RANCANGAN SKRIPSI
a. PENDAHULUAN
merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional, selain karena
UMKM merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya
antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja.
1
konstribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural, yaitu
kegiatan usaha sektor ini semakin nampak khususnya sejak era krisis ekonomi dan
dan BUMN yang berlangsung lamban, sektor ini telah menunjukkan perkembangan
yang terus meningkat dan bahkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi
nasional.
Kondisi dan fakta tersebut sejalan dengan hasil penelitian empiris yang
dilakukan Demirbag et al., (2006) dalam Musran Munizu (2010: 41) yang
negara maju maupun negara berkembang. Usaha kecil dan menengah memiliki
adalah pelopor dalam dunia inovasi dan memiliki fleksibilitas tinggi yang
periode 2005-2008, UMKM ternyata mampu membuka lapangan kerja baru bagi 9,6
juta orang, sementara usaha besar hanya mampu membuka lapangan kerja baru bagi
2
55.760 orang. Selain itu konstribusi UMKM terhadap eksport non migas nasional
Dengan demikian usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan usaha yang
mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas
khususnya. Ketersediaan bahan baku lokal bagi industri kecil dan menengah
efisien. Pada sisi lain modal kerja yang dibutuhkan relative kecil, sehingga memberi
peluang kepada masyarakat yang memiliki jiwa wirausaha untuk mendirikan unit-unit
mengurangi sebagian beban import sehingga dalam kerangka strategis, hal ini dapat
Indonesia memerlukan tambahan sekitar 20 juta unit usaha baru di luar sektor
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi penduduk Indonesia. Hal
ini berarti harus menumbuhkembangkan 1,3 juta unit usaha baru di Indonesia setiap
3
periode tahun 2005 - 2009 dicanangkan untuk menumbuhkan 6 juta unit usaha
wirausaha baru terkait dengan upaya menumbuhkan lingkungan usaha yang kondusif,
disertai dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai aspek.
Salah satu hasil survei menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengusaha UMKM di
Indonesia adalah SLTA (44,1 persen), D-3 (7,4 persen), dan S-1 (17,9 persen) dan
sisanya di bawah SLTA. Fakta ini sebenarnya menepis pandangan bahwa pendidikan
diperlukan terutama di bidang kompetensi SDM seperti knowledge, skill dan ability
pemilik usaha, tetapi juga para pekerjanya. Semangat kewirausahaan dan peningkatan
4
kerajinan seni ukir, patung dan relief, sentra industri logam dan lain sebagainya.
Sentra-sentra industri tersebut berkembang sangat baik, yang semula hanya beberapa
saja, dari tahun ke tahun bertambah jumlahnya. Pemasaran yang dilakukan UMKM
Yogyakarta, Jakarta, Bali hingga ke Sumatera. Bahkan beberapa UMKM telah dapat
memasarkan hasilnya ke luar negeri seperti Kanada, Spanyol, Amerika dan Arab.
Selain itu, banyak pembeli yang mengunjungi langsung sentra industri tersebut, baik
dari dalam negeri maupun dari luar negeri (Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil,
dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh UMKM, Badan Pusat Statistik
permodalan, (2) Kesulitan dalam pemasaran; (3) Persaingan usaha ketat; (4)
Kesulitan bahan baku; (5) kurang teknis produksi dan keahlian; (6) keterampilan
manajerial kurang; (7) kurang pengetahuan manajemen; keuangan, (8) iklim usaha
mengalami kesulitan usaha 72,47% sisanya 27,53 % tidak ada masalah. Dari 72,47 %
5
Permodalan (51,09 %), (2) Pemasaran (34,72 %), (3) Bahan baku (8,59 %), (4)
Ketenagakerjaan (1,09 %), (5) Distribusi transportasi (0,22%), dan (6) Lainnya (3,93
bank, sisanya 82,50 % tidak melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non
bank seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP), perorangan, keluarga, modal ventura,
lainnya. Alasan utama yang dikemukakan oleh UMKM kenapa mereka tidak
meminjam ke bank adalah: (1) prosedur sulit (30,30 %), (2) Tidak berminat (25,34
%), (3) Tidak punya agunan (19,28 %), (4) Tidak tahu prosedur (14,33 %), (5) Suku
Berdasarkan data dari BPS tahun 2009 menyatakan bahwa terdapat 7.842
seluruh perusahaan (unit usaha) UMKM. UMKM sangat berperan dalam penyerapan
Gambar 1
Banyaknya Unit Usaha dan Tenaga Kerja UMKM Kabupaten Jepara Tahun 2005-2009
6
Jumlah unit UMKM Kabupaten Jepara rata-rata dari tahun 2005-2009 yaitu
sebesar 8000 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 10 kalinya yaitu sebesar 84000
orang, walaupun pada tahun 2008 mengalami penurunan jumlah unit usaha dan
tenaga kerja akibat banyaknya UMKM rokok kretek yang tutup karena beban cukai
yang semakin tinggi akan tetapi UMKM tetap menyerap tenaga kerja sebanyak 10
kali jumlanya. Hal ini membuktikan bahwa peranan UMKM sangat penting dalam
