MATA PELAJARAN
Courtesy of Neer
Enterprises Pvt. Ltd.
Disusun oleh
Moh. Aris As’ari S,Pd.
Karena refrigeran yang sering digunakan pada sistem refrigerasi untuk pabrik es
adalah R-717 (ammonia) dan halocarbon maka kompresor yang digunakan bisa
reciprocating, rotary dan centrifugal. Untuk menentukkan kompresor pada sistem
refrigerasi untuk pabrik es, diperlukan beberapa parameter seperti berikut :
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
a. Speed dalam rpm (rotasi per menit)
b. Evaporating temperatur Te dalam °C (evaporasi temperatur
refrigerant/amoniak)
c. Condensing temperatur Tc dalam °C (kondensasi temperatur
refrigerant/amoniak)
d. Superheat dalam K (panas lanjut kompresi yang melewati batas saturasi uap
Te)
e. Subcooling dalam K (pendinginan lanjut yang melewati batas saturasi cair Tc)
Evaporating temperatur untuk Pabrik Es pada umumnya ditetapkan pada suhu
–8°C hingga –15°C, karena air garam biasanya bekerja pada suhu –5°C hingga –
12.5°C. Temperatur air garam lebih rendah dari –15°C akan membuat Es Balok cepat
retak pada waktu pencabutan es, karena perbedaan temperatur udara dan es yang
sangat besar.
Condensing temperatur biasanya berkisar antara 35°C hingga 45°C, tergantung
dari jenis refrigerant yang digunakan (Freon/Amoniak) juga jenis condenser (air
cooled, water cooled atau evaporative condenser).
Superheat adalah perbedaan suhu antara saturasi uap temperatur dari kompresi (Te)
yang suhunya naik akibat panas lanjut dari lingkungan sekitarnya (panas udara di
ruangan mesin atau panas mesin sendiri dari pergerakan piston) hingga mencapai
saturasi uap temperatur sesungguhnya. Ideal superheat 0 K pada dasarnya sulit
dicapai. Umumnya superheat berkisar antara 3 hingga 5 K.
Subcooling adalah penurunan temperatur saturasi cair dari kondensasi lebih
lanjut dengan menggunakan heat exchanger (penukar kalor) antara amoniak
dengan air, udara, atau refrigerant lain. Subcooling bisa mencapai penurunan
temperatur 5 hingga 10 K. Apabila tidak digunakan heat exchanger tambahan
setelah condenser untuk menurunkan temperatur saturasi cair dari kondensasi
maka sub cooling adalah 0 K.
B. Condensing unit
Dalam aplikasinya, terdapat tiga jenis condenser berdasarkan media pendinginnya,
yaitu :
1) Air Cooled Condeser (ACC)
Air Cooled Condeser (ACC) adalah condenser dengan media pendingin udara.
Keuntungan menggunakan Air Cooled Condeser adalah mengurangi instalasi
untuk cooling tower sehingga mengurangi biaya perawatan. Instalasi cooling tower
akan berhubungan dengan maintenance pada water treatment, make up water,
perawatan pada tower, freeze protection dan pembesihan tabung condenser.
Keuntungan lain dari Air Cooled Condeser adalah sistem yang sudah utuh,
packaged system, sehingga akan mengurangi waktu untuk mendesain sistem,
instalasi yang sederhana, dan faktor packaging system yang membuat semua
komponen refrigerasi yang sudah terpasang dari pabrik sehingga memudahkan
untuk monitoring sistemnya. Kerugian dari sistem ini adalah jika temperatur
ambient diatas dari temperature kondesor serta mahalnya biaya energy listrik. Air
Cooled Condeser diinstalasi dibagian luar gedung.
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Gambar 1.3 Air Cooled Condenser
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Gambar 1.5. Recirculated water system
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Cold water
in
Hot water
out
Refrigerant liquid
out
Gambar 1.8 Shell and coil Condenser
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Gambar 1.9 Evaporative Cooled Condenser
C. Evaporator unit
Evaporator berfungsi untuk menguapkan refrigerant, dalam hal ini refrigeran akan
mengambil panas dari sistem. Dalam sistem refrigerasi yang besar (umumnya tipe
shell and tube), evaporator bisa dibagi menjadi dua tipe yaitu :
a. Tipe Flooded Evaporator
Refrigeran dari XV akan masuk menggenangi shell yang di dalamnya berisi pipa yang
berisi air. Air hangat yang masuk di dalam pipa akan diserap panasnya oleh refrigeran
yang menggenangi shell. Akibat perpindahan panas ini, refrigeran yang menggenangi
shell akan menguap dan uap refrigeran akan naik menuju kompresor, sedangkan air
yang keluar dari shell akan menjadi dingin. Flooded evaporator biasanya dilengkapi
oleh sensor level liquid refrigeran di dalam shell yang terhubung dengan mekanisme
kerja electronic expansion valve sehingga akan mengatur banyaknya refrigeran yang
akan masuk ke dalam shell untuk menjaga tingkat terendah refrigeran yang
menggenangi shell.
