Anda di halaman 1dari 25

Asal-Usul Perkembangan Agama Islam

1. Keberadaan Islam Sebelum Kehadiran Nabi Muhammad SAW di Jazirah Arab

Islam pada hakekat nya merupakan agama yang telah diketahui jauh
sebelum diturunkannya wahyu pertama melalui malaikat jibril kepada Nabi
Muhammad SAW di gua hira pada tanggal 17 ramadhan 12 sebelum hijriah
atau 6 agustus 610 masehi di jazirah arab. Allah SWT telah memberikan
petunjuk-petunjuk kepada nabi-nabi terdahulu sebelum nabi muhammad saw
tentang akan adanya nabi akhir zaman yang akan menyempurnakan ajaran
Allah swt dan bersifat universal. Jadi, bagaimanakah perkembangan agama
islam sebelum hadirnya nabi muhammad saw sebagai rasul yang pada
akhirnya akan mengembangkan islam menjadi agama yang satu-satunya yang
diridhoi disisi Allah SWT ? pertanyaan itulah yang coba saya jawab dalam
laporan tugas mandiri kali ini berdasarkan pengetahuan yang saya dapat dari
berbagai macam sumber.

Perkembangan islam pada zaman sekarang sangat berkaitan erat dengan


kehadiran Nabi muhammad saw yang merupakan kekasih Allah swt dan
kondisi masyarakat arab pada sebelum islam dan saat rasulullah. Namun islam
dan nabi muhammad saw telah lama ada jauh sebelum diturunkannya wahyu
Allah swt melalui malaikat jbril.

a. Keberadaan nabi muhammad SAW sebelum diturunkannya wahyu

Nabi muhammad saw merupakan mahluk yang paling pertama


diciptakan oleh Allah swt dalam bentuk nur muhammad, sebelum allah
menciptakan jagad raya ini. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdurrazaq
dengan sanadnya yang bersambung sampai kepada sahabat Jabir bin
Abdullah Al-Anshari, ia pernah bertanya, ‘Demi ayah dan ibuku, ya
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu yang diciptakan Allah
sebelum makhluk lainnya. Rasulullah menjawab, “Wahai Jabir,
sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan cahaya nabimu dari cahaya-
Nya sebelum menciptakan yang lain.’ Dan telah diriwayatkan oleh Abu
Hurairah bahwasanya Nabi Muhammad SAW telah bersabda: Aku adalah
yang pertama di antara para nabi dalam penciptaan, tapi yang terakhir
dalam kerasulan’ jadi jika islam identik dengan nabi muhammad saw, maka
keberdaan islam sama halnya dengan nabi muhammad telah ada semenjak
jagad raya ini tercipta seperti dalam sebuah hadits lainnya rasulullah
bersabda “Sesungguhnya Allah SWT, ketika menciptakan Arasy, menulis
padanya La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah dengan cahaya.”

dan juga tercatat dalam kitab-kitab mereka. seperti nubuat yang


disampaikan Allah kepada Kehadiran rasulullah yang akan membawa
risalah untuk seluruh umat manusia Abraham (Ibrahim AS) yang tercatat
dalam kitab terdahulu :“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar, dan memberkati engkau serta sebenarnya telah diketahui oleh umat-
umat terdahulu melalui nabi-nabi mereka membuat namamu masyhur, dan
engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau,
dan olehmu semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian
12: 2-3).

Dalam nubuat ini, ada beberapa hal yang merujuk kepada pribadi
Rasulullah Muhammad SAW. Secara umum pada kalimat “aku akan
membuat engkau menjadi bangsa yang besar”, setidak-tidaknya disini
mengandung dua pengertian :

1. Bahwa dari keturunan Abraham (Ibrahim AS) inilah yang banyak


menurunkan para nabi penuntun umat manusia. Dari garis keturunan
nabi Ishak AS menurunkan para nabi bangsa yahudi/ Israel seperti
Yakub AS, Musa AS, harun AS, Daud AS, Sulaiman AS, Daniel AS,
Yesus (Isa AS), dan lain-lain. Sedang dari garis keturunan Nabi Ismail
AS menurunkan bangsa Arab. Dari sanalah lahirnya seorang nabi
penuntun umat manusia keseluruhan, bukan hanya untuk satu bangsa,
yaitu Rasulullah Muhammad SAW.
2. Berhubungan dengan kalimat “dan olehmu semua bangsa di muka bumi
akan mendapat berkat”, dari kalimat ini jelas hanya menunjuk pada
pribadi Rasulullah Muhammad SAW sebagai keturunan Ibrahim dari
garis keturunan Ismail. Sebab, hanya beliaulah nabi dan Rasul yang
diutus Allah untuk membawa rahmat dan barokah-Nya bagi seluruh
umat manusia, bukan hanya untuk satu bangsa, tapi untuk seluruh alam
semesta, seperti yang difirmankan Allah dalam Al Qur’an: “Dan tidaklah
kami utus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam” (QS: Al Anbiyaa : 107).

kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Nabi benar-


benar telah tercantum di dalam Taurat dan Injil dan orang-orang Yahudi
dan Kristen disekitar zaman kelahiran Nabi Muhammad SAW masih
menunggu-nunggu kedatangan seorang Nabi. Hal itu dapat terbukti
ketika Nabi Muhammad s.a.w, berumur dua belas tahun ia dibawa oleh
Abu Thalib, saudara bapaknya ikut berniaga ke negeri Syam (Syria).
Ketika mereka tiba dekat suatu tempat bernama Bushra (sebuah
kampung diperbatasan tanah Arab dengan Syam), mereka bertemu
dengan seorang pendeta Kristen yang tinggal di tempat itu bernama
Bahiera. Antara lain pendeta itu bertanya kepada mereka tentang
kedatangan seorang Nabi dari bangsa Arab yang dijumpainya didalam
kitab-kitab sucinya. Mereka menerangkan bahwa Nabi yang tersebut
belum lahir di tanah Arab sampai pada waktu itu.Ketika ia
memperhatikan tanda-tanda yang terdapat pada Nabi Muhammad, ia
mengatakan kepada Abu Tahlib bahwa suatu keadaan yang luar biasa
terdapat pada anak itu dan ia berharap supaya anak itu dipelihara baik-
baik. Antara lain pendeta itu melihat Nabi Muhammad senantiasa
dilindungi sekumpulan awan. Bahiera menyatakan bahwa masih ada
seorang Nabi yang akan datang di tanah Arab.

