Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
oleh
TETI ANDRIANTI
61109012
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan referat ini. Tak lupa shalawat beserta salam saya
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Begitu banyak pengetahuan dan penjelasan didalam ilmu kesehatan khususnya dalam
ilmu kedokteran. Sebagai mahasiswa kedokteran kita harus memahami ilmu apa saja yang
terdapat didalam kesehatan ini, baik yang berupa pengetahuan teori, praktek maupun lisan.
Dalam referat ini, saya membahas tentang metabolism protein. Referat ini disajikan berdasarkan
referensi yang di dapatkan dari teks book.
Ucapan terimakasih yang tak terhinga bagi pembimbing yang telah membimbing saya.
Sesungguhnya apa yang saya bikin tidak sesempurna yang dinginkan, dan saya mohon maaf
apabila ada kesalahan yang tidak disengaja, kritik dan saran sangat saya harapkan demi referat
yang lebih baik lagi.
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
BAB I
Pendahuluan...................................................................................................................... 1
BAB II
Tinjauan Pustaka............................................................................................................... 3
BAB III
Pembahasan..................................................................................................................... 20
BAB VI
Penutup.............................................................................................................................. 7
REFERENSI.................................................................................................................... 22
BAB 1
PENDAHULUAN
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
I.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
PROTEIN
Protein dibuat dari sejumlah besar asam amino yang dirangkai membentuk
rantai oleh ikatan peptida yang menghubungkan gugus amino di satu gugus karboksil
di asam amino berikutnya. Selain itu beberapa protein mengandung karbohidrat
(glikoprotein) dan lemak (lipoprotein). Rantai asam amino yang lebihn kecil disebut
peptide atau polipeptida. Rantai yang mengandung 2-10 residun asam amino disebut
peptida, rantai yang mengandung lebih dari 10 tetapi kurang dari 100 residu asam
amino disebut polipeptida, dan rantai yang mengandung 100 atau lebih residu asam
amino disebut protein.
Urutan asam amino di rantai peptide disebut struktur primer suatu protein.
Rantai-rantai tersebut tergulung-gulung dan berlipat-lipat sangat kompleks, dan
istilah struktur sekunder suatu protein adalah susunan spasial (ruang) yang
dihasilkan oleh gulungan dan lipatan tersebut. Struktur tersier suatu protein adalah
susunan rantai-rantai yang tergulung menjadi lapisan, Kristal, atau serat. Banyak
molekul protein terbentuk dari subunit-subunit, dan istilah struktur kuatener
digunakan untuk menyebutkan susunan subunit-subunit tersebut.
Struktur Protein
1) Struktur Primer
Tingkat struktur ini mengacu pada jumlah dan urutan asam amino dalam
suatu protein
2) Struktrur Sekunder
Protein Plasma
Tipe utama protein yang terdapat dalam plasma adalah albumin, globulin dan
fibrinogen.
Pada dasarnya, semua albumin dan fibrinogen plasma dan 50-80% globulin
dibentuk di hati. Sisa globulin dibentuk hamper seluruhnya di jaringan limfoid.
Pada sirosis hati, sejumlah besar jaringan fibrosa terbentuk di antara sel-
sel parenkim hati, sehingga kemampuannya untuk mensintesis protein plasma
menjadi berkurang. Hal tersebut akan menurunkan tekanan osmotic koloid plasma
sehingga akan terjadi endema seluruh tubuh.
1. Di tingkat jaringan dan organ, sifat subsrat yang masuk dan metabolik
yang keluar dari jaringan dan organ dapat diketahui.
2. Di tingkat subselular, setiap organel sel (mitokondria) atau kompartemen
(sitosol) memiliki peran tertentu yang membentuk sebagian pola jalur metabolic
subselular.
Asam amino yang berasal dari pencernaan protein makanan dan glukosa
yang berasal dari pencernaan karbohidrat diserap melalui vena porta hati. Hati
memiliki peran mengatur konsentrasi berbagai metabolit larut air dalam darah. Pada
kasus glukosa, hal ini dicapai dengan menyerap glukosa yang melebihi kebutuhan
saat ini dan mengubahnya menjadi glikogen atau lemak (lipogenesis). Di antara
waktu makan, hati bekerja mempertahankan kadar glukosa darah dari glikogen
(glikogenolisis) dan bersama dngan ginjal, dengan mengubahn metabolit
nonkarbohidarat, seperti laktat, gliserol, dan asam amino menjadi glukosa
(glukoneogenesis). Hati juga membentuk berbagai protein plasma utama (albumin)
dan mendeaminasi asam amino yang melebihi kebutuhan dan membentuk urea yang
diangkut ke ginjal untuk diekskresikan.
