html
17 Nov 2009
PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR HASIL
BELAJAR
Tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran.
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati didalam menyusun tes hasil belajar agar
tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah
diajarkan, atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan,
setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.
1. Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes)
yang telah ditetapkkan sesuai dengan tujuan instruksional.
2. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sample yang representative dari
populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap mewakili seluruh
performance yang telah diperoleh selama peserta didik mengikuti suatu unit pengajaran.
3. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi, sehingga
betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes
itu sendiri.
4. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil
yang diinginkan.
5. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.
6. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar
siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk
memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
Sebagai alat pengukur perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik, apabila ditinjau
dari segi bentuk soalnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : tes hasil belajar
bentuk uraian dan tes hasil belajar bentuk objektif.
a. Menyusun jawabannya sendiri dengan meminimalkan hambatan yang akan timbul. Tes
tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian
atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
b. Menggunakan kata-katanya sendiri (biasanya menggunakan tulisan tangan sendiri).
1
4/6/2011http://r-doc.blogspot.com/2009/11/penyusunan-dan-pengembangan-alat-ukur.html
Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testi untuk memberikan
penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan, dan sebagainya.
c. Menjawab sejumlah kecil pertanyaan. Jumlah butir soal umumnya terbatas, yaitu
berkisar antara lima sampai dengan sepuluh butir.
d. Menghasilkan jawaban-jawaban dengan bermacam kelengkapan dan ketelitian. Pada
umumnya butir-butir soal tes uraian itu diawali dengan kata-kata : ”Jelaskan . . . .”,
”Terangkan . . . .”, ”Uraikan . . . .”, ”Mengapa . . . .”, ”Bagaimana . . . .” atau kata-kata
lain yang serupa dengan itu.
2. Jenis / Bentuk
Secara sederhana jenis-jenis tes dapat dibedakan menjadi :
Contoh :
Ceritakanlah dengan jelas bagaimana hubungan antara perencanaan pendidikan dengan
pembangunan ekonomi!
Soal uraian (essay) dengan jawaban bebas perlu ketelitian dalam men-skornya karena
tidak dapat dilakukan dengan membandingkan ”point demi point” dalam kunci jawaban.
Contoh :
Jelaskan dua cara yang dapat digunakan dalam menentukan reliabilitas suatu tes!
2
4/6/2011http://r-doc.blogspot.com/2009/11/penyusunan-dan-pengembangan-alat-ukur.html
tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan testi dalam memahami materi yang ditanyakan
dalam tes tersebut.
• Dengan menggunakan tes uraian, testi akan terdorong dan terbiasa untuk berani
mengemukakan pendapat dengan menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa yang
merupakan hasil olahannya sendiri.
SUMBER BACAAN
Yusuf, A. Muri. 1998. Dasar – Dasar dan teknik Evaluasi Pendidikan. Padang : FIP IKIP
Padang
by Rahmat Ha Pe di 14.35
Label: Evaluasi Hasil belajar
0 komentar:
Poskan Komentar
1/24/2011