b. Kondisi bangsa arab sebelum kedatangan nab muhammad saw


1. Aspek Sosial-Budaya Arab Pra-Islam
Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus,
kecuali daerah Yaman yang terkenal subur. Wajar saja bila dunia tidak
tertarik, negara yang akan bersahabat pun tidak merasa akan mendapat
keuntungan dan pihak penjajah juga tidak punya kepentingan. Sebagai
imbasnya, mereka yang hidup di daerah itu menjalani hidup dengan cara
pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Mereka tidak betah tinggal
menetap di suatu tempat. Yang mereka kenal hanyalah hidup mengmbara
dasar hidup pengembaraan itu ialah kabilah. Kabilah-kabilah yang selalu
pindah dan pengembara itu tidak mengenal suatu peraturan atau tata-cara
seperti yang kita kenal. Mereka hanya mengenal kebebasan pribadi,
kebebasan keluarga, dan kebebasan kabilah yang penuh. Keadaan itu
menjadikan loyalitas mereka terhadap kabilah di atas segalanya.

2. Agama Arab Pra-Islam

Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang Arab pra-


Islam. Pagan adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan
bermacam-macam bentuk ada di sekitar Ka’ba.salah satu yang
terbesarbernama hubal, Ḥubal berbentuk manusia yang dibuat dari batu
akik. Orang-orang dari semua penjuru jazirah datang berziarah ke tempat
itu. Beberapa kabilah melakukan cara-cara ibadahnya sendiri-sendiri. Ini
membuktikan bahwa paganisme sudah berumur ribuan tahun. Sejak
berabad-abad penyembahan patung berhala tetap tidak terusik, baik pada
masa kehadiran permukiman Yahudi maupun upaya-upaya kristenisasi
yang muncul di Syiria dan Mesir.

Salah satu corak beragama yang ada sebelum Islam datang selain
tiga agama di atas adalah Ḥanīfīyah, yaitu sekelompok orang yang
mencari agama Ibrahim yang murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu
penyembahan berhala-berhalam, juga tidak menganut agama Yahudi
ataupun Kristen, tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan
bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah Ḥanīfīyah, sebagai
aktualisasi dari millah Ibrahim. Gerakan ini menyebar luas ke pelbagai
penjuru Jazirah Arab khususnya di tiga wilayah Hijaz, yaitu Yathrib, Ṭaif,
dan mekah.

3. Ekonomi dan Politik Arab Pra-Islam

Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa sebagian besar daerah


Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah Yaman yang
terkenal subur dan bahwa ia terletak di daerah strategis sebagai lalu lintas
perdagangan. Oleh karena itu, perdagangan merupakan andalan bagi
kehidupan perekonomian bagi mayoritas negara-negara di daerah-daerah
ini. Ditambah lagi dengan kenyataan luasnya daerah di tengah Jazirah
Arab, bengisnya alam, sulitnya transportasi, dan merajalelanya badui
yang merupakan faktor-faktor penghalang bagi terbentuknya sebuah
negara kesatuan dan menggagalkan tatanan politik yang benar. Mereka
tidak mungkin menetap. Mereka hanya bisa loyal ke kabilahnya. Oleh
karena itu, mereka tidak akan tunduk ke sebuah kekuatan politik di luar
kabilahnya yang menjadikan mereka tidak mengenal konsep negara.
Kondisi semacam ini sangat mempengaruhi corak perekonomian orang
Arab pra-Islam yang sangat bergantung pada perdagangan daripada
peternakan apalagi pertanian. Mereka dikenal sebagai pengembara dan
pedagang tangguh. Mereka juga sudah mengetahui jalan-jalan yang bisa
dilalui untuk bepergian jauh ke negeri-negeri tetangga.

2. Islam Zaman Rosulullah

Perkembangan Islam zaman Rosulullah merupakan zaman keemasan.


Hal tersebut dapat dilihat dengan ada faktor utamanya yaitu rosullah SAW.
Sepeninggal Rosulullah, dilanjutkan dengan zaman para sahabat atau yang
lebih dikenal dengan Khulafaur Rasyidin. Islam saat itu diperjuangkan dengan
sangat gigih sebagai agama Tauhid yang diridhoi, sehingga islam semakin
berkembang pesat hampir 2/3 bumi yang kita huni hampir dipegang dan
dikuasai islam.

Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal,


tahun gajah, sekitar 571 M. Nabi memperoleh wahyu pertama kalinya
menjelang usia ke 40 pada tanggal 17 Ramadhan, surat Al-Alaq 1-5. Pada saat
itu juga nabi diangkat menjadi utusan Allah. Kemudian setelah sekian lama
penantiannya, turunlah wahyu kedua yaitu al-Mudatsir ayat 1-7. Dengan
turunnya ayat tersebut, mulailah Rosulullah berdakwah. Belia berdakwah
pertama kali dengan keluarga dan para sahabatnya. Dalam penyiaran agama
islam nabi menggunakan 2 tahap.

1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Wahyu kedua (al-Mudatsir 1-7) yang diterima Rosulullah


menjelaskan akan tugas Rosulullah yakni menyeru ummat manusia untuk
menyembah dan mengesakan Allah SWT. Dakwah yang beliau lakukan
pertama kali kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya secara sembunyi-
bunyi. Orang yang pertama kali beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah
(istri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin
Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Selanjutnya beliau
menyeru kepada Abu Bakar, melalui Abu Bakar inilah banyak orang-orang
yang masuk Islam.

