PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
bergantung pada "apa" yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada
"bagaimana" matematika itu diajarkan, atau bagaimana peserta didik belajar.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah
informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis (suyitno, 1997:40). Tetapi pada kenyataannya LKS yang telah
dimiliki oleh peserta didik selama ini belum mampu membantu dalam
menemukan konsep, karena hanya berisi materi dan soal-soal. Selain itu
ditinjau dari segi penyajiannya pun kurang menarik.
2
matematika. Banyak hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan peserta
didik, dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer. Latihan dan
percobaan-percobaan eksploratif matematika dapat dilakukan peserta didik
dengan menggunakan program-program sederhana untuk penanaman dan
penguatan konsep, membuat pemodelan matematika, dan menyusun strategi
dalam memecahkan masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis
ini adalah sebagai berikut ini.
a. Bagaimana model lembar kerja siswa (LKS) matematika interaktif
model e-learning berbasis web?.
b. Bagaimana pengembangan program lembar kerja siswa (LKS)
matematika interaktif model e-learning berbasis Web pada Mata Pelajaran
Matematika?.
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan krya tulis ini sebagai berikut.
3
a. Memaparkan model lembar kerja siswa (LKS) interaktif melalui e-
learning berbasis Web sebagai pembelajaran.
b. Mengetahui bagaimanakah pengembangan program pembelajaran dalam
penerapan lembar kerja siswa (LKS) melalui e-learning berbasis Web
pada Mata Pelajaran Matematika.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan karya tulis sebagai berikut.
a. Memberikan informasi model LKS interaktif berbasis Web yang dapat
dimanfaatkan oleh para peserta didik dan guru serta masyarakat dalam
pembelajaran Matematika.
b. Memberikan informasi mengenai konsep LKS interaktif berbasis Web
dalam pembelajaran matematika.
c. LKS interaktif berbasis Web ini diharapkan mampu memberikan inspirasi
kepada para guru untuk lebih bervariatif dalam menyampaikan mata
pelajaran.
d. LKS interaktif ini dapat direalisasikan menjadi salah satu model
pembelajaran di Indonesia.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan karya tulis ini sebagai berikut.
Bagian Awal Karya Tulis.
Bagian pendahuluan dalam karya tulis ini berisi judul karya tulis, lembar
pengesahan dari Unnes, abstrak yang merupakan uraian singkat isi karya
tulis, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bagian Isi.
Bagian isi dalam karya tulis ini dibagi menjadi lima bab sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari
penulisan, permasalahan yang akan dicari jawabannya, tujuan dan
manfaat penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II Telaah Pustaka
4
Berisi teori-teori dan pendapat para ahli yang digunakan untuk
menjawab permasalah.
Bab III Metode Penulisan
Pada bab ini berisi tentang pendekatan penulisan, sumber penulisan,
sasaran penulisan dan tahapan penulisan.
Bab IV Pembahasan
Pada bab ini teori-teori para ahli dianalisis untuk mencari jawaban dari
permasalahan kemudian dideskriptifkan dalam bentuk tulisn maupun
gambar.
Bab V Penutup
Mengemukakan mengenai simpulan atau jawaban dari permasalahan
yang ada, dan berisi saran yang direkomendasikan penulis.
Bagian Akhir Karya Tulis.
Bagian akhir karya tulis ini berisi daftar pustaka dan lampiran daftar
riwayat hidup penulis.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu jenis alat bantu
pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga
pembelajaran matematika. Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas
yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus
dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk
menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan
dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan
pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk
menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan
kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta
didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus
memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi
(matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang
efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8)
6
Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan proses.
4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang
dipelajari melalui kegiatan belajar.
6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).
Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut.
1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan
bahan ajar LKS.
2. Menyusun peta kebutuhan LKS.
3. Menentukan judul-judul LKS.
4. Penulisan LKS.
a. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku
pedoman khusus pengembangan silabus.
b. Menentukan alat penilaian.
c. Menyusun materi.
(Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam Rahmawati, 2006:25).
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah.
1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana
untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang
dipakai untuk menyampaiakn pelajaran. LKS merupakan alat bantu
mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi
dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau
lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
7
2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.
LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program
kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan
pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah
disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan
peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat
dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
(Indrianto, 1998:14-17).
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus
memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut
meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya
haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS
yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut
haruslah memenuhi asas-asas yang efektif
Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa
untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil
keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada
tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap
penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan
lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk
mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang
topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep
(TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).