Jepara adalah UMKM monel. UMKM monel masuk pada industri pengolahan dalam
Gambar 2
Perkembangan UMKM Monel Kabupaten Jepara Tahun 2005-2009
indikator jumlah tenaga kerja, jumlah unit usaha, volume produksi, nilai investasi dan
7
Pecanggan (Desa Krasak dan Desa Gemulung) ini belum berproduksi secara maksimal,
Tabel 1
Perbandingan Unit Usaha (unit) dan Nilai Produksi (rupiah)
UMKM Monel dan UMKM lainnya tahun 2009
memiliki unit usaha jauh lebih kecil dari UMKM monel, nilai produksi gerabah masih
lebih besar dibanding UMKM monel, yaitu Rp 396.802.000 untuk nilai produksi
8
efisiensi dalam proses produksi. Sedangkan UMKM monel kekurangan dana untuk
dapat ikut bersaing dengan kerajinan-kerajinan aksesoris dari bahan lain karena
meminimalkan kendala modal yang dimiliki pengusaha monel. Karena kendala modal
tersebut, produksi monel tidak dapat maksimal sehingga mempengaruhi omzet penjualan
Kabupaten Jepara?
3. Dari variabel kompetensi SDM dan bantuan modal, variabel manakah yang
9
I.3. Tujuan Penelitian
di Kabupaten Jepara.
Jepara?
3. Variabel kompetensi SDM dan bantuan modal UMKM, variabel mana yang
Jepara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis
1. Teoritis
2. Praktis:
10
b. Sebagai informasi dalam menentukan program pengembangan SDM dan
b. LANDASAN TEORI
usaha mikro. Biasanya usaha mikro didefinisikan berdasarkan jumlah tenaga kerja
mengenai UMKM, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/
atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
11
atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan
1. Jenis barang/ komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;
memadai;
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP.
kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang
12
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik
pemerintah.
kegiatan penyedia jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat
berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan formal dan yang
telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis (Rudjito, 2003: 45). Kemudin Ganewati
(1997: 25) menyatakan bahwa usaha mikro berdasarkan perdagangan dan investasi
1. Usaha mikro yang sudah go global, yaitu usaha mikro yang telah menjalankan
kegiatan internasional secara sangat luas, meliputi kawasan global seperti Asia,
2. Usaha mikro yang sudah internationalized, yaitu usaha mikro yang telah
3. Usaha mikro potensial, yaitu usaha mikro yang memiliki potensi menjalankan
kegiatan internasional.
4. Usaha mikro yang berorientasi domestik, yaitu usaha mikro dan kecil yang
yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja. Hal yang sama juga didefinisikan
oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mendefinisikan usaha
mikro sebagai usaha yang memiliki tenaga kerja 1-4 orang. Ragam pengertian umum
13
Tabel 2
Ragam Pengertian Umum Usaha Mikro
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
14
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
Kemudian kriteria ke tiga (3) kategori usaha kategori tersebut di atas disajikan
pada tabel 3.
Tabel 3
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil namun agaknya usaha kecil
tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan industri kecil
perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
15
modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara,
bahkan rentenir.
Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status
badan hukum. 90,6 persen merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta
notaris; 4,7 persen tergolong perusahaan perorangan berakta notaris; dan hanya 1,7
persen yang sudah mempunyai badan hukum (PT/NV, CV, Firma, atau Koperasi).
bagian dari seluruh industri kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan,
minuman dan tembakau (ISIC31), diikuti oleh kelompok industri barang galian bukan
logam (ISIC36), industri tekstil (ISIC32), dan industri kayu,bambu, rotan, rumput dan
21% hingga 22% dari seluruh industri kecil yang ada. Sedangkan yang bergerak pada
kelompok usaha industri kertas (34) dan kimia (35) relatif masih sangat sedikit sekali
disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti
16
sumberdaya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan
Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah:
usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim
usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam,
pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan
Secara garis besar, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat dibagi
dalam dua kategori: Pertama, bagi PK dengan omset kurang dari Rp 50 juta
usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan dengan “aman” sudah cukup.
