUSA HIAS FARM
DI DESA CIBITUNG TENGAH KECAMATAN CIAMPEA,
KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
GANANG ARYTRA DWIROSYADHA
C44104071

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ganang Arytra Dwirosyadha.


Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret1987 dari
pasangan Bapak Drs.Heru Basuki,SE dan Ibu Tutik
Wargiyati,S.Pd. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara, dengan kakak yang bernama Ranie Meidya
Primastuti, S.S.
Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah SMU Negeri 1 Depok dan
lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program Studi
Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB). Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan
organisasi HIMASEPA (tahun 2006).
Penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Finansial Penggunaan
Lampu Petromak Sebagai Pemanas pada Budidaya Pembenihan Ikan Patin Nusa
Hias Farm di Desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa
Barat. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis dibimbing oleh Ibu Ir.Iis Diatin,
MM
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Analisis Finansial Penggunaan Lampu Petromak
Sebagai Pemanas pada Budidaya Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
di Desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa
Barat”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam melaksanakan
skripsi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan segala kemampuan yang ada. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1) Ir. Iis Diatin, MM. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu guna
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan
penulisan usulan skripsi ini.
2) Bapak Hendi Wiryawan selaku pemilik usaha budidaya yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan skripsi dan segenap karyawan yang
senantiasa membantu penulis.
3) Ayahanda (Heru Basuki, SE) dan Ibunda (Tutik Wargiyati, S.Pd) serta kakak
tersayang (Ranie Meidya Primastuti, S.S) yang selalu memberikan doa,
dukungan moril dan semangat untuk menyelesaikan usulan skripsi ini.
4) Teman seperjuangan SEI’41 ( Reza, Ika, Wulan, Reni Mamih, Pipit,Resti,
Bironk, BenQ, Adit, Ucok, Dee2, Nenk Anie, Nci, Sirkis, Eko dll)
Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk
penyempurnaan tulisan ini selanjutnya. Semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pihak yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2008

Ganang Arytra D.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... .......... . 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan.................................................................................... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7


2.1 Klasifikasi Ikan Patin ...................................................................................... 7
2.2 Teknik Pembenihan Ikan ................................................................................. 7
2.3 Teknik Pembenihan Ikan Patin ........................................................................ 9
2.4 Usaha Perikanan sebagai Usaha Tani .............................................................. 11
2.5 Analisis Finansial ............................................................................................ 11
2.5.1 Analisis Usaha ........................................................................................ 12
2.5.2 Analisis Kelayakan Usaha ...................................................................... 12
2.5.3 Analisis Sensitivitas................................................................................ 13

III KERANGKA PENDEKATAN STUDI ........................................................... 15


IV METODOLOGI ............................................................................................... 17
4.1 Metode Penelitian ........................................................................................... 17
4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 17
4.3 Metode Analisis Data ...................................................................................... 18
4.3.1 Analisis Pendapatan................................................................................ 18
4.3.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya .............................................. 18
4.3.3 Analisis Waktu Pengembalian Modal ..................................................... 19
4.3.4 Analisis Return of Investment ................................................................. 19
4.3.5 Analisis Kelayakan Usaha ...................................................................... 19
4.3.6 Sensitivitas ............................................................................................. 21
4.4 Konsep dan Pengukuran .................................................................................. 22
4.5 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 23

V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 24


5.1 Gambaran Umum Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm ............................. 24
5.1.1 Sejarah Pembentukan dan Perkembangan ............................................... 24
5.1.2 Struktur Organisasi ................................................................................. 24
Halaman
5.1.3 Sumberdaya Manusia ............................................................................. 26
5.1.4 Permodalan ............................................................................................ 27
5.1.5 Pemasaran .............................................................................................. 27
5.2 Unit Pembenihan Ikan Patin di Nusa Hias Farm .............................................. 28
5.2.1 Penentuan Lokasi ................................................................................... 28
5.2.2 Sumber Air ............................................................................................. 30
5.3 Teknis Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm .............................................. 31
5.3.1 Pemeliharaan Induk ................................................................................ 31
5.3.2 Pemijahan............................................................................................... 33
5.3.3 Pemeliharaan Larva dan Benih ............................................................... 35
5.3.4 Pemanenan ............................................................................................. 37
5.4 Pola Tanam ..................................................................................................... 38
5.5 Analisis Usaha ................................................................................................ 38
5.5.1 Investasi ................................................................................................. 38
5.5.2 Biaya Produksi ....................................................................................... 39
5.5.3 Penerimaan Usaha .................................................................................. 40
5.5.4 Analisis Keuntungan .............................................................................. 40
5.5.5 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R-C Ratio) ........................... 43
5.5.6 Analisis Waktu Pengembalian Modal ..................................................... 43
5.5.7 Analisis Kelayakan Finansial .................................................................. 44
5.6 Pengembangan .................................................................................................. 44
5.6.1 Investasi ................................................................................................. 45
5.6.2 Perkiraan Biaya Produksi........................................................................ 45
5.6.3 Perkiraan Penerimaan ............................................................................. 46
5.6.4 Cash Flow .............................................................................................. 47
5.6.5 Analisis Kriteria Investasi ....................................................................... 48
5.6.6 Analisis Sensitivitas................................................................................ 49

VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 52


6.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 52
6.2 Saran ............................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 54


LAMPIRAN ........................................................................................................... 55
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan Produksi Ikan Konsumsi di Kabupaten Bogor Tahun 2006-


2007........................................................................................................... 2

2. Rincian Besarnya Kompensasi Tenaga Kerja di Nusa Hias Farm Tahun


2008........................................................................................................... 26

3. Perbandingan Penggunaan Minyak Tanah antara Kompor Minyak dan


Petromak sebagai Alat Pemanas pada Usaha Pembenihan Ikan Patin.......... 37

4. Komponen Investasi dalam Usaha Pembenihan Ikan Patin, Kecamatan


Ciampea Tahun 2008................................................................................. 41

5. Biaya Tetap Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di


kecamatan Ciampea Tahun 2008……………………………………....... 42

6. Biaya variabel Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di


Kecamatan Ciampea Tahun 2008………………………………………... 42

7. Penerimaan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm 2008............. 43

8. Biaya Total, Penerimaan Total, Keuntungan, R-C Ratio, Biaya Investasi


dan Payback Period Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di
Kecamatan Ciampea Tahun 2008………………….................................. 44

9. Perkiraan Penerimaan usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm


2008……………………………………………………………………… 46

10. Biaya Total, Penerimaan Total, Keuntungan, R-C Ratio, Biaya Investasi
dan Payback Period Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di
Kecamatan Ciampea Tahun 2008 dengan Penggunaan Petromak sebagai
Pemanas…………………………………………………………………. 47

11. Hasil Analisis Finansial Penggunaan Petromak sebagai Pemanas pada


Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm......................................... 49

12. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Setelah Terjadi Kenaikan Harga


Pakan Sebesar 1228,65%............................................................................ 50

13. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Setelah Terjadi Kenaikan Harga


Minyak Tanah Sebesar 1161,87%.............................................................. 51

14. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Setelah Terjadi penurunan harga


benih sebesar 98,57%.................................................................................. 52
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pendekatan Studi........................................................................ 16

2. Struktur Organisasi Usaha Pembenihan Nusa Hias Farm........................... 25

3. Saluran Pemasaran Benih Ikan Patin Nusa Hias Farm di Kecamatan


Ciampea…….............................................................................................. 28

4. Alur Teknis Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm…………………… 31


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Denah Wilayah Desa Cibitung Tengah kecamatan Ciampea...................... 55

2. Dokumentasi............................................................................................... 56

3. Biaya Investasi, Umur Teknis, Penyusutan, nilai sisa dan Biaya


Pemeliharaan pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
2008……………………………………………………………………… 57
4. Biaya Tetap pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm 2008.. 58

5. Biaya Variabel pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
2008……………………………………………………………………… 59

6. Penerimaan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm 2008……… 61

7. Hasil Perhitungan Analisis Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias


Farm dengan Penggantian Teknologi Pemanas di Desa Cibitung Tengah
Tahun 2008……………………………………………………………… 63

8. Cash Flow pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
Penggantian Teknologi Pemanas Menjadi Petromak di Desa Cibitung
Tengah, Kecamatan Ciampea……………………………………………. 65

9. Cash Flow pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm apabila
terjadi Penurunan Harga Output di Desa Cibitung Tengah, Kecamatan
Ciampea………………………………………………………………….. 67

10 Cash Flow pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm apabila
terjadi Kenaikan Harga Pakan di Desa Cibitung Tengah, Kecamatan
Ciampea………………………………………………………………….. 69

11 Cash Flow pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm apabila
terjadi Kenaikan Harga Minyak Tanah di Desa Cibitung Tengah,
Kecamatan Ciampea……………………………………………………… 71
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 buah
dan memiliki panjang garis pantai 81.000 kilometer. Luas wilayah Indonesia,
termasuk zona ekonomi eksklusif adalah 5,8 kilometer persegi
(http://www.pesisir.or.id/ pesisir.html), sehingga potensi inilah yang membuat
sektor perikanan saat ini mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Potensi
sumberdaya perikanan Indonesia yang melimpah,baik potensi sumberdaya
perikanan tangkap maupun budidaya merupakan salah satu aset nasional yang
harus dikelola dengan baik. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
diharapkan mampu mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan, terutama
perikanan budidaya sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
perikanan sebagai penghasil devisa negara.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya telah banyak dikembangkan
di dunia khususnya di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu andalan
utama dalam menghasilkan ikan. Saat ini produksi perikanan Indonesia baru
mencapai 6 juta ton, namun hanya 1,4 juta ton yang berasal dari budidaya
perikanan. Hal tersebut tidak seimbang dengan fakta bahwa potensi budidaya
perikanan lebih besar dibandingkan dengan perikanan tangkap, yaitu mencapai 57
juta ton. Sementara potensi perikanan tangkap hanya mencapai 6,5 juta ton. Hal
ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pengembangan budidaya ikan,
khususnya budidaya ikan air tawar.(http://hayati-ipb.com/users).
Keberhasilan usaha perikanan terutama ikan konsumsi sangat didukung
oleh ketersediaan benih. Ketersediaan benih yang memadai baik dari segi kualitas,
kuantitas dan waktu sangat diperlukan agar kelangsungan budidaya ikan tetap
terjaga sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat.
Peningkatan konsumsi ikan tidak dapat dipenuhi dari hasil penangkapan saja,
melainkan dari hasil budidaya juga, oleh karena itu ikan air tawar semakin
dibutuhkan dan pasokan benih untuk ikan konsumsi semakin meningkat seperti
produksi benih di Kabupaten Bogor, setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Perkembangan produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada
Tabel 1. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa perkembangan produksi benih ikan
patin di Kabupaten Bogor paling pesat dibandingkan dengan komoditas lain. Hal
ini disebabkan karena pemerintah sedang menggalakkan program Gerakan
Serentak (Gertak) untuk meningkatkan produksi ikan patin di Indonesia.
Ikan Patin merupakan salah satu ikan yang dibudidayakan, baik
pembenihannya maupun pembesarannya karena ikan Patin merupakan salah satu
jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dijual di
dalam maupun luar negeri. Keunggulan Ikan Patin dibandingkan dengan ikan air
tawar lainnya diantaranya tidak memiliki sisik dan duri, sehingga mudah
dikonsumsi, daging putih, respon terhadap pakan buatan tinggi, benih tidak
kanibal dan pada tingkat benih, Ikan Patin dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias,
namun pada ukuran besar sebagai ikan konsumsi (Susanto dan Amri 1999).

Tabel 1. Perkembangan Produksi Benih Ikan di Kabupaten Bogor Tahun 2006-


2007

Produksi (ekor) Laju


Perkembangan
No. Jenis Ikan
2006 2007 (%)

1 Mas 9.924 8.631 -13,03


2 Nila 3.328 4.418 32,77
3 Nilem 15 13 -8,67
4 Mujair 32 24 -24,06
5 Gurame 1.424 1.719 20,72
6 Tawes 355 430 21,09
7 Patin 724 1.020 40,88
8 Lele 6.487 6.373 -1,75
9 Sepat Siam 12 12 0,83
10 Tambakan 173 173 0,00
11 Bawal 630 849 34,83
12 Lain-lain 36 37 3,73
Jumlah 3.141 23.703 2,43
Sumber : www.bogorkab.go.id

Usaha Ikan Patin banyak berkembang di daerah Bogor dan sekitarnya


terutama usaha pembenihannya. Perkembangan usaha budidaya Ikan Patin ini
tidak terlepas dari besarnya permintaan terhadap Ikan Patin terutama di Sumatera
dan Kalimantan. Salah satu tempat usaha pembenihan Ikan Patin di Bogor dan
sampai tetap bertahan dan mengalami perkembangan yaitu Usaha Pembenihan
Ikan Patin di Nusa Hias Farm. Nusa Hias Farm sebagai produsen penghasil benih
Ikan Patin melakukan kegiatan budidaya pembenihan Ikan Patin. Tujuan jangka
pendek usaha pembenihan Nusa Hias Farm adalah untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal, sedangkan tujuan jangka panjang adalah mempertahankan
keberlangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut Nusa Hias
Farm perlu mengelola usahanya dengan baik sehingga produksi tetap berlanjut.
Keberlangsungan perusahaan untuk bertahan pada masa yang akan datang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya input dan output. Perubahan input
dan output, baik dari segi harga, kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah


Nusa Hias Farm merupakan tempat usaha pembenihan yang bergerak
dalam Usaha Pembenihan Ikan Patin. Nusa Hias Farm termasuk salah satu usaha
pembenihan Ikan Patin yang pengelolaannya tradisional, hal ini dapat dilihat dari
cara penanganan benih yang masih tergolong sederhana dan tanpa menggunakan
alat-alat canggih. Teknologi yang digunakan antara lain masih menggunakan
sistem pemanas ruangan menggunakan kompor minyak tanah tradisional, sistem
sirkulasi air yang sederhana, tempat yang digunakan untuk kegiatan
pembenihanpun tidak terlalu besar namun mampu menampung akuarium
pembenihan dalam jumlah yang cukup banyak. Karyawan yang dipekerjakan
dalam usaha pembenihan ini pun tidak banyak, hanya beberapa orang yang
memang ditugaskan untuk terus memantau perkembangan benih. Usaha
pembenihan Ikan Patin di Nusa Hias Farm ini masih dapat berkembang.
Tempat usaha ini ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas output dari
tahun ke tahun. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan
mengganti teknologi yang ada dengan teknologi yang lebih efisien, salah satunya
adalah teknologi pemanas ruangan. Pemanas ruangan sangat berpengaruh dalam
jalannya usaha pembenihan Ikan Patin ini. Hal ini disebabkan karena suhu
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesuksesan
pembenihan ikan. Jika suhu berubah dan tidak sesuai dengan suhu optimal, maka
benih ikan terancam mati dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, dalam
usaha pembenihan Ikan Patin ini, kewaspadaan dalam menjaga suhu sangat
penting, terutama pada malam hari dimana suhu dapat menjadi sangat rendah dan
itu dapat mengancam kehidupan benih Ikan Patin yang dibudidaya.
Dalam usaha pembenihan ikan patin ini, kompor minyak digunakan dalam
proses pembenihan yang berfungsi sebagai pemanas ruangan sehingga ruangan
tempat pembenihan terjaga dalam suhu optimal. Melihat keadaan dimana harga
bahan bakar yang dalam hal ini minyak tanah yang digunakan untuk pemanas
ruangan yang berupa kompor minyak akan segera naik dan subsidinya ditarik oleh
pemerintah. Harga bahan bakar yaitu minyak tanah yang semakin meningkat yang
pada Agustus 2008 ini mencapai Rp7.000,00 per liter. Menurut Dirjen Migas
departemen Energi dan Sumber Daya dan Mineral, harga minyak tanah non-
subsidi setelah termasuk PPN, PPh dan biaya transportasi akan lebih tinggi lagi
yaitu bisa menembus angka Rp10.000,00 per liter (Suara Karya, 23 April 2008).
Pemerintah berencana untuk menarik subsidi minyak tanah secara bertahap pada
tahun ini sehingga pada akhir tahun jumlah subsidi tidak akan melampaui jumlah
37,04 juta kiloliter sementara di jabodetabek tidak melampaui 15 juta kiloliter
(Ka.Bappenas pada Suara Karya 23 April 2008). Kenaikan harga minyak tanah
dapat mempengaruhi pengeluaran dan biaya yang dibutuhkan dalam proses
pembenihan Ikan Patin ini. Dengan begitu dapat dipastikan biaya yang dibutuhkan
dalam usaha pembenihan Ikan Patin ini akan melonjak. Oleh karena itu, Usaha
Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm berencana untuk mencari alternatif untuk
menekan biaya.
Salah satu solusi dalam upaya menekan biaya produksi yang melonjak
karena harga minyak tanah yang tinggi adalah dengan mengganti sistem pemanas
ruangan pembenihan yang menggunakan kompor minyak tanah dengan
menggunakan lampu tekan petromak. BPPT pada tahun 2006 lalu telah
melakukan riset terhadap penggunaan minyak tanah dengan menggunakan
petromak sebagai objek riset, tujuan riset tersebut adalah untuk mencari alternatif
penggunaan bahan bakar yang lebih hemat dan efisien. Dalam risetnya, BPPT
menemukan bahwa campuran bahan bakar yaitu minyak tanah dan minyak
jelantah dapat memperlama nyala lampu petromak dan dengan konsumsi minyak
tanah yang lebih sedikit. Petromak memiliki beberapa kelebihan yaitu konsumsi
bahan bakar minyak tanah yang lebih sedikit, daya tahan yang lebih lama,
perawatan yang lebih mudah dan penggunaan bahan bakar yang dapat
dikombinasikan dengan minyak jelantah ataupun minyak sawit yang dapat
mengurangi biaya pembelian minyak tanah. Lampu tekan petromak juga memiliki
kekurangan yaitu harganya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kompor
minyak tanah.
Setiap kegiatan usaha, berusaha untuk mencapai keuntungan yang optimal
sebagaimana yang dilakukan usaha pembenihan Nusa Hias Farm. Usaha
pembenihan ini berusaha mengembangkan usaha pembenihan Ikan Patin dengan
berencana mengembangkan teknologi sistem pemanas dari menggunakan kompor
minyak tanah menjadi menggunakan lampu petromak.
Oleh karena itu kegiatan usaha pembenihan yang dilakukan Nusa Hias
Farm perlu dianalisis kelayakan usahanya agar dapat diketahui kelanjutan usaha
pada masa yang akan datang dan alternatif pengembangannya. Berdasarkan
uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan antara lain :
1. Bagaimana kelayakan usaha dalam penggunaan lampu petromak sebagai alat
pemanas dalam usaha pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm?
2. Bagaimana sensitivitas penggunaan lampu petromak dan minyak tanah dalam
usaha pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm?

