Anda di halaman 1dari 3

PENDAPAT

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG MATA UANG
MENJADI RUU USUL INISIATIF DPR RI
Disampaikan pada Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI,
Senin, 01 Maret 2010
Juru Bicara: Ahmad Yani, S.H, M.H
Anggota DPR-RI Nomor: 287

Assalamu`alaikum Wr. Wb.

Yang Terhormat Saudara Pimpinan Badan Legislasi DPR-RI.


Yang Terhormat Rekan-rekan Anggota Badan Legislasi DPR-RI.
Dan hadirin yang berbahagia.

Mengawali pendapat ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan ini kita dapat
menghadiri forum yang terhormat, Rapat Pleno Badan Legislasi DPR-RI untuk
mendengarkan Pendapat Fraksi-fraksi dan pengambilan keputusan atas
Rancangan Undang-Undang tentang Mata Uang menjadi RUU Usul inisiatif
DPR-RI. Selanjutnya shalawat teriring salam kita sampaikan kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ummatnya dari kegelapan
(dzulumat) kepada masa depan yang lebih cerah. Amiin.

Pimpinan Rapat, dan Anggota DPR-RI yang terhormat.

Dalam catatan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, RUU Mata Uang ini
sesungguhnya adalah sebuah RUU yang pada DPR periode 2004-2009 sudah
dibahas dalam sebuah Pansus sampai pada tingkat Panja, tetapi karena
beberapa pasal tidak mencapai titik temu, maka pembahasannya tidak selesai
sampai berakhirnya masa periodisasi DPR-RI 2004-2009. Di dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, apabila sebuah RUU tidak
selesai pembahasannya di DPR-RI dalam periode tertentu, maka RUU tersebut
harus dibahas kembali dari awal oleh DPR-RI periode berikutnya. Jadi dalam
pembahasan sebuah RUU, tidak dikenal pembahasan lanjutan antar periode
DPR-RI. Untuk itu, kami berharap pada periode DPR-RI 2009-2014, RUU
Tentang Mata Uang ini dapat segera diselesaikan, karena RUU ini sudah
ditunggu kehadirannya di tengah-tengah masyarakat.

RUU Tentang Mata Uang merupakan sebuah RUU yang diamanatkan secara
langsung oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
2

Pasal 23 B disebutkan bahwa, “Macam dan harga mata uang ditetapkan


dengan Undang-undang”. Di samping pasal tersebut, pasal 20, pasal 21 dan
pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
menjadi landasan lahirnya RUU tentang Mata Uang ini.

Sebuah Negara seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka


dan berdaulat sudah seharusnya memiliki mata uang sebagai salah satu simbol
Kedaulatan Negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga
Negara Indonesia. Mata uang juga diperlukan sebagai alat pembayaran yang
sah dalam kegiatan perekonomian nasional dan internasional guna
mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selama ini
pengaturan tentang mata uang masih tersebar dalam berbagai peraturan
perundang-undangan. Untuk itu, RUU tentang Mata Uang ini sangat urgent
kehadirannya.

Pimpinan Rapat, dan Anggota DPR-RI yang terhormat.

Terhadap Laporan hasil kerja Panja RUU tentang Mata Uang, Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan mengapresiasi karena telah berhasil menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Di dalam rapat-rapat Panja, kita telah berdebat sangat
serius dan argumentatif tentang beberapa hal yang dianggap sangat krusial
seperti masalah, siapa yang harus membubuhkan tandatangan dalam uang
tersebut, apakah cukup Gubernur dan Deputy Gubernur seperti selama ini atau
harus menyertakan tandatangan Menteri Keuangan?. Terhadap polemik ini,
alhamdulillah Panja telah menemukan titik temu dengan menyepakati bahwa
tandatangan dalam uang cukup ditandangani oleh Gubernur BI dan Deputy
Gubernur BI. Hal ini tentu bukan tanpa argumen, melainkan merujuk kepada
UUD 1945 Pasal 23D “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur
dengan undang-undang.” Kalau dalam uang rupiah ada tandatangan Menteri
Keuangan, maka itu dapat dimaknai sebagai bentuk intervensi pemerintah
terhadap independensi Bank Indonesia.

Secara khusus Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, mengapresiasi dengan


munculnya pasal yang mewajibkan menggunakan uang rupiah dan dilarang
untuk menolaknya dalam setiap transaksi yang terjadi di wilayah negara
kesatuan Republik Indonesia (P-20 dan P-22). Pasal ini menjadi penting
sebagai wujud nasionalisme berbangsa dan bernegara serta menghargai uang
rupiah sebagai salah satu simbol negara. Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan juga mengapresiasi terhadap pasal-pasal yang mengatur
tentang larangan dan sanksi (Bab VII, Bab VIII dan Bab X). Selama ini, kita
sering menyaksikan tayangan pemberitaan yang menyajikan berita tentang
maraknya peredaran uang palsu di negara kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai warga negara, kami prihatin dengan sering terjadinya peredaran uang
palsu, dan ini sangat merugikan bagi perekonomian nasional. Untuk itu,
dengan munculnya pasal yang mengatur larangan dan sanksi bagi yang
memproduksi, menyimpan dan atau mengedarkan serta melakukan impor atau
exspor uang palsu, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan berharap dengan
hadirnya pasal ini dapat melahirkan efek jera dan mencegah terjadinya tindak
pidana peredaran uang palsu tersebut.
3

Pimpinan dan Anggota Badan Legislasi DPR-RI yang kami hormati,

Seraya mengharap Ridlo Allah SWT, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan


dapat memberikan persetujuan terhadap Rancangan Undang-Undang
tentang Mata Uang menjadi Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif DPR-RI.
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan juga menyetujui RUU Tentang Mata
Uang ini dibawa ke Rapat Paripurna untuk mendapatkan persetujuan DPR-RI
dan diproses dalam tahapan selanjutnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Demikianlah, pendapat Fraksi Partai Persatuan Pembangunan atas


Rancangan Undang-Undang Tentang Mata Uang menjadi RUU Usul Inisiatif
DPR-RI. Kepada Saudara Pimpinan dan Anggota Badan Legislasi DPR-RI,
Saudara Tim Tenaga Ahli dan Tim Sekretariat dan hadirin sekalian kami
ucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas kerjasamanya selama ini.

Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Maret 2010


FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JURU BICARA,

Ahmad Yani SH, MH


Anggota DPR RI No: 287

Anda mungkin juga menyukai