Mereka umumnya tidak membutuhkan modal yang besar untuk ekspansi produksi;
biasanya modal yang diperlukan sekedar membantu kelancaran cashflow saja. Bisa
dipahami bila kredit dari BPR-BPR, BKK, TPSP (Tempat Pelayanan Simpan Pinjam-
tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya mereka mulai memikirkan
17
Konsultasi Pengusaha Kecil UGM, urutan prioritas permasalahan yang dihadapi oleh
PK jenis ini adalah (Kuncoro, 2000: 35): (1) Masalah belum dipunyainya sistem
dan membuat studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari bank maupun
kredit, agunan tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3)
semakin ketat; (4) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar dikuasai oleh
perusahaan/grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat berubah; (5) Masalah
memperoleh bahan baku terutama karena adanya persaingan yang ketat dalam
mendapatkan bahan baku, bahan baku berkulaitas rendah, dan tingginya harga bahan
baku; (6) Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah
menggarap pasar ekspor karena selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai
perusahaan tertentu, dan banyak barang pengganti; (7) Masalah tenaga kerja karena
sebagai suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan
pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil (and underlying
18
membedakan seseorang pelaku unggul dari perilaku yang berprestasi rata-rata. Untuk
sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat
kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat,
Subaedi, 2010 ; 53 menyebutkan kompetensi dapat dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu
competencies adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seseorang agar
19
dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi tidak untuk membedakan seorang yang
factor-faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah. Misalnya
seorang dosen harus mempunyai kemampuan utama mengajar, itu berarti pada
baik, cara mengajarnya mudah dipahami dan analisanya tajam sehingga dapat
dibedakan tingkat kinerjanya maka hal itu sudah masuk kategori “differentiating
competencies”.
Komptensi dapat berupa tujuan, perangai, konsep diri, sikap atau nilai,
sifat perorangan yang dapat diukur atau dihitung dengan jelas dan dapat ditunjukkan
untuk membedakan secara gamblang seorang perilaku unggul dari seorang perilaku
yang berprestasi rata-rata atau seorang perilaku efektif dari seorang pelaku yang tidak
efektif (Alain Mitrani et.al 1995) sedangkan Mathis dan Jackson (2001)
mengilustrasikan bahwa kompetensi ada yang terlihat dan ada yang tersembunyi.
berupa kecakapan yang mungkin lebih berharga dapat meningkatkan kinerja. Stoner
20
2. Keterampilan manusia yaitu, kemampuan untuk bekerja sama, memahami dan
yang kita cari dari orang-orang yang bekerja dalam organisasi-organisasi tersebut.
terbuka atas dua kosa kata yaitu standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai
apa yang harus dimiliki oleh tenaga kerja (SDM) dalam melaksanakan pekerjaan
21
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan kinerja
merespon kondisi eksternal dan internalnya, yang dengan tolok ukur tertentu akan
dapat diketahui berapa tingkat turbelensinya dan berapa tingkat kemampuan untuk
mengantisipasinya.
dapat dianalisis antara lain:1. Dorongan individu (motivasi untuk sekses); 2. Dampak
dan pengalaman. Ada beberapa teknik analisis kompetensi yang sedang digunakan
antara lain:
memperoleh data mengenai perilaku yang efektif atau kurang efektif, lalu
22
2. Repertory grid analysis; Digunakan untuk mengidentifikasi dimensi yang
membedakan orang yang mempunyai kinerja baik dari orang yang mempunyai
didinginkan tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat berjalan dengan baik.
Besar kecilnya lapangan usaha juga tergantung pada besarnya kecilnya modal yang
dapat dihimpun. Peranan modal tersebut menjadi sedemikian penting, karena tanpa
modal yang cukup maka usaha yang dijalankan oleh suatu badan usaha tidak dapat
berjalan lancar.
kebutuhan sesuai dengan bidang usaha, misalnya untuk membeli bahan dasar, bahan
pembantu, membayar upah buruh dan sebagainya dengan harapan akan dapat
memperoleh kembali dana yang telah dikeluarkan itu melalui hasil penjualan.
