Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Keperawatan Anak III

Koleksi Spesimen Urine dan Feses


Jemirda Sundari Y, 0806334003

Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang


dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Spesimen yang memenuhi
syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya
mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa (segar atau
tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang
digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.

A. Pemeriksaan Spesimen urine


Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
spesimen urine, adapun tujuan dari pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
mendeteksi :
1. Bilirubin
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi penyakit obstruksi saluran
empedu, penyakit hepar, kanker hepar. Cara pemeriksaan: Gunakan Ictotet,
teteskan urin ± 5 tetes, masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air, hasil
positif jika warna biru atau ungu, dan bila merah berarti hasilnya negatif.
2. Asam urat
Pemeriksaan asam urat bertujuan untuk mendeteksi berbagai kelainan
penyakit ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam, leukemia dengan diet
tinggi purin, kolitis dan ulserativa.
3. Pemeriksaan lain
Seperti urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit
hemolitik dan infeksi berat. Pemeriksaan urinalisis seperti berat jenis urin,
kadar glukosa, keton dan lain-lain. Pemeriksaan kadar protein dalam urin
untuk menentukan kadar kerusakan glomerulus.

Pemeriksaan Spesimen Urine


1. Urine bersih (clean voided urine specimen)
Urin bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan
urinalisa rutin diperlukan:
a. Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung
konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah.
b. Jumlah minimal 10mL
c. Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan
menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah,
mungkin memerlukan bantuan.
d. Spesimen harus bebas dari feses
e. Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat
diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin berada
dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah
merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.
Langkah-langkah:
 Sebelum berkemih klien meminum segelas cairan 30 menit sebelum
prosedur dilakukan.
 Klien berkemih ke dalam wadah urine yang bersih, urinal, atau pispotsebanyak 120
ml.
 Setelah spesimen dikumpulkan, perawat memasang tutup dengan ketat pada wadah
spesimen. 
 Bersihkan setiap urin yang mengenai bagian luar wadah.
 Meletakan wadah di dalam kantung plastik
 Kirim spesimen yang sudah diberi label ke laboratorium

2. Urine tengah (clean-catch or midstream urin specimen)


Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin
yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran
kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan kulit,
namun pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan
infeksi. Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak terkontaminasi.
Prosedur
Pengambilan sampel urin mid stream pada anak perempuan:
Untuk sampel yang terpercaya, urin sebaiknya berada di
kandung kemih paling lama 4 jam. Jangan membuka
wadah penampung spesimen. Perawat menerima
kontainer dan tabung vakum untuk tempat sampel urin
yang akan diperiksa di lab.

Cuci tangan dan gunakan sarung tangan. Tidak lupa


sebelumnya jelaskan prosedur yang akan dilakukan
pada orang tua dan untuk anak yang sudah mulai
mengerti

Regangkan/buka labia menggunakan jari

Bersihkan area luar genital


dengan air mengalir
Keringkan menggunakan tisu/handuk dari arah depan ke belakang

Buka tutup wadah/kontainer penampung urin. Biarkan anak BAK di toilet

Pindahkan kontainer untuk menampung urin tengah (mid


stream urine) dan isi sekitar 2/3 kontainer. Hindari menyentuh
area dalam kontainer

P indahkan kontainer dan biarkan anak mengakhiri BAK-nya


secara normal di toilet

Untuk anak laki-laki:


 Pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan
memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
 Bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola kapas
 Setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin, letakan wadah pengumpul di
bawah aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml
Tutup kontainer. Buka label yang terdapat pada
tutupnya. Jangan menyentuh jarum yang terdapat pada
tutup kontainer. Pada permukaan datar dan keras, tekan
setiap tabung dengan bagian penutupnya (stopper)
terlebih dulu ke jarum hingga urin masuk ke dalam
tabung. Isi setiap tabung yang telah disediakan.

Kocok tabung ke atas dan ke bawah sebanyak 6 kali.


Kemudian bawa segera ke laboratorium untuk diperiksa
11. catat tanggal pengambilan dan beri label. Contoh label yang harus diisi:

12. buka sarung tangan


13. cuci tangan

3. Urine tampung (timed urin specimen/waktu tertentu)


Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan
dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam. Urin tampung ini
biasanya disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang
mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin.
Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan
yang lebih besar.
Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah:
 Mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin
 Menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa
 Menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin,
hormone tertentu)
Hal yang perlu dilakukan perawat:
 Beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
 Jelaskan metodenya
 Catat jam awal dan jam akhir menampung urin

4. Spesimen Urine Acak


Spesimen urin rutin yang diambil secara acak dapat dikumpil kan dari urin klien
saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong pengumpul urin yang
mengalami diversi urinarius. Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan
urinalisis. Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan
hanya 120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat. Setelah
spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat padsa wadah
spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai bagian wadah,meletakan
wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem yang telah diberi label ke labor.

