PENDAHULUAN
badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu memberikan
gambaran tentang keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak
yang sedang dalam proses tumbuh. Bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang
dibutuhkan, maka disebut gizi seimbang atau gizi baik. Bila jumlah asupan zat gizi
yang kurang dari yang dibutuhkan disebut gizi kurang, sedangkan bila jumlah
asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan disebut gizi lebih (Untoro, 2003)
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi. Akan
tetapi balita termasuk kelompok rawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi
Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan status
gizi dan tumbuh-kembang anak. Ibu yang dapat membimbing anak tentang cara
makan yang sehat dan makanan yang bergizi akan meningkatkan status gizi anak.
(Asral, 2009).
1
2
Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang (Z-score berat badan menurut umur
diperkirakan 27%. Data statistik kesehatan tahun 2001 menunjukkan prevalensi gizi
kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2%. Pada tahun 2003, lebih dari 100
Hasil survey sosial ekonomi nasional tahun 2005 diperoleh bahwa balita yang
mengalami gizi buruk sebesar 8,80% dan gizi kurang sebesar 19,20 %. Di provinsi
Bengkulu, balita mengalami gizi buruk sebesar 7,0% dan gizi kurang sebesar 19,6%
dengan menggunakan indeks berat badan per umur (BB/U). (Adiyasa, 2007) .
tambahan secara gratis kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan berupa makanan
Selain itu orang tua tentu saja wajib memberikan contoh pola makan yang sehat
(Soenardi, 2006).
Pada umumnya fungsi ibu menjadi sangat penting terutama sampai bayi berusia
1 tahun. Waktu yang hilang atau berkurang untuk menyusui sampai bayi berumur 6
bulan, dilanjutkan dengan MP-ASI yang salah, akan menimbulkan pengaruh yang
Pemberian ASI dan MP-ASI yang tidak benar meningkatkan risiko kekurangan gizi,
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi
dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI yang
tidak tepat. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak serta
adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung
menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada
gambaran, bahwa di wilayah kerja Puskesmas Lingkar timur dibagi lima wilayah
posyandu), dan Timur Indah (terdapat 2 posyandu). Adapun jumlah balita yang
diketahui keseluruhannya yaitu, 1384 balita, namun balita dengan usia 6-24 bulan,
yaitu 612 orang. Selain itu, telah didapat juga data Register Pendistribusian
kepada 20 balita, yang berasal dari keluarga miskin, dan didapat informasi bahwa
dari 20 balita, terdapat balita yang mengalami gizi kurang, bahkan gizi buruk.
Dengan 10 orang, mengalami gizi kurang, dan 5 orang mengalami gizi buruk.
4
Dengan melihat data yang diterima dari Puskesmas Lingkar Timur tersebut,
bahwa Di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur termasuk wilayah yang masih
rawan gizi dan masih ditemukannya masalah gizi. Serta mengingat pola pemberian
makanan pendamping ASI dan status gizi balita merupakan masalah yang penting
untuk dikaji lebih dalam lagi. Maka peneliti mengadakan suatu penelitian yang
berjudul ”Hubungan pola pemberian makanan pendamping ASI dengan statua gizi
Status gizi umumnya di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Asupan
gizi, pola asuh, penyakit infeksi, status ekonomi, dan pendidikan orangtua. Dari
beberapa faktor tersebut yang akan di teliti adalah pola pemberian makanan
Agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dalam penelitian ini peneliti
Dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah ada hubungan antara Pola pemberian makanan pendamping ASI dengan
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur tahun 2011
5
ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Lingkar
Timur.
Dapat memberikan manfaat dalam hal ilmu gizi melalui hal-hal yang
berkaitan dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur.
6
makanan pendamping ASI dengan status gizi balita di desa Sendangharjo Kecamatan
Blora Kabupaten Blora. Penelitian dilakukan terhadap balita umur 4-24 bulan di Desa
Sendangharjo tahun 2007, dengan menggunakan status gizi balita menurut standar
ibu dan pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita di desa
bebasnya yaitu pengetahuan ibu dan pola pemberian pendamping ASI. Variabel
Sedangkan pada penelitian ini dilakukan terhadap balita umur 6-24 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur tahun 2011. Dalam penelitian ini, variabel
bebasnya yaitu, pola pemberian MP-ASI, variabel terikatnya yaitu status gizi balita,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MP-ASI
yang diberikan kepada bayi/anak usia 6-24 bulan guna untuk memenuhi
ASI (MP-ASI), ASI harus tetap diberikan kepada bayi paling tidak sampai
(Waryana, 2010)
1
badan yang cenderung menurun. Penyimpangan pertumbuhan
zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan
pola makan tak teratur yang bisa menyebabkan kelebihan gizi dan
yang salah sejak kecil biasanya akan dibawa terus hingga besar jika pola
mengundang penyakit pada usia relatif muda. Selain kelebihan gizi yang
(Waryana, 2010).
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara
makanan cair dan lembut, setelah bayi bisa menggerakkan lidah dan
makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh gigi geligi.