Menurut lembaga penelitian UGM dalam Putra (2005:6) modal pada industri kecil
adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja tidak termasuk nilai tanah
Yang dimaksud peneliti bantuan dana ini berasal dari luar pengusaha yaitu
dari pemerintah, bisa berupa pinjaman atau utang juga bisa sebagai dana yang tidak
23
harus dikembalikan atau hibah, bantuan ini selain berbentuk uang juga bisa berbentuk
3. Mengurangi kemiskinan
Bantuan modal yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan Usaha kecil
1. Hibah
Hibah adalah pemberian dengan suka rela dengan mengalihkan hak atas sesuatu
kepada orang lain (kamus bahasa Indonesia). Hibah adalah suatu persetujuan
dalam mana satu pihak berdasarkan atas kemurahan hati (liberaliterit), perjanjian
dalam hidupnya memberikan hak milik atas suatu barang kepada pihak kedua
secara percuma (omneit) dan yang tidak dapat ditarik kembali, sedangkan pihak
Hibah adalah perjanjian dimana pemberi hibah dimasa hidupnya dengan cuma-
cuma dan tidak dapat ditarik kembali memberi sebuah benda kepada si penerima
yang menerima pemberian itu (Ali Afandi. 1986:30). Hibah yang diberikan bagi
pengusaha dari pemerintah ini bisa berupa bantuan peralatan dan bisa juga berupa
uang.
24
2. Bantuan pinjaman lunak
Pengertian pinjaman lunak adalah pinjaman dengan syarat ringan, baik mengenai
pembahasan ini merupakan dana dari pemerintah yang diberikan dengan sistem
pinjaman. Pinjaman ini menggunakan bunga yang relatif kecil yaitu 0,5% - 1%
perbulan. Jaminan untuk pinjaman ini berupa surat ijin usaha, sertifikat usaha dan
lain-lain. Jangka waktu pengembalian pinjaman ini biasanya 3 bulan atau sesuai
Dana bergulir adalah bantuan perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau
(KUMK). Dana tersebut disalurkan melalui pola bergulir . Pola bergulir adalah
Pengertian dana bergulir dalam pembahasan ini adalah dana yang diberikan
tidak ada jaminan, jaminannya adalah kepercayaan. Bantuan ini berasal dari
25
bantuan modal yang berupa uang diberikan tergantung dari besar kecilnya usaha,
biasanya diberikan setengah dari modal usaha, jika bantuan berupa peralatan,
tergantung dari pemohon ingin meminta bantuan peralatan apa yang dibutuhkan.
2.4. Kinerja
Kinerja atau performasi adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
Apabila kinerja individu baik, maka kemungkinan besar kinerja perusahaan atau
Menurut Levbinson (1979) dalam Hening Yustika Pritariani (2009: 21) unjuk
kerja atau kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya. Sedangkan Mathis dan Jackson (2001) dalam
Hening Yustika Pritariani (2009: 22). berpandangan bahwa kinerja adalah fungsi dari
persamaan berikut:
Kinerja = f(A x E x S)
A = Abitlity (kemampuan)
E = Effort (usaha)
S = Support (dukungan)
Faktor (A) berhubungan dengan rekrutmen dan seleksi yaitu kemampuan alami
dengan memilih orang berbakat dan memiliki minat yang tepat dengan pekerjaan
yang diberikan. Faktor (E) merupakan usaha yang dilakukan seseorang yang
26
dipengruhi oleh masalah sumber daya manusia, seperti motivasi, insentif dan
konsistensi manajemen, pengembangan karier karyawan yang jelas dan adil, peralatan
Kinerja individu dapat dilihat dari tiga elemen yang utama yaitu:
Gambar 3
Komponen Perilaku Produktivitas Individu
Untuk menentukan kinerja individu dapat diawali dengan menetapkan standard
dengan standard kinerja yang ditetapkan. Pada gambar 3 ditunjukkan faktor utama
Moorhead & Griffin (1989) dalam Hening Yustika Pritariani (2009: 23) dimana
27
variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja dapat dikontrol dengan mengatur hal-
hal berikut:
kerja).
