1.2. Masalah
Dari uraian di atas timbul permasalahan yaitu bagaimanakah perkembangan e-learning dalam
perkembangan proses pembelajaran yang inovatif? dan baimanakah kelebihan dan kekurangan e-
learning dalam proses pembelajaran sebagai model pembelajaran yang inovatif?
1.3. Prosedur Pemecahan Masalah
Prosedur pemecahan masalah dalam makalah ini, penulis mengungkapkan bahwa e-learning
sebagai model pembelajaran baru (inovatif) mengalami perkembangan yang begitu pesat. E-
learning dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat memberikan sumbangsih
perkembangan dalam dunia pendidikan sekarang ini.
c c
maupun animator karena kemampuannya dalam menampilkan multimedia, gabungan antara
grafis, animasi, suara serta interaktivitas bagi user jauh lebih unggul dibandingkan @
sejenisnya. ini berbasis animasi vektor yang dapat digunakan untuk menghasilkan
animasi, simulasi, presentasi, game (permainan), dan film.
2.5. E-Learning
Inovasi dalam teknologi pembelajaran memang tidak pernah berhenti. Setiap saat pendidik yang
tergabung di dalamnya berusaha untuk mengembangkan teknologi yang digunakan selama ini
dan memperbaiki kelemahannya untuk kualitas pendidikan yang lebih baik.
Sanjaya (2006:) memandang e±learning atau proses pembelajaran dengan media elektronik
terutama internet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi siswa yang tidak dapat
hadir secara fisik ke setiap perkuliahan atau pembelajaran, namun mempunyai niat untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Bagi institusi pendidikan, teknologi di dalam e-learning dapat dijadikan media untuk semakin
memperbaiki kualitas dalam pembelajaran jarak jauh yang seperti diterapkan di Universitas
Terbuka (UT) akhir-akhir ini. E-learning juga dapat digunakan sebagai pembelajaran tatap muka
yang melibatkan perangkat komputer di kelas, misalnya Pembelajaran Berbasis Komputer atau
Computer Assisted Instruction (CAI).
Dukungan multimedia dan perkembangan baru di dunia web semakin membantu mewujudkan
pembelajaran interaktif meskipun tidak ada pertemuan secara fisik. Hal inilah yang menjadi
fokus dalam The 3rd International Conference E-Learning yang diadakan di Bangkok, belum
lama ini.
Namun kesuksesan pembelajaran dalam e-learning juga terletak pada kepercayaan yang
diberikan kepada siswa dan kejujuran dari setiap komponen yang terlibat di dalamnya. Awalan
(e) pada e-learning sebetulnya berbicara tentang exploration (pendalaman), experience
(pengalaman), engagement (keterlibatan), ease of use (kemudahan penggunaan), dan
empowermen (pendayagunaan), namun juga memungkinkan untuk dieksploitasi ke arah negatif.
Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan
bahkan imajinasi dari para penemu sistem yang pertama. Internet awalnya diciptakan untuk
kebutuhan sistem pertahanan militer supaya dapat didesentralisasikan sehingga mengurangi
resiko kerusakkan total, mungkin saja hal ini bisa terjadi apabila sistem sentral komputer utama
dimusnahkan.
Internet juga dapat didesentralisasikan dan diberdayakan. Dengan menggunakan internet kita
dapat mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas yang sedang berkembang secara cepat.
Kita dapat berkomunikasi secara individual atau secara massa yang dapat dilakukan di mana saja
di seluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik saja. Kita dapat menyebarkan (publish)
informasi yang bisa diakses dari mana saja di seluruh dunia dalam waktu singkat sekali. Kita
dapat berkomunikasi secara langsung (real time) melalui telepon dan unit video processing. Kita
bisa melakukan "chat" melalui jaringan gratis "chat" yang sangat luas yaitu mIRC.
c c
Dari hasil pembahasan mengenai pembelajaran melalui e-learning, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan. Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer Assisted
Instruction (CAI) merupakan awal mula kemunculan dari e-learning. Pada CAI, siswa hanya
dapat melihat tampilan gambar dan slide saja dari komputer. Siswa belum dapat berkomunikasi
secara interaktif dengan komputer. Dengan berbagai kemajuan dalam dunia web di internet,
muncul berbagai program interaktif. Yang paling terbaru dari e-learning adalah pembelajaran
fisika dengan menggunakan multimedia interaktif atau makromedia interaktif. Siswa tidak hanya
melihat tampilan gambar dan slide dalam program saja, melainkan siswa dapat secara interaktif
merubah berbagai content program sesuai dengan yang diinginkan.
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning mempunyai kelebihan dalam hal belajar mandiri.
Dengan e-learning, siswa bisa lebih leluasa secara mandiri melakukan pembelajaran tanpa
bimbingan guru secara langsung. Dengan belajar mandiri melalui e-learning, siswa dapat
memahami konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit karena penggunaan
multimedia interaktif di internet. Dengan e-learning, guru juga dapat melaksanakan praktikum
jika alat-alat di laboratorium tidak tersedia. Praktikum bis adiganti dengan multimedia interaktif
yang lebih sederhana dan konkrit.
