Anda di halaman 1dari 3

MATERIAL SUPERKONDUKTOR

SEJARAH SUPERKONDUKTOR
Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan di bawah suatu nilai
suhu tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor
ataupun suatu insulator pada keadaan ruang. Suhu di mana terjadi perubahan sifat
konduktivitas menjadi superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda, Heike Kamerlingh
Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil
mencairkan helium dengan cara mendinginkan hingga 4 K atau -269OC. Kemudian pada
tahun 1911, Onnes mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat
dingin. Pada waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika
didinginkan di bawah suhu ruang, tetapi belum ada yang dapat mengetahui berapa batas
bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur logam mendekati 0 K atau nol mutlak.

Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat superkonduktor pada suhu
90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan demikian dapat digunakan nitrogen cair
sebagai pendinginnya. Karena, suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material
superkonduktor yang lain, maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu
tinggi

Beberapa contoh material superkonduktor :

1. Merkuri
Beberapa ahli ilmuwan pada waktu itu seperti William Kelvin memperkirakan bahwa
elektron yang mengalir dalam konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Di
lain pihak, ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan
menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi, Onnes
kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat murni dan kemudian mengukur
hambatannya sambil menurunkan suhunya. Pada suhu 4,2 K, Onnes terkejut ketika
mendapatkan bahwa hambatannya tiba-tiba menjadi hilang. Arus mengalir melalui kawat
merkuri terus-menerus.
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa kehilangan energi.
Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu kumparan superkonduktor dalam suatu
rangkaian tertutup dan kemudian mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu
tahun kemudian ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes
diberi nama superkonduktivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada
tahun 1913.

2. Karbon
Dengan berlalunya waktu, ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya. Selain
merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor
dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon juga bersifat superkonduktor dengan
Tc 15 K. Hal yang ironis adalah logam emas, tembaga, dan perak, yang merupakan logam
konduktor terbaik bukanlah suatu superkonduktor.

3. Keramik
Pada tahun 1986 terjadi sebuah terobosan baru di bidang superkonduktivitas. Alex Miller and
Georg Bednorz, peneliti di Laboratorium Riset IBM di Rischlikon, Switzerland, berhasil
membuat suatu keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen,
yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30 K. Penemuan ini
menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai isolator. Keramik tidak
mengantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal ini menyebabkan para peneliti pada
waktu itu tidak memperhitungkan bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan
ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun kemudian.

4. (TMTSF)2PF6
Penemuan demi penemuan di bidang superkonduktor kini masih saja dilakukan oleh para
peneliti di dunia. Penemuan lainnya yang juga fenomenal adalah berhasil disintesisnya suatu
bahan organik yang bersifat superkonduktor, yaitu (TMTSF)2PF6. Titik kritis senyawa
organik ini masih sangat rendah yaitu 1,2 K.

5. Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.
Suhu tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor hingga saat ini adalah 138 K, yaitu untuk
suatu bahan yang memiliki rumus Hg0.8Tl0.2Ba2Ca2Cu3O8.33.

KARAKTERISTIK MATERIAL SUPERKONDUKTOR

1. Menolak medan magnet


Penemuan lainnya yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun 1933. Walter
Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu superkonduktor akan menolak
medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan
magnet, suatu arus induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang
kemudian diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang
dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak dapat
menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan magnet tersebut
ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah diamagnetisme dan efek ini kemudian dikenal
dengan efek Meissner.
Efek Meissner ini sedemikian kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena
ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan
magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan
sifat superkonduktivitasnya.

2. Efisiensi sangat tinggi


Penggunaan superkonduktor yang sangat luas tentu saja dibidang listrik. Generator yang
dibuat dari superkonduktor memiliki efisiensi sebesar 99 persen dan ukurannya jauh lebih
kecil dibandingkan dengan generator yang menggunakan kawat tembaga.
Superkonduktor kini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Hambatan tidak disukai
karena dengan adanya hambatan maka arus akan terbuang menjadi panas. Apabila hambatan
menjadi nol, maka tidak ada energi yang hilang pada saat arus mengalir. Penggunaan
superkonduktor di bidang transportasi memanfaatkan efek Meissner, yaitu pengangkatan
magnet oleh superkonduktor. Hal ini diterapkan pada kereta api supercepat di Jepang yang
diberi nama The Yamanashi MLX01 MagLev train. Kereta api ini melayang di atas magnet
superkonduktor. Dengan melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan
dan akibatnya kereta dapat berjalan dengan sangat cepat, 343 mph atau sekitar 550 km per
jam.
APLIKASI-APLIKASI SUPERKONDUKTOR

1. Sistem penstabil listrik


Suatu perusahaan Amerika, American Superconductor Corp diminta untuk memasang suatu
sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic Energy
Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebesar 3 juta
Watt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan listrik.

2. Kabel (Transmisi) superkonduktor


Untuk transmisi listrik, Pemerintah Amerika Serikat dan Jepang berencana untuk
menggunakan kabel superkonduktor dengan pendingin nitrogen untuk menggantikan kabel
listrik bawah tanah yang terbuat dari tembaga. Dengan menggunakan kabel superkonduktor,
arus yang dapat ditransmisikan akan jauh meningkat. 250 pon kabel superkonduktor dapat
menggantikan 18.000 pon kabel tembaga mengakibat efisiensi sebesar 7.000 persen dari segi
tempat.

3. Bahan pembuatan superkomputer


Di bidang komputer, superkonduktor digunakan untuk membuat suatu superkomputer dengan
kemampuan berhitung yang fantastis.

4. HTS-SQUID
Di bidang militer, HTS-SQUID digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau laut.

5. motor listrik superkonduktor


Superkonduktor juga digunakan untuk membuat suatu motor listrik dengan tenaga 5.000
tenaga kuda

6. Pembuatan BAHAN FERRIT dari limbah pabrik baja.

7. Aplikasi Motor Kecil


Melalui program RUK, uji kinerja komponen bonded magnet P3IB pda motor kecil telah
berfungsi dengan baik. Sebagai contoh dengan tegangan 4 Volt diperoleh putaran jangkar
sekitar 24000 rpm. Gambar 3.3 disamping.
8. Multilayer GMR
Bahan GMR Multilayer Fe/Si pada skala nano meter dengan nilai rasio GMR 0.22 % pada
suhu ruang adalah hasil kolaborasi riset antara P3IB khususnya Bidang Karakterisasi dan
Analisis Nuklir dengan National Institute of Industrial Science and technology, Tsukuba
Jepang.

Anda mungkin juga menyukai