Anda di halaman 1dari 5

Anxiety Disorder

Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap
stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan
menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam
situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti.

Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan
pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya
kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut
terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme
tubuh.

Gangguan kecemasan diperkirakan mengidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of
Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut.
Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan
persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak
mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan
dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang
tidak disadari oleh individu.

Berbeda dengan pendapat psikoanalisa, ahli psikologi teori belajar beranggapan bahwa
kecemasan lebih disebabkan peristiwa eksternal dibandingkan konflik internal dalam pribadi
individu. Adanya pengkondisian yang siap (prepared conditioning) pada individu membuat
individu semakin siap dalam menghadapi pelbagai situasi stressor dikemudian hari.

Analisis kognitif munculnya kecemasan disebabkan oleh bagaimana individu memikirkan situasi
dan kemungkinan-kemungkinan bahaya yang mungkin dapat muncul. Pikiran-pikiran tersebut
kadang tidak realistik, individu cenderung untuk menambahkan tingkat bahaya tersebut
dibandingkan pada orang normal yang menilai "tidak begitu berbahaya". Akibatnya indvidu
meningkatkan tingkat kewaspadaan secara berlebihan (tentunya dengan ada rasa cemas
berlebihan) dan mencari-cari tanda bahaya. Misalnya saja suara bising ditengah malam pada
sebuah rumah, individu menginterpretasikan seebagai perampokan dan sebagainya. Parahnya
tingkat kecemasan sangat tergantung pada indvidu bagaimana melakukan obsesi kecemasannya
itu.

Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM) IV yang sering dibahas diantaranya adalah;
1) Gangguan panik tanpa agoraphobia
2) Gangguan panik dengan agoraphobia
3) Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
4) Phobia spesifik
5) Phobia sosial
6) Gangguan obsesif-kompulsif
7) Gangguan stres pasca traumatik
8) Gangguan stres akut
9) Gangguan kecemasan umum
10) Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi
 

Gejala Umum Kecemasan

Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-
masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara
simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.

1) Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat


Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah
yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam
beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak
jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.

2) Rasa sakit atau nyeri pada dada


Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan
rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang
sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk
kondisi sebelumnya.

3) Rasa sesak napas


Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi
dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan
udara.

4) Berkeringat secara berlebihan


Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul
disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor

5) Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual

6) Gangguan tidur

7) Tubuh gemetar

Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang
menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan
kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada
kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8) Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat

9) Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

10) Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).

Treatment

1) Terapi obat-obatan
Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan dengan melihat hasil laboratorium dengan
mencheck peningkatan norepinefrin, serotonin dan gamma aminobutryc acid (GABA). Dengan
positron emission tomography (PET) juga ditemukan kelainan (disregulasi) pembuluh darah
serebral.

Biasanya untuk kecemasan dokter menganjurkan penggunaan obat psikoleptik, yaitu


benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah Diazepam, Klordiazepoksid,
Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam.

Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter secara ketat, penggunaan
obat-obat antiansietas dapat mengakibatkan beberapa efek samping. Pasien dengan riwayat
penyakit hati kronik, ginjal dan paru haruslah diperhatikan pemakaian obat-obatan ini. Pada anak
dan orangtua dapat juga memberikan reaksi seperti yang tidak diharapkan (paradoxes reaction)
seperti meningkatkan kegelisahan, ketegangan otot, disinhibisi atau gangguan tidur.

Beberapa efek samping penggunaan obat antiansietas


- Sedative (rasa mengantuk, kewaspadaan menurun, kerja psikomotorik menurun, dan
kemampuan kognitif melemah)
- Rasa lemas dan cepat lelah
- Adiktif walaupun sifatnya lebih ringan dari narkotika. Ketergantungan obat biasanya terjadi
pada individu peminum alkohol, pengguna narkoba (maksimum pemberian obat selama 3 bulan)
- Penghentian obat secara mendadak memberikan gejala putus obat (rebound phenomenon)
seperti kegelisahan, keringat dingin, bingung, tremor, palpitasi atau insomnia.

2) Psikoterapi
Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang
beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat
secara personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan
medis dan psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis
gangguan kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk
menyembuhkan gangguan kompleks ini.

Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah cognitive-behavioural
therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi ketika kecemasan
muncul, teknik ini diberikan untuk penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik..

Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam group support yang
mendukung proses treatment. Group support dapat berupa sekelompok orang yang memang
telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat
diambil sebagai group support ini.

Mencegah Kemunculan Gangguan Kecemasan

1) Kontrol pernafasan yang baik


Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja"
memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen
untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida
di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan
visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan
membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

2) Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa
nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara
duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama
30 menit.

3) Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran
negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan
intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan
pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka
pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan
dalam menyelesaikan permasalahan.

4) Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan
dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa
percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri
dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum)
pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektif
menyembuhkan insomnia.

5) Pendekatan keluarga
Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan
permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi
secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan
membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda
untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

6) Olahraga
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara
positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri
And

Anda mungkin juga menyukai