1.3 Tujuan dan Kegunaaan


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis usaha penggunaan lampu petromak sebagai alat pemanas dalam
usaha pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
2. Mengetahui sensitivitas penggunaan lampu petromak dan minyak tanah
dalam usaha pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm?

Kegunaan dari penelitian ini adalah :


1. Bagi penulis, untuk melatih kemampuan dan daya analisis penulis dalam
memecahkan permasalahan yang ada di bidang perikanan khususnya usaha
Ikan Patin dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
program studi Manajemen Bisnis Perikanan dan Ekonomi Perikanan-
Kelautan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2. Bagi Mahasiswa lainnya, semoga dapat dijadikan alternatif referensi untuk
penelitian selanjutnya yang ada hubungannya dengan permasalahan tersebut.
3. Bagi perusahaan, sebagai alternatif bahan masukan dalam menentukan
langkah-langkah yang perlu diambil untuk pengembangan usaha di masa
yang akan datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Patin


Ada tiga jenis ikan patin yang dibudidayakan di Indonesia yaitu Patin
Jambal, Patin Siam dan Patin Pasupati. Ketiganya memiliki kelebihan masing-
masing.
Spesies pertama yaitu Patin Jambal (Pangasius djambal), ciri-cirinya
adalah daging berwarna putih, fekunditas rendah, bobot badan besar dan
pertumbuhannya cepat. Spesies patin kedua adalah patin pasupati yaitu
merupakan perkawinan antara patin jambal dengan patin siam. Ciri-cirinya yaitu,
warna daging putih, fekunditas tinggi, pertumbuhan cepat, bobot badan besar.
Spesies ketiga yaitu spesies patin yang dibudidaya di usaha pembenihan
ikan patin Nusa Hias Farm adalah patin siam, patin siam memiliki ciri-ciri yaitu
fekunditas tinggi, daging berwarna agak kemerahan dan memiliki toleransi yang
tinggi terhadap keadaan perairan. Klasifikasi ikan patin siam (Pangasius sutchi)
menurut Khairuman dan Sudenda (2002):
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariphysi
Sub Ordo : Siluroidea
Family : Pangasidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius sutchi

2.2 Teknik Pembenihan Ikan


Pembenihan ikan merupakan salah satu tahap dalam usaha budidaya ikan.
Pembenihan ikan dilakukan dalam upaya mendapatkan calon benih untuk
kemudian dilakukan pembesaran. Kegiatan pembenihan ikan merupakan upaya
untuk menghasilkan benih ikan pada ukuran tertentu.
Kegiatan usaha budidaya ikan, dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap
pembenihan dan tahap pembesaran. Tahap pembenihan ini biasanya dimulai
dengan pengadaan benih, sehingga diperolehnya benih dengan umur tertentu,
sedangkan tahap pembesaran merupakan kelanjutan dari pembenihan, benih yang
dibeli kemudian dibesarkan, sehingga mencapai ukuran atau umur konsumsi
(Hernowo 2005).
1) Pembenihan
Usaha pembenihan atau pemijahan merupakan usaha memijahkan induk
sampai dengan dihasilkan benih. Lama waktu pemijahan sampai dengan
dihasilkan benih yang siap dijual cukup bervariasi, tergantung dari calon induk
yang dibeli dan jenis ikan.
2) Pembesaran
Pembesaran adalah suatu usaha pemeliharaan ikan yang dimulai dari ikan
lepas dederan dan berakhir sampai dengan mencapai ukuran konsumsi atau
ukuran pasar. Ikan yang ditebar pada awal usaha pembesaran bervariasi
menurut jenis ikan dan metode pembesarannya (Zulkifli J 2002). Kegiatan
produksi pembesaran meliputi persiapan wadah, penebaran benih, pemberian
pakan, pengelolaan air, pemberantasan hama dan penyakit, dan pemanenan
(Effendi I 2004) :
a) Persiapan wadah
Persiapan wadah bertujuan untuk menyiapkan wadah pemeliharaan, untuk
mendapatkan lingkungan yang optimal, sehingga dapat hidup dan tumbuh
maksimal. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak semen, akuarium, atau
fiberglas. Dibandingkan dengan bak atau kolam, pemeliharaan ikan di
akuarium paling baik karena ikan dan kualitas air dapat dikontrol secara teliti.
Ukuran akuarium sangat bervariasi. Ukuran yang umum dipakai adalah 100
cm 40 cm 40 cm 40cm atau 90 cm 40 cm 35 cm. Penempatannya dapat
disusun menjadi 2-3 tingkat. Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak besi
atau kayu. Agar tidak mudah pecah, alas akuarium diberi styrofoam atau
gabus putih.

b) Penebaran benih
Penebaran benih bertujuan untuk menempatkan ikan dalam wadah kultur
dengan padat petebaran tertentu. Padat penebaran benih adalah jumlah
(biomasa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau volume.
c) Pemberian pakan
Pakan merupakan faktor penting dalam usaha pembesaran ikan. Dalam usaha
pembesaran, ikan diharuskan tumbuh sehingga bisa mencapai ukuran pasar.
Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan konsumsi, yaitu pakan alami dan
pakan buatan. Pakan alami berupa cacing sutera, sedangkan pakan buatan
biasanya berupa pelet (Lesmana DS dan I Darmawan 2001).
d) Pemberantasan hama dan penyakit
Hama merupakan organisme yang keberadaanya di dalam wadah produksi
tidak dikehendaki karena bersifat kompetitor atau predator terhadap ikan
kultur, sedangkan penyakit pada ikan disebabkan oleh serangan
mikroorganisme seperti bakteri, cendawan, dan virus (Effendi I 2004). Selain
itu pada pembudidayaan ikan ada beberapa faktor lingkungan yang
menyebabkan ikan sakit, diantaranya kekurangan oksigen, karbondioksida,
suhu tinggi dan suhu rendah, ammonia, nitrit, dan pH
( Lesmana DS dan I Darmawan 2001).
e) Pengelolaan air
Pengelolaan air dalam kegiatan pembesaran bertujuan untuk menyediakan
lingkungan yang optimal bagi ikan kultur agar tetap bisa hidup dan tumbuh
maksimal. Prinsip dalam pengelolaan air adalah memasukkan bahan yang
bermafaat (terutama O2)dan mengatur kebutuhan ke dalam sistem produksi
dan membuang bahan yang tidak bermafaat bahkan membahayakan
f) Pemanenan
Puncak usaha pemeliharaan ikan adalah saat masa panen tiba. Waktu panen
yang tepat memberikan nilai tambah pada ikan yang dipanen. Ukuran ikan
yang dipanen sudah tentu harus disesuaikan dengan permintaan pasar (Zulkifli
J 2002).

2.3 Teknik Pembenihan Ikan Patin


Susanto dan Amri (1999) mengemukakan secara garis besar bahwa usaha
pembenihan Ikan Patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pemilihan calon induk siap pijah
2. Persiapan hormon perangsang yaitu kelenjar hipofisa ikan donor
3. Kawin suntik (induce breeding)
4. Pengurutan (striping)
5. Penetasan telur
6. Perawatan telur
7. Pemindahan larva
8. Pendederan
9. Pemanenan
Susanto dan Amri (1999) mengatakan bahwa untuk penyediaan benih ikan
dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Menangkap ikan dari perairan umum, dan
2. Memijahkan ikan peliharaan tersebut di kolam atau dengan cara
pembuahan buatan (artificial fertilization).
Cara pembuahan buatan biasanya dilakukan terhadap ikan-ikan yang sulit
atau belum dapat memijah di kolam, karena tidak memungkinkan dalam mengatur
faktor-faktor ekologis yang cocok.
Teknik pembuahan buatan memberi kemungkinan meningkatkan produksi
benih tiap induk dan mengendalikan prosesnya setiap saat yang dikehendaki.
Teknik pembuahan buatan ini dilakukan dengan menyuntikan hormon ekstrak
yang diperoleh dari kelenjar hipofisa ikan donor. Pembuahan telur dapat
dilakukan dengan dua cara :
1. Membiarkan pembuahan terjadi dengan sendirinya dalam bak pemijahan
2. Membuahi telur-telur yang sengaja diurut keluar dari induk betina dengan
sperma ikan jantan yang diurut keluar juga dari ikan jantan ke dalam
piring.
Kualitas air untuk pemeliharaan Ikan Patin harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu
ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich
dengan dosis 0,05 cc per liter). Suhu air yang baik pada saat penetasan telur
menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat celcius. Pada daerah-daerah
yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suu
optimal yang relatif stabil.
Kegiatan pembenihan berdasarkan Bappenas (2004) merupakan upaya
untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih
berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan.

2.4 Usaha Perikanan sebagai Usahatani


Kegiatan usahatani sebagai suatu aktivitas petani akan selalu terkait
dengan biaya yang harus dikeluarkan dengan penerimaan yang akan diperoleh.
Secara umum petani selalu mengharapkan penerimaan yang lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahatani.
Menurut Soekartawi et al.(1984), biaya yang harus dikeluarkan dalam
usahatani meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost).
Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah produk yang
akan dihasilkan, sedangkan biaya berubah adalah biaya yang berubah apabila
jumlah produksi berubah. Biaya tersebut ada apabila ada sesuatu barang yang
diproduksi. Biaya total (total cost) produksi merupakan penjumlahan dari kedua
biaya tersebut, pada usaha pembenihan Ikan Patin, biaya tetap terdiri dari pajak
(PBB), penyusutan, sewa lahan, biaya perawatan dan biaya pakan induk,
sedangkan biaya variabel terdiri dari obat-obatan, listrik, pakan dan lain-lain.
Ada beberapa bentuk penyajian analisis usaha yang biasa dipakai untuk
mengetahui keuntungan suatu usaha. Analisis tersebut antara lain analisis
pendapatan, analisis imbangan penerimaan dan biaya, analisis payback period,
dan analisis break event point (Ariyoto K 1995). Analisis pendapatan usaha
adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang dinyatakan dalam
rupiah, sementara analisis perimbangan dan biaya adalah tingkat perbandingan
antara penerimaan total dengan biayannya rata-rata per musim tanam. Payback
period adalah lamannya waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi,
sementara break event point adalah titik impas dari kegiatan usaha (Ariyoto K
1995).

2.2 Analisis Finansial


Menurut Kadariah, L Karlina dan C Gray (1978), untuk mengetahui
kelayakan suatu usaha perlu dilakukan pengujian melalui analisis finansial. Selain
itu usaha agribisnis merupakan usaha yang memerlukan modal usaha yang cukup
besar dengan resiko yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis
kelayakan usaha, yang dimaksud untuk mengevaluasi apakah usaha tersebut layak
untuk diusahakan. Untuk mengevaluasi kelayakan usaha perlu diketahui besar
manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Manfaat (benefit) adalah
apa yang diperoleh orang atau badan swasta yang menanamkan modalnya dalam
proyek. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kelayakan suatu usaha,
antara lain aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi,
aspek komersial, aspek finansial dan aspek ekonomis. Analisis finansial dapat
dilakukan melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi.

2.5.1 Analisis Usaha


Ada beberapa bentuk penyajian analisis usaha yang biasa dipakai untuk
mengetahui keuntungan, antara lain adalah analisis pendapatan, analisis imbangan
penerimaan dan biaya. Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi
total dengan harga satuan, sedangkan pengeluaran dimaksudkan nilai penggunaan
sarana produksi yang diperlukan atau yang dibebankan pada proses produksi yang
bersangkutan (Ariyoto 1995).
Kegiatan usaha merupakan kegiatan yang dapat direncanakan dan
dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan menggunakan sumber-sumber
tersebut sebagian atau seluruhnya dapat dianggap barang-barang konsumsi yang
dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh manfaat
(Gittinger 1986).
Tujuan dari kegiatan usaha, baik pemerintah maupun swasta yaitu mencari
pendapatan bersih pada umumnya dan berusaha mencari keuntungan yang
maksimal untuk investasi serta mempertahankan lajunya atau kelanggengan
perusahaan (Gittinger 1986).

2.5.2 Analisis kelayakan Usaha


Menurut Kadariah et al. (1978), suatu usaha yang memerlukan modal yang
besar dengan resiko yang besar diperlukan suatu analisis kelayakan usaha.
Analisis kelayakan usaha dumaksudkan untuk mengevaluasi apakah usaha
tersebut layak untuk diusahakan. Untuk mengevaluasi kelayakan usaha perlu
diketahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis.
Menurut Kadariah et al. (1978), bahwa indikator yang dapat dipakai untuk
membandingkan manfaat dan biaya pada usaha yaitu :
1. Nilai bersih arus sekarang atau Net Present Value (NPV) merupakan selisih
present value arus manfaat dan biaya yang didhitung berdasarkan discount
factor.
2. Tingkat hasil internal atau Internal rate of return (IRR) merupakan nilai
discount rate yang menjadi NPV suatu aktivitas investasi sama dengan nol.
3. Rasio manfaat bersih atau Net Benefit-Cost ratio (NBCR), merupakan angka
perbandingan arus benefit bersih positif terhadap benefit bersih negatif.
Kegiatan usaha dikatakan layak untuk dikembangkan jika dalam
perhitungannya diperoleh NPV>0, IRR>discount rate, Net B/C>1.

2.5.3 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara
sistematis apa yang terjadi pada penerimaan dan biaya usaha apabila terjadi
perubahan-perubahan yang tidak terduga yang berbeda dengan perkiraan dalam
perencanaan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengukur suatu unsur atau
dengan mengkombinasikan unsur-unsur lain, kemudian menentukan pengaruh
pada hasil analisis. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana hasil
analisis suatu kegiatan ekonomi bila terrdapat kesalahan atau perubahan-
perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit (Kadariah et al.
1978).
Menurut Gittinger JP(1986), analisis sensitivitas dilakukan untuk
melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor tersebut
dapat mengakibatkan perubahan dalam criteria investasi yaitu dari layak menjadi
tak layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian, analisis sensitivitas membantu
menentukan unsur yang sangat menentukan hasil proyek, dan juga dapat
membantu pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan
akan menguntungkan perekonomian (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978).
Analisis sensitivitas membantu menentukan unsur yang sangat
menentukan hasil kegiatan usaha dan juga dapat membantu pengelola kegiatan
usaha dengan menunjukkan bagian-bagian yang peka dan memerlukan
pengawasan yang lebih ketat untuk mendapatkan hasil yang diharapkan atau
menguntungkan perekonomian.
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Nusa Hias Farm merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam
pembenihan Ikan Patin. Untuk mengembangkan usaha pembenihan Ikan Patin ini,
maka pada tahun 2008 Nusa Hias Farm berencana melakukan peningkatan
teknologi pemanas dari menggunakan kompor minyak tanah menjadi sistem
pemanas yang menggunakan panas dari lampu petromak. Dengan mengganti
sistem pemanas yang lebih optimal, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan
dan mempertahankan kelangsungan usaha pembenihan. Untuk mengembangkan
teknologi tergantung dari keuntungan usaha yang dapat diketahui dari biaya (R-C)
Ratio. Apabila usaha tersebut untung maka akan dilakukan analisis kelayakan,
tetapi apabila ternyata usaha ini tidak menguntungkan, maka Nusa Hias Farm
harus mengadakan reorientasi kegiatan terhadap usaha yang dijalankannya dengan
berusaha memperbaiki kegiatan usahanya.
Studi kelayakan terhadap usaha pembenihan Ikan Patin ini perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan Nusa Hias Farm layak untuk
dikembangkan atau tidak. Studi kelayakan ini dilakukan dengan cara melakukan
penilaian terhadap NPV (Net Present Value), Net B/C (Ner Benefit-Cost Ratio),
dan IRR (Internal Rate of Return). Pada kelayakan usaha pembenihan Ikan Patin
perlu juga dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kejadian yang berbeda
dengan perkiraan-perkiraan yang dibuat dalam perencanaan.
Apabila hasil perhitungan studi kelayakan dan uji sensitivitas
menunjukkan bahwa usaha Pembenihan Ikan Patin masih layak diusahakan, maka
akan dilakukan kebijakan dan arah penegmbangan usaha agar tercapai tujuan
perusahaan untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Apabila usaha
pengembangan tersebut tidak layak lagi untuk diusahakan, maka tidak diadakan
upaya pengembangan teknologi pemanas oleh Nusa Hias Farm. Secara skematis
kerangka pendekatan studi disajikan pada Gambar 1
Usaha pembenihan Ikan Patin
Nusa Hias Farm

Penggunaan kompor minyak sebagai


pemanas dalam usaha pembenihan ikan patin
- Analisis keuntungan
- R/C ratio
- Payback Period

Kajian penggunaan lampu petromak


sebagai
Rugi pengganti kompor minyak sebagai pemanas
- Analisis keuntungan
- R/C ratio
- Payback Period

Reorientasi kegiatan Untung

• Analisis kelayakan :
Tidak Layak - NPV
- Net B/C
- IRR
• Analisis Sensitivitas
- Kenaikan harga pakan
- Kenaikan harga minyak tanah
- Penurunan harga jual benih

Layak

Kebijakan dan arah pengembangan

Keterangan : : Ruang lingkup penelitian


Gambar 1. Kerangka Pendekatan Studi
IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan satuan
kasusnya adalah Nusa Hias Farm sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
dalam usaha pembenihan Ikan Patin yang berlokasi di Desa Cibitung Tengah
Kecamatan Ciampea.
Menurut Nazir (1989), studi kasus adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau kasus khas dari
keseluruhan personalitas. Ada beberapa petani budidaya yang melakukan usaha
pembenihan Ikan Patin di desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea, tetapi
penelitian ini memusatkan diri secara intensif terhadap usaha pembenihan Ikan
Patin Nusa Hias Farm sebagai suatu objek tertentu dengan mempelajarinya
sebagai suatu kasus. Studi kasus bertujuan untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus
ataupun status dari individu-individu.

