Hubungan antar individu juga dapat dibedakan berdasarkan arah orientasinya. Apabila
seseorang lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri maka hubungan tersebut dinamakan
berorientasi diri. Sedangkan jika kepentingan seseorang mengalahkan kepentingan pribadi,
maka hubungan antar individu itu dikatakan berorientasi kelompok.
2. Seorang perawat yang waktu kerjanya sudah berakhir, tapi teman pengganti shift
belum datang. Setelah di konfirmasi kepada teman shift pengganti yang
bersangkutan, ternyata alasan keterlambatannya karena terjebak macet akibat
banjir. Perawat tersebut tetap menunggu hingga teman penggantinya datang.
Perawat yang bersangkutan berorientasi pada kepentingan kelompok daripada
kepentingan pribadi karena lebih mementingkan kepentingan dan kebutuhan
pasien yang dirawatnya daripada keinginan untuk pulang walupun waktu kerjanya
telah habis.
Interaksi sosial dalam suatu komunitas dapat dibedakan dalam derajat keterlibatan
emosi individu. Hubungan yang lebih akrab atau intim ditandai dengan keterlibatan emosi
yang lebih mendalam daripada hubungan yang bersifat profesional.
Contoh Afektif :
1. Seorang perawat yang sedang mempunyai masalah dengan keluarganya. Pada hari
yang sama perawat tersebut sedang memberikan Asuhan Keperawatan kepada
klien (memberikan medikasi), klien tidak mau disuntik lalu perawat marah-marah
kepada klien. Hal ini dikarenakan perawat tersebut terbawa perasaan dengan
masalah yang dihadapi dengan keluarganya. Perawat menjadi tidak profesional
dalam menyikapi masalah yang dihadapi kliennya.
2. Suatu hari pasien bercerita kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.
Pada pasien yang menderita penyakit terminal: Ca.Ovarium. Divonis tidak bisa
mempunyai keturunan pada usia yang relatif muda yaitu 28 tahun. Mengetahui hal
tersebut pasien mengalami stres, setiap hari diisinya dengan menangis
mengeluhkan tentang penyakitnya dan semua keterbatasannya. Pasien takut suami
yang dicintai akan meninggalkannya begitu tahu bahwa dia tidak bisa memberikan
keturunan buat suaminya. Mendengar cerita tersebut perawat merasa seolah-olah
dirinya yang berada dalam masalah itu. Perawat terbawa emosi negatif dari cerita
pasien tersebut. Perawat ikut sedih dan larut menangis mendengar cerita dari
pasien. Akibatnya komunikasi terhenti begitu saja karena perawat tidak bisa
mengontrol emosi dari cerita tersebut.
Contoh Netral :
1. Seorang perawat sedang mempunyai masalah dengan kelurganya. Pada hari yang
sama perawat sedang memberikan Asuhan Keperawatan ( memberikan obat)
kepada klien, klien tidak mau minum obat lalu perawat menasehati klien dengan
sikap sabar dan ramah walapun perawat sedang mempunyai masalah dengan
kelurganya.
2. Suatu hari pasien bercerita kepada perawat tentang penyakit yang dideritanya.
Pada pasien yang menderita penyakit terminal: Ca.Ovarium. Divonis tidak bisa
mempunyai keturunan pada usia yang relatif muda yaitu 28 tahun. Mengetahui hal
tersebut pasien mengalami stres, setiap hari diisinya dengan menangis
mengeluhkan tentang penyakitnya dan semua keterbatasannya. Pasien takut suami
yang dicintai akan meninggalkannya begitu tahu bahwa dia tidak bisa memberikan
keturunan buat suaminya. Mendengar cerita tersebut sebagai seorang perawat
yang profesional hendaknya perawat bersifat netral tidak ikut larut dalam masalah
yang dihadapi pasien. Tetap menjaga privacy pasien dan pertahankan sikap
keterbukaan sebagai bukti bahwa pasien tetap diterima di lingkungannya serta
tetap menjaga hubungan perawat dan pasien agar perawat bisa menggali
permasalahan yang lebih mendalam dari masalah yang dihadapi oleh pasien
tersebut.
KUALITAS VERSUS PRESTASI
Kualitas mengacu pada status seorang individu yang diperolehnya sejak lahir
(ascribed status) sedangkan prestasi menunjukan tingkat yang telah dicapai individu melalui
jerih payahnya sendiri.
Contoh Prestasi:
1. Ny Yesi yang berprofesi sebagai perawat menderita penyakit tipus di rawat di RS.
Islam Jakarta. diruangannya ia dirawat oleh perawat Ana yang merupakan teman
sejawatnya. Saat memberikan Asuhan Keperawatan, perawat Ana lebih dominan
pada Ny Yesi padahal diruangan tersebut masih ada klien yang lebih
membutuhkan perawatanya.
2. Ibu Yuyun adalah seorang Direktur Pertamina dan saat ini ia sedang dirawat
diruangan VIP. Ibu Yuyun mendapatkan asuhan pelayanan keperawatan yang
eksklusif oleh perawat RS. Pertamina Jakarta. Salah satu karyawan RS.Pertamina
juga sedang di rawat di rumah sakit tersebut, namun karyawan tersebut di
tempatkan di ruangan Ekonomi yang Asuhan Pelayanan Keperawatannya tidak
terlalu Eksklusif.
Contoh Kualitas
1. Arjuna seorang klien di rumah Sakit Islam Jakarta, yang berkulit putih dan
tampan mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang baik oleh perawat-
perawat di Rumah Sakit tersebut. Toni juga seorang pasien di Rumah Sakit
tersebut, yang berkulit hitam dan tidak tampan, mendapatkan pelayanan asuhan
keperawatan yang kurang baik dari perawat-perawat di Rumah Sakit.
2. Seorang anak dari seorang pedagang kaki lima masuk ke UGD dengan keluhan
demam panas. Beberapa menit kemudian, masuklah anak dari seorang pejabat
dengan keluhan yang sama. Ketika perawat mengetahui bahwa pasien kedua
adalah anak dari seorang pejabat, maka perawat tersebut lebih mendahulukan
anak dari seorang pejabat tersebut walaupun anak dari seorang pedagang kaki
lima lebih dahulu datang keruang UGD. Hal tersebut mencerminkan
ketidakseimbangan kualitas sebuah pelayan kesehatan, dimana anak seorang
pejabat didahulukan karena status orang tuanya.
Dalam hubungan yang spesifik, dua individu berhubungan dalam situasi yang terbatas
sifatnya. Sedangkan hubungan yang membaur/diffuse, di mana semua orang terlibat dalam
proses interaksi.
2. Seorang perawat menangani klien di rumah sakit, klien tersebut ternyata adalah
teman sejawatnya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat tersebut
berkomunikasi seperti layaknya perawat tersebut bekerja dengan teman
sejawatnya. Perawat memanggil temannya dengan memanggil namanya.