2. Dakwah secara terang terangan

Setelah kurang lebih 3 tahun dakwah secara sembunyi-sembunyi


beliau lakukan, kurun waktu berikutnya beliau memerintahkan dakwah
secara terbuka dan terang-terangan, hal ini sesuai dengan firman Allah surat
Al-Hijr:94) yang memerintahkan beliau untuk berdakwah secara terang-
terangan. Setelah beliau berseru kepada kerabatnya, Rosulullah pun
kemudian berdakwah penduduk Mekkah baik golongan bangsawan,
hartawan maupun hamba sahaya.Disamping itu para kabilah Arab dari
berbagai daerah yang datang ke Mekkah untuk mengerjakan haji.Sehingga
lambat laun banyak orang Arab yang masuk Islam. Namun dibalik usaha
gigih Rosulullah beserta sahabatnya ternyata banyak pemimpin Quraisy
yang mencegah dakwah nabi, bahkan tindakan fisik yang sudah mereka
lakukan semakin mereka tingkatkan. Apabila orang Quraisy tahu bahwa
dilingkungannya ada yang masuk Islam, maka mereka melakukan tindakan
kekerasan semakin intensif lagi. Mereka menyuruh orang tersebut walau
bukan saudara mereka untuk kembali ke agama nenek moyang mereka
dahulu.Sehingga melihat kenyataan ini, nabi pun mengungsikan sahabat-
sahabatnya ke Habsyah (Etiophia). Tahu akan berita tersebut, kaum Quraisy
pun berencana menghalang-halangi hijrah ke Habsyah. Kaum Quraisy
menghasut Raja Habsyah untuk tidak menerima kaum muslimin. Namun
mereka gagal.

Ditengah-tengah sengitnya kekejaman itu dua orang kuat Quraisy


masuk Islam yaitu Hamzah dan Umar bin khattab sehingga memperkuat
posisi umat Islam. Dan pertentangan dari kaum Qurasy pun semakin keras.
Untuk menghibur nabi, pada tahun ke –10 keNabian, Allah
mengisra’mi’rajkannya. Berita ini sangat menggemparkan masyarakat
Makkah. Bagi orang kafir hal itu dijadikan sebagai propaganda untuk
mendustakan Nabi, namun bagi umat Islam itu merupakan ujian keimanan.
Setelah peristiwa ini dakwah Islam menemui kemajuan, sejumlah penduduk
Yastrib datang ke Makkah untuk berhaji, mereka terdiri dari suku Khozroj
dan Aus yang masuk Islam dalam tiga golongan :

1.Pada tahun ke –10 keNabian. Hal ini berawal dari pertikaian antara suku
Aus dan Khozroj, dimana mereka mendambakan suatu perdamaian.

2.Pada tahun ke -12 ke-Nabian. Delegasi Yastrib (10 orang suku Khozroj, 2
orang Aus serta seorang wanita) menemui Nabi disebuah tempat yang
bernama Aqabah dan melakukan ikrar kesetiaan yang dinamakan perjanjian
Aqabah pertama. Mereka kemudian berdakwah dengan ini di temani
seorang utusan Nabi yaitu Mus’ab bin Umar.
3.Pada musim haji berikutnya. Jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang, atas
nama penduduk Yastrib mereka meminta Nabi untuk pindah ke Yastrib,
mereka berjanji untuk membelah Nabi, perjanjian ini kemudian dinamakan
Perjanjian Bai’ah Aqabah II.

Mengetahui hal tersebut maka tekanan dari kaum kafir Quraisy pun
semakin keras. Bahkan mereka berencana akan membunuh nabi . Permusuhan
yang kaum Quraisy tunjukan kepad nabi diantaranya :

a.Mengejek, menghina dan menertawakan orang-orang Muslim dengan


maksud melecehkan kaum muslimin.

b.Mengejek ajaran Nabi, membangkitkan keraguan, menyebarkan anggapan-


anggapanyang menyangsikan ajaran Nabi.

c.Melawan Al-Qur’an dengan dongeng-dongeng orang-orang terdahulu.

d.Menyodorkan beberapa tawaran pada orang Islam yang mau menukar


keimanannya dengan kepercayaan orang kafir Quraisy.

Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang menyebabkan orang-


orang kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Islam yaitu: Pertama,
Orang kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara keNabian dan
kekuasaan. Mereka menganggap bahwa tunduk pada seruan Muhammad
berarti tunduk kepada kepemimpinan bani Abdul Muthallib. Kedua, Nabi
Muhammad SAW menyerukan persamaan antara bangsawan dan hamba
sahaya. Ketiga, Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima adanya hari
kebangkitan kembali dan hari pembalasan di akhirat. Keempat, ajaran pada
nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab. Kelima,
pemahat dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki
mereka

Ketika nabi hijrah ke Yatsrib, beliau disambut oleh penduduk Yatsrib.


Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah. Tak lama kemudian
berbondong-bondong orang-orang Madinah non-muslim masuk agama Islam.
Untuk memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi meletakkan
dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar, mengingat penduduk yang
tinggal di Madinah bukan hanya kaum muslimin, tapi juga golongan
masyarakat Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek
moyang, maka agar stabilitas masyarakat dapat terwujudkan Nabi
mengadakan perjanjian dengan mereka, yaitu suatu piagam yang menjamin
kebebasan beragama bagi kaum Yahudi. Setiap golongan masyarakat
memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan. Di samping itu
setiap masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri dari
serangan musuh. Adapun dasar-dasar tersebut adalah:

1.Mendirikan Masjid

Setelah agama Islam datang Rasulullah SAW mempersatukan seluruh suku-


suku di Madinah dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan
pertemuan yang berupa masjid dan diberi nama masjid “Baitullah”. Dengan
adanya masjid itu, selain dijadikan sebagai tempat peribadatan juga
dijadikan sebagai tempat pertemuan, peribadatan, mengadiliperkara dan
lain sebagainya.