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Gambar 1.11 Dry-Expansion Evaporator
Beda dengan tipe Flooded evaporator, refrigeran yang keluar dari XV akan masuk
melalui pipa dan air akan masuk memenuhi shell. Air di dalam shell akan didinginkan
oleh refrigeran yang ada di dalam pipa, konsekuensinya refrigeran akan menguap
dan keluar menuju kompresor.
CHAPTER II
COOLING TOWER
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Dalam sub ini, kita hanya akan membahas condensing unit tipe recirculated water
jenis shell and tube dimana akan berhubungan erat dengan cooling tower. Cooling
tower merupakan alat yang dapat menghemat air (water conservation) atau alat
yang memproses ulang air atau mampu menurunkan temperatur air (recovery
devices). Berdasarkan cara udara bersirkulasi, cooling tower bisa dibedakan menjadi
dua jenis yaitu natural draft dan mechanical draft. Bila sirkulasi udara yang melewati
tower berlangsung secara alamiah maka cooling tower tersebut berjenis natural draft
atau atmospheric tower. Sedangkan bila sirkulasi udara dilakukan secara aksi (gaya)
oleh fan atau blower maka cooling tersebut berjenis mechanical draft tower.
1. Natural draft cooling tower
Natural draft atau hyperbolic cooling tower memanfaatkan perbedaan temperatur
antara udara sekitar dengan udara panas di dalam tower. Ketinggian cooling tower
tipe ini harus di atas 200 m, dan biasanya digunakan untuk pembuangan panas yang
besar karena biaya pembangunannya tower ini mahal. Terdapat dua tipe natural
draft cooling tower, yaitu :
a. Cross flow tower yaitu udara dialirkan melewati tetesan air dan air yang telah dingin
ditampung diluar tower.
Gambar 2.2 Gambar Natural draft Cooling Tower Cross flow tower
b. Counter flow tower yaitu udara dialirkan ke atas berlawanan arah dengan tetesan
air dan air yang telah dingin ditampung didalam tower.
Gambar 2.3 Gambar Natural draft Cooling Tower Counter flow tower
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Gambar 2.4 Forced draft cooling tower
b. Induced draft cooling tower
Induced draft cooling tower bisa dibagi dua berdasarkan arah aliran udaranya yaitu
counter flow dan cross flow induced draft cooling tower.
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Gambar 2.7 Rectilinear Mechanical Drift Cooling Tower
Kefektifan sebuah cooling tower dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini :
a. Perbedaan tekanan uap antara udara dan air
b. Luas permukaan air dan lamanya proses
c. Kecepatan udara yang dialirkan melewati tower
d. Arah aliran udara yang dihubungkan dengan luas permukaan air yang dipercikan
CHAPTER III
REFRIGERAN
a. Refrigeran
Berdasarkan bahan penyusunnya, refrigeran bisa dibagi menjadi beberapa
kelompok :
1) Kelompok Halocarbon contohnya R-11 (CCl3F) , R-12(CCl2F2), R-22(CHClF2), dll.
2) Kelompok Cyclic Organic contohnya R-C316 (C4Cl2F6), R-C317 (C4ClF7), dan R-
C318 (C4F8).
3) Kelompok Azeotropes contohnya R-500 (R-12+R-152a), R-501 (R-22+R-12), R-502
(R-11+R-115).
4) Kelompok Hydrocarbon contohnya R-50(methane), R-170 (ethane), R-290
(propane), dll.
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
5) Kelompok Oxygen contohnya R-610 (Ethyl Ether), R-611(Methyl Formate)
6) Kelompok Sulfur contohnya R-620
7) Kelompok Nitrogen contohnya R-630 (Methyl amine), R-631 (Ethyl amine).
8) Kelompok Inorganic contohnya R-717 (NH4), R-718 (H2O), R-729 (Udara), R-744
(CO2) dll
9) Kelompok Unsaturated Organic contohnya R-1112a (CCl2==CF2), R-
1113(CClF==CF2) dll
Untuk pabrik es komersil biasanya menggunakan refrigeran 717 (Ammoniac),
walaupun tidaklah tidak mungkin menggunakan kelompok halocarbon.
b. Ammoniac (R – 717)
Amoniak adalah satu-satunya refrigeran diluar kelompok fluorocarbon yang
banyak digunakan pada saat ini., Sifat amoniak tidak berwarna, namun beracun,
berbau menusuk, dan mudah terbakar pada keadaan tertentu. Meskipun bagitu sifat
thermal yang baik dari amoniak membuatnya banyak digunakan untuk ice plant,
packing plant, skating rinks, cold storage berukuran besar dsb.
