Anda di halaman 1dari 2

Strategi Bisnis Islami

Pak Zainal, saya sudah merintis bisnis kecil-kecilan. Yaitu jualan pisang molen dan onde-onde
menggunakan gerobak dorong yang dikelola oleh mitra. Saya menggunakan sistem bagi hasil dengan
prosentase 60:40. Saya hanya berkenan mengambil 40% karena saya memahami jerih payah mitra
tersebut. Dan mitra juga sepakat. Nah, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana strategi bisnis
secara Islami (metode memberikan bimbingan) agar mitra tetap amanah? Terima kasih.

Adi Sabariman
ad_italiano at eramuslim.com

Jawaban
Wa ‘alaikum salaam Wr. Wb.

Bung Adi. Saya sangat yakin, bahwa tingkat keimanan seseorang bisa bertambah atau berkurang
setiap hari. Ini juga paralel, bahwa kejujuran seseorang sangat fluktuatif. Kemampuan seseorang
dalam mengemban amanah, juga sangat tergantung pada banyak hal. Bisa jadi seseorang bisa
memegang amanah ketika jumlah dana yang diamanahkan tidak terlalu besar. Kemudian, seseorang
bisa khianat, ketika dana yang dipercayakan jumlahnya besar. Saran saya, jangan menilai kejujuran
atau sifat amanah seseorang dari penampilan fisiknya. Tapi, biarkan sistem yang bekerja untuk
melaporkan sifat amanah atau khianat seseorang.

Bagaimana membuat sistem tersebut? Sangat mudah. Anda hanya perlu membuat tata cara
pelaporan yang baku, ketika seseorang dipercaya menerima dan mengelola sejumlah dana.
Misalnya, dana dari anda harus dimasukkan dalam rekening atas nama anda berdua. Setelah itu,
setiap pengeluaran dana, harus diketahui oleh anda sebagai investor. Selain itu, setiap pengeluaran
dana juga harus disertai dengan bukti tanda terima/pengeluaran dana, lengkap dengan nama
penerima, alamat penerima maupun nomor telepon penerima. Sekali waktu, anda juga harus
melakukan cross check (pemeriksaan silang), untuk mengkonfirmasi pengeluaran dana-dana
tersebut.

Ketika sistem di atas sudah anda buat, dan anda patuhi, akan sangat mudah mengontrol
kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Begitu terjadi kesalahan prosedur yang terdapat dalam sistem
yang anda buat, maka anda bisa secepatnya memberikan tanggapan, misalnya dengan memberikan
teguran, bimbingan atau sanksi atas kesalahan yang terjadi.

Bung Adi. Sebuah sistem bukan lah hasil perenungan semalam suntuk, tetapi hasil dari praktek dan
pengalaman selama bertahun-tahun, yang selalu diperbaiki dari waktu ke waktu. Jadi, sistem
berkembang bersamaan dengan perjalanan waktu. Sistem tebaik untuk saat ini, bisa jadi akan
menjadi usang dalam beberapa tahun ke depan. Saran saya, jangan terlalu cepat puas dengan
kehandalan sistem yang sudah anda buat. Lakukan selalu perbaikan-perbaikan atas sistem anda.

Demikian jawaban yang bisa saya berikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Selamat berwirausaha.
Semoga Allah mengabulkan keinginan anda.

Wa ‘alaikum salaam Wr. Wb.


Zainal Abidin

Sistem Bagi Hasil yang Ideal


Assalamu'alaikum
Saya tinggal di Tangerang, mau kerjasama buka usaha di Ciamis dengan teman yang sekarang di
USA. Jenis usahanya adalah rental komputer (4 CPU), 1 printer dan 1 photocopy. Saat ini sudah ada
4 CPU, 1 printer dari saya dan teman mau inves untuk 1 mesin photocopy (15 juta).

Rencananya usaha tersebut dikelola satu pegawai di Ciamis. Yang saya tanyakan, sistem bagi hasil
seperti apa yang ideal? Karena teman saya di USA minta penjelasan bagaimana sistem bagi
hasilnya? Saya belum tahu perkiraan biaya untuk menggaji pegawai dan maunya melihat kondisi
hasil usaha dulu. Rencananya mau bagi hasil bertiga setelah dipotong biaya beban usaha dan modal.

Mohon penjelasan bapak. Terima kasih

Wassalamu'alaikum

Asep Indra S.kom


qsoft at eramuslim.com

Jawaban
Wa ‘alaikum salaam wr. wb.

Bung Asep. Dalam setiap usaha, pasti ada dua jenis kontribusi, yaitu dana dan tenaga. Untuk dua hal
itu, misalkan saja kontribusinya dibagi dua sama besar, yaitu 50: 50 (anda bisa mengubahnya sesuai
keinginan anda dan mitra anda). Nah, tugas anda adalah mengidentifikasi kontribusi masing-masing
pihak yang terlibat, baik berupa dana ataupun tenaga.

Sebagai contoh, modal usaha yang ada berupa 4 unit CPU dan printer. Nilailah barang-barang itu
dalam rupiah. Demikian pula jika ada investasi lain dalam bentuk uang. Seluruh nilai barang dan uang
itu dijumlahkan, kemudian dibagi dalam prosentase. Masing-masing investor akan mendapatkan jatah
prosentase, yang juga mencerminkan kontribusinya terhadap keuangan perusahaan. Nilai prosentase
itulah yang juga menjadi acuan pembagian keuntungan/kerugian). Ingat, di luar kontribusi dana, juga
ada kontribusi tenaga. Jadi, keuntungan usaha, hanya 50 persen saja (bisa juga lebih besar atau
lebih kecil sesuai kesepakatan bersama) yang dibagikan kepada para kontributor dana. Sisanya,
diberikan kepada kontributor tenaga, juga berdasarkan kontribusi masing-masing.

Dalam hal anda ingin mempekerjakan satu atau dua karyawan, itu juga tidak dilarang. Kalau anda
belum tahu perkiraan gaji pegawai, anda bisa melakukan survei gaji para karyawan toko yang
kondisinya menyerupai toko yang ingin anda buka. Atau anda bisa tawarkan nilai gaji tertentu kepada
calon karyawan anda. Kalau anda mau menentukan gaji karyawan setelah anda mengetahui kondisi
hasil usaha, saya tidak yakin, ada calon karyawan yang bersedia bekerja pada usaha anda. Perlu
anda ketahui, kewajiban seorang karyawan adalah melaksanakan tugas-tugas sesuai standar
operating procedure (SOP) yang anda tetapkan. Haknya, adalah mendapatkan gaji sesuai dengan
kerja yang dilaksanakannya, tanpa harus menunggu usaha anda untung atau rugi.

Demikian jawaban yang bisa saya berikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Selamat berwirausaha.
Semoga Allah mengabulkan keinginan anda.

Wa ‘alaikum salaam wr. wb.


Zainal Abidin

www.eramuslim.com

Anda mungkin juga menyukai