Anda di halaman 1dari 5

PENDAPAT

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DPR-RI


TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Disampaikan Pada Rapat Kerja Pansus DPR-RI, Rabu, 05 Mei 2010
Oleh Juru Bicara Fraksi PPP DPR-RI : Ahmad Yani, S.H., M.H
Anggota DPR-RI Nomor : 287

Assalamu`alaikum Wr,Wb.

Yang terhormat Pimpinan Pansus.


Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM RI.
Yang terhormat Menteri Keuangan RI.
Yang terhormat rekan-rekan Anggota Pansus.
Dan hadirin yang berbahagia.

Mengawali pandangan ini marilah kita panjatkan puji dan syukur


kehadirat Ilahi Rabbi, karena hanya berkat Rahmat dan Karunia-Nya, kita dapat
menghadiri Rapat Kerja Pansus DPR RI dengan Menteri Hukum dan HAM RI
dan Menteri Keuangan RI, dengan agenda mendengarkan Pendapat Fraksi-
fraksi atas RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang dalam keadaan sehat wal-afiat. Sholawat teriring salam kita
sampaikan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga,
sahabat dan umatnya. Semoga kita senantiasa istiqomah mengikuti seluruh
sunnahnya, hingga kelak dikemudian hari mendapatkan syafa’atnya. Amiin.

Rapat Kerja Pansus yang terhormat,


Era globalisasi dan kemajuan teknologi, tata hubungan ekonomi dan
perdagangan internasional telah mengarah pada terbentuknya suatu komunitas
masyarakat dunia yang interdependensi. Sebagai bahagian dari komunitas
masyarakat dunia, Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari tata pergaulan
dunia tersebut.
2

Berbagai kemajuan di berbagai bidang tersebut telah memudahkan

proses transaksi bisnis dan perdagangan, hingga dana yang mengalir dalam

jumlah yang sangat besar bisa bergerak tidak hanya di dalam negeri, tetapi

sudah mengalir dari satu negara melintasi ke negara satu dan negara lainnya

dalam waktu yang sangat cepat. Dari sisi positifnya mekanisme ini akan

memudahkan pergerakan modal dan barang dalam kerangka pertumbuhan

ekonomi nasional, regional dan dunia. Namun dari sisi negatifnya, berbagai

kemudahan tersebut bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk

melakukan tindak pidana perdagangan senjata, prostitusi, perjudian,

penyelundupan, pencucian uang dan lain sebagainya.

Dalam upaya meminimalisir bahkan untuk memberantas praktik

pencucian uang dalam transaksi keuangan, Indonesia telah mengesahkan UU

Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana

telah diubah menjadi UU Nomor 25 Tahun 2003. Karena disadari bahwa

praktek pencucian uang sangat membahayakan stabilitas dan sistem

perekonomian dan sistem keuangan nasional. Fraksi PPP berpendapat,

disinilah letak betapa perlu dan pentingnya Undang-undang Nomor 15 Tahun

2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai instrumen hukum untuk

mencegah dan memberantas pencucian uang yang merupakan tidak saja

sebagai kejahatan nasional, tetapi juga internasional.

Yang terhormat Saudara Pimpinan Pansus,


Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM RI,
Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan RI,
Dan Seluruh Anggota Pansus Yang Terhormat.

Dalam perkembangannya kemudian, Fraksi PPP mencermati bahwa

tindak pidana pencucian uang modusnya semakin kompleks sudah merambah


3

keluar dari sistem keuangan hingga sektor formal dan non formal.

Perkembangan seperti ini harus segera diantisipasi dengan langkah proaktif.

Dalam konteks ini, kami berpendapat disinilah urgensi betapa perlu dan

pentingnya dibentuk RUU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang sebagai instrumen hukum untuk mencegah dan memberantas

pencucian uang yang merupakan tidak saja sebagai kejahatan nasional, tetapi

juga menjadi kejahatan internasional.

Dibentuknya RUU ini juga dalam rangka memenuhi standar yang

dikeluarkan Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF) sebagai

acuan bagi setiap negara dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang atau dikenal dengan istilah Revised 40 recommendations and

9 special recommendations.

Dalam pembahasan RUU ini, Fraksi PPP menyampaikan beberapa

catatan sebagai berikut;

1. Redefinisi istilah-istilah pencucian uang, transaksi keuangan yang

mencurigakan dan transaksi keuangan agar benar-benar mampu

menjangkau berbagai tindakan yang menyimpang yang bertujuan

melakukan pencucian uang.

2. Keberadaan PPATK sebagai lembaga yang melaksanakan tugas dan

kewenangannya bersifat independen harus dijamin, dijaga dan dilindungi

oleh RUU ini, sehingga PPATK dapat menjalankan kewenangannya

secara optimal terbebas dari campur tangan dan pengaruh kekuasaan

manapun. Kami berpendapat Ketua PPATK ataupun Wakil Ketua dan staf

PPATK tidak boleh merangkap jabatan baik secara struktural maupun ad

hoc bentukan cabang kekuasaan lain. Hal ini akan mempengaruhi


4

independensi PPATK. Dan PPATK dalam melaksanakan tugas dan

kewenagannya, tidak boleh tebang pilih, karena tekanan pihak tertentu.

3. Bahwa perluasan Pihak Pelapor sebagaimana diatur dalam Pasal 15

RUU ini diharapkan dapat mempersempit ruang gerak peredaran pelaku

pencucian uang sehingga dapat menyehatkan sistem perekonomian dan

sistem keuangan nasional. Kami berharap perluasan Pihak Pelapor ini

juga tidak mengganggu kenyamanan para pengguna jasa dan penyedia

jasa.

Yang terhormat Pimpinan Pansus,


Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM RI,
Yang terhormat Menteri Keuangan RI,
Yang terhormat rekan-rekan Anggota Pansus,
Dan hadirin yang berbahagia.

Dalam Pendapat Fraksi PPP DPR RI, penyempurnaan terhadap RUU

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan

ikhtiar untuk membebaskan bangsa dan negara dari lilitan lalu lintas keuangan

dan kehidupan ekonomi yang bersumber dari uang haram atau diperoleh

dengan cara-cara yang haram; kita harus membangun sebuah negara yang

beradab, dan tidak dikuasai hal-hal illegal. Secara theologis bangsa dan

negara yang dibangun atas dasar uang haram atau dengan cara-cara yang

haram akan menghantarkan kehancuran bangsa itu sendiri, baik secara

seketika maupun secara bertahap.

Membangun idealisme ini harus terus-menerus kita teguhkan, agar dalam

pergumulan dan interaksi masyarakat dunia, Indonesia tetap dapat menjaga

martabat bangsa serta kedaulatan negara, baik kedaulatan politik maupun

kedaulatan ekonomi.
5

Berkenaan dengan hal itu, seraya mengharap Ridlo Allah SWT, Fraksi

PPP dengan mengucapkan Bislmillaahirrahmaanirrahim menyatakan siap

membahas RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang pada tahapan berikutnya.

Demikianlah Pendapat Fraksi PPP terhadap RUU tentang Pencegahan


dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada Pimpinan Rapat, Menteri Hukum dan HAM RI, Menteri
Keuangan RI, rekan-rekan Anggota Pansus, dan hadirin sekalian atas
kesabarannya mendengarkan uraian kami.

Billaahittaufiq Walhidayah,
Wassalamu`alaikum Wr,Wb.

Jakarta, 05 Mei 2010


FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Juru Bicara,

Ahmad Yani, S.H., M.H


Anggota Nomor: 287

Anda mungkin juga menyukai