2.Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin

Orang-orang Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta akan


tetapi membawa keyakinan yang mereka anut. Dengan itu Nabi
mempersatukan golongan Muhajirin dan Anshor tersebut dalam suatu
persaudaraan dibawah satu keyakinan yaitu bendera Islam.

3.Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim

Setelah Nabi resmi menjadi penduduk Madinah, Nabi langsung


mengadakan perjanjian untuk saling bantu-membantu atau toleransi antara
orang Islam dengan orang non Islam. Selain itu Nabi mengadakan
perjanjian yang berbunyi “kebebasan beragama terjamin buat semua orang-
orang di Madinah”.
4.Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru

Dengan terbetuknya masyarakat baru Islam di Madinah, orang-orang kafir


Quraisy bertambah marah, maka terjadi peperangan yang pertama yaitu
perang Badar pada tanggal 8 Ramadlan, tahun 2 H. Kemudian disusul
dengan perang yang lain yaitu perang Uhud, Zabit dan masih banyak lagi.
Pada tahun 9 H dan 10 H (630–632 M) banyak suku dari berbagai pelosok
mengirim delegasi kepada Nabi bahwa mereka ingin tunduk kepada Nabi,
serta menganut agama Islam, maka terwujudlah persatuan orang Arab pada
saat itu.

Dengan terbentuknya negara Madinah Islam bertambah kuat sehingga


perkembangan yang pesat itu membuat orang Makkah risau, begitu juga
dengan musuh–musuh Islam.Untuk menghadapi kemungkinan gangguan–
gangguan dari musuh, Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan
mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara.

Banyak hal yang dilakukan Nabi dalam rangka mempertahankan dan


memperkuat kedudukan kota Madinah diantaranya adalah mengadakan
perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah, mengadakan
ekspedisi keluar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan
yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan
negara yang baru dibentuk tersebut. Akan tetapi, ketika pemeluk agama Islam
di Madinah semakin bertambah maka persoalan demi persoalan semakin sering
terjadi, diantaranya adalah rongrongan dari orang Yahudi, Munafik dan
Quraisy. Namun berkat keteguhan dan kesatuan ummat Islam, mereka dapat
mengatasinya.

3. Periodesasi Kepemimpinan Islam:Dinasti Bani Umaiyah

Sejak awal kemunculan Islam, dakwah Islam selalu berkembang dari


masa ke masa. Perkembangan ini ditunjukkan dengan adanya periodesisasi
dakwah Islam. Terdapat kemajuan dakwah Islam dari tiap-tiap periode. Salah
satu perode yang memberikan paradigma baru mengenai penyabaran agama
Islam adalah periode Dinasti Bani Umaiyah.

Bani Umayyah diambil dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin
Harb, atau moyangnya Muawiyah bin Abi Sofyan. Umayyah hidup pada masa
sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy. Daulah Bani Umayyah didirikan
oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan pusat pemerintahannya di Damaskus
dan berlangsung selama 90 tahun (41 – 132 H / 661 – 750 M).

Dinasti Bani Umaiyah didirikan di Suriah pada tahun 661M oleh


Mu’awiyah I. Pada awal perkembangannya , Bani Umaiyah terdiri atas empat
belas khalifah. Keempat belas khalifah tersebut adalah : Yazid, Mu’awiyah II,
Marwan I, Abdul Malik, Walid I, Sulaiman, Umar bin Abdul Aziz, Yazid II,
Hisyam, Walid II, Yazid III, Ibrahim, Marwan II.

Perbedaan Bani Umaiyah dengan periode Al-Khulafa’Al-Rasyidun ialah


terletak pada sistem pemerintahannya. Bani Umaiyah menggunakan sistem
monarchi heridetis yaitu pemilihan khalifah berdasarkan garis keturunan.
Sementara sistem demokrasi diterapkan oleh Al-Khulafa’Al-Rasyidun dengan
cara pemilihan khalifah berdasarkan musyawarah.

Bani Umaiyah gencar melakukan ekspansi (perluasan wilayah) ke


berbagai penjuru. Pada masa khalifah Melawiyah berhasil menguasai Khusaran
sampai ke Sungai Oxus serta Afganistan sampai Kabul. Ekspansi dilanjutkan
oleh Khalifah Abdul Malik ke wilayah Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana,
dan Samarkand. Balukhistan, Sind, Punjab, dan Maltan pun berhasil dikuasai.

Bani Umaiyah berhasil menaklukan Spanyol Selatan pada 661 M dengan


pimpinan dari Thariq bin Ziyad. Pasukan Thariq menyebrangi selat antara
Maroko dan Eropa. Mereka mendarat di Gibraltar dan oleh sebab itu, tempat
pendaratan tersebut diberi nama Jabal Tariq. Karena keberhasilan ekspansi ke
Spanyol inilah banyak karya Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan Yunani. Selain, melakukan ekspansi.
Dinasti Bani Umaiyah juga melakukan pembangunan dan pembenahan
di segala bidang seperti keamanan, administrasi pemerintahan, ekonomi, dan
sosial. Aspek kebudayaan mengalami perkembangan dari pada masa
sebelumnya. Di antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada
masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan
sebaginya. Banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil
pola Romawi, Persia dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus
yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga
masjid Agung Cordova yang terbuat dari batu pualam. Seni sastra berkembang
dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan
berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara. Sehingga syair yang
muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang
bermutu tinggi. Dalam seni suara yang berkembang adalah seni baca Al-
Qur’an, qasidah, musik dan lagu-lagu yang bernafaskan cinta. Sehingga pada
saat itu bermunculan seniman dan qori’/ qori’ah ternama. Perkembangan seni
ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran
atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan tembok-
tembok istana yang diukur dengan khat Arab. Salah satunya yang masih
tertinggal adalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah), istana
musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih kurang 50 mil sebelah
Timur Amman. Dalam bidang ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya
meliputi ilmu pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum,
seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan
lain-lain. Pada ini juga, politik telah mengaami kamajuan dan perubahan,
sehingga lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya, terutama dalam
hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya Al-Kitabah (Sekretariat Negara),
Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan, Organisasi Keahakiman dan
Organisasi Tata Usaha Negara. Kekuatan militer pada masa Bani Umayyah
jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab diberlakukan Undang-
Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan pada masa
sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara adalah merupakan pasukan
sukarela. Politik ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana
tentara harus dari orang Arab sendiri atau dari unsure Arab. Pada masa ini juga,
telah dibangun Armada Islam yang hampir sempurna hingga mencapai 17.000
kapal yang dengan mudah dapat menaklukan Pulau Rhodus dengan
panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir. Disamping itu Muawiyah juga
telah membentuk “Armada Musin Panas dan Armada Musim Dingin”,
sehingga memungkinkannya untuk bertempur dalam segala musim. Dalam
bidang social budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak
memberikan kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah
sakit (mustasyfayat) di setiap kota yang pertama oleh Kholifah Walid bin
Abdul Malik. Saat itu juga dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu
yang ditinggal oleh orang tua mereka akibat perang. Bahkan orang tua yang
sudah tidak mampu pun dipelihara di rumah-rumah tersebut. Sehingga usaha-
usaha tersebut menimbulkan simpati yang cukup tinggi dari kalangan non-
Islam, yang pada akhirnya mereka berbondong-bondong memeluk Islam.