4.2 Jenis dan Sumber Data


Pada penelitian ini menggunakan jenis data text dan image. Text adalah
data yang berbentuk alphabet maupun numerik dan image didapat melalui bentuk
diagram dan photo yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan
tertentu.
Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan
langsung terhadap kegiatan usaha pembenihan Ikan Patin di Nusa Hias Farm
maupun melalui wawancara terhadap direksi, staf dan karyawan perusahaan
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Data sekunder didapat melaui informasi dan laporan tertulis dari lembaga atau
instansi yang terkait dengan usaha budidaya Ikan Patin serta dari studi pustaka
antara lain data riset BPPT, data dari Departemen Kelautan dan Perikanan dan
data dari pemerintah daerah setempat berupa peta wilayah dan data pembudidaya
ikan patin.

4.3 Metode Analisis Data


Menurut Singarimbuan dan Effendie (1989), analisis data adalah proses
penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dan diinterpretasikan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan usaha digunakan untuk mengetahui berapa besar
pendapatan yang diperoleh perusahaan setelah menjalankan usahanya selama satu
tahun.
Rumus yang digunakan (Djamin 1984) adalah :
ߨ ൌ ܴܶ െ ܶ‫ܥ‬
Dimana : ߨ = Keuntungan
TR = Penerimaan total usaha (Total Revenue)
TC = Biaya total usaha (Total Cost)
2. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)
Analisis imbangan penerimaan dan biaya merupakan perbandingan
penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan.
Rumus yang digunakan (Hermanto 1989) adalah :
R/C = TR/TC
Dengan kriteria usaha :
R/C > 1, maka usaha menguntungkan
R/C = 1, maka usaha impas
R/C < 1, maka usaha rugi

3. Analisis Waktu Pengembalian Modal (Payback period)

Analisis Payback Period adalah suatu analisis untuk mengetahui periode


waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash
invesment) dengan menggunakan aliran kas. Payback period merupakan rasio
antara initial cash invesment dengan cash flow, dengan satuan waktu (Umar H
2003). Secara matematis dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
Investasi
PP = x tahun
Keuntungan

4. Analisis Return of Investment (ROI)


Return of Investment (ROI) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh
pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu
tertentu. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal dalam kegiatan usaha tersebut. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh
kemampuan pengusaha dalam menghasilkan keuntungan dan mengembalikan
investasi serta penggunaan investasi dari luar untuk memperbesar perusahaan.
Besarnya ROI dapat diperoleh dari rumus berikut ini (Rahardi F, Nazaruddin dan
π
R Kristiawan 2005) :
Investasi
ROI = ×100%

5. Analisis Kelayakan usaha


Untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut diperlukan besar manfaat atau
benefit dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Menurut Kadariah, L
Karlina dan C Gray (1978), indikator yang digunakan untuk membandingkan
manfaat dan biaya pada usaha adalah sebagai berikut

1). Net Present Value (NPV)


NPV adalah selisih antara total present value dari manfaat dan biaya pada
setiap tahun kegiatan usaha. Rumus perhitungannya:

10
Bt − Ct
NPV = ∑ (1 + i ) t
t =0

Dimana: Bt = Manfaat dari usaha pada tahun ke-t


Ct = biaya dari usaha pada tahun ke-t

1
= DiscountFactor (df )
(1 + i ) t
Dimana : i = tingkat suku bunga (digunakan BNI sebesar 10,8%)
t = tahun usaha (t=10 tahun)
Kriteria Kelayakan dalam metode NPV adalah:
NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan dapat dilakukan
NPV = 0, maka proyek tidak menguntungkan tapi juga tidak rugi, jadi tergantung
penilaian subyektif pengambilan keputusan.
NPV < 0, maka proyek merugikan karena keuntungan lebih kecil dari pada biaya.

2). Net Benefit-Cost Ratio(Net B/C)


Net B/C merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih
terhadap total biaya bersih (Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978). Net B/C
digunakan untuk ukuran tentang efisiensi dalam penggunaan modal. Rumus
perhitungannya adalah:

10
Bt − Ct
∑ (1 + i)
t =0
t

Net B/C = 10
Ct − Bt
∑ (1 + i)
t =0
t

Kriteria kelayakan pada metode ini adalah:


Net B/C> 1, proyek dianggap layak
Net B/C= 1, merupakan titik impas
Net B/C< 1, proyek tidak layak

3). Internal Rate of Return (IRR)


IRR merupakan tingkat suku bunga yang menunjukkan jumlah nilai
sekarang netto (NPV) sama dengan seluruh ongkos proyek atau NPV = 0
(Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978).
Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan bunga yang berlaku
menunjukkan bahwa usaha layak untuk dilaksanakan. Rumus perhitungannya:

NPV’
IRR = i’ + NPV’ – NPV” (i” – i’)

Dimana : NPV = NPV positif pada suku bunga i’


NPV = NPV negatif pada suku bunga i”
i’ = tingkat bunga dimana NPV bernilai positif
i” = tingkat bunga dimana NPV bernilai negatif
Dengan kriteria usaha:
IRR > i, usaha dapat dilanjutkan
IRR < i, usaha lebih baik ditolak

6. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara
matematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan dan biaya suatu proyek
apabila terdapat kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat
dengan merubah suatu unsur atau dengan mengkombinasikan beberapa unsur
kemudian menentukan pengaruh dari perubahan tersebut pada hasil analisis
(Kadariah, L Karlina dan C Gray 1978).
Dalam hal ini metode yang digunakan dalam analisis usaha pembenihan
ikan patin adalah metode switching value dan komponen yang digunakan antara
lain adalah kenaikan harga minyak tanah, kenaikan harga pakan benih dan
penurunan harga benih ikan patin.
Analisis sensitivitas membantu menentukan unsur yang sangat
menentukan hasil usaha, dan juga dapat membantu pengelola perusahaan dengan
menunjuk bagian-bagian yang peka yang memerlukan pengawasan yang lebih
ketat untuk mendapatkan hasil yang diharapkan akan menguntungkan perusahaan.
Dalam usaha pembenihan ini hanya akan dibatasi pada perubahan harga pakan
benih dan minyak tanah sebagai komponen terbesar dalam usaha pembenihan
Ikan Patin ini.

4.4 Konsep dan Pengukuran


1. Prospek pengembangan usaha adalah kajian terhadap peluang, kendala dan
alternatif pengembangan usaha, dalam penelitian ini dibatasi pada aspek
finansial.
2. Pembenihan ikan adalah salah satu tahap kegiatan budidaya ikan dalam upaya
mendapatkan calon benih ikan yang siap dibesarkan.
3. Biaya tetap adala biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi
dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
4. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada skala produksi
dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).
5. Pakan adalah makanan ikan yang dibutuhkan dan diukur dalam satuan kg.
6. Penerimaan adalah hasil perkalian dari harga jual benih ikan Patin per ekor
dan total benih Ikan Patin (ekor) dinyatakan dalam rupiah (Rp).
7. Produksi adalah jumlah benih ikan Patin yang dihasilkan rata-rata per musim
tanam dengan menggunakan faktor produksi tertentu dalam satuan ekor.
8. Keuntungan adalah penerimaan total dikurangi biaya total per tahun
dinyatakan dalam rupiah (Rp).
9. Investasi adalah pengeluaran yang dilakukan pada kegiatan usaha dan pada
saat tertentu untuk mendapatkan keruntungan di masa yang akan datang dan
dinyatakan dalam rupiah (Rp).
10. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proses
produksi. Dinyatakan dalam orang.
11. Upah tenaga kerja adalah kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja
tidak tetap selama proses produksi yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
12. Nilai penyusutan adalah nilai yang diperoleh dari perhitungan harga
pembelian barang dikurangi nilai sisa dibagi dengan lama pemakaian
dinyatakan dalam rupiah (Rp).
13. Umur proyek ditentukan 10 tahun. Umur tersebut ditentukan berdasarkan
umur teknis dari bangunan tempat hatchery, karena bangunan tempat
hatchery merupakan komponen utama tempat dilaksanakannya produksi serta
membantu kelancaran usaha pembenihan.
14. Analisis Sensitivitas adalah suatu analisis yang dapat melihat pengaruh-
pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah.
15. Cash flow adalah arus manfaat bersih yang diterima pengelola selama proyek
berjalan dengan mengurangi biaya-biaya dengan penerimaan total pada setiap
tahun proyek, dinyatakan dalam rupiah.
16. Nilai sisa (Salvage value) adalah nilai dari barang modal yang tidak habis
dipakai selama usaha berjalan, dinyatakan dalam rupiah.

4.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei 2008,
berlokasi di Usaha Pembenihan Ikan Patin di Nusa Hias Farm yang berlokasi di
Desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea. Objek penelitian adalah usaha
pembenihan Ikan Patin.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm


Usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm berlokasi di Desa Cibitung
Tengah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan usaha yang
dilakukan adalah budidaya Ikan Patin khususnya pembenihan Ikan Patin. Usaha
pembenihan Ikan Patin yang dilakukan di Nusa Hias Farm masih tradisional
karena penanganan dan teknologi yang digunakan masih tradisional dan
sederhana. Benih ikan Patin yang dibudidaya di usaha pembenihan ini adalah dari
spesies patin Siam (Pangasius sutchi) yang memiliki ciri warna daging yang
berwarna agak merah. Benih yang dipasarkan oleh Nusa Hias Farm adalah benih
patin ukuran 1 inch dan benih ukuran 3 inch.

5.1.1 Sejarah Pembentukan dan Perkembangan


Nusa Hias Farm didirikan pada Bulan Januari 2006 yang terletak di Desa
Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Didirikan secara perorangan oleh pemilik Nusa Hias Farm yaitu Bapak Hendi
Wiryawan yang merupakan seorang karyawan di suatu perusahaan swasta.
Dengan hanya bermodalkan lahan, Nusa Hias Farm mulai dirintis dan mulai
berkembang seiring dengan berkembangnya waktu.

5.1.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat penting. Berdasarkan
struktur organisasi tersebut perusahaan dapat membagi tugas yang dibebankan
dan hak yang harus diterima oleh karyawan. Struktur organisasi pada usaha
pembenihan yang dilakukan Nusa Hias Farm secara tertulis belum ada, tetapi dari
hasil wawancara dapat diketahui bahwa struktur organisasi yang ada di Nusa Hias
Farm masih sederhana. Pimpinan yaitu Bapak Hendi adalah pemilik dibantu oleh
Bapak Deden selaku wakil yang membantu manajemen perusahaan terutama
keuangan serta dibantu oleh 2 orang karyawan lapang sebagai pelaksana harian
kegiatan produksi atau pemeliharaan larva. Secara sederhana, struktur organisasi
di Nusa Hias Farm dapat dilihat pada Gambar 2.

Pimpinan

Wakil pimpinan

Karyawan
Gambar 2. Struktur Organisasi Usaha Pembenihan Nusa Hias Farm

Struktur organisasi Nusa Hias Farm bertipe struktur garis, dalam arti
organisasi masih kecil dan sangat sederhana. Struktur organisasi yang demikian
memudahkan karyawan untuk saling kenal dan berinteraksi dengan baik antara
karyawan dengan pimpinan perusahaan. Hal ini membuat rasa solidaritas diantara
para karyawannya umumnya masih tinggi. Struktur garis ini memiliki beberapa
kelebihan diantaranya adalah adanya kesatuan perintah yang terjamin dengan baik
karena pimpinan berada di atas satu tangan, proses pengambilan keputusan
berjalan dengan cepat. Kelemahan struktur garis pada Nusa Hias Farm adalah
seluruh organisasi selalu bergantung kepada satu orang yaitu kepada pimpinan
perusahaan atau tangan kanan perusahaan dalam hal ini wakil pimpinan
Adapun fungsi dan tugas masing-masing bagian dari struktur organisasi di
atas adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan Usaha Pembenihan Nusa Hias Farm
Bertanggung jawab dalam mengkoordinir semua kegiatan pembenihan,
melakukan kontrol, menangani pembukuan dan melakukan pemasaran benih.
2. Wakil Pimpinan
Membantu pimpinan dan bertanggung jawab dalam kegiatan produksi
pembenihan dan manajemen keuangan dengan melakukan perencanaan ,
perumusan, mengembangkan kebijaksanaan keuangan dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan pengendalian keuangan perusahaan.

3. Karyawan Lapang
Membantu kegiatan pemijahan, melaksanakan pemeliharaan benih ikan dan
induk ikan serta membantu pengemasan ikan yang akan dijual.

5.1.3 Sumberdaya Manusia


Tenaga kerja yang terdapat pada usaha Nusa Hias Farm terdiri atas tenaga
kerja tetap yang dibayar bulanan dan memiliki keterkaitan yang kuat melalui suatu
perjanjian kerja sesuai ketentuan yang telah disepakati.
Nusa Hias Farm dikelola oleh 4 orang yang terdiri dari satu orang
pemimpin, satu orang wakil pimpinan dan dua orang karyawan produksi baik
pembenihan Ikan Patin. Semua karyawan yang bekerja di Nusa Hias Farm
merupakan karyawan tetap. Jumlah hari kerja untuk tenaga kerja tetap adalah 7
hari dalam seminggu dan jumlah jam kerjanya sebanyak 8 jam dalam satu hari
dimulai dari pukul 07.00 hingga 16.00 WIB diluar waktu lembur.
Komposisi sumberdaya manusia pada Nusa Hias Farm yang berpendidikan
paling tinggi yaitu Strata 1(S1) sebanyak dua orang dan berpendidikan Sekolah
menengah Umum sebanyak dua orang
Tabel 2. Rincian Besarnya Kompensasi Tenaga Kerja di Nusa Hias Farm
Tahun 2008

Komposisi Kompensasi Kompensasi/ bulan (Rp)

Gaji Pokok 300.000,00-500.000,00

Tunjangan 300.000,00-500.000,00

Bonus 10% dari keuntungan


Sumber : Nusa Hias Farm 2008
Sistem pembayaran gaji dilakukan per bulan. Gaji pokok wakil pimpinan
Nusa Hias Farm sebesar Rp 500.000,00 dan untuk karyawan produksi sebesar
Rp300.000,00. Gaji tambahan atau bonus akan diterima oleh karyawan apabila
terjadi penjualan benih ikan patin dalam skala besar, besarnya tergantung dari
kebijakan pimpinan Nusa Hias Farm. Rincian besarnya kompensasi tenaga kerja
di Nusa Hias Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

5.1.4 Permodalan
Modal merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan suatu
usaha karena tanpa modal usaha tidak dapat berjalan dengan baik. Sumber
pendanaan pada usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm berasal dari modal
sendiri. Investasi yang ditanam Nusa Hias Farm pada usaha pembenihan Ikan
Patin adalah sebesar Rp59.000.000,00. Modal ini tidak sekaligus dikeluarkan
tetapi dikeluarkan secara bertahap.

