39
4.1.1.1 Analisis Simulasi Faktor Daya
Hasil simulasi Load Flow sistem kelistrikan Pabrik SemenTuban IV
menunjukkan nilai faktor daya yang rendah 62,2% di Main Bus 150 kV.
Faktor daya yang terjadi pada tiap bus hampir seluruhnya berada
dibawah angka yang telah diijinkan yaitu faktor daya harus diatas 85%.
Begitu juga dengan nilai tegangan pada bus – bus tersebut jika
diperhatikan tegangannya lebih rendah dari batas tegangan yang
diijinkan (95%-105%).
Beberapa bus yang nilai tegangannya rendah yaitu substation SUB-
XIII-C824-MV132 yang menyuplai ER25, ER26 dan ER29. Tegangan
pada bus - bus tersebut adalah :
SUB-XIII-C824-MV132 : 92,93%
ER25-C834-MV252 : 92,88%
ER25-C834-MV251 : 92,85%
ER26-C834-MV261 : 92,83%
ER29-C834-MV291 : 92,89%
Nilai faktor daya yang buruk ini terjadi hampir disetiap bus
diakibatkan oleh karakteristik beban lump load yang ada. Bus - bus
tersebut mempunyai beban yang memang nilai faktor dayanya cukup
buruk sehingga mempunyai nilai daya reaktif yang cukup besar
dibandingkan dengan kebutuhan daya aktifnya.
Untuk lebih jelasnya report hasil simulasi yang lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 2.
40
dan pada tiap-tiap mesin atau peralatan yang memerlukan kompensasi
(individual compesation).
Untuk memperbaiki kualitas daya tersebut diatas, digunakan
kapasitor bank yang dipasang pada bus 6.3 kV (ER) agar diperoleh
Power Factor di Main Bus menjadi 85% sehingga tidak dikenakan
denda oleh PLN. Bus – bus yang ditambahkan kapasitor adalah sebagai
berikut :
Bus ER23-C834-MV23A2 : 1500 kVar
Bus ER24-C834-MV241 : 6000 kVar
Bus ER25-C834-MV251 : 3000 kVar
Bus ER25-C834-MV252 : 3000 kVar
Bus ER26-C834-MV261 : 4500 kVar
Bus ER27-B834-MV272 : 4500 kVar
Tabel 4.2. Hasil Simulasi Perbaikan Load Flow pada Sistem Kelistrikan Tuban IV
NAMA BUS KV MW MVAR MVA PF(%)
MAIN BUS 2 150 39.674 23.961 46.348 85.6
814.MV11 20.028 39.372 19.843 44.09 89.3
SUBXII-824-MV121 20.018 3.428 1.256 3.651 93.9
SUBXIII-824-MV131 19.987 22.188 8.2 23.655 93.8
SUBXIII-824-MV141 20.005 13.724 10.794 17.46 78.6
SUBIV-824-MV142 6.109 13.663 9.999 16.931 80.7
SUBXIII-824-MV132 6.16 22.078 8.864 23.791 92.8
SUBXII-824-MV122 6.267 1.245 0.542 1.358 91.7
ER23A-C834-MV23A1 19.947 2.175 0.86 2.339 93
ER23A-C834-MV23A2 6.300 1.356 1.752 3.130 69.3
ER23-C834-MV23B 6.300 0.282 0.365 0.691 70.1
ER23C-C834-MV23C 6.253 0.059 0.755 0.757 99.7
ER24-834-MV241 6.300 9.073 10.470 15.000 66.6
ER25-C834-MV251 6.156 7.441 6.925 10.165 73.2
ER25-C834-MV252 6.300 1.479 4.305 4.552 68.9
ER26-834-MV261 6.162 1.704 5.799 6.044 32.5
ER27-C834-MV271 6.300 3.875 4.187 10.012 67.9
ER27-C834-MV272 6.300 3.875 4.187 8.977 68.6
ER28-C834-MV281 6.109 0.875 0.556 1.037 84.4
41
tegangan pada bus-bus lain juga mengalami kenaikan, terutama pada bus
– bus yang ditambah kapasitor bank.
42
Hasil simulasi pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa selain
peningkatan faktor daya menjadi 92% di Main Bus. Begitu juga dengan
nilai faktor daya pada setiap bus juga mengalami peningkatan sehingga
mencapai batas yang diijinkan dari PLN. Untuk laporan load flow
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
Nilai tegangan bus yang menyuplai substation SUB-XIII-C824-
MV132 mengalami kenaikan tegangan sehingga bus – bus yang berada
dibawahnya juga mengalami kenaikan tegangan. Nilai Tegangan bus –
bus tersebut menjadi :
SUB-XIII-C824-MV132 : 97,13%
ER25-C834-MV252 : 97,08 %
ER25-C834-MV251 : 97.12%
ER26-C834-MV261 : 97,09%
ER29-C834-MV291 : 97,1%
Walaupun terjadi kenaikan tegangan pada bus – bus tersebut diatas,
tetapi kenaikan tegangan masih berada di dalam range yang diijinkan
yaitu tidak melebihi 95% sampai dengan 105%.