Masa kejayaan Bani Umayyah dimulai ketika Abdul Malik bin Marwan
memerintah 66-86 H Atau 685-705 M. Berbagai kemajuan dilakukan Abdul
Malik , diantaranya:

a. Menetapkan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.

b. Mendirikan Balai kesehatan untuk rakyat.

c. Mendirikan Masjid di Damaskus.

Kejayaan Kerajaan Umayyah semakin menonjol setelah diperintahkan


Al-Walid bin Abdul Malik, yaitu tahun 86-96 H atau 705-715 M. Pada masanya,
kerajaan Umayyah mampu memperluas wilayah kekuasaan Islam sampai ke
India, Afrika Utara, hingga Maroko, dan Andalusia. Pada masa ini perluasan
wilayah Islam meliputi sebagai berikut:

a. Wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi di Asia Kecil meliputi Ibukota


Konstantinopel serta perluasan ke beberapa pulau di Laut Tengah.
b. Wilayah Afrika Utara sampai ke pantai Atlantik dan menyeberangi selat
Jabal tarik (Selat Gibraltar).
c. Wilayah Timur, Bagian Utara di seberang sungai Jihun (Amru Daria).

Ketika kekuasaan Islam berada di tangan kerajaan Bani Umayyah, seni


bangunan, misalnya bangunan Qubatus Sarkah di Yerussalem dan bangunan
Masjid Nabawiyah di Madinah dapat mencapai ketinggian melampaui batas seni
bangun Gothik di Eropa. Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan pun
tidak ketinggalan. Misalnya, bidang–bidang kedokteran, filsafat, kimia,
astronomi, dan ilmu ukur berkembang dengan sangat pesat. Pada masa Umar
bin Abdul Aziz pun, Dinasti Bani Umaiyah mencapai masa kejayaan. Pada saat
inilah Abdul Aziz menanamkan paradigma bahwa lebih baik mengembangkan
dan membangun negeri dengan sebaik-baiknya daripada terlalu gencar
melakukan ekspansi. Umar bin Abdul Aziz juga telah menjalin hubungan baik
dengan golongan Syiah, memberi kebebasan untuk pemeluk agama lain, dan
meringankan pajak. Setelah Umar bin Abdul Aziz meninggal, Bani Umaiyah
mengalami kemunduran karena banyak terjadi pemberontakan.

Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa Dinasti Bani
Umaiyah perkembangan Islam masih menitikberatkan perluasan wilayah
(ekspansi). Namun, pada masa tersebut mulai muncul paradigma bahwa
pembangunan dan pembenahan wilayah juga merupakan langkah yang baik
untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensi Islam.

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Periode Bani Abbasiyah

Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan


kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, Irak. Kekuasaan Bani Abbasiyah
berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yaitu tahun 132 H (750 M)
sampai dengan 656 H (1258 M). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan
menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan
dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia.
Kekuasaan Bani Abbasiyah melanjutkan kekuasaan dari Bani Umayah.
Dinamakan khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini
merupakan keturunan Al-Abbas (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad saw.
Pendiri dinasti Bani Abbas adalah Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M). Lalu
digantikan oleh Abu Ja’far Al-Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa
dalam membangun pemerintahan dinasti Bani Abbas. Pada tahun 762 M, Abu
Ja’far Al-Manshur memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad.

Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-


beda, sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola
pemerintahan dan pola politik tersebut, para sejarawan membagi masa
pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:

1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh
Persia pertama.

2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki
pertama.

3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti
Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, periode ini disebut juga
masa pengaruh Persia kedua.

4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti
Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, periode ini disebut juga
masa pengaruh Turki kedua.

5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota
Baghdad.

Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas mencapai masa


keemasannya. Para khalifah Bani Abbas merupakan tokoh yang kuat serta
menjadi pusat kekuasaan politik dan agama. Di sisi lain, kemakmuran
masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan
landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun
dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus
berkembang.

Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut
dengan istilah "The Golden Age". Pada masa tersebut umat Islam telah
mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban, dan
kekuasaan. Selain itu telah berkembang pula berbagai cabang ilmu
pengetahuan serta banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke
bahasa Arab. Hal inilah yang kemudian melahirkan cendikiawan-cendikiawan
besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru dalam berbagai ilmu
pengetahuan. Bani Abbas mewarisi imperium besar Bani Umayah sehingga
memungkinkan Bani Abbas memperoleh pencapaian ilmu pengetahuan yang
lebih besar, karena landasannya telah dipersiapkan oleh Bani Umayah.