5.1.5 Pemasaran
Benih Ikan Patin hasil pemanenan Nusa Hias Farm dijual kepada
perusahaan pembesaran di kalimantan dan sumatera. Selain itu, benih Ikan Patin
Nusa Hias Farm juga dijual kepada perusahaan pembesaran (fattening) lokal yang
datang langsung ke lokasi, sehingga dalam hal ini Nusa Hias Farm tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya untuk transportasi karena ditanggung oleh pembeli
yang datang ke lokasi.
Produk yang dihasilkan Nusa Hias Farm berupa benih Ikan Patin dengan
dua ukuran, yaitu ukuran 1 inch (2,54 cm) dan ukuran 3 inch (7,63 cm). Harga
jual benih Ikan Patin ditentukan atas kesepakatan kedua belah pihak yaitu pembeli
dan pembudidaya dengan mengacu kepada harga di pasaran. Harga benih Ikan
Patin ukuran 1 inch adalah Rp90,00 per ekor dan untuk benih Ikan Patin ukuran 3
inch adalah Rp375,00 per ekor.
Nusa Hias Farm tidak melakukan promosi khusus dalam memasarkan
produknya melainkan melalui rekanan bisnis. Nusa Hias Farm sudah memiliki
pelanggan tetap yaitu perusahaan yang bergerak dalam usaha pembesaran
(fattening) di wilayah Riau dan Saguling yaitu Hergun Fish Riau dan Citra Karya
Nusantara. Persentase penjualan untuk masing-masing pembeli tidak pasti,
tegantung permintaan pembeli namun harga yang ditawarkan ke tiap pembeli
sama dan harga adalah harga di tempat pembenihan tidak termasuk biaya
pengiriman. Proses transaksi terjadi menjelang panen, Nusa Hias Farm memberi
tahu kepada pembeli secara lengkap perkiraan jumlah produksi, ukuran benih dan
harga. Saluran pemasaran Benih Ikan Patin Nusa Hias Farm di Kecamatan
Ciampea secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.

Perusahaan Pembesaran patin


Jambi dan Riau
Usaha Pembenihan Ikan Patin
Nusa Hias Farm
Perusahaan Pembesaran Patin
Saguling

Gambar 3. Saluran Pemasaran Benih Ikan Patin Nusa Hias Farm di Desa Cibitung
Tengah Kecamatan Ciampea

5.2 Unit Pembenihan Ikan Patin di Nusa Hias Farm


5.2.1 Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi pembenihan Ikan Patin harus memenuhi persyaratan
tempat budidaya yang ideal. Selain itu, pemilihan lokasi berorientasi pada
kemudahan akses pemasaran. Oleh karena itu pembudidaya harus jeli dalam
mencari lokasi yang sesuai. Dengan cara tersebut diharapkan usaha akan berjalan
seperti yang diharapkan.
Usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm memiliki luas lahan 700m2,
terdiri dari satu bangunan seluas 150m2 sebagai tempat pembenihan dan kolam
pendederan sebanyak 2 unit yang masing-masing berukuran 6m x 6m dan 3m x
3m.
Beberapa aspek yang diperhatikan dalam penentuan lokasi budi daya
Pembenihan Ikan Patin antara lain :
1. Aspek Sosial Ekonomi
Umumnya aspek sosial ekonomi berkaitan dengan lingkungan masyarakat
sekitar lokasi kegiatan budidaya dilakukan. Beberapa syarat yang menjadi
pertimbangan dari sisi aspek sosial ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan harus terjaga dengan baik. Artinya, usaha budidaya Patin
tidak akan merusak lingkungan yang sudah ada.
2. Jika menggunakan tenaga kerja, memanfaatkan tenaga kerja di sekitar
lokasi budidaya. Dengan cara ini, diharapkan bisa membantu pemerintah
mengurangi pengangguran.
3. Sumber daya alam di sekitar lokasi budidaya dapat termanfaatkan,
terutama sarana dan prasarana penunjang kegiatan usaha.
4. Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan harus tersedia, yakni
sarana produksi, sarana transportasi, sarana penerangan (listrik), dan
sarana telekomunikasi seperti telepon guna menunjang kelancaran usaha.
5. Lokasi aman dan mendapat jaminan dari pihak-pihak yang berwenang di
daerah setempat.

2. Aspek Produksi
Aspek budi daya mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
pemeliharaan ikan. untuk lokasi perkolaman dipilih lahan dengan tanah yang
stabil, warna kehitaman yang memiliki tekstur 50-60% lempung, lebih kecil dari
20% pasir dan sisanya serbuk bahan organik serta tingkat keasaman (pH) lebih
dari 6. Namun khusus untuk tahap penetasan dan pemeliharaan larva, penggunaan
sistem resirkulasi air mutlak diperlukan.
Sistem resirkulasi air dilakukan guna mendapatkan tingkat kelangsungan
hidup yang tinggi. Caranya air yang sudah digunakan dimanfaatkan kembali. Air
tersebut sebelumnya telah melalui serangkaian proses pengolahan yang disebut
filtrasi atau penyaringan, baik secara mekanis maupun biologis, sehingga layak
untuk digunakan kembali.
Pada usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm terdapat beberapa
unsur penting yang harus diperhatikan dalam resirkulasi air :
1. Pompa isap atau pompa listrik
Alat ini digunakan untuk mengalirkan air dalam tanah ke permukaan untuk
digunakan dalam proses pembenihan karena proses pembenihan
memerlukan air yang bersih dan minim pencemaran.
2. Tangki pemeliharaan
Tangki ini bisa terbuat dari akuarium atau papan kayu yang dilapisi timah
atau karpet. Tangki memiliki kapasitas 250 liter atau mampu menampung
5.000 ekor larva dengan padat tebar 20 ekor per liter air
3. Filter mekanik
Digunakan untuk membersihkan media pemeliharaan larva dari partikel-
partikel organik, seperti sisa pakan dan kotoran ikan. filter mekanik bisa
dibuar dari bantalan karet busa. Alat ini ditempatkan di saluran
pengeluaran tangki pemeliharaan. Alat ini harus dibersihkan dan
dikeringkan secara berkala.
4. Filter biologi
Alat ini disebut juga unit nitrifikasi. Filter ini merupakan unit penjernihan
biologis yang berfungsi menghilangkan zat-zat beracun seperti sisa pakan,
kotoran dan amoniak. Bahan baku filter biologi yang digunakan di usaha
pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm adalah ijuk atau bisa juga
dikombinasikan dengan arang yang sudah dibersihkan. Alat ini harus
dibersihkan setiap selesai pemeliharaan larva atau setelah digunakan
selama 3-4 minggu. Untuk bisa digunakan kembali, alat ini bisa dicuci
bersih dan dikeringkan.
5. Pompa udara atau aerator
Alat ini berguna untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam tangki
pemeliharan larva.

5.2.2 Sumber Air


Air yang digunakan berasal dari air tanah ataupun air irigasi yang bebas
dari pengaruh pencemaran. Pada proses penetasan telur dan pendederan larva air
harus bersih, sedangkan untuk proses pendederan benih dapat menggunakan air
irigasi. Air tanah yang mengandung kadar besi tinggi tidak digunakan karena
memerlukan upaya perlakuan awal yang akan meningkatkan biaya produksi.
Sedangkan perlakuan air irigasi seperti dengan cara pengendapan masih
diperlukan bila kondisi kurang layak atau mengandung lumpur. Air dapat
dialirkan dengan cara gravitasi namun bila tidak memungkinkan, air ditampung
terlebih dahulu dengan menggunakan bak penampung.

5.3 Teknis Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm


Kegiatan usaha pembenihan Ikan Patin dapat digambarkan pada Gambar 4:

Pemeliharaan Induk

Pemijahan

Pemeliharaan larva dan benih

Pemanenan

Gambar 4. Alur Teknis Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm

5.3.1 Pemeliharaan induk


Pengelolaan induk merupakan tahap awal untuk menghasilkan benih
yang berkualitas baik sehingga menentukan keberhasilan kegiatan
pembenihan ikan. Mutu induk yang baik ditunjang dengan pengelolaan yang
tepat diharapkan dapat menghasilkan benih dengan kualitas yang baik dan
jumlah yang mencukupi.
Induk jantan dan betina dipelihara bersama-sama pada satu kolam atau
bisa terpisah dengan kepadatan 3-5 ekor/m2. Induk dibuat dalam beberapa
kelompok dan dipelihara secara terpisah untuk dapat berupa kolam tanah atau
tembok dan memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Kualitas air
untuk induk adalah suhu 25-30 oC dan pH 6,0-8,5.
Pakan yang diberikan berupa pakan buatan dengan kualitas yang baik dan
kuantitas yang mencukupi. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak
3% bobot biomas/hari dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali/sehari.
a. Pemilihan Induk Matang Kelamin
Usaha pembenihan Ikan Patin diawali dengan menyiapkan calon induk.
Induk yang akan digunakan untuk kegiatan pembenihan sebaiknya berbobot
antara dua sampai empat kilogram per ekor. Kriteria induk yang digunakan
antara lain berdasarkan bentuk fisik, ukuran berat, umur dan tingkat
kesehatan. Induk betina yang layak dipijah telah berumur 3 tahun dan
beratnya telah mencapai lebih dari 2kg/ekor. Sedangkan induk jantan yang
siap dipijah telah berumur 2 tahun dan beratnya mencapai 1,5-2 kg/ekor.
Induk yang akan dipijah adalah induk yang sehat secara fisik, yaitu tidak
terinfeksi oleh penyakit/parasit dan luka akibat benturan, pukulan, goresan,
sayatan dan lain-lain. Induk ikan patin yang ada pada Usaha pembenihan ikan
patin Nusa Hias Farm memiliki umur produktif lima tahun, sehingga setelah
lima tahun induk Ikan Patin tidak bisa menghasilkan telur kemudian induk
Ikan Patin tersebut dijual.
Secara fisik, Ikan Patin tidak memperlihatkan karakteristik eksternal
yang jelas, sehingga tidak mudah membedakan induk Patin jantan dan betina,
apalagi menentukan tingkat kematangan gonadnya. Namun ada ciri-ciri
khusus yang bisa digunakan untuk membedakan induk jantan dan induk
betina antara lain :
Induk betina
- Perut membesar ke arah anus
- Perut bila diraba terasa empuk dan halus
- Kloaka membengkak dan berwarna merah tua
- Kulit pada bagian perut lembek dan tipis
- Jika bagian di sekitar kloaka ditekan, akan keluar beberapa butir telur
berbentuk bundar dan besarnya seragam.
Induk jantan
- Kulit perut lembek dan tipis
- Jika bagian perut diurut ke arah anus, akan keluar cairan sperma
berwarna putih.
- Alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
b. Pemberokan Induk Ikan Patin
Induk Ikan Patin yang akan dihipofisasi mula-mula diberokkan atau
dipuasakan, yaitu induk dikarantina dan tidak diberi pakan sedikitnya dalam
waktu 24 jam untuk mengurangi kadar lemak pada saluran pengeluaran telur
dan membuang kotoran/feces. Induk yang diberok tersebut ditempatkan pada
hapa untuk memudahkan pelaksanaan hipofisasi dalam kegiatan penangkapan
dan pemegangan. Perbandingan jumlah induk patin jantan dan betina dalam
sekali pemijahan adalah 1 : 3. Dalam hal ini, Nusa Hias Farm menggunakan 1
ekor induk jantan dan 3 ekor induk betina.

5.3.2 Pemijahan
a. Menghitung berat ikan donor
Induk Ikan Patin yang telah dipuasakan kemudian ditimbang.
Penimbangan dilakukan untuk mendapatkan perbandingan berat ikan donor
yang akan diambil hipofisanya. Ikan donor yang digunakan adalah Ikan Mas,
karena Ikan Mas mudah pengadaannya dan tersedia secara kontinyu di pasar.
Ikan donor dapat memanfaatkan Ikan Mas dari jenis kelamin jantan dan
betina. Perbandingan ideal antara berat induk dengan ikan donor adalah 1:4.
Induk ikan betina berbobot 3 kilogram maka ikan donor memerlukan 12
kilogram.
b. Pengambilan kelenjar hipofisa
Ikan donor diambil hipofisanya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Ikan donor dipotong kepalanya sampai putus atau nyaris putus.
2. Potongan kepala diletakkan menghadap ke atas lalu dipotong secara
vertikal dari atas pangkal hidung sampai putus ke bawah.
3. Otak besarnya diangkat dan kelenjar hipofisanya diambil dengan
menggunakan korek kuping atau perkakas lain. Kegiatan ini harus
dilakukan hati-hati sehingga kelenjar hipofisa tidak sampai hancur.
c. Pembuatan ekstrak
Pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa yaitu kelenjar hipofisa yang
sudah dibersihkan dari darah dan lemak kemudian digerus atau dihaluskan
pada gelas penggerus. Setelah hancur kelenjar hipofisa dicampur dengan
cairan aquabidestitalata sebanyak antara 2 sampai dengan 2,5 milimeter.
Setelah campuran tersebut menyatu (homogen), diendapkan beberapa saat.
Ekstrak kelenjar hipofisa yang sudah siap kemudian disedot dengan alat
suntik untuk kemudian disuntikan ke tubuh Ikan Patin jantan dan betina.
Jumlah ekstrak kelenjar hipofisa yang banyak dapat disimpan dan
diawetkan sehingga efektif yaitu dapat dipergunakan dalam kurun waktu tiga
sampai lima tahun kemudian dan memudahkan pelaksanaan hipofisasi karena
beberapa tahap kegiatan tidak perlu dilakukan lagi. Dalam pengawetan
ekstrak kelenjar hipofisa perlu memperhatikan ikan donor yang sudah dalam
fase reproduktif dan pendataan harus dilakukan dengan seksama, baik dari
segi bobot maupun volume satuannya. Untuk pengatur dan penyimpanan
dilakukan dengan menggunakan aseton atau alkohol absolut.
d. Penyuntikan
Proses penyuntikan terhadap induk Ikan Patin dilakukan dua kali
dengan selang waktu antara penyuntikan I dan penyuntikan II adalah 12 jam.
Pada penyuntikan pertama dosis yang diberikan sepsertiga dari jumlah
ekstrak yang dihasilkan atau bila penyediaan ikan donornya sebanyak 12 kg,
maka pada saat penyuntikan pertama hanya memerlukan 4 kg ikan donor.
Pada penyuntikan kedua diberikan dosis sebanyak dua pertiga bagian atau
seluruh sisa dari penyediaan ikan donor yang sudah disiapkan semula.
Sebelum melaksanakan pendonoran yang kedua sebaiknya kondisi induk
diperhatikan dengan seksama apakah perkembangan perut induk yang
dihipofisasi sudah mengindikasikan kemajuan atau sudah dapat segera
distripping tanpa harus melakukan penyuntikan kedua.
Pada saat penyuntikan yang kedua, pendonoran selain menggunakan
kelenjar hipofisa juga dapat ditambahkan dengan HCG (Human Chorionic
Gonadothropin) atau lebih dikenal dengan pregnyl.
e. Stripping
Proses yang dilakukan setelah 5-10 jam dari waktu penyuntikan
adalah stripping. Tujuan stripping adalah mengeluarkan sperma dari induk
jantan dan telur dari induk betina. Stripping dapat dilakukan beberapa kali
sampai sperma – sperma atau telur induk telah keluar semua. Stripping ini
dilakukan dengan cara mengurut perut dari arah dada sampai kloaka. Telur
yang dikeluarkan ditampung pada wadah plastik atau mangkuk, untuk
selanjutnya segera dicampur dengan sperma. Pencampuran telur dan sperma
dengan menggunakan pengaduk yang elastis yaitu bulu unggas untuk
mencegah pecahnya telur-telur tersebut.