Selain mempunyai beberapa kelebihan, e-learning juga mempunyai beberapa kelemahan
mendasar, diantaranya sebagai berikut: masih banyaknya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran
hak cipta. Program-program dalam e-learning juga harus melibatkan jaringan internet ataun
Personal Computer (PC) yang lumayan canggih agar program bisa berjalan dengan baik.
c
°
!!"!
#$c"%"!c"&'(
Sumber : Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 05/Februari 2010 diakses
dari http://inovasipendidikan.net/dbe8-5.html
,2'"$"-3.!)(!#"#
#$
,2 '"$"- ."'%! 4!( ! "( # 5! #' .!"! '"'
'!('.! .&! !!.! '!!.5! ("-! '6(".#'..)#(#
##$..! "#.%.&-"!(.(7
8 # .6 # .(.(
#! #& . .!'-' R
69 kata Daryanto,S.Pd Kepala SMPN 19
Purworejo. Menurutnya, kelas tersebut
merupakan bentuk dukungan sekolah atas
kreativitas Pak Eko, panggilan sehari-hari Eko
Juli Sarwono,yang telah mengimplementasikan
pembelajaran matematika yang aktif, kreatif,
@
@
@
@
@
dan menyenangkan. ³Hal ini akan diikuti mata
pelajaran lainya,´ tambah Pak Dar
Kelas matematika ini dirancang untuk mendekatkan matematika kepada anak-anak.
Suasana matematika sudah tampak dari pajangan di luar kelas, pintu, semua dinding kelas,
langit-langit, dan masih ada beberapa rak di bagian belakang ruang kelas. Semua pajangan
tersebut adalah hasil karya anak. Karya tersebut akhirnya menjadi media bagi mereka dan
menjadi sumber belajar baru. Setiap produk yang dihasilkan dilengkapi dengan LK (Lembar
Kerja) dan hasil diskusi masing-masing kelompok. Pengaturan pajangan dirancang agar anak
mudah untuk mengaksesnya. Apakah mahal untuk menghasilkan media-media tersebut? Tidak
sama sekali. Menurut Pak Eko dirinya mendorong siswa untuk menggunakan bahan yang berasal
dari barang-barang daur ulang seperti keping CD bekas untuk mempelajari lingkaran, kardus
bekas untuk membuat kerucut dan sebagainya.
Pak Eko menunjukkan kelas Matematika, semua media dipajangkan di ruangan kelas dan kursi sudah diatur untuk pembelajaran kooperatif.
Pajangan akan diganti dalam kurun waktu sekitar 3 bulan kemudian disimpan untuk
diportofoliokan. Kelas ini digunakan pada saat jam matematika. Tempat duduk sudah diatur
untuk metode cooperative learning dan pada saat-saat tertentu siswa bebas menentukan pola
tempat duduk yang mereka sukai termasuk duduk di lantai. Mengakhiri cerita mengenai kelas
matematika di SMP 19 Purworejo, Pak Eko mengatakan bahwa mencapai target pembelajaran
yang maksimal, guru harus berani µgila¶ dalam berkreasi dan berinovasi.
:
! #c;! <
Direktur program DBE3 telah berkunjung ke SMPN 19 Purworejo untuk melihat
laboratorium matematika yang telah dikembangkan oleh sekolah. Beliau kaget dan mengambil
beberapa foto yang dicetak disini. Gambar tersebut mencerminkan lingkungan belajar dan tugas
yang mendorong anak untuk berpikir. Setiap kelompok anak mengerjakan tugas yang berbeda
antara lain tentang bangun ruang, grafik dan sudut. Setiap tugas sangat praktis yang
menggunakan alat bantu belajar yang sederhana. Siswa-siswi harus mengerjakan tugas dan
mememecahkan masalah sendiri, dibantu gurunya, Pak Eko.
Kemudian mereka harus menjelaskan hasil kerja dan temuannya kepada temannya dan
menerima umpang balik. Melalui presentasi tsb. mereka membuktikan pemahamannya terhadap
materi. Selain lab Matematika sekolah baru membuka lab IPS yang berisi batu-batuan dari
daerah, peta, TV, dan alat video, serta DVD yang dibeli dan juga dibuat sendiri tentang
lingkungan sekitar kabupaten Purworejo. (lihat foto paling bawah). Kami terbitkan foto ini
sebagai bukti inovasi dan keunggulan SMPN 19 Purworejo. Mudah-mudahan ada sekolah
lainnya yang mau meniru inovasi ini.
Siswa-siswi menjelaskan hasil kerjanya kepada teman-teman yang akan bertanya dan memberi umpan balik. Di atas meja kelihatan beberapa
alat bantu belajar yang digunakan, dan hasil kerja siswa yang dpajang pada dinding kelas.
Sumber : Inovasi Pendidikan: Media Komunikasi SMP dan MTs Edisi 05/Februari 2010 diakses
dari http://inovasipendidikan.net/dbe5-2.html#/>&"'"
,
.!("
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode
yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak
hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi
pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.