Anda di halaman 1dari 3

TENTANG

RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985


tentang Rumah Susun
Disampaikan pada Rapat Baleg 16 Juni 2010
Oleh Juru Bicara Fraksi PPP DPR-RI : Drs.H. Zainut Tauhid Saadi, M.Si
Anggota DPRI RI Nomor: A-305

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Salam Sejahtera bagi kita semua

Yang Terhormat Pimpinan Sidang,


Yang terhormat Rekan-rekan Anggota Dewan,
Dan hadirin sekalian yang berbahagia.

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya berkat rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan ini, kita dapat
menghadiri Rapat Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat RI dalam keadaan
sehat wal-afiat untuk mendengarkan pendapat fraksi-fraksi terhadap RUU
Perubahan Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun yang diusulkan dan
masuk dalam Proglegnas DPR Tahun 2010.

Selanjutnya Sholawat teriring salam kita haturkan kehadirat Rasul akhir


zaman Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita
senantiasa dapat mengikuti sunnahnya dan menjadi pengikutnya yang setia
serta di hari akhir kelak mendapatkan syafa`atnya. Amin.

Anggota dewan yang terhormat,

Rumah sebagai kebutuhan primer manusia selalu mengalami peningkatan


seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Dalam kasus Indonesia
jumlah pertumbuhan keluarga sangat pesat namun tidak diiringi dengan
pemenuhah kebutuhan masyarakat yang tidak memiliki rumah (backlog) masih
cukup besar. Pertumbuhan rumah bagi keluarga baru mencapai 800.000 unit
pertahun. Namun demikian, karena sisi kemampuan ekonomi masyarakat masih
sangat terbatas, sekitar 70% rumah tangga perkotaan masuk dalam kategori
berpendapatan rendah dengan pendapatan kurang dari 1,5 jt perbulan. Dengan
demikian laju pertumbuhan penduduk merupakan cerminan laju kebutuhan
rumah terutama di perkotaan dan implikasi selanjutnya adalah kebutuhan akan
infrastruktur dan fasilitas lainnya.

Sebagai solusi untuk mengatasi pertumbuhan penduduk, pembangunan


rumah susun dinilai sangat efisien dan efektif dalam mendukung pertumbuhan
penduduk masyarakat kota. Pengelolaan pembangunan rumah susun yang
efisien dan efektif, tentu tidak terlepas dengan mengacu pada tata ruang
perkotaan yang berkualitas termasuk pengelolaan administrasi pertanahan yang
tertib dan adil sebagai penunjang pertumbuhan kota. Kebijakan pembangunan
rumah susun perlu diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga
dan masyarakat serta menciptakan kerukunan dan ketertiban lingkungan. Maka
pembangunan rumah susun bertujuan selain untuk memenuhi kebutuhan tempat
tinggal, baik dalam jumlah maupun kualitasnya juga bertujuan menciptakan
lingkungan yang sehat, kebutuhan akan suasana aman, damai dan tenteram.

Namun pada proses pelaksanaannya pembangunan perumahan,


termasuk pembangunan rumah susun selama ini masih memiliki berbagai
kelemahan. Beberapa faktor kelemahan dapat dilihat dari pemerintah dalam
mempersiapkan dan melaksanakan regulasi, sektor swasta selaku pengembang
pembangunan rumah susun dan masyarakat sebagai pengguna rumah susun.
Maka dari itu, pembangunan perumahan tidak dapat dilepaskan dari tiga
masalah besar yaitu (a) tanah dan tata ruang; (b) dikotomi dan konflik; serta (c)
ketidak proporsionalitas dalam mengadakan pembangunan. Oleh karena itu,
diperlukan suatu pengembangan kepranataan rumah susun yang dapat
memunculkan norma-norma kehidupan perkotaan dan menunjang kehidupan
yang keanekaragaman dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 sebagai regulasi yang mengatur


keberadaan Rumah Susun saat ini sudah tidak bisa menjawab permasalahan –
permasalahan tersebut di atas, banyak kelemahan – kelemahan yang
menjadikan kendala dalam pelaksanaan program pembangunan perumahan dan
pemukiman di Indonesia. Penegasan mengenai pentingnya penyediaan hunian
yang layak dan terjangkau dengan mengedepankan strategi pemberdayaan
peran daerah, selain itu juga tambahan aturan tentang pembiayaan guna
mengakomodasi sumber dan skim pembiayaan susun yang telah dilakukan dan
penguatan institusi agar terwujud kebijakan yang jelas. Atas dasar inilah Fraksi
kami mengusulkan kepada DPR RI melakukan perubahan terhadap UU Nomor
16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun agar nantinya dapat menjadi landasan
yang kuat di dalam pelaksanaan program pembangunan perumahan dan
pemukiman di Indonesia.

Pimpinan Sidang ,
Anggota Dewan,
Dan hadirin sekalian yang berbahagia.

Setelah memperhatikan secara saksama draft RUU tentang Perubahan


atas Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun yang
diusulkan dalam Prolegnas 2010, maka dengan mengucap
Bismillahirrahmanirrahim, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
menyetujui RUU ini untuk selanjutnya dilakukan pembahasan dan revisi
terhadap UU nomor 16 tahun 1985.

Demikianlah pandangan ini disampaikan, atas perhatian Pimpinan,


rekan anggota Dewan dan hadirin untuk mendengarkan uraian ini kami
ucapkan terima kasih.

Wallahul Muwafiq ila Aqwamith Thoriq,


Wassalamu`laikum Wr. Wb.

Jakarta, 20 Mei 2010

PIMPINAN
FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Drs. H. Hasrul Azwar, MM H.M. Romahurmuziy, ST, MT

Anda mungkin juga menyukai