f. Penetasan
Sperma dan telur Ikan patin yang telah merata dibersihkan kemudian
siap untuk ditaburkan dalam bak penetasan yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu. Media penetasan dalam bak penetasan yang telah dipersiapkan
terlebih dahulu. Media penetasan dapat menggunakan aquarium, kolam fibre
glass, kolam beton atau batu dan tabung corong dimana ketinggian air
inkubasi (penetasan) maksimum 20 cm kecuali tabung corong dan air dalam
keadaan tidak keruh, penetrasi cahaya sampai pada dasar perairan. Setelah
melalui waktu selama 18-24 jam telur akan menetas dan setelah diyakini telur
yang menetas telah selesai, segera dilakukan penyifonan terhadap telur-telur
yang tidak menetas kemudian segera dilakukan penggantian air. Air inkubasi
dibuang sebanyak 75% dan diisi kembali dengan air bersih yang sudah
bersyarat dengan tetap menjaga kestabilan temperatur. Aerasi yang cukup
untuk menjamin kandungan oksigen terlarut serta suhu perlu diperhatikan
agar proses penetasan telur berjalan secara optimal.
Larva hasil penetasan dipindahkan ke wadah yang lain atau tetap pada
wadah yang sama dengan melakukan panggantian air. Proses ini dilakukan
karena pada saat penetasan terdapat sisa cangkang telur yang dapat
membusuk dan menyebabkan bahan beracun bagi larva. Proses pemindahan
larva atau penggantian air harus dilakukan secara hati-hati karena larva masih
kritis. Dalam tahap ini, ikan patin memliliki derajat penetasan telur (Hatching
Rate) yang relatif rendah, yaitu berkisar antara 10-30% tergantung pada cuaca
dan penanganan. Penyuntikan dengan menggunakan ekstrak hipofisa dengan
penyuntikan dengan ovaprim tidak berpengaruh terhadap derajat penetasan
telur. Hal yang membedakan antara keduanya adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk ovaprim lebih tinggi.
5.3.3 Pemeliharaan larva dan benih
Telur yang menetas menjadi larva harus dirawat dengan baik. Larva
yang baru berumur satu hari belum diberi makan, karena masih memiliki
cadangan makanan. Larva Ikan Patin memiliki sifat kanibal yang tinggi sehingga
untuk menghindarinya perlu diperhatikan waktu untuk pemberian pakan. Pakan
pertama diberikan sekitar 24 jam setelah menetas pada kisaran suhu pemeliharaan
29-30 derajat Celcius. Pakan yang diberikan berupa naupili Artemia. Penyiapan
Artemia dapat merujuk pada petunjuk produsennya dan biasanya terdapat pada
bagian kemasan. Pemberian pakan untuk benih yang berumur 1-3 hari setiap 2
jam sekali, untuk yang berumur satu minggu setiap 5-6 jam. Pakan yang diberikan
adalah artemia. Pemberian artemia dilakukan sampai benih berumur satu minggu
atau sepuluh hari. Selanjutnya benih diberi pakan tubifex hingga benih tersebut
berukuran 3 inch (7,62 cm).
Pakan diberikan secara ad libitum atau secukupnya dengan
memperhatikan nafsu makan ikan. Pemeliharaan larva yang dilakukan sampai
didapatkan benih berukuran 1 inch (2,54 cm) sampai dengan 3 inch (7,63 cm)
memerlukan waktu 50 hari, sedangkan untuk benih ukuran 1 inch memerlukan
waktu 21 hari.
Pemeliharaan larva atau benih di akuarium dilakukan sampai umur
minimal 10-14 hari sebelum dipindahkan ke dalam bak pendederan. Sedangkan
pemindahan benih dari bak ke kolam dilakukan setelah pemeliharaan 3-4 minggu.
Selama masa pemeliharaan setiap bak pembenihan airnya harus tetap
dijaga dari gangguan mikroba dengan mengganti air setiap hari dan memberikan
obat antibiotik sebagai tambahan obat-obatan. Tujuan pemberian obat-obatan ini
adalah untuk membunuh kuman-kuman yang hidup dalam bak. Apabila benih
yang dihasilkan banyak yang jelek, maka dilakukan tindakan pencegahan dengan
memberikan antibiotik seminggu sekali. Pemberian obat-obatan ini dilakukan
pada saat penggantian air. Pemberian obat-obatan juga dilakukan untuk
membunuh parasit yang menempel pada benih Ikan Patin. Benih yang terinfeksi
parasit dipisahkan dalam satu bak khusus. Pada bak tersebut dilakukan pemberian
obat-obatan seperti kemy dan red-all. Pemisahan benih yang terinfeksi parasit ini
dilakukan untuk mencegah infeksi ke benih yang lain. Benih ikan patin memiliki
survival rate (SR) berkisar antara 80% - 90% dari total benih.
Usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm berencana untuk mengganti
sistem pemanas ruangan pembenihan yang semula menggunakan kompor minyak
tanah dengan menggunakan petromak yang dikenal sebagai alat penerangan
berbahan bakar minyak tanah. Panas yang dihasilkan petromak dapat memenuhi
kebutuhan panas yang dibutuhkan dalam proses pembenihan guna menjaga
kestabilan suhu. Selain menggunakan alternatif petromak tersebut, Nusa Hias
Farm juga mengaplikasikan penggunaan petromak dengan menggunakan bahan
bakar campuran. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar utama yaitu
minyak tanah dengan campuran minyak jelantah dengan proporsi 9 : 1, artinya
campuran bahan bakar yang digunakan adalah minyak tanah sebanyak 450ml dan
minyak jelantah sebanyak 50ml. campuran bahan bakar tersebut kemudian
dicampur dengan menggunakan mixer agar tercampur rata.
Dengan menggunakan bahan bakar campuran tersebut, biaya produksi
diharapkan akan berkurang karena selain kebutuhan minyak tanah yang sebagian
tergantikan oleh minyak jelantah yang bisa didapatkan secara cuma-cuma, waktu
bertahannya petromakpun bertambah. Perbedaaan penggunaan minyak tanah saat
menggunakan kompor minyak dengan menggunakan petromak berbahan bakar
campuran dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan penggunaan minyak tanah antara kompor minyak dan


petromak sebagai alat pemanas pada usaha pembenihan ikan patin.

Petromak berbahan
Petromak berbahan
Kompor minyak bakar minyak tanah
bakar campuran
murni
Penggunaan minyak 4 liter 1 liter 450ml + 50ml
tanah minyak jelantah
Durasi penggunaan 4 jam 4 jam 4 jam
maksimal
Sumber : Riset BPPT, 2006
Dari Tabel dapat dilihat bahwa alternatif ketiga yaitu penggunaan
petromak dengan campuran bahan bakar minyak tanah dan minyak jelantah
adalah alternatif yang paling efisien karena penggunaan minyak tanah paling
sedikit sehingga dapat menekan biaya produksi. Dalam hal ini minyak jelantah
diperoleh secara cuma-cuma dari pengelola sehingga tidak memerlukan biaya
untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, analisis yang akan dilakukan adalah
dengan menggunakan alternatif ketiga.

5.3.4 Pemanenan
Jika pemeliharaan telah berlangsung selama 4-5 minggu, benih siap
dipanen. Sebelum panen dilakukan, untuk menghindari stres dan penurunan
kualitas air, ikan tidak perlu diberi pakan selama satu hari. Pemanenan dilakukan
dengan dua cara, cara pertama dengan menjaring sebagian ikan sewaktu proses
pengeringan kolam sedang berlangsung. Cara kedua dengan mengeringkan kolam,
kemudian ikan yang tertinggal ditangkap dengan menggunakan scoop net.

5.4 Pola Tanam


Proses pembenihan pada usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm
dari proses pemijahan sampai dengan proses pemanenan tidak dilakukan secara
kontinyu, artinya ketika usaha pembenihan sedang dalam musim tanam, maka
dalam proses tersebut tidak dilakukan lagi pemijahan sampai dengan ketika benih
pada proses pembenihan sebelumnya telah dipanen, hal itu dikarenakan
keterbatasan tempat, sehingga dalam satu tahun Nusa Hias Farm hanya dapat
melakukan pembenihan sebanyak delapan kali dengan lama tiap pembenihan 50
hari. Persentase benih yang dibesarkan sampai dengan ukuran 1 inch adalah 70%,
sedangkan benih yang dibesarkan hingga ukuran 3 inch sebanyak 30%.
Pemeliharaan benih yang dilakukan sampai didapatkan benih berukuran 3 inch
(7,63 cm) memerlukan waktu 50 hari, sedangkan untuk benih ukuran 1 inch
memerlukan waktu 21 hari.

5.5 Analisis Usaha


Kegiatan usaha merupakan kegiatan yang dapat direncanakan dan
dilaksanakan dalam suatu kesatuan dengan menggunakan sumberdaya –
sumberdaya yang dimiliki baik sebagian maupun seluruhnya yang dikorbankan
dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh manfaat di masa depan
(Gittinger JP 1986). Analisis usaha pada usaha pembenihan ikan patin ini meliputi
analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis
Payback Period (PP), dan analisis Break Event Point (BEP).

5.5.1 Investasi
Investasi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan satu kali selama
umur proyek untuk memperoleh manfaat sampai secara ekonomis tidak dapat
memberikan keuntungan lagi. Biaya investasi untuk usaha pembenihan ikan patin
Nusa Hias Farm meliputi lahan, pembuatan kolam, bangunan, genset, rak besi, rak
kayu, kolam fiberglasss, akuarium pemeliharaan benih, tabung oksigen, hapa,
jarum suntik, talenan, pisau, galon artemia,dan kebutuhan lainnya. Biaya investasi
yang dikeluarkan dalam usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm dengan
luas lahan 700m2 adalah sebesar Rp 91.592.500,00. Keseluruhan modal tersebut
berasal dari modal sendiri. Rincian komponen investasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan pada Tabel 4, dapat dilihat biaya investasi terbesar yang ditanam
Nusa Hias Farm adalah pembelian lahan yaitu sebesar 38,21% dari seluruh
investasi.

5.5.2 Biaya Produksi


Biaya Produksi diperlukan untuk mengolah input sehingga dapat
menghasilkan sejumlah output. Biaya usaha yang dikeluarkan pada Usaha
pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap dan tidak tergantung
kepada volume produksi. Biaya tetap untuk usaha pembenihan ikan patin Nusa
Hias Farm meliputi biaya pemeliharaan, gaji karyawan, PBB, solar, minyak tanah,
listrik, penyusutan dan lain-lain. Biaya tetap Usaha pembenihan ikan patin Nusa
Hias Farm adalah sebesar Rp46.083.600,00. Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan
untuk Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di kecamatan Ciampea dapat
dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan pada Tabel 5. Dapat diketahui bahwa persentase terbesar
untuk biaya tetap adalah gaji karyawan sebesar Rp13.200.000,- dengan persentase
28,64%, gaji tersebut terdiri atas gaji untuk karyawan lapang dan wakil pimpinan
yang merangkap manajer lapang. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh
Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm selama satu tahun sebesar
Rp1.131.850,00 dengan persentase sebesar 2,46%. Biaya pemeliharaan tersebut
merupakan biaya pemeliharaan barang-barang investasi seperti genset pompa dan
lain-lain.

Tabel 4. Komponen Investasi dalam Usaha Pembenihan Ikan Patin, Kecamatan


Ciampea Tahun 2008

um
ur
tekn
is pemelihara nilai sisa
N Jumlah (tah penyusutan an akhir
o komponen investasi unit investasi (Rp) un) (Rp/tahun) (Rp/tahun) proyek (Rp)
70.000.000,0
1 Lahan 700m2 35.000.000,00 10 3.600.000,00 0
2 Bangunan 150 m2 12.500.000,00 10 1.250.000,00 250.000,00 0
Kolam pemeliharaan
3 induk 2 unit 12.000.000,00 10 1.200.000,00 240.000,00 0
Aquarium pemeliharaan
4 larva 50 unit 4.000.000,00 5 800.000,00 80.000,00 0
Kolam tempat
5 pemeliharaan benih 2 unit 6.000.000,00 10 600.000,00 120.000,00 0
6 Generator set 1 unit 4.700.000,00 5 940.000,00 94.000,00 0
7 Rak besi 2 unit 1.200.000,00 10 120.000,00 24.000,00 0
8 Rak kayu 10 unit 200.000,00 5 40.000,00 4.000,00 0
9 Kolam fibreglass 3 unit 2.100.000,00 5 420.000,00 42.000,00 0
Aquarium tempat
10 pemeliharaan benih 100 unit 6.500.000,00 5 1.300.000,00 130.000,00 0
11 Tabung oksigen 1 unit 400.000,00 10 40.000,00 8.000,00 0
12 Hapa 1 unit 70.000,00 5 14.000,00 1.400,00 0
13 Jarum suntik 1 unit 5.000,00 5 1.000,00 100,00 0
14 Talenan 1 unit 3.000,00 2 1.500,00 60,00 0
15 Pisau 1 unit 2.000,00 2 1.000,00 40,00 0
16 Galon artemia 1 unit 40.000,00 5 8.000,00 800,00 0
17 Wadah fertilisasi 1 unit 300.000,00 5 60.000,00 6.000,00 0
18 Pompa air 1 unit 5.000.000,00 10 500.000,00 100.000,00 0
19 Gelas penggerus hipofisa 1 unit 20.000,00 5 4.000,00 400,00 0
20 Petromak 4 unit 740000 10 74.000,00 14.800,00 0
21 Timbangan 1 unit 30.000,00 5 6.000,00 600,00 0
22 Selang aerator 1 rol 60.000,00 5 12.000,00 1.200,00 0
10
23 Selang air meter 20.000,00 5 4.000,00 400,00 0
24 Filter 55 unit 275.000,00 2 137.500,00 5.500,00 0
25 Busa spon 60 unit 90.000,00 2 45.000,00 1.800,00 0
26 Baskom 5 unit 35.000,00 2 17.500,00 700,00 0
27 Serokan 2 unit 6.000,00 2 3.000,00 120,00 0
28 Ember 3 unit 24.000,00 2 12.000,00 480,00 0
29 Gayung 1 unit 2.500,00 2 1.250,00 50,00 0
30 Tali rafia 2 rol 10.000,00 2 5.000,00 200,00 0
31 Lampu 5 unit 50.000,00 2 25.000,00 1.000,00 0
32 Paralon 5 batang 60.000,00 10 6.000,00 1.200,00 0
33 pembelian induk 14 kg 800.000,00 5 160.000,00 16.000,00 0
1.131.850,0 70.000.000,0
TOTAL 91.592.500,00 11.351.750,00 0 0
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008
Tabel 5. Biaya Tetap Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di
kecamatan Ciampea Tahun 2008
Biaya Tetap
No. Keterangan Jumlah (Rp) Nilai (Rp) (%)
1 Biaya Pemeliharaan 2% dari Investasi yang ditanamkan 1.131.850,00 2,46
2 Gaji Karyawan
Karyawan @ 2 x Rp 300000 x 12 bulan 7200000 15,62
Manajer @ 1 x Rp 500000 x 12 Bulan 6000000 13,02
3 PBB Rp 100000 x 12 bulan 1.200.000,00 2,60
4 solar Rp.5500 x 4 x 30 x 12 bulan 7.920.000,00 17,19
5 Minyak tanah Rp.7000x 4 x 30 x 12 bulan 10.080.000,00 21,87
6 Listrik Rp.100.000 x 12 bulan 1.200.000,00 2,60
7 Penyusutan 7.751.750,00 16,82
8 Sewa Lahan 3.600.000,00
Total Biaya Tetap 46.083.600,00 100,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

Biaya variabel merupakan biaya yang sifatnya tergantung kepada volume


produksi yang dihasilkan. Biaya variabel untuk usaha pembenihan ikan patin nusa
hias farm meliputi pembelian pakan, pembelian obat-obatan, plastik, upah panen
dan lain-lain. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Usaha Pembenihan Ikan Patin
Nusa Hias Farm selama satu tahun adalah sebesar Rp 8.747.144,44. Jumlah biaya
variabel yang dikeluarkan untuk Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di
Kecamatan Ciampea dapat dilihat pada Tabel 6.
Berdasarkan pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa persentase terbesar
adalah pakan yaitu sebesar 44,22% dari seluruh biaya variabel. Hal ini terjadi
karena pakan merupakan komponen penting dalam budidaya dan menyerap
sebagian besar dari total biaya. Upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh usaha
pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm selama satu tahun adalah sebesar
Rp240.000,00. Upah tersebut merupakan upah tenaga kerja borongan ketika
panen.
Tabel 6. Biaya variabel Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di
Kecamatan Ciampea Tahun 2008

Satu Juml Presen


No. Keterangan Jumlah (Rp) Nilai (Rp)
an ah tase
Oksigen (1 Tabung) 1000 x pakai 53 x Rp 75000 3.975.000,00
1 45,44
53 kali Pengisian
Plastik Ukuran 60 x 40 cm (1 Kg
Kg 6,76
2 18 Lembar) 29,58 29,58 x Rp 20000 591.644,44
Upah Panen (Rp 15000 per oran 2 x Rp 15000 x 8
2,74
4 panen) g 2 kali panen 240.000,00
Obat-obatan : 0,00
Methyline Blue (Rp 25000 per
gr 0,29
10 gr) 10 25.000,00
5 Malachit Green (Rp 25000 per
gr 0,29
10 gr) 10 25.000,00
Kalium Permanganat (PK) (Rp
Kg 0,20
70000 per Kg) 0,25 Rp 70000 / 4 17.500,00
Pakan :
6 Pellet (Rp 5000 per Kg) Kg 453,6 Rp 5000 x 453,6 2.268.000,00 25,93
Artemia (Rp 80000 per gr) gr 20 Rp 80000 x 20 1.600.000,00 18,29
7 Tali Rafia (Rp 5000 per rol) Rol 1 Rp 5000 x 1 5.000,00 0,06
Total Variabel Cost 8.747.144,44 100,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

5.5.3 Penerimaan Usaha


Analisis usaha terhadap usaha pembenihan Ikan Patin yang dikembangkan
perusahaan dilakukan selama setahun berdasarkan data tahun 2007. Penerimaan
yang diperoleh perusahaan selama setahun berasal dari nilai produksi benih Ikan
Patin. Persentase produksi adalah sekitar 70% benih ukuran 1 inch dan 30% benih
ukuran 3 inch. Rincian penerimaan usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm
dapa dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Penerimaan usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm 2008

Benih Ikan Ukuran Harga Jual Per ekor (Rp) Output Per Tahun Total (Rp) persentase

1 inch (2,54cm) 90 430080 Rp38.707.200,00 35,90


3 inch (7,63cm) 375 184320 Rp69.120.000,00 64,10
Total Penerimaan 465 614400 Rp107.827.200,00 100,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

5.5.4 Analisis Keuntungan


Keuntungan merupakan selisih total penerimaan dengan total pengeluaran.
Total penerimaan ditentukan oleh nilai penjualan dari komoditas yang diproduksi,
sedangkan total pengeluaran ditentukan oleh biaya produksi yang dikeluarkan.
Analisis pendapatan usaha dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar keuntungan yang dapat diperoleh dari Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa
Hias Farm.
Penerimaan yang diperoleh dari Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm per tahun adalah Rp107.827.200,00, sedangkan biaya total yang dikeluarkan
adalah sebesar Rp 54.830.744,44. Dari penerimaan dan biaya total tersebut
diketahui keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 52.996.455,56

5.5.5 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R-C Ratio)


Setiap usaha yang dijalankan bertujuan untuk mencapai hasil yang
menguntungkan. Analisis R-C Ratio dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
usaha tersebut mendatangkan keuntungan pada periode tertentu. Nilai R-C Ratio
yang diperoleh dari Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm sebesar 1,97,
nilai ini menunjukkan bahwa untuk setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan, Usaha
Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm akan memperoleh penerimaan sebesar
Rp1,97.
Nilai R-C Ratio lebih besar dari 1 berarti Usaha Pembenihan Ikan Patin
Nusa Hias Farm menguntungkan, karena penerimaan yang diperoleh lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan nilai R-C Ratio yang diperoleh pada
Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm, maka dapat dikatakan bahwa
Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm menguntungkan.