2. Hubungan organisasi (gaya pengawasan, tim kerja, kondisi psikologis kerja, jam
kerja dll)
4. Organisasi
dilakukan oleh karyawan harus dapat diidentiikasi berwujud dan dapat dikontrol.
motivasi yang lebih besar apabila karyawan diberikan perencanaan dan tanggung
pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-
secara langsung dapat tercermin dari out put yang dihasilkan baik jumlah maupun
28
kualitasnya. Output yang dihasilkan sebagaimana yang dikatakan simamora di atas
Hal ini ditegaskan oleh Nawawi (1997:234) yang menyebut kinerja dengan
isitilah karya, yaitu suatu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat/material
indikator kinerja pekerjanya dapat diukur dengan mudah, yaitu dari besarnya output
yang dicapainya dalam kurun waktu tertentu. Namun pada unit kerja kelompok atau
tim, kinerja tersebut agak sulit teridentifikasi secara kuantitas secara individual.
Dalam hubungan ini (Simamora, 2001: 327) kinerja antara lain dapat dilihat
Rivai Ahmad Fawzi MB (2005; 35) menyebutkan kinerja adalah hasil atau tingkat
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata
Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “to perform” dengan
29
out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to
jawab (to execute or complete an understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine).
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
Keeps: 1992).
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpapemahaman yang jelas tentang apa
1993).
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan
(Casio: 1992).
30
baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja
individu.Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja individu, yakni: (a)
tugas individu; (b) perilaku individu; dan (c) ciri individu (Robbins: 1996).
8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang
Osborn: 1991).
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau
O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan
(Robbins: 1996).
dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang
karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan
performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari
sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil
31
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer
(Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994: 69), kinerja individu pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktorfaktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c)
kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal
dan eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.
Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1)
kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai
kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk
kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat
Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri
adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil
memuaskan kebutuhannya.
32
2.4.2. Kinerja Usaha UMKM
Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat
secara terus menerus oleh manajemen (Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, (2005; 55).
Untuk mengukur kinerja perusahaa, Kotler (1991: 47) menyarankan agar didasarkan
pada ROI bukan pada margin laba/profit. Disebutkan pula oleh Kotler (1991: 49)
ada 4 faktor penyebab utama rendahnya kinerja usaha mikro kecil menengah
1. Produktivitas rendah.
33
7. Manajemen yang masih belum profesional dan sumber daya manusia pada
umumnya belum memiliki kualitas yang bisa bersaing untuk maju (Rizal,
2002: 56).
Berdasarkan beberapa kajian di atas penelitian ini mencoba untuk melihat dan
mengkaji kendala yang berhubungan dengan kinerja UMKM, yang dikaitkan pada
manajemen dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh UMKM yang
bersangkutan.
c. PENELITIAN TERDAHULU
penelitian yang dilakukan oleh Isra Fenny Simangunsong (2008) yang berkaitan
Masyarakat (KSM). Hasil penelitian Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa
Semarang.
Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Binaan BKM Arta Kawula di Kecamatan
Semarang Barat Kabupaten Semarang. Hasil penelitian adalah ada perbedaan modal,
teknologi, mutu, total penjualan, jumlah pembeli sebelum dan sesudah adanya binaan
34
dari BKM Arta Kawula, sedangkan keuntungan tidak memiliki perbedaan bahkan
mengalami penurunan sebelum dan sesudah adanya binaan dari BKM Arta Kawula.
Arif Pujiono (2010) meneliti Peranan Baitul Maal Wat Tamwil dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Pengusaha Mikro dan Kecil (Studi Empiris pada BMT
Ya Ummi Fatimmah Pati). Hasil penelitian disimpulkan ternyata modal dari BMT
tidak berpengaruh bagi pendapatan usaha mikro dan kecil. Hal ini terjadi karena skim
yang diberi berupa BBA yang pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip bagi hasil.
Meskipun demikian secara umum BMT YA Ummi Fatimah memiliki peran yang
Pati.
kinerja UMKM karena nilainya negatif dan sangat kecil, akan tetapi dua variable
kinerja UMKM.
d. KERANGKA PENELITIAN
Pangsa pasar cendrung menurun karena kekurangan modal, lemahnya teknologi dan
35
manajerial; 3) sebagian besar UMKM tidak mampu memenuhi persyaratan
pasar.
rumusan tentang kemampuan dan keahlian apa yang harus dimiliki oleh tenaga kerja
ditetapkan/disepakati. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardiana,
dan Kemampuan memiliki peranan yang cukup penting dalam Penentuan Kinerja
UMKM.
merasa yakin bahwa bantuan modal yang diberikan benar-benar memiliki peluang
untuk kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian bantuan modal
sebelum bantuan tersebut disalurkan. Penilaian bantuan modal oleh sektor keuangan
dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang UMKM
36
yang akan diberikan bantuan, seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan
sungguh-sungguh.