43
Tabel 4.5 Standar 519 (1992) untuk THD current
Isc / IL h<11 11h<17 17h<23 23h<35 35h THD
(%)
<20 4 2 1,5 0,6 0,3 5
20 => 50 7 3,5 2,5 1 0,5 8
50 => 100 10 4,5 4 1,5 0,7 12
100 => 1000 12 5,5 5 2 1 15
> 1000 15 7 6 2,5 1,4 20
45
Gambar 4.4 Plot Impedansi Fungsi Frekuensi Harmonisa
Perubahan Pada Bus ER26-C834-MV261
46
Gambar 4.7 Spektrum Tegangan Fungsi Orde Harmonisa
Perubahan Pada Bus SUB-XIII-C824-MV131
48
Dengan adanya kenaikan nilai harmonisa baik harmonisa arus
maupun harmonisa tegangan dapat menyebabkan berkurangnya umur
dari peralatan. Walaupun terjadi kenaikan yang cukup besar tetapi nilai
dari THD nya masih dibawah standar yang telah ditetapkan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.7 yang menampilkan perbandingan
THD current sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor. Perbandingan
THD voltage sebelum dan sesudah pemasangan kapasitor dapat dilihat
pada Gambar 4.9.
49
Gambar 4.11 Spektrum Tegangan Fungsi Orde Harmonisa
Perubahan Pada ER23B-C834-MV23B
50
Gambar 4.14 Plot Impedansi Fungsi Frekuensi Harmonisa
Perubahan Pada Bus SUB-XIII-C824-MV132
51
4.2.5 Simulasi Harmonisa dengan Filter Harmonisa
Untuk mengurangi kenaikan harmonisa akibat pemasangan
kapasitor bank untuk untuk menaikkan kualitas daya untuk lebih
baiknya kapasitor dipasang sebagai filter harmonisa . Selain berfungsi
untuk peredam harmonisa, filter harmonisa juga dapat dipergunakan
untuk meningkatkan kualitas daya listrik. Untuk mengetahui penurunan
nilai harmonisa akibat pemasangan filter harmonisa maka perlu
dilakukan simulasi. Hasil simulasi ditunjukkan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.8 Hasil Simulasi Harmonisa Sebelum, Sesudah Pemasangan Kapasitor dan dengan
Pemasangan Filter Harmonisa di Pabrik Tuban IV
53
Gambar 4.19 Plot Impedansi Fungsi Frekuensi Harmonisa
Perubahan Pada ER28-C834-MV281
54
Gambar 4.21 Perbandingan Nilai THD Voltage
56
Gambar 4.24 Grafik Tegangan Kedip pada SUB-XIII-C824-MV132
57
Berdasarkan hasil simulasi motor starting yang telah dilakukan,
diperoleh data terjadinya kedip tegangan (voltage sag) pada bus – bus
tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Pada hasil simulasi diatas
dapat dilihat bahwa besarnya kedip tegangan maksimal terdapat pada
tempat motor melakukan starting itu berada yaitu di bus ER24-C834-
MV241 sebesar 26%. Dan kemudian besar gangguan terus mengecil
seiring dengan semakin jauhnya sumber motor starting dari bus – bus
tersebut. Dengan kata lain, semakin dekat bus dengan tempat motor
starting semakin besar kemungkinan bus tersebut mendapatkan
gangguan kedip tegangan. Hal tersebut terlihat jelas dari grafik tegangan
kedip pada bus – bus tersebut.
Terlihat dari hasil simulasi diatas , bahwa bus ER24-C834-MV241
berdasarkan nilai penurunan tegangannya, yaitu 1.622 kV atau sebesar
28%.
58
Gambar 4.27 Grafik Tegangan Kedip pada MAIN BUS 2 Tuban IV
59
Gambar 4.30 Grafik Tegangan Kedip pada SUB-XIV-C824-MV142
60
4.3.1.3 Simulasi Skenario 3
Pada skenario ini, listrik disuplai dari PLN seperti skenario 1.
Metode pengasutan yang digunakan adalah direct on line,dimana motor
yang akan distart yaitu RAWMILL-ID_FAN pada bus ER24-C834-
MV241. Hasil simulasi dapat dilihat pada Tabel 2.
61
Gambar 4.35 Grafik Tegangan Kedip pada SUB-XIII-C824-MV132
62
Terlihat dari data simulasi bahwa bus ER24-C834-MV241
mengalami drop tegangan yang paling besar yaitu 2.94 kV atau sebesar
44%. Hal ini sangat membahayak bagi peralatan lainnya.
Dan kemudian besar gangguan terus mengecil seiring dengan
semakin jauhnya sumber motor starting dari bus – bus tersebut. Dengan
kata lain, semakin dekat bus dengan tempat motor starting semakin
besar kemungkinan bus tersebut mendapatkan gangguan kedip tegangan.
63
Halaman ini sengaja dikosongkan
64