5.5.6 Analisis Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)


Payback Period Analysis bertujuan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan untuk menutupi investasi. Payback Period dari Usaha Pembenihan
Ikan Patin Nusa Hias Farm adalah 1,73 tahun. Nilai tersebut mengandung
pengertian bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi
adalah 1,73 tahun. Nilai Payback Period dapat dilihat lebih lengkap pada Tabel 8.
Tabel 8. Biaya Total, Penerimaan Total, Keuntungan, R-C Ratio, Biaya Investasi
dan Payback Period Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm di
Kecamatan Ciampea Tahun 2008

No. Keterangan Nilai (Rp)


1 Biaya Total (TC) 54.830.744,44
a. Biaya Tetap (TFC) 46.083.600,00
b. Biaya Variabel (TVC) 8.747.144,44
2 Biaya Investasi 91.592.500,00
3 Penerimaan Total (TR) 107.827.200,00
4 Keuntungan 52.996.455,56
5 R-C Ratio 1,97
6 Payback Period (Tahun) 1,73
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

5.5.7 Analisis Kelayakan Finansial


Analisis kelayakan finansial adalah suatu analisis terhadap biaya dan
manfaat dalam suatu usaha dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan
modal dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Kelayakan
finansial Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm dapat dilihat pada nilai
NPV, Net B/C dan IRR, sehingga dengan alat analisis tersebut dapat diketahui
layak tidaknya usaha dijalankan dan dikembangkan.

5.6 Pengembangan
Rencana pengembangan yang akan dijalankan oleh Usaha Pembenihan
Ikan Patin Nusa Hias Farm adalah dengan mengganti teknologi pemanas ruangan
dari menggunakan kompor minyak menjadi menggunakan lampu petromak.
Penggunaan kompor minyak yang selama ini dianggap konvensional akan
digantikan dengan sistem pemanas ruangan lain yang juga berbahan bakar minyak
tanah namun lebih efisien dan dapat menekan biaya penggunaan minyak tanah
sehingga biaya produksi juga diharapkan dapat ditekan.
Pemanfaatan panas yang dihasilkan lampu petromak dapat menggantikan
panas yang dihasilkan api dari kompor minyak untuk menjaga suhu ruangan
pembenihan. Penggunaan petromakpun juga mengaplikasikan penggunaan bahan
bakar campuran minyak tanah dengan minyak jelantah yang memungkinkan
penggunan minyak tanah dengan jumlah yang lebih sedikit dan waktu penggunaan
yang lebih bertahan lama.
Petromak yang akan digunakan berjumlah 4 unit yang akan ditempatkan
dalam ruangan pembenihan. Dalam proyek ini diasumsikan minyak jelantah
didapat secara gratis dan komponen lain tidak berubah.

5.6.1 Investasi
Biaya investasi yang dikeluarkan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm untuk usaha pembenihan Patin mengalami peningkatan dengan adanya
penggantian teknologi pemanas ruangan dari menggunakan kompor minyak
menjadi menggunakan petromak. Biaya investasi ini adalah pembelian petromak
sebanyak 4 unit. Investasi lain yang digunakan tidak ada penyesuaian karena tidak
ada perubahan jumlah produksi ataupun perubahan faktor lain yang berpengaruh
dalam produksi. Biaya investasi yang dikeluarkan Usaha Pembenihan Ikan Patin
Nusa Hias Farm untuk usaha pembenihan Ikan Patin dengan adanya penggantian
teknologi pemanas menjadi menggunakan petromak diperkirakan sebesar
Rp92.242.500,00. perincian biaya investasi setelah pengembangan dapat dilihat
pada lampiran 3.

5.6.2 Perkiraan Biaya Produksi


Biaya produksi diperlukan untuk mengolah input sehingga dapat
menghasilkan sejumlah output. Biaya usaha yang dikeluarkan Usaha Pembenihan
Ikan Patin Nusa Hias Farm terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha pembenihan ikan patin nusa hias
farm terdiri dari biaya pemeliharaan, gaji karyawan, PBB, pembelian solar,
pembelian minyak tanah, biaya listrik, dan penyusutan. Total biaya tetap yang
dikeluarkan oleh Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm setelah
pengembangan adalah sebesar Rp 38.523.600,00. Perincian biaya tetap yang
dikeluarkan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm pada usaha
pembenihan Ikan Patin dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 4.
Biaya variabel terdiri dari biaya pengisian tabung oksigen, pembelian
plastik, pembayaran upah panen, pembelian obat-obatan, pembelian pakan dan
pembelian tali rafia. Tidak ada perubahan dalam jumlah biaya variabel yang
dikeluarkan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm karena pengembangan
teknologi yang dilakukan tidak berpengaruh dengan jumlah produksi dan faktor
lain yang berpengaruh dalam proses produksi. Total biaya variabel yang
dikeluarkan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm adalah sebesar
Rp8.747.144,44

5.6.3 Perkiraan Penerimaan


Penerimaan yang diperoleh dalam usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias
Farm di Kecamatan Ciampea berasal dari penjualan benih Ikan Patin setiap tahun
ditambah dengan nilai sisa (salvage value) yang diperoleh pada akhir proyek.
produksi benih ikan patin di Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
adalah 8 kali dalam satu tahun. Nilai produksi benih ikan patin ditentukan oleh
produksi yang dihasilkan dikali dengan harga benih ikan patin yang berlaku.
Harga benih ikan patin yang disetujui berdasarkan kesepakatan antara
pembudidaya dengan pihak pembeli dengan tetap mengacu pada harga yang
berlaku di pasar. Penerimaan yang diperoleh perusahaan selama setahun berasal
dari nilai produksi benih Ikan Patin. Benih ukuran 1 inch (2,54cm) sebanyak
430.080 ekor dan benih ukuran 3 inch (7,62cm) sebanyak 184.320 ekor. Benih
dijual dengan harga Rp90,- per ekor untuk benih ukuran 1 inch dan Rp375,- untuk
benih ukuran 3 inch (7,62cm). Total penerimaan adalah terdiri dari
Rp38.707.200,00 untuk benih ukuran 1 inch dan Rp69.120.000,00 untuk benih
ukuran 3 inch. Jumlah tersebut sama dengan jumlah penerimaan sebelum
pengembangan karena dalam pengembangan memang tidak dilakukan
peningkatan jumlah input namun hanya menekan biaya produksi.

Tabel 9. Perkiraan Penerimaan usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm
2008

Benih Ikan Ukuran Harga Jual Per ekor (Rp) Output Per Tahun Total (Rp) persentase

1 inch (2,54cm) 90 430080 Rp38.707.200,00 35,90


3 inch (7,63cm) 375 184320 Rp69.120.000,00 64,10
Total Penerimaan 465 614400 Rp107.827.200,00 100,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008
Nilai sisa merupakan suatu nilai “residual” dari capital asset yang tidak
habis terpakai selama umur proyek. penerimaan dari nilai sisa berasal dari
penilaian ulang terhadap nilai tanah dan nilai sisa dari bangunan yang tidak habis
terpakai selama umur proyek. total nilai sisa di akhir proyek yang diperoleh
adalah sebesar Rp70.000.000,00.

5.6.4 Analisis Kelayakan Finansial


Penggantian pemanas menjadi menggunakan petromak membuat
keuntungan yang diperoleh Nusa Hias Farm berubah. Dari Tabel 10 dapat dilihat
selisih keuntungan yang diperoleh usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm
jika dilakukan penggantian pemanas menjadi menggunakan Petromak yaitu
keuntungan meningkat menjadi Rp60.556.455,56.

Tabel 10. Biaya Total, Penerimaan Total, Keuntungan, R-C Ratio, Biaya
Investasi dan Payback Period Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm di Kecamatan Ciampea Tahun 2008 dengan Penggunaan
Petromak sebagai Pemanas

No. Keterangan Nilai (Rp)


1 Biaya Total (TC) 47.270.744,44
a. Biaya Tetap (TFC) 38.523.600,00
b. Biaya Variabel (TVC) 8.747.144,44
2 Biaya Investasi 91.592.500,00
3 Penerimaan Total (TR) 107.827.200,00
4 Keuntungan 60.556.455,56
5 R-C Ratio 2,28
6 Payback Period (Tahun) 1,52
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

5.6.5 Cash Flow


Perhitungan cash flow perlu dilakukan dalam analisis usaha dari aspek
finansial dalam rangka pengembangan teknologi pemanas ruangan menggunakan
petromak. Cash flow merupakan arus manfaat bersih tambahan yang diperoleh
selama proyek dilaksanakan dengan mengurangkan biaya-biaya tambahan ke
dalam penerimaan total tambahan pada setiap tahun proyek. dalam perkiraan cash
flow pada Usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm terdapat beberapa
pertimbangan yaitu :
1. Umur proyek selama 10 tahun, berdasarkan umur teknis bangunan sebagai
komponen paling utama dalam usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm.
2. Usaha tanpa proyek adalah usaha pembenihan ikan patin dengan
menggunakan kompor minyak sebagai pemanas ruangan.
3. Tahun pertama proyek dimulai pada tahun 2008 dan usaha yang dilakukan
adalah usaha pembenihan ikan patin dengan memanfaatkan petromak sebagai
pemanas ruangan menggantikan kompor minyak.
4. Sumber modal yang digunakan dalam proyek berasal dari modal sendiri.
5. Penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan benih ikan patin ukuran 1
inch dan 3 inch. Nilai penerimaan diasumsikan sama setiap tahun sampai akhir
proyek total penerimaan yang diperoleh setelah proyek adalah sebesar
Rp107.827.200,00. Harga faktor produksi dan harga produk konstan selama
umur proyek.
6. Harga benih ikan patin ukuran 1 inch (2,54cm) adalah sebesar Rp90,00 per
ekor dan ukuran 3 inch (7,63cm) adalah sebesar Rp375,00 per ekor.
7. Persentase benih yang akan dibesarkan sampai ukuran 1 inch (2,54cm) adalah
sebesar 70% dan benih yang dibesarkan sampai ukuran 3 inch (7,63cm) adalah
sebesar 30%.
8. Nilai sisa pada akhir proyek diperoleh dari barang investasi yang masih tersisa
saat umur usaha telah habis (tidak terpakai).
9. SR benih adalah 80%
10. Derajat Penetasan Telur (HR) adalah 30%
11. Discount rate yang digunakan berdasarkan suku bunga pinjaman usaha bank
BNI adalah 10,8%
12. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan tiga skenario, yaitu
apabila terjadi kenaikan harga pakan benih, skenario kedua apabila terjadi
kenaikan harga minyak tanah dan skenario ketiga yaitu apabila terjadi
penurunan harga penjualan benih ikan patin.
13. Arus masuk (inflow) pada perkiraan cash flow terdiri dari penerimaan dan
nilai sisa (salvage value), sedangkan arus keluar (outflow) terdiri dari biaya
inestasi, biaya tetap dan biaya variabel. Perkiraan cash flow pada usaha
pembenihan ikan patin dapat dilihat pada lampiran 9.
5.6.6 Analisis Kriteria Investasi
Untuk mengetahui kelayakan finansial terhadap usaha pembenihan ikan
patin dilakukan pendekatan dengan tiga kriteria investasi yaitu NPV, Net B/C, dan
IRR. Berdasarkan hasil analisis finansial nilai NPV pada Usaha Pembenihan Ikan
Patin Nusa Hias Farm adalah sebesar Rp695.550.355,5. nilai tersebut memberikan
pengertian bahwa jumlah keuntungan yang diperoleh selama umur proyek 10
tahun yang dihitung berdasarkan nilai saat ini adalah Rp695.550.355,5.
Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 27,69. artinya setiap satu rupiah
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat sebesar 27 rupiah 69 sen
selama umur proyek 10 tahun dengan suku bunga 10,8%. Nilai IRR 457,26%
berarti bahwa usaha pembenihan ikan patin memberikan tingkat pengembalian
sebesar 457,26% dari investasi yang ditanamkan selama umur proyek yaitu 10
tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis didapatkan bahwa NPV > 1, Net
B/C > 1 dan IRR > discount rate. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
usaha pembenihan ikan patin dengan menggunakan petromak sebagai pemanas
ruangan layak untuk dijalankan. Rincian hasil analisis finansial Nusa Hias Farm
dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil analisis finansial penggunaan petromak sebagai pemanas pada
usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm Tahun 2008

No. Kriteria Investasi Nilai


1. NPV 695.550.355,5
2. Net B/C 27,69
3. IRR 457,26%
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

5.6.6 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
perubahan biaya terhadap kriteria investasi. Pada usaha pembenihan ikan patin
Nusa Hias Farm di Kecamatan Ciampea ini, analisis sensitivitas akan dilakukan
dengan menggunakan metode switching value. Dalam analisis sensitivitas dengan
menggunakan metode switching value ini, harga pakan dan harga minyak tanah
akan dinaikkan sedikit demi sedikit dan harga jual benih patin akan diturunkan
sedikit demi sedikit hingga nilai NPV negatif yang berarti usaha sudah tidak
menguntungkan lagi. Harga pakan, harga minyak tanah dan harga jual benih patin
dipilih sebagai komponen yang dinaikkan dalam melakukan analisis sensitivitas
dengan metode switching value ini
Analisis sensitivitas pada skenario pertama menunjukkan bahwa kenaikan
harga pakan sebesar 1228,65% akan menyebabkan nilai NPV menjadi negatif dan
usaha tidak layak untuk dilanjutkan. Pada skenario pertama ini total harga pakan
dinaikkan dari Rp90.000,00 menjadi Rp1.195.789,172 per kilogram yang
menyebabkan nilai NPV menjadi sebesar (0,1).
Nilai Net B/C pada analisis sensitivitas pada skenario pertama sebesar
1 , artinya setiap Rp1 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembenihan ikan patin
ini tidak akan menghasilkan manfaat.
Nilai IRR setelah terjadi kenaikan harga pakan sebesar 1228,65% menjadi
10,79%, hal ini berarti usaha pembenihan ikan patin tidak lagi memberikan
manfaat. Batas minimum kenaikan harga pakan yang layak adalah sebesar
1228,60% sehingga IRR yang didapat menjadi 10,8%. Kondisi usaha pada
skenario pertama setelah dilakukan analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel
12.
Tabel 12. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Setelah Terjadi Kenaikan Harga
Pakan Sebesar 1228,65%

Sebelum Kenaikan Harga Setelah Kenaikan Harga


No Kriteria Investasi
Pakan Pakan 1228,65%
1 NPV (Rp) 695.550.355,5 (0,1)
2 Net B/C 1
27,69
3 IRR (%) 10,79%
457,26%
Sumber : Data Primer Tahun 2008

Analisis sensitivitas pada skenario kedua menunjukkan bahwa kenaikan


harga minyak tanah sebesar 1161,879% akan menyebabkan nilai NPV menjadi
negatif dan usaha tidak layak untuk dilanjutkan. Pada skenario kedua ini harga
minyak tanah dinaikkan dari Rp 7.000,00 menjadi Rp88331,068 per liter yang
menyebabkan nilai NPV menjadi sebesar (0,1).
Nilai Net B/C pada analisis sensitivitas pada skenario kedua sebesar
1, artinya setiap Rp1 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembenihan ikan patin
ini tidak akan menghasilkan manfaat.
Nilai IRR setelah terjadi kenaikan harga minyak tanah sebesar 1161,87%
menjadi 10,79%, hal ini berarti usaha pembenihan ikan patin tidak lagi
memberikan manfaat. Batas minimum kenaikan harga minyak tanah yang layak
adalah sebesar 1161,85% sehingga IRR yang didapat menjadi 10,8%. Kondisi
usaha pada skenario kedua setelah dilakukan analisis sensitivitas dapat dilihat
pada Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Setelah Terjadi Kenaikan Harga
Minyak Tanah Sebesar 1161,87%

Sebelum Kenaikan Harga Setelah Kenaikan Harga


No Kriteria Investasi
Minyak Tanah Minyak Tanah 1161,87%
1 NPV (Rp) (0,1)
695.550.355,5
2 Net B/C 1
27,69
3 IRR (%) 10,79%
457,26%
Sumber : Data Primer (Diolah), 2008

Analisis sensitivitas pada skenario ketiga menunjukkan bahwa penurunan


harga benih sebesar 98,57% akan menyebabkan nilai NPV menjadi negatif dan
usaha tidak layak untuk dilanjutkan. Pada skenario ketiga ini harga benih
diturunkan menjadi Rp9,3 per ekor yang menyebabkan nilai NPV menjadi sebesar
(0,01)
Nilai Net B/C pada analisis sensitivitas pada skenario ketiga sebesar
1, artinya setiap Rp1 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembenihan ikan patin
ini tidak akan menghasilkan manfaat.
Nilai IRR setelah penurunan harga benih sebesar 98,57% menjadi 10,79%, hal
ini berarti usaha pembenihan ikan patin tidak lagi memberikan manfaat. Batas
minimum penurunan harga benih yang layak adalah sebesar 98,50% sehingga IRR
yang didapat menjadi 10,8%. Kondisi usaha pada skenario ketiga setelah
dilakukan analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan Nilai Kriteria Investasi Setelah Terjadi penurunan harga
benih sebesar 98,57%

Sebelum penurunan harga Setelah penurunan harga


No Kriteria Investasi
benih benih sebesar 98,57%
1 NPV (Rp) 695.550.355,5 (0,01)
2 Net B/C 27,69 1
3 IRR (%) 457,26% 10,79%
Sumber : Data Primer Tahun 2008

Dari ketiga skenario tersebut dapat dilihat apakah komponen-komponen


yang digunakan dalam analisis sensitivitas tersebut sensitif atau tidak, dilihat dari
persentase kenaikan atau penurunan harga yang mungkin terjadi. Dari ketiga
komponen dapat disimpulkan sehingga usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias
Farm tidak sensitif terhadap kenaikan harga minyak tanah, kenaikan harga pakan
dan penurunan harga benih sehingga pihak pengelola Nusa Hias Farm tidak perlu
khawatir terhadap perubahan harga yang terjadi pada ketiga komponen tersebut.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Penggantian alat pemanas dalam usaha pembenihan ikan patin Nusa Hias
Farm layak dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis usaha
pembenihan ikan patin Nusa Hias Farm setelah menggunakan petromak
sebagai alat pemanas ruangan pembenihan sebagai berikut, nilai R/C
diperoleh sebesar 1,97, payback period sebesar 1,73, BEP nilai produksi
tercapai pada saat hasil produksi sebesar Rp41.924.602,27
dan BEP volume produksi sebesar 168.269 ekor serta ROI sebesar 65,65%.
Total biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar Rp
60.556.455,56 , besarnya keuntungan yang diperoleh meningkat menjadi
Rp 171.998.725,53, NPV pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm adalah sebesar Rp695.550.355,5, nilai Net B/C yang diperoleh
sebesar 27,69%, nilai Net B/C 27,69% dan nilai IRR 457,26%.
2. Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm dengan menggunakan
pemanas petromak akan menjadi tidak layak jika terjadi kenaikan harga
minyak tanah sebesar 1.161,88%, kenaikan harga pakan sebesar
1.228,66% dan penurunan harga benih sebesar 98,58%. Dengan demikian,
Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm tidak sensitif terhadap
kenaikan harga minyak tanah, kenaikan harga pakan dan penurunan harga
benih.