Porsi makanan juga berangsur mulai dari satu sendok hingga berangsur-
tidak suka. Jangan dipaksakan jika bayi menolak, berikan jenis makanan
buahan pada ujung lidah, dan sayuran pada bagian tengah. Kenalkan
c. Anak memerlukan lebih dari satu kali makan dalam sehari sebagai
makanan, maka bayi hanya akan memperoleh cukup zat gizi bila ia
makan 4-6 kali perhari. Bayi dapat diberi makan 3 kali sehari dan
makanan) kecil.
pokok, lauk pauk dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik
halus.
i. Gunakan sendok atau cangkir untuk memberi makan
lokal.
g. Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam
ASI
1) Pendapatan
2) Besar Keluarga
karena jumlah pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar
tersebut. Akan tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada
dan jenis makanan tertentu dalam keluarga. Untuk bayi dan anak-anak
kehidupan.
4) Pengetahuan
cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang
atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk (Yoman
Supariasa, 2001)
A. Antropometri
untuk itu.
sudah pasti.
2. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif
B. Biokimia
yang yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga
C. Biofisik
D. Klinis
asupan zat gizi yang bisa dilihat dari jaringan epitel di mata,
B. Statistik Vital
gizi masyarakat.
C. Faktor Ekologi
atau tahun.
TABEL I
untuk menilai tumbuh kembang anak 0-5 tahun. Standar WHO 2005 yang
pada balita. Standar WHO ini mencakup indeks antropometri: berat badan
menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur
(PB/U atau TB/U), berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi
terhadap umur.
(Supariasa, 2001)
2.3 Masa Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
balita yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah gizi
kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan oleh
bagi anak-anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak
yang berumur dibawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam
energi dan protein. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi
mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat.
(Waryana, 2010)
(pisang kepok merah, pisang raja, pisang ambon), jeruk, labu, dan
berikan pula bubur susu dan biskuit yang yang dicairkan dengan
dsadsadasdasdasdaskgkasgfkgfkgsadfkjsdgkfgsdkjfgsdjkfgkjs
dgfjsdgfjsdfjsdfjg
TABEL 2
energi, vitamin dan mineralnya meningkat. Saat ini yang dipakai adalah
(Waryana, 2010).
Dari hasil landasan teori dan masalah penelitian yang telah dirumuskan
Yang dimaksud kerangka konsep penelitian adalah hubungan suatu atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2005).
2.5 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
survey analitik. Metode survey analitik adalah survey atau penelitian yang
3.3.1 Populasi
2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita usia 6-24 bulan
1
3.3.2 Sampel
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
berikut:
N
n=
1+ N (d ²)
612
n=
1+612 ( 0.052 )
612
n=
2.53
n=242
Keterarangan:
N= Besar populasi
n= Besar sampel
\ Definisi
Metode Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Oprasional
Pola Jenis dan Wawancara -Formulir recall -Baik jika ≥ 77% Ordinal
pemberia jumlah 3x24 AKG
n MP- makanan dan Jam -Kurang jika <
ASI minuman yang 77% (Seameo,
dikonsumsi 2010)
balita.
Status Keadaan Pengukuran. Kategori Sangat kurus, jika Ordinal
Gizi tubuh yang Yaitu, indikator <-3 SD
merupakan menimbang BB/TB Kurus, jika
keseimbangan Berat Badan menurut standar <-2 SD s/d ≥ -3
antara zat-zat dan tinggi WHO 2005 SD
gizi yang balita, Dengan Normal, jika
masuk kemudian menggunakan : >-2 SD s/d 2 SD
kedalam tubuh Indikator Dacin, Gemuk, jika
dengan yang mikrotoa, > 2 SD
kebutuhan gizi digunakan dan (WHO Antro
yang adalah pengukur 2005)
diperlukan BB/TB panjang
tubuh. badan.
3.5 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Bengkulu
a. Editing
b. Coding
pengolahan data.
c. Entri Data
Rumus :
(0−E)²
X ²=∑
E
Keterangan :
b. Bila table 2 x 2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang dipakai adalah
Adiyasa, Nyoma, dkk. 2010. Jurnal Gizi Klinik Indonesiai. Program Studi Ilmu Gizi
Kesehatan fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Afmawikata, Arum. 2007 .Gizi Indonesia. Persatuan Ahli Gizi Indonesia : Jakarta
Asrar, Muhamad, dkk. 2009. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Program Studi Ilmu Gizi
Kesehatan Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta
Soenardi, Tuti. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan manusia.
PT Primamedia Pustaka : Jakarta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta :
Jakarta
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran, Jakarta
1
Kuesioner Penelitian
I. Identitas Balita
Nama :
No identitas :
TTL/Umur :
Alamat :
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang menurut ibu paling benar,
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah saat ibu memberikan MP-ASI untuk anak, ibu memberikan secara
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ibu menjaga kebersihan dan perawatan kesehatan untuk anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
Formulir Metode Recall 24 Jam
Bahan Makanan
Waktu Makan Nama Masakan Banyaknya
Jenis URT Gram
Pagi /Jam
Siang / Jam
Malam / Jam