UMKM Monel di Kabupaten Jepara masih perlu adanya perhatian dari pihak
mencukupi serta dengan suku bunga yang bisa terjangkau, tidak lupa juga adanya
promosi yang besar pula untuk bisa meningkatkan penjualan. Sehingga tidak ada
independen yaitu kompetensi SDM (X1) dan bantuan modal (X2) berpengaruh
terhadap variabel kinerja UMKM (Y), dan gambar hubungan yang skematis dapat
37
e. HIPOTESIS
Jepara.
Jepara.
f. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian diskriptif yang bertujuan untuk
atau fakta empiris yang akan didiskripsikan dalam penelitian ini adalah tentang
pengaruh kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) dan Bantuan Modal UMKM
Kompetensi SDM (X1) dan Bantuan Modal (X2) Sedangkan variabel tergantung
38
6.1.3. Definisi Konsep
Komptensi Pengembangan SDM adalah sebuah model alir sebab akibat yang
pelaku cakap.
Bantuan modal
Bantuan modal adalah bantuan finansial usaha mikro monel dalam menjalankan
Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
39
untuk memanipulasi suatu objek secara fisik. Keterampilan meliputi: keterampilan
Bantuan modal adalah bantuan finansial berupa kredit dari lembaga keuangan
(perbankan atau non perbankan). Indikator bantuan modal yang digunakan adalah
nominal uang dalam rupiah, syarat, tingkat bunga dan jangka waktu pengembalian.
Kinerja, adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
dalam organisasi dan merupakan sarana penentu dalam suatu proses untuk
penjualan.
penelitian. Menurut Cooper & Emory (1995: 214) mengatakan populasi adalah
seluruh kumpulan elemen yang dapat untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi
penelitian ini meliputi semua Pelaku atau SDM UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah) Monel di Kabupaten Jepara yang masih aktif usahanya di tahun 2011.
Sesuai dengan Profil Data Sentra UMKM Kabupaten Jepara, terdapat 185 Unit Usaha
40
yang tersebar di Kecamatan Kalinyamatan (Desa Robayan, Desa Kriyan, Desa
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Non Random
sampling secara purposive yaitu memilih pelaku UMKM yang sesuai dengan kriteria
dengan alasan bahwa UMKM ini memang memerlukan kompetensi SDM dan
b. Usaha Kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja (SDM) minimum 10 orang atau
d. Dari jumlah Unit Usaha yang terseleksi sesuai poin 1 dan 2, yang akan
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dari Pelaku UMKM dan data
sekunder seperti profil data jumlah Sentra UMKM. Sedangkan sumber data adalah
dari responden (SDM UMKM) yang terdiri dari Pemilik atau jajaran manajemen
41
6.1.7. Prosedur Pengumpulan Data
3. Selanjutnya data yang terkumpul ditabulasi, diolah, dan diinterpretasi sesuai tujuan
penelitian.
data sekunder seperti: Sentral UMKM monel yang ada dan Jumlah serta
Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisa dengan cara deskriptif dengan
42
6.1.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas
Uji validitas untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Gozali, 2009:
prosedur analisis faktor. Item pertanyaan dikatakan valid apabila diperoleh muatan
Reliabilitas
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Gozali, 2009:
140). Uji reliabilitas digunakan koefisien Conbrach Alpha (). Apabila nilai lebih
besar dari 0,60 dapat ditafsirkan suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih dengan kata lain instrumen tersebut dapat
sebelum dianalisis. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Ecxel dan
SPSS serta software lain yang diperlukan. Hasil analisis akan ditampilkan secara
43
Regresi
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel terikat adalah kinerja UMKM dan variabel bebas adalah kompetensi SDM, dan
Modal usaha. Karena jumlah variabel bebas lebih dari 1 (satu) dan variabel terikat hanya 1
(satu), maka alat analisis yang sesuai adalah regresi ganda linier.