6.2 Saran
Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm perlu melakukan
penggantian teknologi pemanas dari menggunakan kompor minyak tanah menjadi
menggunakan petromak, sehingga jumlah penggunaan minyak tanah dapat ditekan
dan dapat mengurangi biaya produksi. Selain itu, penyesuaian kerja karyawan
juga harus dilakukan karena penanganan lampu petromak berbeda dengan kompor
minyak tanah, antara lain harus dilakukan perawatan petromak itu sendiri dan
harus dilakukannya pencampuran antara minyak tanah dan minyak jelantah untuk
mendapatkan campuran bahan bakar yang lebih efisien untuk lampu petromak.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi Panduan Singkat.


Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut pertanian Bogor.
28 hal

Gittinger JP.1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S dan K


Manggiri, penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia ( UI Press). 579
hal. Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture Project

Hernanto F . 1989. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.

Husnan S, E Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Ed ke-4.


Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

Kadariah, L Karlina, C Gray. 1978. Pengantar Evaluasi Proyek Yogyakarta :


Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta : Universitas Indonesia ( UI Press)

Rahardi F, Nazaruddin dan R Kristiawati. 2005. Agribisnis Perikanan. Jakarta :


Penebar Swadaya. 63 hal

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Cetakan 3. Jakarta : Ghalia Indonesia.

----------. 2003. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta: Bina Cipta.

Susanto H. 2002. Membuat Akuarium. Jakarta : Penebar Swadaya

Sugiarto, T Herlambang, Brastoro, R Sudjana, S Kelana. 2005. Ekonomi Mikro.


Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Susanto, Amri 1999. Budidaya Ikan Patin. Jakarta: Penebar Swadaya. 90 Hal
LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Wilayah Desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea

Inset : desa Cibitung Tengah


Lampiran 2. Dokumentasi

Benih ukuran 1 inch (2,54 cm)

Benih ukuran 3 inch (7,62 cm)


Lanjutan Lampiran 2. Dokumentasi

Induk dalam pengobatan dengan rendaman Kalium Permanganat

Induk Berumur 2 Tahun dengan bobot 3,5kg


Lanjutan Lampiran 2. Dokumentasi

Lampu Petromak
Lampiran 3. Biaya Investasi, Umur Teknis, Penyusutan, nilai sisa dan Biaya
Pemeliharaan pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm 2008

umur
teknis
komponen Jumlah (tahun penyusutan pemeliharaan nilai sisa akhir
No investasi unit investasi (Rp) ) (Rp/tahun) (Rp/tahun) proyek(Rp)
1 Lahan 700m2 35.000.000,00 10 0 70.000.000,00
2 Bangunan 150 m2 12.500.000,00 10 1.250.000,00 250.000,00 0
Kolam
pemeliharaan
3 induk 2 unit 12.000.000,00 10 1.200.000,00 240.000,00 0
Aquarium
pemeliharaan
4 larva 50 unit 4.000.000,00 5 800.000,00 80.000,00 0
Kolam tempat
pemeliharaan
5 benih 2 unit 6.000.000,00 10 600.000,00 120.000,00 0
6 Generator set 1 unit 4.700.000,00 5 940.000,00 94.000,00 0
7 Rak besi 2 unit 1.200.000,00 10 120.000,00 24.000,00 0
8 Rak kayu 10 unit 200.000,00 5 40.000,00 4.000,00 0
Kolam
9 fibreglass 3 unit 2.100.000,00 5 420.000,00 42.000,00 0
Aquarium
tempat
pemeliharaan
10 benih 100 unit 6.500.000,00 5 1.300.000,00 130.000,00 0
Tabung
11 oksigen 1 unit 400.000,00 10 40.000,00 8.000,00 0
12 Hapa 1 unit 70.000,00 5 14.000,00 1.400,00 0
13 Jarum suntik 1 unit 5.000,00 5 1.000,00 100,00 0
14 Talenan 1 unit 3.000,00 2 1.500,00 60,00 0
15 Pisau 1 unit 2.000,00 2 1.000,00 40,00 0
16 Galon artemia 1 unit 40.000,00 5 8.000,00 800,00 0
Wadah
17 fertilisasi 1 unit 300.000,00 5 60.000,00 6.000,00 0
18 Pompa air 1 unit 5.000.000,00 10 500.000,00 100.000,00 0
Gelas
penggerus
19 hipofisa 1 unit 20.000,00 5 4.000,00 400,00 0
20 Petromak 4 unit 740000 10 74.000,00 14.800,00 0
21 Timbangan 1 unit 30.000,00 5 6.000,00 600,00 0
22 Selang aerator 1 rol 60.000,00 5 12.000,00 1.200,00 0
23 Selang air 10 m 20.000,00 5 4.000,00 400,00 0
24 Filter 55 unit 275.000,00 2 137.500,00 5.500,00 0
25 Busa spon 60 unit 90.000,00 2 45.000,00 1.800,00 0
26 Baskom 5 unit 35.000,00 2 17.500,00 700,00 0
27 Serokan 2 unit 6.000,00 2 3.000,00 120,00 0
28 Ember 3 unit 24.000,00 2 12.000,00 480,00 0
29 Gayung 1 unit 2.500,00 2 1.250,00 50,00 0
30 Tali rafia 2 rol 10.000,00 2 5.000,00 200,00 0
31 Lampu 5 unit 50.000,00 2 25.000,00 1.000,00 0
32 Paralon 5 batang 60.000,00 10 6.000,00 1.200,00 0
pembelian
33 induk 14 kg 800.000,00 5 160.000,00 16.000,00 0
TOTAL 91.592.500,00 11.351.750,00 1.131.850,00 70.000.000,00
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008

Keterangan : Nilai lahan diasumsikan naik dua kali lipatnya pada akhir umur proyek
Lampiran 4. Biaya Tetap pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm 2008
No. Keterangan Jumlah (Rp) Nilai (Rp) (%)
1 Biaya Pemeliharaan 2% dari Investasi yang ditanamkan 1.131.850,00 2,46
2 Gaji Karyawan
Karyawan @ 2 x Rp 300000 x 12 bulan 7200000 15,62
Manajer @ 1 x Rp 500000 x 12 Bulan 6000000 13,02
3 PBB Rp 100000 x 12 bulan 1.200.000,00 2,60
4 solar Rp.5500 x 4 x 30 x 12 bulan 7.920.000,00 17,19
5 Minyak tanah Rp.7000x 4 x 30 x 12 bulan 10.080.000,00 21,87
6 Listrik Rp.100.000 x 12 bulan 1.200.000,00 2,60
7 Penyusutan+sewa lahan 11.351.750,00 24,63
Total Biaya Tetap 46.083.600,00 100,00
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008
Lampiran 5. Biaya Variabel pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias
Farm 2008
Present
No. Keterangan Satuan Jumlah Jumlah (Rp) Nilai (Rp)
ase (%)
53 x Rp 75000 45,44
1 Oksigen (1 Tabung) 1000 x pakai 3.975.000,00
53 kali Pengisian
Plastik Ukuran 60 x 40 cm (1 Kg 18
Kg 29,58 6,76
2 Lembar) 29,58 x Rp 20000 591.644,44
2 x Rp 15000 x 8
orang 2 2,74
4 Upah Panen (Rp 15000 per panen) kali panen 240.000,00
Obat-obatan : 0,00

gr 10 0,29
Methyline Blue (Rp 25000 per 10 gr) 25.000,00
5
gr 10 0,29
Malachit Green (Rp 25000 per 10 gr) 25.000,00
Kalium Permanganat (PK) (Rp 70000
Kg 0,25 0,20
per Kg) Rp 70000 / 4 17.500,00
Pakan :
6 Kg 453,6 Rp 5000 x 453,6 25,93
Pellet (Rp 5000 per Kg) 2.268.000,00
gr 20 Rp 80000 x 20 18,29
Artemia (Rp 80000 per gr) 1.600.000,00
1 (100
Rol Rp 5000 x 1 0,06
7 Tali Rafia (Rp 5000 per rol) m) 5.000,00
Total Variabel Cost
8.747.144,44 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008


Lampiran 6. Penerimaan Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm
2008
Benih Ikan Ukuran Harga Jual Per ekor (Rp) Output Per Tahun Total (Rp) persentase

1 inch (2,54cm) 90 430080 Rp38.707.200,00 35,90


3 inch (7,63cm) 375 184320 Rp69.120.000,00 64,10
Total Penerimaan 465 614400 Rp107.827.200,00 100,00
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Analisis Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa
Hias Farm dengan Kompor Minyak sebagai Teknologi Pemanas
di Desa Cibitung Tengah Tahun 2008
Komponen Umur Teknis
NO Jumlah Unit Nilai
Investasi (Tahun)
2
1 Lahan 700m 10 tahun 35.000.000,00
2 Bangunan 150 m2 10 tahun 12.500.000,00
3 Kolam induk 2 unit 10 tahun 12.000.000,00
4 Aquarium larva 50 unit 5 tahun 4.000.000,00
5 Kolam benih 2 unit 10 tahun 6.000.000,00
6 Generator set 1 unit 5 tahun 4.700.000,00
7 Rak besi 2 unit 10 tahun 1.200.000,00
8 Rak kayu 10 unit 5tahun 200.000,00
9 Kolam fibreglass 3 unit 5 tahun 2.100.000,00
10 Aquarium benih 100 unit 5 tahun 6.500.000,00
11 Tabung oksigen 1 unit 10 tahun 400.000,00
12 Hapa 1 unit 5 tahun 70.000,00
13 Jarum suntik 1 unit 5 tahun 5.000,00
14 Talenan 1 unit 2 tahun 3.000,00
15 Pisau 1 unit 2 tahun 2.000,00
16 Galon artemia 1 unit 5 tahun 40.000,00
17 Wadah fertilisasi 1 unit 5 tahun 300.000,00
18 Pompa air 1 unit 10 tahun 5.000.000,00
19 Gelas penggerus hipofisa 1 unit 5 tahun 20.000,00
20 Kompor 2 unit 5 tahun 90.000,00
21 Timbangan 1 unit 5 tahun 30.000,00
22 Selang aerator 1 rol 5 tahun 60.000,00
23 Selang air 10 meter 5 tahun 20.000,00
24 Filter 55 unit 2 tahun 275.000,00
25 Busa spon 60 unit 2 tahun 90.000,00
26 Baskom 5 unit 2 tahun 35.000,00
27 Serokan 2 unit 2 tahun 6.000,00
28 Ember 3 unit 2 tahun 24.000,00
29 Gayung 1 unit 2 tahun 2.500,00
30 Tali rafia 2 rol 2 tahun 10.000,00
31 Lampu 5 unit 2 tahun 50.000,00
32 Paralon 5 batang 10 tahun 60.000,00
33 pembelian induk 14 kg 5 tahun 800.000,00
TOTAL 91.592.500,00
A. Biaya Tetap (Fixed Cost)

No. Keterangan Jumlah (Rp) Nilai (Rp)


2% dari Investasi yang
1 Biaya Pemeliharaan ditanamkan 1.131.850,00
2 Gaji Karyawan 13.200.000,00
3 PBB Rp 100000 x 12 bulan 1.200.000,00
4 solar Rp.5500 x 4 x 30 x 12 bulan 7.920.000,00
5 Minyak tanah Rp.7000x 4 x 30 x 12 bulan 10.080.000,00
6 Listrik Rp.100.000 x 12 bulan 1.200.000,00
7 Penyusutan 11.351.750,00
TOTAL 46.083.600,00
B. Biaya Variabel (Variable Cost)
No. Keterangan Nilai (Rp)
1 Oksigen (1 Tabung) 3.975.000,00
2 Plastik Ukuran 60 x 40 cm (1 Kg 18 Lembar) 591.644,44
4 Upah Panen (Rp 15000 per panen) 240.000,00
5 Obat-obatan 67.500,00
6 Pakan 3.868.000,00
7 Tali Rafia (Rp 5000 per rol) 5.000,00
TOTAL 8.747.144,44
TOTAL BIAYA 54.830.744,44
Lanjutan Lampiran 7
C. Penerimaan (Income)
No. Keterangan Nilai (Rp)
1 penjualan benih 1 inch (2,54cm) Rp38.707.200,00
2 penjualan benih 3 inch (7,63cm) Rp69.120.000,00
Total Penerimaan Rp107.827.200,00
D. Analisis Usaha
NO Keterangan Nilai
1 Keuntungan 52.996.455,56
2 R/ C 1,97
3 PP 1,73
4 BEP Nilai Produksi (Rp) 50.152.026,32
5 BEP Volume (ekor) 201.290
6
ROI 57,86
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Analisis Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa
Hias Farm dengan Penggantian Teknologi Pemanas di Desa
Cibitung Tengah Tahun 2008
Komponen
NO Jumlah Umur Teknis (Tahun) Nilai
Investasi
1 Lahan 700m2 10 tahun 35.000.000,00
2 Bangunan 150 m2 10 tahun 12.500.000,00
3 Kolam pemeliharaan induk 2 unit 10 tahun 12.000.000,00
4 Aquarium larva 50 unit 5 tahun 4.000.000,00
5 Kolam benih 2 unit 10 tahun 6.000.000,00
6 Generator set 1 unit 5 tahun 4.700.000,00
7 Rak besi 2 unit 10 tahun 1.200.000,00
8 Rak kayu 10 unit 5tahun 200.000,00
9 Kolam fibreglass 3 unit 5 tahun 2.100.000,00
10 Aquarium 100 unit 5 tahun 6.500.000,00
11 Tabung oksigen 1 unit 10 tahun 400.000,00
12 Hapa 1 unit 5 tahun 70.000,00
13 Jarum suntik 1 unit 5 tahun 5.000,00
14 Talenan 1 unit 2 tahun 3.000,00
15 Pisau 1 unit 2 tahun 2.000,00
16 Galon artemia 1 unit 5 tahun 40.000,00
17 Wadah fertilisasi 1 unit 5 tahun 300.000,00
18 Pompa air 1 unit 10 tahun 5.000.000,00
19 Gelas penggerus hipofisa 1 unit 5 tahun 20.000,00
20 Petromak 4 unit 10 tahun 740.000,00
21 Timbangan 1 unit 5 tahun 30.000,00
22 Selang aerator 1 rol 5 tahun 60.000,00
23 Selang air 10 meter 5 tahun 20.000,00
24 Filter 55 unit 2 tahun 275.000,00
25 Busa spon 60 unit 2 tahun 90.000,00
26 Baskom 5 unit 2 tahun 35.000,00
27 Serokan 2 unit 2 tahun 6.000,00
28 Ember 3 unit 2 tahun 24.000,00
29 Gayung 1 unit 2 tahun 2.500,00
30 Tali rafia 2 rol 2 tahun 10.000,00
31 Lampu 5 unit 2 tahun 50.000,00
32 Paralon 5 batang 10 tahun 60.000,00
33 pembelian induk 14 kg 5 tahun 800.000,00
TOTAL 92.242.500,00
A. Biaya
Tetap
(Fixed
Cost)
No. Keterangan Jumlah (Rp) Nilai (Rp)
1 Biaya Pemeliharaan 2% dari Investasi yang ditanamkan 1.131.850,00
2 Gaji Karyawan 13.200.000,00
3 PBB Rp 100000 x 12 bulan 1.200.000,00
4 solar Rp.5500 x 4 x 30 x 12 bulan 7.920.000,00
5 Minyak tanah Rp.7000x 1 x 30 x 12 bulan 2.520.000,00
6 Listrik Rp.100.000 x 12 bulan 1.200.000,00
7 Penyusutan 11.351.750,00
TOTAL 38.523.600,00
B. Biaya Variabel (Variable Cost)
No. Keterangan Nilai (Rp)
1 Oksigen (1 Tabung) 3.975.000,00
2 Plastik Ukuran 60 x 40 cm (1 Kg 18 Lembar) 591.644,44
4 Upah Panen (Rp 15000 per panen) 240.000,00
5 Obat-obatan 67.500,00
6 Pakan 3.868.000,00
7 Tali Rafia (Rp 5000 per rol) 5.000,00
TOTAL 8.747.144,44
TOTAL BIAYA 47.270.744,44
Lanjutan Lampiran 8
C. Penerimaan (Income)
No. Keterangan Nilai (Rp)
1 penjualan benih 1 inch (2,54cm) Rp38.707.200,00
2 penjualan benih 3 inch (7,63cm) Rp69.120.000,00
Total Penerimaan Rp107.827.200,00
D. Analisis Usaha
NO Keterangan Nilai
1 Keuntungan 60.556.455,56
2 R/ C 2,28
3 PP 1,52
4 BEP Nilai Produksi (Rp) 41.924.602,27
5 BEP Volume (ekor) 168.269
6 ROI 65,65
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2008
Lampiran 9. Cash Flow Pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm Penggantian Teknologi Pemanas Menjadi Petromak
di Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Ciampea
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. INFLOW
Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200, Rp107.827.200,
1 Penerimaan Rp107.827.200,00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