Di Tingkat Subselular, Glikolisis Berlangsung di Sitosol dan Siklus Asam Sitrat di
Mitokondria
Peran sentral mitokondria terlihat jelas karena organel ini bekerja sebagai
focus metabolisme karbohidarat, lipis dan asam amino. Mitokondria mengandung
enzim-enzim siklus asam sitrat, oksidasi-β asam lemak dan ketogenesis serta rantai
resipiratorik dan ATP sintase.
Biosintesis Urea
Biosintesis urea berlangsung dalam 4 tahap:
1. Transaminasi
2. Deaminasi oksidatif glutamate
3. Transport ammonia
4. Reaksi siklus urea
Transaminasi
Terjadi di hati. Satu asam imino dibentuk oleh dehidrogenase, dan senyawa
ini dihidrolisis menjadi asam keto, dengan menghasilkan NH4.
Siklus Urea
Sebagian besar NH4+ yang terbentuk oleh deaminasi asam amino di hati
diubah menjadi urea, dan urea diekskresikan di dalam urine. NH4+ membentuk
karbomil fosfat, dan di mitokondria gugus ini dipindahkan ke ornitin, membentuk
sitrulin. Enzim yang berperan adalah ornitin karbamoiltransferase. Arginin diubah
menjadi sitrulin , setelah itu ureanya dipisahkan dan ornitin kembali terbentuk.
Jaringan tubuh dapat mensintesis purin dari zat-zat antara amfibolik. Asam
nukleat dan nukleotida yang dimakan diuraikan di saluran cerna menjadi
mononukleotida sehingga dapat diserap atau diubah menjadi basa purin. Basa purin
lalu dioksidasi menjadi asam urat yang akan diabsorbsi maupun diekskresikan dalam
urine.
Biosintesis purin dimulai dari α-D-ribosa 5 fosfat yang dikatalisi oleh enzim
menjadi inosin monofosfat (IMP).
Dua mekanismem meregulasi perubahan IMP menjadi GMP dan AMP.
Masing-masing menginhibisi adenilosuksinat sintase dan IMP dehigrogenase. Selain
itu perubahan IMP menjadi adenilosuksinat hingga menjadi AMP membutuhkan
GTP, dan perubahan xantinilat (XMP) menjadi GMP membutuhkan ATP. Regulasi
ini berfungsi menurunkakn sintesis sebuah nukleotida purin jika terjadi defisiensi
nukleotida-nukleotida lain.
Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat
Gout adalah penyakit yang ditandai oleh serangan artritis berulang; endapan urat
di persendian, ginjal, dan jaringan lain; dan peningkatan kadar asam urat dalam darah dan
urine. Sendi yang paling sering terkena mula-mula adalah sendi metatarsofalangea ibu jari
kaki. Ada dua bentuk gout “primer”. Pertama, produksi asam urat meningkat karena
berbagai kelainan enzim. Kedua, terdapat defisit selektif pada transpor asam urat oleh
tubulus ginjal.
Pada gout “sekunder”, kadar asam urat di dalam cairan tubuh meningkat sebagai
akibat ekskresi yang menurun atau produksi yang meningkat karena proses penyakit lain.
Sebagai contoh, ekskresi menurun pada pasien yang diberi obat diuretik dan mereka yang
menderita penyakit ginjal. Produksi meningkat pada leukemia dan penumonia karena
meningkatnya pemecahan sel darah putih yang kaya asam urat.
Terapi gout ditujukan untuk meredakan artritis akut dengan obat seperti kolkisin
atau obat antiradang nonsteroid dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Kolkisin
tidak memengaruhi metabolisme asam urat, dan tampaknya obat ini meredakan serangan
gout dengan menghambat fagositosis kristal asam urat oleh leukosit, suatu proses yang
agaknya menimbulkan gejala sendi. Fenilbutazon dan probenesid menghambat reabsorpsi
asam urat di tubulus ginjal. Allopurinol, yang menghambat xantin oksidase, adalah salah
satu obat yang digunakan untuk menurunkan produksi asam urat.
.
BAB III
PEMBAHASAN
Peningkatan kadar asam urat dalam darah darah disebabkan oleh pola
makan yang salah. Terlalu banyak mengkonsumsi purin menyebabkan terjadinya
pembentukan asam urat. Ketika kadar asam urat melebihi batas kelarutannya,
terjadilah kristalisasi natrium urat di jaringan lunak dan sendi sehingga menimbulkan
reaksi inflamasi, artritis gout. Namun sebagian besar kasus gout mencerminkan
gangguan pengaturan asam urat di ginjal.
Terapi obat
Allopurinol
BAB IV
PENUTUP
William F. Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 22. EGC, Jakarta:EGC
Guyton & Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11. Jakarta : EGC
http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=177