8
Dalam kegiatan latihan, komputer memberikan soal-soal mengenai suatu topik
untuk dipecahkan oleh peserta didik dan komputer memberikan umpan balik
berdasarkan respon peserta didik tersebut. Kegiatan tutorial dimaksudkan
untuk mengajarkan informasi baru mengenai suatu topik pelajaran. Permainan
dapat berfungsi sebagai penyaji bahan pelajaran baru atau juga sebagai
penguat terhadap pelajaran yang telah diperoleh peserta didik melalui kegiatan
lain. Dalam simulasi atau permodelan, komputer menyediakan simulasi atau
model suatu konsep atau kejadian untuk diberi masukan oleh peserta didik dan
komputer akan memberi respon terhadap masukan tersebut sebagaimana
sistem yang sesungguhnya akan bertindak.
Pola tutorial dalam bentuk bahan ajar interaktif disusun secara sistematis
peserta didik memahami konsep melalui teks, hiperteks dan hipermedia.
Melalui hiperteks, tulisan dan materi disajikan dalam bentuk animasi secara
non-linear sehingga akan kelihatan lebih hidup dan bervariasi. Hipermedia
menggunkan beragam jenis media yang terhubung dalam suatu sistem yang
membolehkan penggunanya untuk menggunkan berbagai media lainnya secara
non-linear. Hanya saja model tutorial harus memperhatikan tingkat kesulitan
materi (difficulty level), materi prasyarat (prerequisite) dan keterbatasan
materi (readability). (Kusumah, 2006:399).
9
3. Terdapat respon yang segera terhadap setiap pertanyaan yang diberikan
peserta didik.
4. Jika peserta didik menjawab salah dan memalukan maka tak ada orang
lain yang tahu.
5. Memungkinkan setiap peserta didik berperan serta dalam proses belajar,
dan tak ada kemungkinan pelajaran di dominasi oleh segelintir orang.
Kendala penerapan PBK diantaranya adalah sebagai berikut ini. (Hannafin &
Peck, 1988 dalam Sugilar, 1996)
1. Sangat bergantung pada kemampuan membaca dan keterampilan visual
peserta didik.
2. Membutuhkan tambahan keterampilan pengembangan di luar keterampilan
yang dibutuhkan untuk pengembangan pembelajaran yang lama.
3. Memerlukan waktu pengembangan yang lama.
4. Kemungkinan peserta didik untuk belajar secara tak sengaja (intidental
learning) menjadi terbatas.
10
5. Hanya bertindak berdasarkan masukan yang telah terprogram sebelumnya,
tidak dapat bertindak secara spontan.
11
dapat memberikan materi pelajaran lewat internet yang dapat diakses
setiap saat dan di mana saja. Peserta didik juga tidak perlu harus selalu
belajar di kelas untuk mendapatkan informasi mengenai materi yang ingin
diperolehnya. Bahkan peserta didik dapat mengembangkan proses
belajarnya dengan mencari referensi dan informasi dari sumber lain.
12
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi
materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Substitusi (Pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/pembelajaran kepada
para Peserta didiknya. Tujuannya agar para Peserta didik dapat secara
fleksibel mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu
dan aktivitas lain sehari-hari Peserta didik. Ada 3 alternatif model
kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1)
sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara
tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)
sepenuhnya melalui internet.
13
pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya
melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini,
maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan
yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu
Peserta didik untuk mempercepat penyelesaian pembelajarannya.
3. Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau
materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan guru
atau instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang
menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di
dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan
kebutuhan, guru atau instruktur dapat pula memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-
soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan
dalam rentangan waktu tertentu pula (Siahaan, 2002).
Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru:
a. Dari Sudut Peserta Didik
Adanya kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta
didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Dengan
kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
14
1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi,
2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih
banyak,
3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan
guru/Guru/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta
didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu
topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,
4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu, dan
5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya
kepada peserta didik. (Soekartawi, 2003),
15
cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan
terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu
maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang
yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan
dari teman sekelas.
16
mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi
dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan
belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang
membutuhkan.
17
2) Mempercepat proses inovasi; kompetensi sumber daya
manusia juga dapat mengalami depresiasi. Pembaharuan
kompetensi tersebut dapat dilakukan melalui e-learning sehingga
kompetensi selalu memberi nilai melalui kreatifitas dan inovasi
sumber daya manusia.
3) Efisiensi; proses pembangunan kompetensi dapat
dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat dan mencakup
jumlah yang lebih besar.
4) Fleksibel dan interaktif; kegiatan e-learning dapat
dilakukan dari lokasi mana saja selama pengguna memiliki koneksi
dengan sumber pengetahuan tersebut dan interaktifitas
dimungkinkan secara langsung atau tidak langsung dan secara
visualisasi lengkap (multimedia) ataupun tidak.
Sampai sekarang belum ada definisi secara pasti tentang apa arti internet itu.
Akan tetapi secara teoritikal internet dapat diartikan sebagai jaringan kerja
(network) berbagai komputer di seluruh dunia yang semuanya saling terkait.