Beberapa contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang


terjadi pada masa Bani Abbasiyah antara lain:

1. Penerjemahan buku-buku dari bahasa asing (Yunani, Syiria, Ibrani, Persia,


India, Mesir) ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan
meliputi ilmu kedokteran, mantiq (logika), filsafat, aljabar, pesawat, ilmu
ukur, ilmu alam, ilmu kimia. ilmu hewan, dan ilmu falak.

 Dalam bidang Astronomi terkenal nama Al-Fazari sebagai astronom


Islam yang pertama kali menyusun Astrolobe serta terkenal pula Al-
Farghani yang menulis ringkasan ilmu Astronomi.

 Dalam bidang Kedokteran terkenal nama Ar-Razi dan Ibnu Sina. Ar-Razi
adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan
bisul. Ar-Razi juga merupakan orang pertama yang menyusun buku
mengenai Kedokteran Anak. Setelah Ar-Razi, ilmu Kedokteraan berada
di tangan Ibnu Sina yang berhasil menemukan sistem peredaran darah
pada manusia. Salah satu karya Ibnu Sina yaitu Al-Qoonuun Fi Al-Thibb
yang merupakan Ensiklopedi Kedokteran paling besar dalam sejarah.
 Dalam bidang Optikal, Abu Ali al-Hasan ibn al-Haitsami terkenal sebagai
orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda
yang dilihat. Menurut teorinya, yang kemudian terbukti kebenarannya,
bendalah yang mengirim cahaya ke mata.

 Dalam bidang Kimia, terkenal nama Jabir ibn Hayyan yang berpendapat
bahwa logam seperti timah, besi, dan tembaga dapat diubah menjadi emas
atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu.

 Dalam bidang Matematika, terkenal nama Muhammad ibn Musa Al-


Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang Astronomi. Dialah yang
menciptakan ilmu Aljabar. Kata Aljabar berasal dari judul bukunya, al-
Jabr wa al-Muqoibalah.

 Dalam bidang Sejarah, terkenal nama Al-Mas'udi yang juga ahli dalam
ilmu Geografi. Salah satu karya Al-Mas’udi adalah Muuruj al-Zahab wa
Ma'aadzin al-Jawahir.

 Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang Filsafat antara lain, Al-Farabi, Ibnu


Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang filsafat,
logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasi terhadap filsafat
Aristoteles. Ibnu Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat, yang
terkenal diantaranya ialah Asy-Syifa'.

2. Pengetahuan keagamaan seperti fikih, usul fikih, hadis, mustalah hadis,


tafsir, dan ilmu bahasa semakin berkembang sebab hal ini telah dirintis sejak
dinasti Bani Umayyah. Pada masa ini muncul ulama-ulama terkenal seperti
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam
Bukhari, Imam Muslim, Hasan Al Basri, Abu Bakar Ar Razy, dan lain-lain.

3. Sejak upaya penerjemahan meluas, kaum muslim dapat mempelajari ilmu-


ilmu tersebut langsung dalam bahasa Arab sehingga muncul sarjana-sarjana
muslim yang turut memperluas penelitian ilmiah, memperbaiki kekeliruan
pemahaman pada masa lampau, dan menciptakan pendapat-pendapat atau
ide-ide baru. Tokoh-tokoh yang berperan dalam hal tersebut antara lain, Al
Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Rusyd, Ibnu
Khaldun, Ibnu Haltum, Al Hazen, dan Ibnu Zuhr.

4. Sejak akhir abad ke-10, muncul sejumlah tokoh wanita di bidang


ketatanegaraan dan politik seperti Khaizura, Ulayyah, Zubaidah, dan
Bahrun. Di bidang kesusastraan dikenal Zubaidah dan Fasi. Di bidang
Sejarah, muncul Shalikhah Shuhda. Di bidang kehakiman, muncul Zainab
Umm Al Muwayld. Di bidang seni musik, muncul Ullayyah yang sangat
terkenal pada zaman tersebut.

5. Kemajuaan di bidang perdagangan terlihat dari usaha ekspor impor. Hasil


industri yang diekspor antara lain, permadani, sutra, hiasan, kain katun,
satin, wool, sofa, perabot dapur atau rumah tangga.

6. Dalam bidang pendidikan, sekitar 30.000 masjid di Baghdad berfungsi


sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran pada tingkat dasar.

Meskipun dinasti Bani Abbasiyah telah mencapai sukses yang luar biasa
dalam berbagai bidang, dinasti ini mengalami kehancuran yang disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor internal:

 Adanya persaingan tidak sehat diantara beberapa bangsa yang terhimpun


dalam Daulah Abbasiyah, terutama Arab, Persia, dan Turki.

 Terjadinya perselisihan pendapat diantara kelompok pemikir agama yang


ada berkembang menjadi pertumpahan darah.

 Munculnya dinasti-dinasti kecil sebagai akibat perpecahan sosial yang


berkepanjangan.

 Terjadinya kemerosotan tingkat perekonomian sebagai akibat dari


bentrokan politik.

2. Faktor eksternal:

 Berlangsungnya perang Salib yang berkepanjangan dalam beberapa


gelombang dan menelan banyak korban.
 Serangan pasukan Mongol dan Tartar yang dipimpin oleh Hulagu Khan
berhasil menjarah semua pusat-pusat kekuasaan maupun pusat ilmu
pengetahuan yaitu perpustakaan di Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh
Hulagu Khan menandai berakhirnya Kerajaan Abbasyiah serta
munculnya Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan
Kerajaan Mughal di India.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dinasti Bani


Abbasiyah merupakan dinasti gemilang kemajuan dunia Islam dalam berbagai
aspek ilmu pengetahuan. Pada masa inilah Islam meraih kejayaanya. Banyak
kontribusi ilmu pengetahuan yang disumbangkan serta menghasilkan karya dan
tokoh-tokoh yang telah menjadi inspirasi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, masa Bani Abbasiyah dikatakan sebagai masa
keemasan Islam walau akhirnya peradaban Islam mengalami kemunduran
bersamaan dengan berakhirnya pemerintahan Abbasiyah.