Pada tekanan normal, temperatur didih amoniak -2.22°C sedangkan pada
temperatur evaporator -15°C bertekanan 34.27 psia dan temperatur kondenser
30°C bertekanan 169.2 psia.
Amoniak dalam bentuk cair dapat membuat korosi logam non ferrous seperti
tembaga dan kuningan, karena itu perlu digunakan pemipaan baja untuk sistem
refrigerasinya. Amoniak tidak akan bercampur dengan oli dan tidak membuat oli di
dalam crank case habis, namun diperlukan oil separator pada discharge line supaya
oli tidak masuk dan mengendap di dalam evaporator.
Gas ammonia dapat dideteksi dengan membakar belerang disekitar sistem yang
dicurigai bocor, jika ada kebocoran maka akan terlihat gumpalan asap putih
ammonium sulfat atau ammonium chloride.
2. Tekanan discharge
3. Pressure ratio
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
⇒ Refrigeran yang ideal harus memiliki pressure ratio yang
rendah sehingga akan menaikkan efesiensi volumetric dan
penggunaan energy yang lebih sedikit.
6. Panas specific
7. Konduktivitas thermal
8. Viscositas
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
3. Total Equivalent Warming Index
4. Toxicity
5. Flammability
6. Chemical stability
7. Compatibility
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
menyebabkan korosi jadi menggunakan instalasi pemipaan
baja.
9. Kekuatan dielektrik
d. Secondary Refrigerant
Secondary refrigerant adalah fluida yang bisa membawa panas dari suatu
substan yang sedang didinginkan menuju evaporator dari sistem refrigerasi.
Dalam industry terdapat dua jenis sistem refrigerasi jika dilihat dari pemakaian
refrigerannya, yaitu :
a. Direct Refrigeration
substan being
primary
cooled
refrigerant
b. Indirect Refrigeration
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
substan being
cooled
secondary
refrigerant
heat exchanger
primary
refrigerant
Secondary refrigerant akan didinginkan oleh primary refrigerant dan akan terjadi
perpindahan panas di heat exchanger tanpa ada perubahasan fasa. Secondary
refrigerant disebut juga secondary fluid, heat transfer fluid atau juga brines.
Keuntungan sistem indirect dibandingkan sistem direct refrigeration salah satunya
adalah penggunaan primary refrigerant bisa diminimalisir. Secondary refrigerant bisa
digunakan pada sistem refrigersi komersil dan low temperature refrigeration dan
sangat cocok untuk sistem yang menggunakan primary refrigerant yang ramah
lingkungan namun bersifat racun dan mudah terbakar seperti ammonia dan
hydrocarbon. Pada pronsipnya, air adalah secondary refrigerant yang baik untuk
sistem Air Conditioning serta aplikasi lainnya jika hanya untuk menurunkan
temperatur sampai +3 °C (37.4 °F).
Secondary Refigerant yang baik, harus memiliki beberapa syarat sebagai berikut :
a. memiliki viscosity yang rendah.
b. memiliki specific heat yang tinggi, sehingga proses pertukaran panas lebih
cepat.
c. memiliki konduntivitas thermal yang tinggi, sehingga pertukaran panas antara
pipa dengan liquid lebih cepat.
d. memiliki chemical corrosion inhibitor yang baik.
e. memiliki kestabilan kimia yang baik.
f. tidak beracun.
g. tidak mudah terbakar.
h. tidak memperanguhi kualitas subtan yang didinginkan.
Jenis-jenis Secondary refrigerant
Terdapat dua kategori secondary refrigerant yang tersedia di pasaran, yaitu :
a. aqueous solutions
⇒ bahan dasar air, biasanya dicampur dengan garam dengan kandungan
tertentu, bahan tambahan bisa berupa magnesium dan calcium chloride.
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
⇒ penggunaan pada low temperature refrigeration, biasanya digunakan
campuran potassium acetate dan potassium formate yang memiliki tingkat
resistansi korosi yang lebih tinggi.
b. non-aqueous solutions
⇒ brand name perusahaan, heat transfer kurang baik, lebih mahal dan
mudah bermasalah pada korosi, kontaminasi dan tekanan kerja.