Jaringan tersebut terdiri mulai PC, jaringan local berskala kecil, jaringan kelas
menengah, hingga jaringan-jaringan utama yang menjadi tulang punggung
internet seperti NSFnet, NEARnet, SURAnet dan lain-lain.
18
Keserasian dan sinergi antara berbagai piranti yang terlibat dalam sistem
elektronis, serta dukungan penguasaan bahasa yang baik, akan menjadikan
Internet sebagai satu alternatif pembelajaran yang efektif. Pembelajaran
berbasis web merujuk kepada pengajaran yang disampaikan melalui jaringan
WWW di mana bahan pengajaran, kumpulan diskusi, ujian dan lain-lain
adalah berlandaskan web. Menurut B.H. Khan (2001) dalam Hardjito (2002)
sistem pembelajaran berbasis web merupakan sistem pembelajaran yang
terbuka dan fleksibel.
19
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan Penulisan
B. Sumber Penulisan
Sumber data yang dipakai dalam penyusunan karya tulis ini adalah sebagai
berikut.
1. Studi Pustaka
Berdasarkan permasalahan yang muncul, penulis mencari sumber-sumber
pustaka yang relevan, mempelajari, dan menuangkannya dalam telaah
pustaka.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan berupa penghimpunan berbagai dokumen
yang ada dalam majalah, surat kabar, jurnal maupun buletin ilmiah yang
kemudian dihimpun berdasarkan prioritas manfaat sebagai landasan teori.
C. Sasaran Penulisan
Sasaran penulisan karya tulis ini adalah seluruh peserta didik di Indonesia
pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
D. Tahapan Penulisan
20
permasalahan yang diangkat. Proses analisis data yang dilakukan dalam
penulisan karya tulis ini mencakup tiga komponen pokok sebagai berikut ini.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan
abstraksi dari data yang diperoleh berdasarkan sumber pustaka. Reduksi
data merupakan bagian dari analisis data yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, dan membuang data yang tidak penting
agar simpulan dapat diambil.
2. Sajian Data
Sajian data merupakan susunan informasi yang dapat ditarik dalam
penulisan karya tulis ini yang disajikan secara lengkap baik data yang
diperoleh melalui studi pustaka maupun dokumentasi kemudian dianalisis
dengan kategori dalam permasalahan yang ada guna memperoleh sajian
data yang jelas dan sistematis. Data yang telah terorganisir ini kemudian
dijabarkan secara deskriptif dalam bentuk tulisan atau gambar.
3. Penarikan Simpulan
Data yang telah direduksi dan didiskriptifkan dalam bentuk sajian data
kemudian diinterpretasikan. Setelah itu barulah ditarik simpulan akhir
yang sistematis dan perumusan saran yang relevan dengan permasalahan
yang dikaji
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Model lembar kerja siswa (LKS) pada karya tulis ini mempunyai
pengertian lembar kerja bagi para peserta didik yang disajikan dalam
bentuk pertanyaan yang dapat mengkonstruk pemahaman peserta didik
tanpa harus didampingi oleh guru. Dalam penggunaan LKS ini digunakan
Web sebagai media penyampaiannya kepada peserta didik. Web
digunakan karena mempunyai jaringan luas dan akan memberikan
kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk memilih waktu, tempat
maupun materi yang akan dipelajari.
LKS interaktif ini memiliki karakteristik sendiri dan berbeda dengan LKS
yang beredar di sekolah saat ini. Adapun perbedaan LKS konvensional
dan LKS interaktif berbasis web terlihat pada tabel berikut.
22
pada soal-soal. penanaman konsep
matematika, soal hanya
dijadikan sebagai
pengantar pemahaman
peserta didik
5 Tampilan Disajikan pada Disajikan lebih menarik
lembaran kertas. dengan tampilan gambar
yang disukai oleh anak-
anak dan tampilannya
lebih hidup.
Tabel 1. Perbedaan LKS konvensional dan LKS interaktif berbasis Web
Dari tabel tersebut terlihat jelas perbedaan antar kedua LKS. Berdasarkan
tabel tersebut pula dapat diprediksi bahwa LKS interaktif ini akan mampu
diterima di dunia pendidikan sebagai sebuah pelengkap dalam proses
pembelajaran matematika.
Model LKS matematika interaktif berbasis web berbeda dengan LKS yang
beredar di sekolah-sekolah. LKS matematika interaktif berbasis web ini
digunakan untuk menyampaikan materi dengan serangkaian pertanyaan-
23
pertanyaan sebagai pengantar peserta didik dalam mengkonstruk
pemahamannya. Serangkaian pertanyaan tersebut satu dengan yang lain
saling terkait. Sehingga peserta didik harus belajar menggunakan LKS ini
secara runtut dari awal sampai akhir. Peserta didik mempelajari materi
yang disajikan melalui pertanyaan sehingga rumus atau konsep itu
ditemukan sendiri oleh peserta didik.