5. Periode Turki Usmani

Kerajaan Turki Usmani muncul dalam sejarah islam pada abad


pertengahan. Pada mulanya, disebelah barat gurun pasir gobi ada suku yang
bernama Turki, mereka hidup secara nomaden. Pada masa perkembangan
periode islam, suku tersebut dikalahkan oleh bangsa Tartar dan menyebabkan
mereka harus pindah sampai di tepi laut tengah atau sekarang bernama
Anatolia, yang di bagian selatannya terdapat bangsa Arab. Keadaan tersebut
memungkinkan komunikasi antar bangsa turki dengan bangsa Arab yang telah
beragama islam. Hal tersebut mengawali mulai banyaknya bangsa turki yang
memeluk agama islam. Bangsa turki yang berkepribadian rajin, ulet, ahli
perang, dan pintar berdiplomasi dengan cepat dapat membentuk kekuatan
politik yang besar. Bangsa Turki sendiri terbagi menjadi beberapa suku, salah
satunya suku ughuj. Sementara suku ughuj terbagi lagi menjadi 24 sub suku,
dari salah satu sub suku itulah lahir seorang Usman.
Pada abad ke-13 M, saat Chengis Khan dari bangsa Mongol mengusir
orang-orang Turki dari khurasan dan sekitarnya, sehingga kakek Usman yang
bernama Sulaiman dan pengikutnya bermukim di Asia kecil. Setelah serangan
dari Mongol telah reda, Sulaiman menyebrangi sungai efrat (dekat Allepo),
namun ia tenggelam. Empat putera Sulaiman adalah Shunkur, Gundogdur, Al-
thugril, Dun Dar. Dua putranya tersebut kembali ke tanah air sedang dua putra
terakhir bermukim di Asia Kecil. Keduanya berhasil mendekati Sultan Saljuk
yang bernama Sultan Auludin di Kunia. Saat Sultan Auludin diserang oleh
Mongol, Al-Thugril berhasil menolongnya dan mengusir Mongol. Atas jasanya
tersebut, Sultan Auludin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya kepada
Al-Thugril, lalu ia mendirikan Ibu Kota yang bernama Sungut. Di sanalah lahir
seorang Usman, namun pada 1258 M Al-thugril meninggal dunia. Selanjtnya
Usman mendeklarasikan diri sebagai Sultan, sejak itulah berdiri dinasti Turki
Usmani. Pada 1300 M, Sultan Alaudin meninggal, maka Usman
mengumumkan diri sebagai Sultan yang berdaulat penuh. Kekuatan militer
yang dimiliki oleh Usman menjadi banteng pertahanan bagi kerajaan-kerajaan
kecil dari serangan Mongol. Dengan dukungan militer tersebut, kerajaan
Usmani menjadi kerajaan yang besar dalam kurun waktu yang lama.

Pada 1326 M, Usman meninggal dunia dan digantikan oleh putranya


Orkhan. Pada periode ini, tentara islam pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan
berhasil mereformasi dan membentuk tiga tentara utama yaitu tentara sipani,
tentara hazeb, dan tentara jenisaridirekrut. Dengan cepat dan sigap, pasukan
tersebut melawan musuh yang datang. Apabila dalam perluasan wilayah
Usmani terjadi kemunduran, pasukan inilah yang melakukan reformasi dan
memegang kekuasaan defector. Namun, karena kekuasaan yang diberikan
banyak disalahgunakan, pada periode sultan Mahmud II pasukan tentara
tersebut dibubarkan dan digantikan oleh Murad I, putera Mahmud II. Ia banyak
menaklukkan banyak daerah seperti Adrianopal, Masedonea, Bulgaria,
dikosovo, serbia dan Asia kecil. Ia dijuluki sebagai Alexander pada abad
pertengahan, bahkan ia dinilai sebagai pendiri dinasti Turki Usmani yang
sebenarnya.
Selanjutnya, Murad digantikan oleh putranya, Bayazid, terkenal dengan
gelar Ildrim/Eldream. Bayazid dengan cepat menaklukkan daerah dan
memperluas di Eropa. Sepeninggal Bayazid, Turki Usmani mengalami
kemunduran. Selanjutnya Turki Usmani dipimpin oleh Muhammad, ia berhasil
membawa Turki Usmani stabil kembali. Lalu, digantikan oleh Murad II, ia
seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Kemudian,
dilanjutkan oleh Muhammad II, terkenal dengan nama Muhammad Al-Fatih, ia
berhasil menaklukkan kota konstantinopel pertama kali pada abad 29 mei 1453,
merupakan awal kehancuran Bizantium yang telah berkuasa sebelum masa
Nabi. Selanjutnya pada tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung menjadi
penguasa baru di kerajaan Turki Usmani menggantikan Salim I dan dia dijuluki
Sulaiman Al-Qanuni. Setelah Sulaiman, kerajaan turki Usmani mengalami
kemunduran karena adanya perjanjian Carltoviz, 26 januari 1699 antara Turki
dengan Austria, Polandia, Venesia dan Inggris. Hal ini melumpuhkan Turki
Usmani menjadi negara yang kecil.

6. Perkembangan Islam Modern (Eropa-Amerika)

Islam adalah agama yang damai, universal, dan rahmat bagi seluruh
alam. Karena dasar itu, agama Islam pun dapat diterima dengan baik di
berbagai belahan muka bumi ini. Mulai dari jazirah Arabia, Asia, Afrika,
Amerika, hingga Eropa. Perkembangan agama Islam dimulai saat zaman Nabi
Muhammad SAW di Madinah. Pada saat itu, awal perkembangan Islam hanya
disiarkan melalui jalan sembunyi-sembunyi, karena menghindari pertentangan
dengan kaum Quraish. Banyak sekali rintangan yang harus dihadapi Nabi
Muhammad dalam usahanya menyebarkan agama Aloh, mulai dari dicemooh,
diludahi, dilempari batu, sampai harus dengan melewati banyak peperangan
fisik. Namun, setelah itu Islam semakin lama semakin berkembang dengan
semakin banyak masyarakat Madinah dan Makkah yang mengikuti jalan
kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tersebut.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Islam berkembang cukup
pesat menjadi agama besar di Timur Tengah dan menyebar hampir ke seluruh
dunia. Menyebarnya Islam ke seluruh dunia merupakan buah manis dan bukti
komitmen perjuangan semua umat Islam dunia. Hal itu selaras dengan salah
satu riwayat Nabi Muhammad SAW yang menyuruh kita untuk berbagi ilmu,
walaupun hanya satu ayat saja.