5. Spesimen Kateter Indwelling


Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang
khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik. Klem kateter selama
kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin pada waktu pengambilan. Untuk
kultur urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-
hati dalam pengambilan agar tidak terkontaminasi

Prosedur yang dilakukan:


 Komunikasikan dengan ibu untuk mendapatkan persetujuan
 Persiapkan alat
 Periksa selang untuk memeriksa adanya pengeluaran urin segar, jika tidak
ada, pasang klem d bawah port, dan tunggu beberapa saat sampai urin
terkumpul.
 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
 Swab daerah pengeluaran dengan kapas alkohol
 Tusuk jarum k port karet, sedot sejumlah urin yang d perlukan, masukkan ke
wadah spesimen.
 Gosok port selama 30 detik dengan kapas alkohol
 Buka klem
 Beri label pada wadah spesimen
 Lakukan pendokumentasian

Hal yang perlu di Inspeksi adalah warna, kejernihan, dan bau urine.
a. Warna.
Warna urin normal bervariasi dari warna pucat, agak kekuningan sampai kuning-cokelat
(seperti warna madu), tergantung pada kepekatan urin. Perdarahan dari ginjal
atauureter menyebabkan warna urin menjadi gelap; perdarahan dari kandung
kemih atau uretramenyebabkan warna urin menjadi merah terang.
b. Kejernihan.
Urin yang normal tampak transparan saat dikeluarkan. Urin yang
barudikeluarkan oleh klien yang menderita penyakit ginjal dapat tampak
keruh atau berbusaakibat tingginya konsentrasi protein. Urin juga akan
tampak pekat dan keruh akibat adanyabakteri.
c. Bau.
Urin memiliki bau yang khusus. Semakinpekat warna urin, semakin kuat
baunya

B. Pemeriksaan Spesimen Feses


Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk mendeteksi
adanya kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, E. Coli, dan stafilokokus.
Pemeriksaan feses dilakukan untuk:
1. Melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh perawat
atau klien sendiri. Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes Guaiac.
2. Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung banyak
lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam penyerapan
lemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan terjadi
obstruksi pada hati dan kandung empedu.
3. Mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga hari
berturut-turut.
4. Mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses
sedikit untuk dikultur. Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi.
Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang telah dikonsumsi.
Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-hal
berikut:
1. Defekasi pada bedpan yang bersih
2. Bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darah
menstruasi
3. Jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan
Dalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses
tergantung pemeriksaan, umumnya 2,5 cm untuk feses padat atau 15-30 mL
untuk cair. Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam
kantung steril. Segera kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa.

Alat dan bahan


1. sarung tangan
2. 10 % formalin kontainer
3. spatel steril
4. penampung feses (kontainer PVA)
5. pispot (toilet hat)
6. 2 label dengan rincian:
nama anak, tanggal lahir, dan tanggal serta waktu pengambilan spesimen
7. Plastic bag
Untuk diperhatikan: cairan yang ada di dalam botol untuk penyimpanan
spesimen feses adalah bahan beracun dan harus disimpan jauh dari jangkauan
anak-anak
Prosedur
a. Bayi (infant): segera setelah bayi BAB, ambil spesimen feses dari popoknya
b. Toddler: jika anak toddler sudah dapat melakukan toilet training, kumpulkan
fesesnya dari kursi toilet (potty chair). Jangan biarkan urin bercampur dengan
spesimen feses. Anjurkan anak BAK terlebih dahulu untuk mengosongkan
kandung kemihnya. Jika anak tidak terlatih untuk BAB/BAK di toilet,
kumpulkan feses dari popoknya atau celana latihan (training pants) yang
digunakannya
c. Older child: Ketika anak sudah siap untuk memiliki gerakan usus, letakkan
"toilet hat” untuk mengumpulkan feses. Angkat toilet duduk, letakkan "toilet
hat" lebih rendah kursi. Jangan biarkan urin ke kontak spesimen. Jangan
mengumpulkan spesimen dari mangkuk toilet.
1. cuci tangan
2. gunakan sarung tangan
3. jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. tampung bahan dengan menggunakan spatel steril
5. tempatkan ke dalam wadah steril dan ditutup rapat
6. feses jangan tercampur dengan urin

7. banyak anak-anak dengan diare, terutama anak-anak usia muda, tidak selalu
dapat memberitahukan orang tua sebelumnya kapan mereka ingin BAB. Jadi
tutup plastik berbentuk topi digunakan untuk mengumpulkan spesimen feses.
Perangkat ini dapat dengan cepat ditempatkan di atas mangkuk toilet, atau di
bawah bokong anak, untuk mengumpulkan sampel. Menggunakan perangkat
penangkapan dapat mencegah kontaminasi feses dengan air dan kotoran. Cara
lain untuk mengumpulkan sampel feses adalah menggunakan tempat bungkus
plastik di atas kursi toilet. Kemudian tempatkan sampel feses dalam kontainer
yang telah disediakan sebelum membawanya ke laboratorium. Anak tidak harus
buang air kecil ke dalam wadah dan, jika mungkin, harus mengosongkan
kandung kemihnya sebelum buang air besar sehingga sampel feses tidak
diencerkan oleh urin. Untuk hasil terbaik, feses harus berada dalam suhu
ruangan dan segera dibawa ke laboratorium maksimal 48 jam setelah sampel
diambil.
8. jangan berikan barium atau minyak mineral yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri
9. catat tanggal pengambilan dan identitas klien, beri label pada wadah
10. buka sarung tangan
11. cuci tangan

Referensi :
Betz, C. L. & Sowden, L. A. (2009). Buku saku keperawatan pediatri, edisi kelima.
(Alih bahasa: Eny, M.). Jakarta: EGC
Hidayat, A. A. (2007). Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta: EGC.
Kuntaman. “ Pengambilan dan Penyimpanan Spesimen”. Style Sheet.
http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Spesimen_Managemen_2007.pdf (03 April 2011)

Anda mungkin juga menyukai