Secara garis besar LKS matematika interaktif terdiri dari 3 bagian sebagai
berikut ini.
a
c
d
e b
f
g
Keterangan:
a. Judul berisi jenjang
pendidikan dan kelas
b. Tampilan Inti LKS
merupakan bagian untuk menampilkan pertanyaan, gambar
maupun grafik.
c. Home untuk perintah
kembali ke halaman Web utama.
d. Materi untuk menuju
halaman materi pembelajaran.
24
e. LKS merupakan
menu pilihan model LKS 1/LKS 2/LKS 3
f. Tujuan untuk
menunjukan tujuan pembelajaran.
g. Manfaat untuk
menunjukan manfaat pembelajaran.
a
d
b
e
c
f
g .
Gambar 2. Tampilan soal LKS
Keterangan:
a. Perintah kepada pengguna LKS
b. Gambar ataupun grafik yang dipelajari mempunyai animasi.
c. Pertanyaan-pertanyaan dan kolom jawaban.
d. Tombol menuju ke menu utama.
e. Tombol pilihan soal tapi pengguna disarankan memilih soal
secara urut karena pertanyaan disusun runtun dan sistematis.
f. Tombol menuju simpulan materi.
g. Tombol Next untuk menuju soal selanjutnya dam tombol Back
untuk kembali ke soal sebelumnya.
25
a
c b
Keterangan:
a. Gambar yang dipelajari dan dicari rumus atau konsep.
b. Pertanyaan yang menggarahkan peserta didik untuk dapat
menemukan materi yang telah dipelajari.
c. Menu-menu pilihan
c. Desain Website
Dinas Pendidikan pendapat secara bebas mengenai materi ajar tanpa adanya
hambatan psikologis, sebagaimana bila pembnelajaran
e Google
dilakukan mengendalikan dengan tatap muka. Ketiga,
E-dukasi
masyarakat umum dapat pula mengakses, mengkoreksi, dan
aplikasi serta materi ajar. Selebihnya, internet dapat
memberikan peluang untuk mengembangkan wawasan
26
Keterangan:
a. Logo adalah lambang pembuat web dan LKS matematika interaktif
b. Nama lembaga pembuat Web dan LKS
c. Menu Pilihan
1. Home merupakan menu
kembali ketampilan awal website.
2. Jenjang Pendidikan
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) digunakan untuk memilih
jenjang pendidikan dan kelas. Khusus untuk SD/MI dimulai
dari kelas 5. Adapun contoh menu pilihan tersebut sebagai
berikut.
27
menggunakan LKS, berkomunikasi dengan pengguna atau peserta
didik yang lain, dan download LKS matematika interaktif.
28
Setelah LKS interaktif dan Web dibuat langkah selanjutnya adalah
menggabungkan keduanya. Menggunakan bahasa program yang telah
tersedia dalam Dreamweaver MX atau bahasa htm, asp, php atau yang
lain.
1. Pengenalan di Sekolah-Sekolah.
Melalui pengenalan LKS matematika di sekolah-sekolah merupakan upaya
yang efektif. Pengenalan ini sekaligus merupakan upaya pengembangan
LKS karena dari sekolah-sekolah akan memberikan masukkan, saran
maupun kritik mengenai kekurangan dan kesalahan didalam LKS ini.
29
mengembangkan LKS karena akan diketahui keefektifan dan kekurangan
yang ada.
Lembar kerja peserta didik (LKS) matematika interktif berbasis web memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan LKS berbasis web dibanding dengan
model LKS yang lain adalah sebagai berikut ini.
30
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ini.
1. Model LKS matematika interaktif berbasis web menggunakan berbagai
pertanyaan yang sistematis dan berstruktur dalam menyampaikan materi.
Serangkaian pertanyaan ini dimaksudkan agar peserta didik mampu
menemukan konsep atau rumus matematika yang baru dengan
menggunkan pemahaman yang telah dimiliki melalui bantuan pertanyaan
yang ada di dalam LKS.
2. Pengenalan dan pengembangan LKS matematika interaktif ini dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Promosi ke sekolah-sekolah.
b. Pelatihan dan seminar.
c. Penelitian lebih lanjut.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas, penulis merumuskan saran
sebagai berikut.
1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut LKS matematika
interaktif berbasis web sebagai upaya penyempurnaan dan mengetahui
keefektifan penggunaan LKS ini dalam peningkatan kemampuan
matematika peserta didik.
2. Apabila terbukti keefektifan LKS matematika interaktif, perlu
adanya tindak lanjut oleh guru, sekolah maupun instansi-intansi yang
terkait dalam dunia pendidikan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Digital Learning. Sabtu, 22 Mei 2004. http://www.impalaunibraw.org
didownload pada tanggal 20 Mei 2007.
32