Anda di halaman 1dari 11

PENGGERAKAN DAKWAH

Oleh: Chusni Yazid dan Hajar Sulis


Dosen Pembimbing: H. M. Nur Choliq, M.Pd.

I. Latar Belakang
Dakwah merupakan sebuah ajakan yang ditujukan kepada diri sendiri dan
orang lain menuju kepada perubahan yang lebih baik. Agar mencapai tujuan dakwah
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien maka diperlukan sebuah manajemen
dakwah. Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka
manajemen, tetapi kegiatan itu tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak
diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang
menimbulkan Action atau gerakan.
Dalam aktivitas keorganisasian dalam suatu manajemen, masing-masing
anggota mempunyai tanggung jawab untuk menggerakkan setiap tugas yang
dipikulnya. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemimpin dalam menggerakkan
bawahannya. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan kami jelaskan tentang pengertian,
fungsi dan proses dakwah. Agar pembahasan ini lebih fokus maka pembahasan ini
hanya diarahkan kepada pembahasan dakwah jamaiah.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Actuating (Penggerakan)
Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.1 Sedangkan menurut M.
Munir penggerakan adalah
Seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa,
sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis. Motiving secara implisit berarti bahwa
pimpinan organisasi di tengah bawahannya dapat memberikan sebuah bimbingan,
instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.2

Kedua definisi di atas memiliki kesamaan arti bahwa penggerakan adalah


seluruh upaya menggerakkan orang-orang atau bawahan sedemikian rupa (dengan
berbagai cara) sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sedangkan untuk pengertian dakwah
sendiri sudah dijelaskan di awal pembahasan. Jadi yang dimaksud dengan
penggerakan dakwah adalah segala upaya menggerakkan para pelaku dakwah
dengan berbagai cara, sehingga mereka mampu melakukan aktifitas-aktifitas dakwah
1
Djati Julitriarsa dan John Suprihanto. 1998. Manajemen Umum Sebuah Pengantar. Edisi
Pertama, Yogyakarta :. BPFE. Hlm: 65
2
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta: Jakarta Kencana. Cet 1.
Hlm: 139
yang telah direncanakan (ditetapkan). Penggerakan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan
dakwah secara efektif dan efisien.
2.2 Fungsi Penggerakan
Fungsi-fungsi penggerakan dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1) Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.
2) Melunakkan daya resistensi pada seseorang atau orang-orang.
3) Untuk membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
4) Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan,
kecintaan kepada pimpinan, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja.
5) Untuk menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab secara
penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap tuhannya, negara,
masyarakat serta tugas yang diembannya.3
2.3. Proses penggerakan dakwah
Dalam menjalankan fungsi penggerakan dakwah, peranan pemimpin dakwah
akan sangat menentukan tercapainya tujuan dakwah yang telah direncanakan. Karena
pemimpin dakwah harus mampu memberikan sebuah motivasi-motivasi, bimbingan,
mengkoordinasi serta menciptakan sebuah iklim yang membentuk sebuah
kepercayaan diri yang pada akhirnya dapat mengoptimalkan semua anggotanya.
Menurut Munir terdapat beberapa poin dari proses penggerakan dakwah yang
menjadi kunci dari kegiatan dakwah, yaitu: Motivasi; bimbingan; komunikasi;
pengembangan dan peningkatan pelaksana.4 Namun dalam pembahasan selanjutnya,
Munir menambahkan satu lagi proses penggerakan dakwah yaitu hubungan kerja
atau relationship. Hal ini hampir sama dengan yang di sampaikan oleh Husein Umar
dalam bukunya “Business an Introduction”. Namun Husein menambahkan
kepemimpinan termasuk dalam salah satu dari proses penggerakan.5
2.3.1. Motivasi
Motivasi adalah memberikan semangat atau dorongan kepada para pekerja
untuk mencapai tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan
mereka serta memberikan sebuah penghargaan (reward).6 Para pekerja yang
dimaksudkan di atas adalah para pelaku dakwah.

3
Husein Umar, Business an Introduction . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2000 hlm. 79
4
M. Munir dan Wahyu Ilaihi. op.cit. Hlm. 140
5
Husein Umar, op.cit. hlm: 80
6
M. Munir dan Wahyu Ilaihi. op.cit. hlm: 141
Pemberian motivasi sangatlah penting dalam sebuah organisasi dakwah.
Hubungan antara pemimpin dengan bawahan akan harmonis jika seorang pemimpin
mampu memberikan motivasi dengan maksimal. Seorang bawahan yang telah
termotivasi, ia akan berusaha dengan maksimal dalam upaya mencapai tujuan
dakwah yang telah direncanakan.
Menurut Strauss dan Sayles terdapat lima tehnik dalam memotivasi, yaitu:7
2.3.1.1. Dengan kekerasan
Dalam hal ini pemimpin lebih menekankan wewenang yang dimilikinya.
Bentuk motivasinya:
a. pemaksaan orang untuk bekerja dengan ancaman
b. pemimpin harus memberitahu secara tepat apa yang harus dilakukan bawahan.
c. pemimpin harus menyebutkan setiap peraturan.
d. pemimpin tidak banyak memberikan kebebasan kepada bawahan.
Beberapa kelemahan:
a. Tidak memberikan rangsangan untuk bekerja lebih baik karena melakukan
pekerjaan sekedar menghindari hukuman.
b. tekanan yang terlalu banyak menyebabkan bawahan akan melawan.
c. bawahan akan membentuk kelompok (komplotan) untuk melindungi dari
tekanan pemimpin.
d. Bila bawahan terlalu banyak ditekan akan menimbulkan frustasi.
b. Bersikap baik
2.3.1.2. Pemimpin berusaha meningkatkan semangat bawahan dengan memberikan
kondisi kerja yang baik, berbagai tunjangan, servis, gaji yang tinggi dan sebagainya.
2.3.1.3. Melalui perundingan secara implisit.
Pada prakteknya melalui persetujuan antara atasan dan bawahan terhadap
hasil kerja dengan imbalan yang akan diberikan oleh atasan.
2.3.1.4. Melalui kompetisi
Kompetisi merupakan sumber motivasi yang cukup, setiap orang bergantung
pada dirinya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Gaji, promosi
diberikan kepada mereka yang bekerja sangat baik.
2.3.1.5. Internalisasi
Dalam hal ini perlu diperhatikan:
a. kepuasan kerja

7
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. Cet. 5. 2001.
Hlm. 198-201
b. Pentingnya kepuasan sosial dalam pekerjaan
c. Gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh atasan
Sehubungan dengan internalisasi motivasi perlu diperhatikan kembali
berbagai kebutuhan bawahan, yaitu: keterampilan; kebebasan; prestasi; pengertian;
pengetahuan posisi seseorang; pujian; penerimaan; perhatian dan rasa percaya diri.
2.3.2. Bimbingan
Bimbingan di sini diartikan sebagai tindakan pemimpin dakwah yang dapat
menjamin terlaksananya sesuai dengan rencana ketentuan-ketentuan yang telah
digariskan. Adapun komponen-komponen bimbingan dakwah adalah:
a. Memberikan perhatian terhadap setiap perkembangan para anggotanya. Ini
merupakan prinsip yang mendasar dari sebuah bimbingan, dimana diharapkan
para pemimpin dakwah memiliki perhatian yang sungguh-sungguh mengenai
perkembangan pribadi serta kemajuan para anggotanya.
b. Memberikan nasehat yang berkaitan dengan tuga dakwah yang bersifat
membantu, yaitu dengan memberikan saran yang berkaitan dengan strategi
dakwah yang diiringi dengan alternatif-alternatif tugas dakwah dengan
membagi pengetahuan
c. memberikan sebuah dorongan, ini bisa berbentuk dengan menginstruksikan
ke dalam program-program pelatihan yang relevan.
d. Memberikan bantuan atau bimbingan kepada semua elemen dakwah untuk
ikut serta dalam pembuatan keputusan dan strategi perencanaan yang
pentingdalam rangka perbaikan efektivitas unit organisasi.8
2.3.3. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak
lain, jika apa yang dimaksudkan oleh pengirim informasi dapat ditangkap
sepenuhnya maka komunikasi tersebut dikatakan komunikasi yang efektif. 9 Tanpa
komunikasi yang efektif antara pemimpin dan pelaksana dakwah maka pola
hubungan dalam sebuah organisasi akan mandek, sebab komunikasi akan
mempenagaruhi seluruh sendi organisasi dakwah.

Ada dua alasan mengapa komunikasi dianggap sangat penting:


a. Komunikasi akan menyediakan sebuah chanel umum dalam proses
manajemen., yaitu dalam merencanakan, mengorganisasikan serta

8
M. Munir dan Wahyu Ilaihi. op.cit. hlm. 151-152
9
Mamduh, M. Hanafi. 2003. Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP YKPN Hlm. 380
mengendalikan. Pemimpin dakwah dapat mengembangkan sebuah rencana
dan strategi dakwah yang baik kepada anggotanyadalam sebuah organisasi
dalam mendistribusikan wewenang dan pekerjaan dengan memastikan bahwa
kewajiban tersebut menumbuhkan sebuah motivasi yang kemudian diaktifkan
lewat kegiatan dakwah secara sistematis.
b. Keterampiklan komunikasi yang efektif dapat membuat pemimpin dakwah
menggunakan berbagai keterampilan serta bakat yang dimilikinya dalam
dunia organissasi.10
2.3.4. Pengembangan dan peningkatan SDM
Suatu organisasi dapat bertahan dan berkembang dengan baik jika organisasi
tersebut selalu tanggap terhadap perkembangan lingkungan, tehnologi, dan ilmu
pengetahuan. Hal ini dikarenakan tantangan serta kesempatan suatu organisasi
semakin sempit karena banyaknya persaingan. Oleh karena itu, sebuah organisasi
harus dapat menyesuaikan kualitas tenaga kerjanya dengan perubahan yang terjadi,
supaya penggerakan dalam organisasi berjalan dengan lancar.
Pengembangan sumber daya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di
antaranya adalah dengan pelatihan/pendidikan, rotasi jabatan, delegasi tugas,
promosi, dan lainnya.11
a. Pelatihan/pendidikan
latihan/pendidikan di sini diartikan sebagai kegiatan organisasi yang
didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
tenaga kerja sesuai dengan bidangnya dan kebutuhan organisasi. Sehingga tenaga
kerja yang bersangkutan lebih maju dalam melakukan tugas-tugasnya. Dalam hal ini
latihan lebih bersifat praktis sedangkan pendidikan lebih bersifat teoritis.
b. Rotasi jabatan
rotasi jabatan pada dasarnya adalah salah satu cara dari latihan/pendidikan.
Dengan rotasi jabatan seseorang ditugaskan memegang jabatan yang berbeda supaya
memperoleh pengetahuan yang lebih mengenai berbagai jabatan. Selain itu, agar
seorang tenaga kerja memahami pelaksanaan berbagai tugas.
c. Delegasi tugas
untuk meningkatkan kemampuan pegawai seorang manajer harus sesekali
mendelegasikan karyawannya. Dengan cara ini seorang karyawan diharapkan dapat
menambah pengalamannya.
10
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, op.cit. hlm. 160.
11
M. Manulang, 1992. Dasar-dasar manajemen. Cet: 15. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm
200
d. Promosi
promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan
yang lebih tinggi.12 Sasaran promosi ini adalah supaya seorang karyawan yang
berprestasi tidak meerasa bosan dalam suatu jabatan dan ia dapat mengembangkan
kemampuannya. Yaitu salah satunya dengan cara memberikan tugas dan tanggung
jawab yang lebih besar.
2.3.4. Relationship (Hubungan)
Dalam penggerakan sebuah organisasi, relation sangatlah penting. Baik
dengan orang yang berada dalam organisasi ataupun di luar organisasi tersebut.
Hubungan dengan pihak yang berada di luar organisasi, berupa hubungan dengan
masyarakat atupun dengan organisasi yang diperlukan. Hubungan dapat terjalin
dengan beberapa alasan. Menurut mamduh M. Hanafi terdapat beberapa penyebab
terjadinya hubungan dalam organisasi yaitu: fisik, ekonomi, aktifitas yang menarik,
dan memenuhi kebutuhan.13
a. Fisik. orang yang terdapat dalam bangunan yang sama dan dalam pekerjaan
yang sama, akan cenderung untuk melakukan hubungan. Dalam dakwah,
organisasi dakwah juga tidak terlepas dari hubungan dengan masyarakat atau
organisaasi lainnya.
b. Ekonomi. Seseorang melakukan mengikuti sebuah organisasi sering kali
berkaitan dengan masalah ekonomi. Namun tidak selalu demikian dengan
organisasi dakwah.
c. Aktifitas menarik. Seseorang akan melakukan hubungan apabila aktivitas
yang dilakukan organisasi menarik dan bermanfaat.
d. Memenuhi kebutuhan. Terpenuhinya kebutuhan adalah alasan yang sangat
tepat untuk melakukan sebuah hubungan. Kebutuhan tersebut sangat beragam
sesuai dengan masing-masing individu.

2.3.5. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah pokok dari penggerakan organisasi. Karena sebuah
organisasi dapat berkembang dan berjalan jika dipimpin seorang yang dapat
menggerakkan organisasi dengan baik.

12
ibid. Hlm 202
13
Mamduh M. Hanafi. Op.cit. hlm: 355
Di bawah ini beberapa definisi kepemimpinan yang dikutip oleh
wahjosumidjo dalam bukunya "kepemimpinan dan motivasi"14
a. kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat
keputusan
b. kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi
kelompok yang konsisten dan bertujuan menyesuaikan problem-problem
yang saling berkaitan
c. kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dan
dalam rangka perumusan dan pencapian tujuan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok
dalam usahanya mencapai tujuan. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang paling
penting dalam penggerakan karena di dalamnya mencakup semua proses
penggerakan (motivasi, bimbingan, komunikasi, pengembangan SDM, relationship),
karena ketika sebuah organisasi tidak mempunyai pemimpin niscaya organisasi tidak
dapat bergerak.
Gaya kepemimpinan menurut wahjosumidjo dalam bukunya kepemimpinan
dan motifasi terdapat empat sistem, yaitu:15
a. Direktif
tipe ini di tandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pimpinan membatasi
peranan bawahan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
sepenuhnya menjadi tanggungjawab pimpinan. Untuk memotifasi bawahanya
yatiu dengan ancaman atau hukuman.
b. Konsultatif
tipe konsultatif menggunakan komunikasi dua arah (atas bawah dan
sebaliknya). Dalam pengambilan keputusan yang bersifat umum berada pada
tingkat atas dan keputusan yang lebih spesifik pada tingkat bawah.

c. Partisipatif
kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan antara pimpuinan
dan bawahan berada dalam keadaan seimbang. Hal ini terjadi karena pimpinan

14
Wahjosumidjo. Op.cit. Hlm. 21
15
ibid. hlm. 102
menilai bahwa bawahan memiliki kemampuan serta pengetahuan yang
memadai untuk menyelesaikan tugas.
d. Delegatif
pimpinan mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan bawahan, yang
selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada
bawahan. Bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas
sesuai dengan keputusannya sendiri. Sebab mereka telah dianggap telah
memiliki kecakapan dan dipercaya untuk memikul tanggung jawab
mengerahkan dan mengelola diri sendiri.
Berdasarkan empat dasar dalam gaya kepemimpinan di atas, maka
kepemimpinan yang dapat dikatakan berhasil adalah pemimpin yang mampu
menerapkan gayanya sesuai dengan situasi yang dibutuhkan.
III. Studi Kasus di BAZIS Al-Hikam
Data ini diperoleh melalui observasi dan mewawancarai sekretaris BAZIS
3.1. Sejarah singkat BAZIS Al-Hikam
BAZIS al-Hikam berdiri pada tanggal 26 Agustus 2010. Bazis ini berada di
bawah garis komando dari sebuah Ikatan Jamaah Haji al-Hikam yang bergerak di
bidang sosial keagamaan. Pada awal mulanya bazis ini hanya merupakan bagian dari
sebuah Ikatan Jamaah Haji Al-hikam yang mengurusi anak yatim, yaitu memberikan
santunan pendidikan. Kemudian karena dirasa kemanfaatan salah satu bagian bidang
sosial ini hanya sebatas mengurusi anak yatim saja, maka atas kesepakatan dari
pengurus Ikatan Jamaah Haji al-Hikam dirubah menjadi Bazis al-Hikam yang tidak
hanya mengurusi anak yatim saja.
3.2. Visi dan misi
Visi: meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya umat melalui pendidikan
dan dakwah serta kegiatan sosial lainnya.
Misi: Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat Dakwah binaan, pelayanan umat
serta pusat pemberdayaan yang amanah dan profesional.

3.3. Organigram BAZIS al-Hikam


Ketua Alumni Jama'ah
Haji Al-Hikam
H.M. Bambang Banu S

Ketua Bidang Sosial


H. Juniardi

Ketua BAZIS
Hj. Ima Fithriana

Sekretaris dan Bendahara Kolektor


Ruli Saefudin Ahmad Ghufron
3.4. Job discripsi
Ketua: penentu kebijakan siapa adik asuh yang harus disantuni, penghubung dengan
pengurus di atasnya.
Sekertaris dan bendahara: merekap keuangan dan mendistribusikan uang
Kolektor: mencari donatur dan menarik uang.
3.5. Sekilas perjalanan BAZIS al-Hikam
a. Pada bulan terakhir, BAZIS sudah maksimal dalam mengelola keuangan. Hal
ini terbukti pengeluaran lebih kecil dari pemasukan.
Data Bulan Januari
Laporan Keuangan
Terhitung 28 Desember 2010 s/d 27 Januari 2011
No Uraian Debet Kredit Saldo
1 Saldo Awal     Rp 14.298.300
2 Santunan Pendidikan   Rp3.188.000  
3 Pendapatan Infaq, Shodakoh Rp 4.817.528    
4 Zakat Mal Rp 1.450.000    
5 Biaya Operasional   Rp 500.000  
  Jumlah Rp 6.267.528 Rp3.688.000  
  Saldo     Rp 16.877.828

b. Belum maksimal dalam merekrut donatur tetap. Dari sekitar 1500 alumni jamah
haji, baru 40 orang yang menjadi donatur tetap.
c. Jika dilihat dari jumlah personal yang sedikit yaitu 3 orang dan juga Bazis ini
baru berdiri, bazis ini sudah bisa dikatakan berhasil, karena sudah bisa
mengcaver 57 anak dengan pengeluaran rutin setiap bulan Rp 3.100.000,00.

3.6. Proses penggerakan dakwah di Bazis al-Hikam


3.6.1. Pemberian Motivasi
Dalam hal ini Manajer tidak total dalam memberikan motivasi karena Akhi
Ruli Syaifuddin dan M. Gufron sebagai bawahan sudah termotivasi dengan
sendirinya (intrinsik). Mereka berdua mempunya semboyan beramal dengan ikhlas.
Dari kajian teori di atas Mbak Ima sebagai ketua BAZIS al-Hikam dalam
memberikan motivasi melalui dua cara yaitu:
a. Memotivasi dengan cara baik, yaitu dengan memberikan keleluasaan dalam
melakukan tugas sehingga bawahan melakukan pekerjaan dengan senang hati.
b. Internalisasi, dilakukan dengan memberikan perhatian, pujian, kekeluargaan
dan tidak terlalu formal hal ini menjadikan hubungan antara atasan dan
bawahan sangatlah harmonis namun juga tetap ada batasan-batasannya.
Pemberian motivasi yang lain adalah bawahan diajak berdiskusi untuk
menghasilkan suatu keputusan, dari sini bawahan merasa di manusiakan
terpenuhinya setatus sosialnya.
3.6.2. Pemberian Bimbingan
Bimbingan ini kadang dilakukan melalui rapat-rapat, ketika bawahan
mengalami kesulitan dan kemerosotan dalam mencapai tarjet penarikan dana dan
penembahahan donatur tetap, dan kadang dilakukan eksidental yaitu ketika ada
sesuatu yang harus segera disampaikan.
3.6.3. Komunikasi
komunikasi di sini terjalin sangat harmonis pemimpin mampu menyampaikan
apa yang telah menjadikan kesepakatan atau tujuan bersama, sehingga bawahan
mampu dan bersedia dengan ikhlas dalam upaya merealisasikan apa yang telah
menjadi tujuan bersama. Hal ini dipengaruhi karena hubungan antara atasan dengan
bawahan sejak awal sudah harmonis. Komunikasi yang terjadi adalah dua arah yaitu
dati atasan dan bawahan, lebih kepada demokratis tidak hanya searah dari atasan
saja. Bawahan diajak berunding untuk mencapai suatu keputusan.
3.6.4. Pengembangan SDM
pengembangan SDM yang sudah terlaksana di BAZIS Al-Hikam adalah:
a. pelatihan/pendidikan yang berkaitan dengan tugas sekretaris, yaitu pembuatan
laporan keuangan yang langsung dibimbing oleh ketua alumni jamaaah haji
Al-Hikam, Bpk Prof. Bambang Banu.
b. mengadakan pelatihan zakat yang dibimbing oleh Ust Abdul Hadi.
c. memberikan kewenangan penuh dalam menentukan donatur.
3.6.5. Relationship
dalam hubungan kerja BAZIS Al-Hikam melakukan hubungan dengan
beberapa pihak, baik dalam organisasi maupun di luar organisasi. Dengan pihak
dalam organisasi, BAZIS Al-Hikam melakukan hubungan dalam menutup
kekurangan dana santunan pendidikan. Sedangkan hubungan yang dilakukan dengan
pihak luar yaitu melakukan kerjasama dengan pihak sekolah yang di dalamnya
terdapat adik asuh. Selain itu juga melakukan hubungan dengan organisasi yang
bergerak dalambidang yang sama. Yaitu menjalin hubungan dengan LAKZIZ
Sabililah, hal ini dilakukan untuk menambah semangat.
3.6.6. Kepemimpinan
Dalam menggerakkan bawahan, gaya kepemimpinan yang dominan adalah
konsultatif dan delegatif.
IV. Kesimpulan
Dari sekilas hasil wawancara dan observasi di atas, maka dapat disimpulikan
bahwa proses penggerakan dakwah yang terjadi di BAZIS al-Hikam sudah berjalan
dengan baik. Hal ini terlihat walaupun dengan jumlah personil yang sedikit mampu
melakukan pekerjaan yang seharusnya membutuhkan tenaga yang banyak.
Jika dilihat dari pencapaian visi dan misi BAZIS Al-Hikam, maka dinilai
belum berhasil, namun kurang hal tersebut bukan disebabkan dari proses
penggerakannya yang belum maksimal. Namun hal itu disebabkan karena memang
usia BAZIS ini relatif masih muda. Disamping itu karena data-data Donatur yang
pernah ada hilang, sehingga harus memulai lagi dari awal.

V. Daftar Pustaka
Hanafi.Mamduh, M. 2003. Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Julitriarsa. Djati dan John Suprihanto. Manajemen Umum Sebuah Pengantar. Edisi
Pertama, Yogyakarta :. BPFE. 1998.
M. Manulang, Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Cet: 15. 1992.
Munir. M. dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Jakarta Kencana. Cet 1.
2006.
Umar. Husein, Business an Introduction . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2000
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia. Cet. 5.
2001.

Anda mungkin juga menyukai