BAB I Buah Merah Edit
BAB I Buah Merah Edit
PENDAHULUAN
atas permukaan tanah. Ujung daun runcing dan pangkal daun memeluk
Merah dapat digunakan untuk penyakit kanker dan hasil penelitian Maria
Emulsi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua zat yang tidak saling
campur yaitu fase minyak dan fase air dimana salah satu fase terdispersi
dibutuhkan emulgator.
1
Pemilihan emulgator penting dalam menghasilkan suatu emulsi yang
Merah mengandung berbagai macam zat yang tidak diketahui. Karena itu
terjadinya interaksi antara emulgator dan zat didalam Minyak Buah Merah.
dalam molekulnya.
emulsi minyak Buah Merah yang stabil dan enak untuk dikonsumsi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Keluarga : Pandanaceae
Genus : Pandanus
berwarna hijau tua, dan letaknya berseling. Ujung daun runcing dan
3
Bentuk Buah Merah menyerupai cempedak, agak panjang, dan
berwarna merah. Buah tersusun dari ribuan biji yang berbaris rapi
tergantung jenisnya.
2. Emulsi
4
3. Teori Pembentukan Emulsi
emulsi yaitu :
maupun kimia.
emulgator yang melarut dalam suatu fase dan terikat dalam fase
emulsi minyak dalam air (M/A) dan suatu emulsi air dalam minyak
daripada hidrofilik.
5
c) Teori lapisan antarmuka atau Plastic Film Theory
tetesan dari fase internal, lapisan film plastik tipis yang mengelilingi
Suatu emulsi terdiri dari dua fase yang bersifat kontradiktif, tetapi
terdispersi dalam fase lainnya. Pada umumnya dikenal dua tipe emulsi
yaitu :
sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat diencerkan atau
dengan air.
6
fase kontinu yang berupa air. Emulsi tipe ini umumnya mengandung
kadar air yang lebih dari 31% sehingga emulsi M/A dapat diencerkan
Dari kedua emulsi diatas, emulsi tipe M/A yang paling banyak
umumnya fase minyak memilik bau dan rasa yang tidak enak, sehingga
a) Cara Pengenceran
Jika ditambahkan air emulsi tidak pecah maka tipe emulsi minyak
dalam air. Jika pecah maka tipe emulsi air dalam minyak.
b) Cara Pewarnaan
c) Cara Flouresensi
7
d) Hantaran Listrik
energi yang dapat mereduksi fase intern menjadi butir-butir kecil, energi
ataupun mesin.
emulsi:
berupa cairan atau harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air seperti
kental dengan sedikit air lalu ditambah minyak sedikit demi sedikit
diinginkan.
8
b) Metode gom kering
nilai HLB yang sesuai dengan HLB fase internal. Setelah diperoleh
Umumnya emulsi akan berbantuk tipe M/A bila nilai HLB emulgator
diantara 9 – 12 dan emulsi tipe A/M bila nilai HLB emulgator diantara
3 – 6.
7. Emulgator
9
menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antar tetesan
yaitu :
dalan sediaan.
dari obat.
a) Emulgator Alam
10
iii. Berasal dari tanah mineral
b) Emulgator sintetis
8. Stabilitas emulsi
i. Pengaruh viskositas
11
ii. Pemakaian alat khusus dalam mencampur emulsi
dalam antara 40% sampai 60% dari jumlah seluruh bahan emulsi
yang digunakan.
12
bulatannya fase dalam mempunyai kecenderungan yang lebih
ii. Inversi
(Nawir. M, 1987) :
minyak.
iv. Senyawa organik yang larut dalam air misalnya eter, ethanol, etil
13
emulsi. Oleh karena itu harus ditambahkan sedikit demi sedikit
9. Uraian bahan
14
Nama lain : Gummi Arabicum
sorbitol.
Kegunaan : Emulgator.
15
d) Span 60 (Weller J.P, 1994)
Kegunaan : Emulgator.
dikeringkan.
dalam eter.
16
Kegunaan : Pengawet.
tidak lebih dari 100,5% C10H12O3, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
mendidih.
Kegunaan : Pengawet.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Mei 2009.
1. Alat :
6) Viskometer (Brookfield)
7) Mikroskop mikrometer
8) Waterbath (Memmert)
18
2. Bahan :
2) Gom Arab
3) Span 60
4) Tween 60
5) Metil Paraben
6) Propil Paraben
8) Aquadest
D. Penyiapan Sampel
bermerek “Wamena”.
E. Rancangan Formula
Formula
Bahan
I II III
Minyak Buah Merah 30% 30% 30%
Gom Arab 7% 7% 7%
Span 60 dan Tween 60 3% 4% 5%
Metil Paraben 0,05 % 0,05 % 0,05 %
Propil Paraben 0,025 % 0,025 % 0,025 %
Pengaroma strawberry 1% 1% 1%
Aquadest 58,95% 57,95% 56,95%
homogen.
G. Pengujian
lampu menyala maka tipe emulsi adalah tipe minyak dalam air
b. Metode Pengenceran
maka tipe emulsi adalah minyak dalam air (M/A) sebaliknya jika
2. Inversi fase
20
selama 12 jam sebanyak 10 siklus kemudian diuji kembali tipe
listrik.
3. Tes organoleptik
4. Pengukuran viskositas
A. Hasil Penelitian
Formula
Pengujian Tipe Emulsi Kondisi
I II III
Sebelum M/A M/A M/A
Metode hantaran listrik
Sesudah M/A M/A M/A
Sebelum M/A M/A M/A
Metode pengenceran
Sesudah M/A M/A M/A
Keterangan :
2. Pengamatan Organoleptik
Formula
Kondisi Pengamatan
I II III
Warna Merah Merah Merah
Minyak Buah Minyak Buah Minyak Buah
Sebelum Bau
Merah Merah Merah
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
Warna Merah Merah Merah
Minyak Buah Minyak Buah Minyak Buah
Sesudah Bau
Merah Merah Merah
Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
22
3. Viskositas emulsi
4. Volume Krimming
Volume krimming
Siklus ke-
Formula I Formula II Formula III
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
4 0 0 0
5 0 0 0
6 0 0 0
7 0 0 0
8 0 0 0
9 0 0 0
10 0 0 0
B. Pembahasan
23
formula III (Tween 60 dan span 60 5%) dan menggunakan nilai HLB 12.
luarnya.
emulsi M/A. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan emulsi minyak Buah
emulsi Minyak Buah Merah tidak mengalami perubahan warna, bau dan
beraroma dan rasa khas Minyak Buah Merah berarti emulgator tween
60 dan span 60 tidak berinteraksi dengan zat aktif dalam Minyak Buah
Merah.
secara berturut-turut 300 cps; 353,33 cps; 402,67 cps dan setelah
Buah Merah.
24
Pada pengukuran volume kriming tidak terlihat adanya krimming,
Buah Merah.
25
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M, 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Budi, I Made, 2005, Tanya Jawab Seputar Buah Merah, P.T Penebar
Swadaya, Jakarta.
27
Voigt. R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
28