Perkembangan Islam di seluruh belahan dunia, tidak lepas dari peran


para pedagang yang berasal dari Gujarat, Arab, dan Persia. Dalam perdagangan
yang mereka lakukan, Islam menjadi salah satu hal yang mereka kenalkan dan
tawarkan pada masyarakat umum. Sampai sekarang, abad ke-20, Islam
berkembang dengan sangat pesat di daratan Eropa dan Amerika. Perlahan-
lahan, masyarakat di benua biru yang mayoritas beragama Kristen dan Katholik
ini mulai menerima kehadiran Islam. Tak heran bila kemudian Islam menjadi
salah satu agama yang mendapat perhatian serius dari masyarakat Eropa dan
Amerika.

Perkembangan Islam di Eropa

Hasil studi yang dirilis awal Oktober 2009 menemukan bahwa Eropa
memiliki sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total
populasi benua tersebut. Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan
Timur. Rusia memiliki lebih dari 20 juta Muslim, dan terbesar di Eropa.
Menurut studi tersebut, Jerman memiliki pemeluk Muslim sebanyak 4,5 juta,
Prancis sebesar 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar dua juta orang, dan Italia sebanyak
1,3 juta jiwa. Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti
Portugal, Swedia, Belanda, dan Swiss.

Namun demikian, jumlah ini diperkirakan bertambah lagi. Sebab, sebuah


hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang
Merah tersebut mencapai 25 juta jiwa, atau sekitar 18 persen dari total populasi
yang mencapai 145 juta jiwa.
Di Inggris, warga yang masuk Islam mencapai rekor baru yaitu lebih
dari 100 ribu orang. Secara angka, perempuan kulit putih adalah yang
terbanyak masuk Islam. Para pemeluk baru Islam itu menilai keyakinan mereka
cocok dengan kehidupan di Inggris. Sekitar 5200 orang jadi mualaf di dalam
setahun terakhir dan 1400 orang di antaranya tinggal di London. Hampir  75%
mualaf adalah perempuan, 70% di antara nya adalah kukit putih dan rata-rata
berusia27 tahun. Salah seorang yang kini memeluk Islam adalah Lynne Ali,
bekas Disk Jockey. Tokoh lainnya adalah adik ipar PM Inggris Tony Blair,
Lauren Booth yang juga memutuskan masuk Islam. Selain Inggris, mualaf
Eropa tersebar di Prancis dan Jerman. Saat ini jumlah penganut Islam di
Prancis mencapai 7 juta jiwa.

Di Jerman, kendati masih muncul sentimen negatif dan kecurigaan


terhadap Islam, namun jumlah pemeluk Islam justru makin meningkat. Mereka
sangat terkesan dengan wajah Islam yang sesungguhnya, yakni damai, santun,
dan penuh toleransi. Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maziere, telah
menyerukan kepada 16 negara bagian untuk memasukkan agama Islam dalam
kurikulumnya di sekolah-sekolah. Ia meminta pemerintah agar menyetujui
konsep agama Islam dalam kelas pada tahun depan. Menurut De Mazier, kelas
Islam di beberapa sekolah Jerman tidak akan lama lagi masuk dalam ujian
masuk sekolah, tetapi seharusnya dalam kenyataanya harus dilandaskan dengan
hukum yang kuat. Ia menambahkan, setiap warga negara Jerman harus datang
dan membantu atas solusi pragmatis yang dimilikinya.

Beberapa negara bagian di Jerman telah lebih dulu memasukkan agama


Islam dalam kurikulumnya, tetapi Berlin bertujuan untuk menawarkan Islam
sebagai subjek reguler di sekolah-sekolah di seluruh negeri, diajarkan dalam
bahasa Jerman oleh guru-guru yang terlatih di Jerman. Salah satu kendala
utama dari kelas-kelas ini adalah dana dan kekurangan guru agama Islam. Ada
sekitar empat juta Muslim yang tinggal di Jerman, termasuk sekitar 2,5 juta
adalah orang Turki.
Perkembangan Islam di Amerika

Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari


sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk
agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Dari data observasi itu, terdapat
angka-angka yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan penganut Islam
dan Kristen di dunia. Lembaga itu mencatat, pada tahun 1900, jumlah pemeluk
Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara pemeluk Islam
hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah. Penganut Kristen
bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1% menjadi 16,5%
dari seluruh penduduk bumi.

Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000),


jumlah itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun
0,1% menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025,
angka itu diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun
4,9%) dan Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah
penganut Kristen. Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9%
pertahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari
sekarang, bila pertumbuhan Islam itu konstan, dari angka kelahiran dan yang
masuk Islam di berbagai negara, berarti prediksi itu benar, Islam akan menjadi
agama nomor satu terbanyak pemeluknya di dunia, menggeser Kristen menjadi
kedua.

World Almanac and Book of Fact, #1 New York Times Bestseller,


mencatat jumlah total umat Islam sedunia tahun 2004 adalah 1,2 milyar lebih
(1.226.403.000), tahun 2007 sudah mencapai 1,5 milyar lebih (1.522.813.123
jiwa). Ini berarti, dalam 3 tahun, kaum Muslim mengalami penambahan jumlah
sekitar 300 juta orang (sama dengan jumlah umat Islam yang ada di kawasan
Asia Tenggara).

Masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah


peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang
dikenal dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11
adalah era pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya
dalam sejarah Amerika. Delapan juta orang Muslim yang kini ada di Amerika
dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu.
Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti
New York, Los Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai