I. PENDAHULUAN
Dalam teknik radio kita kenal berbagai macam cara modulasi antara lain modulasi amplitudo
yang kita kenal sebagai AM, modulasi frekuensi yang kita kenal sebagai FM dan cara
modulasi yang lain adalah modulasi fasa. Radio yang kita gunakan seharihari untuk berbicara
dengan rekan-rekan misalnya dengan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM
sedangkan pesawat VHF dua meteran umumnya digunakan modulasi FM.
Pada modulasi amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang
berujud perubahan amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang
suara kita.Sedangkan dengan modulasi frekuensi (FM), gelombang suara kita akan
menumpang pada gelombang pembawa dan mengubahubah frekuensi gelombang pembawa
seirama dengan getaran audio kita.Rasanya bisa juga dikatakan bahwa pada AM, gelombang
audio menumpang secara transversal sedangkan pada FM audio kita menumpang secara
longitudinal.
Transversal ialah getarannya tegak lurus dengan arah perambatan sedang longitudinal ialah
getarannya sama dengan arah perambatannya. Perangkat transceiver yang banyak terdapat di
pasaran dan yang kita pergunakan sekarang ini menggunakan dua macam modulasi tersebut.
Kebanyakan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM dan pesawat-pesawat VHF dan
UHF yang ada di pasaran, menggunakan modulasi FM.
1.2 Tujuan
Batasan masalah yang diambil oleh penulis hanya menganalisa blok diagram penerima AM
dan FM.
Pesawat pemancar sederhana terdiri atas suatu osilator pembangkit getaran radio dan getaran
ini setelah ditumpangi dengan getaran suara kita, dalam teknik radio disebut dimodulir,
kemudian oleh antena diubah menjadi gelombang radio dan dipancarkan. Seperti kita ketahui
bahwa gelombang suara kita tidak dapat mencapai jarak yang jauh walaupun tenaganya sudah
cukup besar, sedangkan gelombang radio dengan tenaga yang relatif kecil dapat mencapai
jarak ribuan kilometer. Agar suara kita dapat mencapai jarak yang jauh, maka suara kita
ditumpangkan pada gelombang radio hasil dari pembangkit getaran radio, yang disebut
gelombang pembawa atau carrier dan gelombang pembawa tadi akan mengantarkan suara
kita ke tempat yang jauh.
Di tempat jauh tadi, gelombang radio yang terpancar diterima oleh antena lawan bicara kita.
Oleh antenanya, gelombang radio tadi, yang berupa gelombang elektromagnetik diubah
menjadi getaran listrik dan masuk ke receiver.
Getaran suara kita masuk ke transmitter melalui mikrophone, output mikrophone tadi
seringkali perlu diperkuat terlebih dahulu dengan suatu audio amplifier ialah yang disebut
microphone preamplifier agar dapat ditumpangkan pada carrier oleh modulator.
Untuk menambah daya pancar suatu transmitter, getaran hasil osilator tadi sebelum
dipancarkan diperkuat terlebih dahulu dengan suatu radio frequncy amplifier. Penguatan
dapat dilakukan sekali dan bisa juga dilakukan lebih dari satu kali. Pemancar yang tidak
diperkuat disebut pemancar satu tingkat dan yang diperkuat satu kali dinamakan dua tingkat
dan seterusnya. Pada umumnya untuk mencapai daya pancar 100 Watt diperlukan penguatan
3 kali, penguat pertama disebut predriver, penguat berikutnya disebut driver dan penguat
akhir disebut final.
III. ISI
3.1 Pemancar AM
Penyaluran informasi dari satu tempat ketempat yang lain dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Pemancar bertingkat dengan modulasi AM merupakan salah satu cara untuk
menyalurkan informasi dalam teknik perhubungan radio.
Pemancar AM merupakan suatu pemancar yang memanfaatkan teknik modulasi analog yaitu
Amplitude Modulation (AM), untuk mentransmisikan sinyal informasi.Blok diagram yang
umum dari pemancar AM adalah sebagai berikut
Kemudian ini diikuti oleh sebuah penguat buffer yang ditala. Dengan adanya buffer
diusahakan agar frekuensi yang dibangkitkan oleh osilator konstan.Sinyal informasi
dimasukkan pada rangkaian ini untuk dicampur dengan sinyal pembawa. Pada transmitter
terdapat rangkaian modulator yang pada umumnya adalah sebuah penguat kelas C.
Penggunaan penguat kelas C ini akan mengakibatkan timbulnya cacat yang tidak diinginkan
pada selubung modulasi yang mengandung sinyal informasi.Keluaran dari penguat RF
ditransmisikan lewat antena.
Penerima - penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang dimodulasi
amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau tuned radio
frequency (TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan melalui proses
penguatan pada sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada frekuensi yang sama
dan kemudian diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini mempunyai selektivitas
sinyal berbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk menala pada cakupan -
cakupan frekuensi yang lebar.
Istilah superheterodyne adalah singkatan dari supersonic heterodyne, yang dapat diartikan
sebagai pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran di atas batas pendengaran
Tingkat pertama dari sebuah penguat RF ditala, yang kegunaan utamanya adalah untuk
memperbaiki perbandingan S/N. Tingkat ini juga memberikan sedikit perbaikan dalam
selektivitas RF dan penurunan pancaran kembali dari osilator (oscillator re-radiation).
Keluaran dari tingkat RF tala diumpankan ke masukan sinyal dari sebuah rangkaian osilator-
penyampur dimana terjadi pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran (heterodyning).
Rangkaian osilator biasanya ditala dengan penalaan kapasitansi, dan ketiga kapasitor tala
(tuning capacitor) disatukan (ganged) secara mekanis pada sebuah sumbu dan tombol
pengaturan bersama. Osilator dan penyampur dapat merupakan rangkaian-rangkaian terpisah,
atau dapat juga dikombinasikan seperti dalam rangkaian penyampur autodyne.
3.3 Pemancar FM
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 - 108 MHz, dimana pada
wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi
yang tidak diharapkan
Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita)
saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks
dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar
dibanding distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band
siar FM terletak pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi di mana
tersedia bandwidth yang lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium (MW)
pada band siar AM.
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal input yang berupa
frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi)
yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk
dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power
amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem
yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
c. Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai yang dibutuhkan
oleh sistem antenna
d. Catu daya (power supply) mengubah input power dari sumber AC menjadi tegangan
dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem
e. Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan perintah bagi tiap
subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan memberikan hasil yangdiinginkan
f. RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar
g. Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima
dari sistem antena
3.4 Penerima FM
Penerima FM memiliki konsep yang sama dengan AM untuk mengetahui lebih jelas prinsip
dari penerima FM dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.2 Blok diagram Penerima FM
a) RF amplifier
Gunanya adalah untuk menguatkan signal yang sangat lemah dan untuk memudahkan tuning
receiver maka disini digunakan system front end Band Pass Filter serta menaikkan amplitude
dari sebuah sinyal RF.
b) Mixer
Mixer digunakan mengubah masukan sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya sebagai
keluaran. Kadang-kadang disebut frequency-converter circuit. local oscillator (L.O.),
merupakan voltage-controlled-oscillator (VCO) yang menghasilkan gelombang kontinyu.
Keluaran mixer berupa dua buah sinyal meliputi frekuensi LO dan sinyal masukan RF, serta
mempunyai dua keluaran yang diperoleh dari penjumlahan frekuensi tersebut (LO freq + RF
freq) dan pengurangan (LO freq - RF freq).
c) Local Oscilator
Local oscilator pada dasarnya adalah RF carrier generator. Kenaikan tegangan gelombang
dimasukkan dalam LO. Tegangan tersebut menyebabkan perubahan frekuensi pada LO.
Frekuensi oscilator mengubah frekuensi band dari sinyal masukan kemudian mengubahnya
menjadi frekuensi IF. Resolusi frekuensi carriernya dapat diatur sampai dengan 100 kHz
Rangkaian elektronis yang meneruskan sinyal dalam batas-batas rentang frekuensi , namun
dapat melemahkan sinyal diatas atau dibawah rentang frekensi tersebut tersebut.
e) IF amplifier
Kekuatan sinyal mengalami pengurangan selama proses mixing maka sinyal perlu dikuatkan
kembali oleh IF untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima.
f) Limiter
Limiter dapat diartikan sebagi diskriminator frekuensi diterapkan di dalam sistem pengaturan
frekuensi otomatik.Limiter adalah suatu rangkaian yang melewatkan sinyal jika daya sesuai
dengan spesifikasi daya masukan , berubah ketika attenuasi puncak sinyal yg kuat melebihi
daya masukan karena frekuensi hasil dari proses IF ampifier adalah frekuensi tinggi
menimbulkan amplitudo yang berubah-ubah untuk menjaga aga amplitudo tetap konstan
dibutuhakn rangkain limiter pada penerima AM dan FM.
g) Deteks Slope
Sinyal dari proses limiter di filter dengan menggunakan deteksi slope untuk
Mendekatkan kemiringin dari sinyal sesuai denga sinyal asli sehingga diperolaeh sinyal audio
yang kemudian dilewatkan ke dalam speaker sehingga kita dapat mendengar indormasi suara.
IV. KESIMPULAN
V. REFERENSI
1. Roddy, Dennis dan John Coolen. Komunikasi Elektronika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.1986
2. http://www.google.co.id
3. http://en.wikipedia.org