Model analisis regersi ganda menurut Gozali (2009; 35) yang digunakan dalam
Y = α + ß1 X1+ ß2 X2 + e
Dimana :
Y = Kinerja UMKM
α = Konstanta
X1 = Pengembangan Kompetensi SDM
X2 = Bantual Modal
ß1, ß2, = Parameter/koefisien regresi
e = Residual
Imam Ghozali (2009: 55) menyebutkan model regresi yang baik harus tidak
oleh Imam Ghozali (2009: 55) apabila menggunakan data crossection (silang waktu)
autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji
a) Uji Normalitas, Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
44
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi
b) Uji Multikolinieritas, uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang
terbentuk terdapat adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya
multikolinieritas dengan cara melihat VIF (Variance Inflation Factor), jika VIF
c) Uji Heteroskedastisitas, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
dengan uji Glejser tingkat pertama, yaitu meregresikan nilai absolut residual
d) Digunakan uji Glejser ini mengacu pada pendapat Gujarti, bahwa uji Glejser
digunakan untuk sampel kecil maupun besar. Apabila hasil regresi menunjukkan
tidak adanya satupun variabel bebas yang signifikan terhadap absolut Ut, maka
e) Uji Autokorelasi
dari model regresi pada satu pengamatan berkorelasi dengan kesalahan faktor
45
analisis berada di antara du < dw<4-du, maka dalam model tidak terdapat
autokorelasi.
Uji ini merupakan uji statistik yang dimaksudkan untuk menguji apakah hasil
yang dicapai sudah sesuai dengan metode-metode statistik yang ada. Pada prinsipnya,
penggunaan uji ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan signifikansi
secara statistik (statistically significant) pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak
bebas baik secara individu maupun secara serempak atau simultan. Taraf signifikansi
Ftest uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
(Gozali, 2009: 55). Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Ho : ß1, ß2, = 0, variabel bebas () secara bersama-sama tidak ada pengaruh terhadap
2. Ha : ß1, ß2, ,≠ 0, variabel bebas (Xi) secara bersama-sama ada pengaruh terhadap
46
Pengambilan keputusan :
1. Jika F- hitung > F-tabel atau signifikansi F lebih kecil dari 5%, maka Ho
2. Jika F- hitung < F-tabel atau signifikansi F lebih besar dari 5%, maka Ho
kompetensi SDM dan bantuan modal tidak berpengaruh terhadap kinerja UMKM
(R2), yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
yang diukur terhadap variabel terikat, apakah dapat diterima secara statistik dengan
47
membandingkan antara t hitung dengan t tabel atau membandingkan signifikansi t
Jepara
Jika t- hitung > t -tabel atau signifikansi t lebih kecil dari 5%, maka Ho ditolak
dan Ha diterima, berarti bahwa secara parsial ada pengaruh antara pengembangan
kompetensi SDM dan bantuan bantuan modal terhadap kinerja UMKM Monel di
Kabupaten Jepara.
Jika t- hitung < t -tabel atau signifikansi t lebih kecil dari 5%, maka Ho diterima
dan Ha ditolak, berarti bahwa secara parsial tidak ada pengaruh antara
48
Untuk mempermudah pengujian validitas dan reliabilitas butir-butir
49
DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, I.A. Brahmayanti, Subaedi. 2010. Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan.
Vol.12, NO. 1
Cooper Donal R & Emory William C. 1997. Metode Penelitian Bisnis. Jilid I.
Erlangga. Jakarta
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil, Menengah dan Pengelolaan Pasar Kabupaten
Jepara, 2011. Data Potensi Produk UMKM
Ganewati Wuryandari. 2001. Indonesia dalam Kebijakan Luar Negri dan Pertahanan
Australia 1996-2001. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Gibson James, Ivancevich & Donnely John. 1993. Organisasi Dan Manajemen: Prilaku,
Struktur, Proses. Erlangga. Jakarta
Handari Nawawi. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Hening Yustika Pritariani. 2009. Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Binaan
BKM Arta Kawula Di Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Skripsi
MIESP UNDIP. Tidak dipublikasikan.
Imam Gozali. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Undip.
Semarang
50
James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Girbet. 1996. Manajemen,
Prenhelindo, Jakarta.
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2009. Statistik Usaha
Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008. Diakses tanggal 4 Februari 2010, dari
http://www.depkop.go.id.
Mudrajad Kuncoro. 2000. Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi
Pemberdayaan. STIE Kerja Sama, Yogyakarta
Rudjito, 2003. Strategi Pengembangan UMKM Berbasis Sinergi bisnis, makalah yang
disampaikan pada seminar peran perbankan dalam memperkokoh ketahanan
nasional kerjasama Lemhanas RI dengan BRI, April.
Simamora Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. STIE. YKPN.
Yogyakarta
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
Jakarta.
51