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
CHAPTER IV
MAPING SISTEM ICE PLANT
A. Map pabrik es
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Part of Brine
a) Agitator
Ice can filler berfungsi untuk pengisian air pada cetakan es balok secara
otomatis.
c) Blower roots
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Blower roots berfungsi untuk meniupkan udara ketika es dibekukan supaya es
menjadi jernih.
d) Cetakan es
Storage Room
Evaporator
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Storage Ice Block
CHAPTER IV
CAPACITY LOAD CALCULATION
A. Kapasitas refrigerasi
Kapasitas suatu sistem refrigerasi untuk pabrik es berkisar 15 TR (49 kW)
sampai 306 TR (1077.68 kW) per 24 jam nya (sumber PT. Grasso Indonesia). Karena
itu membutuhkan suatu sitem refrigerasi yang besar untuk mencapai kapasitas
pendinginan di atas. Contoh menghitung kapasitas refrigerasi adalah sebagai berikut :
Untuk membekukan 1 Ton air/24 Jam dari suhu air +30°C hingga menjadi es –
5°C, dengan mengabaikan perbedaan volume spesifik air dan es, dapat dicari
kapasitas panas (pendingin) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
a. Panas sebelum dan sesudah pendinginan
Q’ = m’ × Cp × ΔT
dimana :
Q’ = kapasitas pendinginan persatuan per satuan waktu (kW)
m’ = massa air persatuan waktu (kg/s)
Cp air = panas spesifik air (1 kcal/kg.°C)
Cp es = panas spesifik es (0.5 kcal/kg.°C)
ΔT = Perbedaan temperature (°C)
b. Panas pada saat pembekuan/panas laten
Q’ = m’ × q
dimana :
Q’ = kapasitas pendinginan persatuan per satuan waktu (kW)
m’ = massa air persatuan waktu (kg/s)
q = panas laten es (1 kcal/kg)
Dari persamaan diatas, maka kita bias mendapatkan kapasitas pendinginan
sebagai berikut :
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
b) Sebelum pembekuan Q’ = 1000 kg/24.60.60 s x (30–0)K x 4.19 kJ/kg.K =1.455
kW
c) Panas laten pada waktu pembekuan Q’ = 1000 kg/24.60.60 s x 335 kJ/kg=3.877
kW
d) Setelah pembekuan Q’ = 1000 kg/24.60.60 s x [0-(-5)]K x 2.1 kJ/kg.K =0.122 kW
Maka jumlah kapasitas panas secara teori adalah 5.454 kW. Namun dalam
praktek sehari–hari banyak faktor yang mempengaruhi dalam pabrik es, seperti:
Beban panas dari Agitator
Transmisi panas (dingin) dari bak air garam yang tidak memadai isolasinya serta
kayu penutup
Peniupan udara untuk membuat es jernih menambah beban panas
Pembukaan kayu penutup pada waktu mencabut es dan pengisian air juga
menambah beban panas
Pada umumnya pabrik es di Indonesia menambahkan 30% dari perhitungan
kapasitas berdasarkan teori untuk mengatasi beban tambahan tersebut diatas,
sehingga menjadi
5.454 kW x 1.3 = 7.09 kW (6100 kcal/jam)
Perlu diingat bahwa waktu pembuatan es tidak semuanya 24 jam, tergantung
dari dimensi cetakan es . Tepatnya untuk menghitung kapasitas panas yang
diperlukan disesuaikan dengan waktu pembekuan menurut cetakan es (tidak
selamanya dibagi dalam 24 Jam) dan massa air yang dimasukkan dalam cetakan es
(biasanya air dalam cetakan es 50 kg beratnya lebih dari 60 kg, bahkan sampai 70
kg), namun tetap harus menambahkan faktor beban panas tambahan, yang tidak
harus 30%, tergantung kondisi pabrik es.
CHAPTER V
JENIS – JENIS WATER CHILLER
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Electrical Air Cooled Condenser
Panel
Evaporator/Water
Chilled
Reciprocating
Compressor
Electrical
Panel
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Air Cooled
Condenser
Scroll
Compressor
Scroll
Compressor
Electrical
Panel Air Cooled Condenser
Scroll
Compressor
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial
Water Cooled
Evaporator/Water
D. Water Cooled and Screw Compressor Water Chiller
Screw Electrical
Compressor Panel
Water Cooled
Condenser
Screw
Compressor
Electrical
E. Panel
Water Cooled and Centrifugal Compressor Water Chiller
Centrifugal
Compressor
MicroTec
h
Water Cooled
Condenser
Evaporator/Water
Chilled
Centrifugal
Compressor
MicroTec
h
Water Cooled
Condenser
Dokumen Moh. Aris As’ari, S.Pd Handout Mata Pelajaran Pabrik Es Komersial