3 Nilai Sisa 70.000.000,00

Total Inflow 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 177.827.200,00

B. OUTFLOW
(i) Investasi
1 Beli Lahan 3.600.000,00 35.000.000,00
2 Bangunan 1.250.000,00 12.500.000,00
Kolam pemeliharaan
3 induk 1.200.000,00 12.000.000,00
4 Aquarium 800.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00
5 Kolam 600.000,00 6.000.000,00
6 Generator set 940.000,00 4.700.000,00 4.700.000,00
7 Rak besi 120.000,00 1.200.000,00
8 Rak kayu 40.000,00 200.000,00 200.000,00
9 Kolam fibreglass 420.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00
10 Aquarium benih 1.300.000,00 6.500.000,00 6.500.000,00
11 Tabung oksigen 40.000,00 400.000,00
12 Hapa 14.000,00 70.000,00 70.000,00
13 Jarum suntik 1.000,00 5.000,00 5.000,00
14 Talenan 1.500,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00
15 Pisau 1.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
16 Galon artemia 8.000,00 40.000,00 40.000,00
17 Wadah fertilisasi 60.000,00 300.000,00 300.000,00
18 Pompa air 500.000,00 5.000.000,00
Gelas penggerus
19 hipofisa 4.000,00 20.000,00 20.000,00
20 Kompor 18.000,00
21 petromak 740.000,00
22 Timbangan 6.000,00 30.000,00 30.000,00
23 Selang aerator 12.000,00 60.000,00 60.000,00
24 Selang air 4.000,00 20.000,00 20.000,00
25 Filter 137.500,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00
26 Busa spon 45.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00
27 Baskom 17.500,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00
28 Serokan 3.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00
29 Ember 12.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00
30 Gayung 1.250,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00
31 Tali rafia 5.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00
32 Lampu 25.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00
Lanjutan Lampiran 9
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
34 pembelian induk 160.000,00 800.000,00 800.000,00
Total Investasi 11.351.750,00 92.242.500,00 497.500,00 - 497.500,00 18.845.000,00 497.500,00 - 497.500,00 -

(ii) Biaya Tetap


1 Biaya Pemeliharaan 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00
2 Gaji Karyawan 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00
3 PBB 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
4 solar 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00
5 Minyak tanah 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00
6 Listrik 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
7 Penyusutan 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00
Total Biaya Tetap 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00

(iii
) Biaya Variabel
1 Oksigen (1 Tabung) 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00
2 Plastik 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44
4 Upah Panen 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00
5 Obat-obatan 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00
6 Pakan 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00
7 Tali Rafia 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00
Total biaya Variabe 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44
TOTAL BIAYA 66.182.494,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44
Total Outflow 77.534.244,44 92.242.500,00 54.830.744,44 54.830.744,44 55.328.244,44 54.830.744,44 55.328.244,44 73.675.744,44 55.328.244,44 54.830.744,44 55.328.244,44 54.830.744,44
Net Benefit (66.182.494,44) (92.242.500,00) 52.996.455,56 52.996.455,56 52.498.955,56 52.996.455,56 52.498.955,56 34.151.455,56 52.498.955,56 52.996.455,56 52.498.955,56 122.996.455,56
IMB (Net Incremental Benefit) (26.060.005,56) 119.178.950,00 119.178.950,00 118.681.450,00 119.178.950,00 118.681.450,00 100.333.950,00 118.681.450,00 119.178.950,00 118.681.450,00 189.178.950,00
DF (i = 10,8%) 1,00 0,90 0,81 0,74 0,66 0,60 0,54 0,49 0,44 0,40 0,36
PV (26.060.005,56) 107.562.229,24 97.077.824,23 87.249.623,69 79.075.239,01 71.069.627,92 54.226.222,01 57.890.129,48 52.466.424,86 47.154.701,52 67.838.339,15
NPV 695.550.355,5
Net B/C 27,69
IRR 457,26%
Lampiran 10. Cash Flow Pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm apabila terjadi Penurunan Harga Output di Desa
Cibitung Tengah, Kecamatan Ciampea
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. INFLOW
1 Penerimaan Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00 Rp2.156.544,00

3 Nilai Sisa 70.000.000,00

Total Inflow Rp2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 2.156.544,00 72.156.544,00

B. OUTFLOW
(i) Investasi
1 Beli Lahan 3.600.000,00 35.000.000,00
2 Bangunan 1.250.000,00 12.500.000,00
3 Kolam 1.200.000,00 12.000.000,00
4 Aquarium 800.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00
5 Kolam benih 600.000,00 6.000.000,00
6 Generator set 940.000,00 4.700.000,00 4.700.000,00
7 Rak besi 120.000,00 1.200.000,00
8 Rak kayu 40.000,00 200.000,00 200.000,00
9 Kolam fibreglass 420.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00
10 Aquarium benih 1.300.000,00 6.500.000,00 6.500.000,00
11 Tabung oksigen 40.000,00 400.000,00
12 Hapa 14.000,00 70.000,00 70.000,00
13 Jarum suntik 1.000,00 5.000,00 5.000,00
14 Talenan 1.500,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00
15 Pisau 1.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
16 Galon artemia 8.000,00 40.000,00 40.000,00
17 Wadah fertilisasi 60.000,00 300.000,00 300.000,00
18 Pompa air 500.000,00 5.000.000,00
Gelas penggerus
19 hipofisa 4.000,00 20.000,00 20.000,00
20 Kompor 18.000,00
21 petromak 740.000,00
22 Timbangan 6.000,00 30.000,00 30.000,00
23 Selang aerator 12.000,00 60.000,00 60.000,00
24 Selang air 4.000,00 20.000,00 20.000,00
25 Filter 137.500,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00
26 Busa spon 45.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00
27 Baskom 17.500,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00
28 Serokan 3.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00
29 Ember 12.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00
30 Gayung 1.250,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00
31 Tali rafia 5.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00
32 Lampu 25.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00
33 Paralon 6.000,00 60.000,00
34 pembelian induk 160.000,00 800.000,00 800.000,00
Lanjutan Lampiran 10
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Biaya Pemeliharaan 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00
2 Gaji Karyawan 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00
3 PBB 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
4 solar 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00
5 Minyak tanah 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00
6 Listrik 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
7 Penyusutan 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00

Total Biaya Tetap 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00

(iii
) Biaya Variabel
1 Oksigen (1 Tabung) 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00

2 Plastik 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44
4 Upah Panen 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00
5 Obat-obatan 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00
6 Pakan 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00
7 Tali Rafia 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00
Total biaya Variabel
8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44
TOTAL BIAYA
66.182.494,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44 54.830.744,44
Total Outflow
77.534.244,44 92.242.500,00 54.830.744,44 54.830.744,44 55.328.244,44 54.830.744,44 55.328.244,44 73.675.744,44 55.328.244,44 54.830.744,44 55.328.244,44 54.830.744,44
Net Benefit
(66.182.494,44) (92.242.500,00) (64.120.282,04) (64.120.282,04) (64.617.782,04) (64.120.282,04) (64.617.782,04) (82.965.282,04) (64.617.782,04) (64.120.282,04) (64.617.782,04) 5.879.717,96
IMB (Net Incremental Benefit)
(26.060.005,56) 2.062.212,40 2.062.212,40 1.564.712,40 2.062.212,40 1.564.712,40 (16.782.787,60) 1.564.712,40 2.062.212,40 1.564.712,40 72.062.212,40
DF (i = 10,8%)
1,00 0,90 0,81 0,74 0,66 0,60 0,54 0,49 0,44 0,40 0,36
PV
(26.060.005,56) 1.861.202,53 1.679.785,68 1.150.310,92 1.368.278,03 936.991,66 (9.070.381,12) 763.231,35 907.852,54 621.694,01 25.841.039,95
NPV
(0,01)
Net B/C
1,00
IRR
10,7999%
Lampiran 11. Cash Flow Pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm apabila terjadi Kenaikan Harga Pakan di Desa
Cibitung Tengah, Kecamatan Ciampea
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. INFLOW
1 Penerimaan 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00
3 Nilai Sisa 70.000.000,00

Total Inflow 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 177.827.200,00

B. OUTFLOW
(i) Investasi
1 Beli Lahan 3.600.000,00 35.000.000,00
2 Bangunan 1.250.000,00 12.500.000,00
3 Kolam 1.200.000,00 12.000.000,00
4 Aquarium 800.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00
5 Kolam benih 600.000,00 6.000.000,00
6 Generator set 940.000,00 4.700.000,00 4.700.000,00
7 Rak besi 120.000,00 1.200.000,00
8 Rak kayu 40.000,00 200.000,00 200.000,00
9 Kolam fibreglass 420.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00
10 Aquarium benih 1.300.000,00 6.500.000,00 6.500.000,00
11 Tabung oksigen 40.000,00 400.000,00
12 Hapa 14.000,00 70.000,00 70.000,00
13 Jarum suntik 1.000,00 5.000,00 5.000,00
14 Talenan 1.500,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00
15 Pisau 1.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
16 Galon artemia 8.000,00 40.000,00 40.000,00
17 Wadah fertilisasi 60.000,00 300.000,00 300.000,00
18 Pompa air 500.000,00 5.000.000,00
Gelas penggerus
19 hipofisa 4.000,00 20.000,00 20.000,00
20 Kompor 18.000,00
21 petromak 740.000,00
22 Timbangan 6.000,00 30.000,00 30.000,00
23 Selang aerator 12.000,00 60.000,00 60.000,00
24 Selang air 4.000,00 20.000,00 20.000,00
25 Filter 137.500,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00
26 Busa spon 45.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00
27 Baskom 17.500,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00
28 Serokan 3.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00
29 Ember 12.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00
30 Gayung 1.250,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00 2.500,00
31 Tali rafia 5.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00
32 Lampu 25.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00
33 Paralon 6.000,00 60.000,00
34 pembelian induk 160.000,00 800.000,00 800.000,00
Lanjutan Lampiran 11
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(ii) Biaya Tetap


1 Biaya Pemeliharaan 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00
2 Gaji Karyawan 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00
3 PBB 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
4 solar 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00
5 Minyak tanah 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00 10.080.000,00
6 Listrik 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
7 Penyusutan 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00

Total Biaya Tetap 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00 46.083.600,00

(iii
) Biaya Variabel
1 Oksigen (1 Tabung) 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00

2 Plastik 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44

4 Upah Panen 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00

5 Obat-obatan 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00

6 Pakan 3.868.000,00 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37 141.972.062,37
Tali Rafia (Rp 5000 per
7 rol) 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00
Total biaya Variabel
8.747.144,44 8.747.144,44 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81 146.851.206,81
TOTAL BIAYA
66.182.494,44 54.830.744,44 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81 192.934.806,81
Total Outflow
77.534.244,44 92.242.500,00 54.830.744,44 192.934.806,81 193.432.306,81 192.934.806,81 193.432.306,81 211.779.806,81 193.432.306,81 192.934.806,81 193.432.306,81 192.934.806,81

Net Benefit (66.182.494,44 (92.242.500,00 (85.107.606,81 (85.605.106,81 (103.952.606,8


) ) 52.996.455,56 ) ) (85.107.606,81) (85.605.106,81) 1) (85.605.106,81) (85.107.606,81) (85.605.106,81) (15.107.606,81)

IMB (Net Incremental Benefit) (26.060.005,56 (18.925.112,37 (19.422.612,37


) 119.178.950,00 ) ) (18.925.112,37) (19.422.612,37) (37.770.112,37) (19.422.612,37) (18.925.112,37) (19.422.612,37) 51.074.887,63
DF (i = 10,8%)
1,00 0,90 0,81 0,74 0,66 0,60 0,54 0,49 0,44 0,40 0,36

PV (26.060.005,56 (15.415.547,22 (14.278.689,89


) 107.562.229,24 ) ) (12.556.812,96) (11.630.779,99) (20.413.135,32) (9.473.911,42) (8.331.446,00) (7.717.023,08) 18.315.122,00
NPV
(0,1)
Net B/C
1,00
IRR 10,7999%
Lampiran 12. Cash Flow Pada Usaha Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm apabila terjadi Kenaikan Harga Minyak Tanah di
Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Ciampea
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. INFLOW
1 Penerimaan 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00

3 Nilai Sisa 70.000.000,00

Total Inflow 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 107.827.200,00 177.827.200,00

B. OUTFLOW
(i) Investasi
1 Beli Lahan 3.600.000,00 35.000.000,00
2 Bangunan 1.250.000,00 12.500.000,00
3 Kolam 1.200.000,00 12.000.000,00
4 Aquarium 800.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00
5 Kolam benih 600.000,00 6.000.000,00
6 Generator set 940.000,00 4.700.000,00 4.700.000,00
7 Rak besi 120.000,00 1.200.000,00
8 Rak kayu 40.000,00 200.000,00 200.000,00
9 Kolam fibreglass 420.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00
10 Aquarium benih 1.300.000,00 6.500.000,00 6.500.000,00
11 Tabung oksigen 40.000,00 400.000,00
12 Hapa 14.000,00 70.000,00 70.000,00
13 Jarum suntik 1.000,00 5.000,00 5.000,00
14 Talenan 1.500,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00
15 Pisau 1.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00
16 Galon artemia 8.000,00 40.000,00 40.000,00
17 Wadah fertilisasi 60.000,00 300.000,00 300.000,00
18 Pompa air 500.000,00 5.000.000,00
Gelas penggerus
19 hipofisa 4.000,00 20.000,00 20.000,00
20 Kompor 18.000,00
21 petromak 740.000,00
22 Timbangan 6.000,00 30.000,00 30.000,00
23 Selang aerator 12.000,00 60.000,00 60.000,00
24 Selang air 4.000,00 20.000,00 20.000,00
25 Filter 137.500,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00 275.000,00
26 Busa spon 45.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00
27 Baskom 17.500,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00 35.000,00
28 Serokan 3.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00 6.000,00
29 Ember 12.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00 24.000,00
Lanjutan Lampiran 12
No Keterangan Tanpa Proyek Proyek
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31 Tali rafia 5.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00
32 Lampu 25.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00
33 Paralon 6.000,00 60.000,00

Total Investasi 11.351.750,00 92.242.500,00 497.500,00 - 497.500,00 18.845.000,00 497.500,00 - 497.500,00 -


(ii) Biaya Tetap
Biaya
1 Pemeliharaan 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00 1.131.850,00

2 Gaji Karyawan 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00 13.200.000,00
3 PBB 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
4 solar 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00 7.920.000,00
5 Minyak tanah 10.080.000,00 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61 127.196.737,61
6 Listrik 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00 1.200.000,00
7 Penyusutan 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00 11.351.750,00
Total Biaya
Tetap 46.083.600,00 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61 163.200.337,61
Biaya Variabel
1 Oksigen 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00 3.975.000,00

2 Plastik 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44 591.644,44
4 Upah Panen 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00 240.000,00

5 Obat-obatan 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00 67.500,00
6 Pakan 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00 3.868.000,00
7 Tali Rafia 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00 5.000,00
Total biaya Variabel
8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44 8.747.144,44
TOTAL BIAYA
66.182.494,44 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05 171.947.482,05
Total Outflow
77.534.244,44 92.242.500,00 171.947.482,05 171.947.482,05 172.444.982,05 171.947.482,05 172.444.982,05 190.792.482,05 172.444.982,05 171.947.482,05 172.444.982,05 171.947.482,05

Net Benefit (64.120.282,05 (64.120.282,05 (64.617.782,05 (64.120.282,05 (64.617.782,05


(66.182.494,44) (92.242.500,00) (64.120.282,05) ) (64.617.782,05) ) (64.617.782,05) (82.965.282,05) ) ) ) 5.879.717,95
IMB (Net Incremental
Benefit)
(26.060.005,56) 2.062.212,39 2.062.212,39 1.564.712,39 2.062.212,39 1.564.712,39 (16.782.787,61) 1.564.712,39 2.062.212,39 1.564.712,39 72.062.212,39
DF (i = 10,8%)
1,00 0,90 0,81 0,74 0,66 0,60 0,54 0,49 0,44 0,40 0,36
PV
(26.060.005,56) 1.861.202,52 1.679.785,67 1.150.310,92 1.368.278,02 936.991,65 (9.070.381,13) 763.231,35 907.852,53 621.694,00 25.841.039,95
NPV
(0,1)
Net B/C
1,00
IRR
10,7,999%

Anda mungkin juga menyukai