BAB VI Geomorfologi
BAB VI Geomorfologi
GEOMORFOLOGI
PENGERTIAN DAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yang terdiri dari
tiga akar kata, yaitu: Ge (o) yang berarti bumi, Morphe yang
berarti bentuk dan Logos yang berarti ilmu, sehingga kata
geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang bentuk permukaan bumi serta proses-proses yang
berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk
hingga sekarang.
Beberapa pengertian geomorfologi lainnya:
Perubahan-perubahan pada bentuk muka bumi.
Dekripsi dan interpretasi relief muka bumi.
121
Bagian 6 Geomorfologi 122
SEJARAH PERKEMBANGAN
Geomorfologi pada dasarnya sudah berkembang sejak jaman
dahulu. Dimana pencetus konsep-konsep geomorfologi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu: Masa sebelum Masehi dan masa
sesudah Masehi.
Masa sebelum Masehi :
Filsuf-Filsafat yang berkaitan dengan kepercayaan
Herodotus (485 - 425 BC)
Aristoteles (384 - 322 BC)
Strabo (54 BC - AD 25)
Masa sesudah Masehi :
Ibnu Sina (980 - 1037)
Leonardo da Vinci (1452 - 1519)
Buffon (1707 - 1788)
Targioni dan Tozetti (1712 - 1784)
Dasmarest (1725 - 1815)
James Hutton (1726 - 1797)
Nama terakhir yaitu James Hutton merupakan orang yang paling
terkenal, karena perannya sebagai pelopor PLUTONIAN yang
terkenal dengan batuan beku granit. Hal ini bertentangan dengan
para ahli dari sekolah Wernerian yang terkenal sebagai penganut
NEPTUNIS yang beranggapan bahwa granit memiliki kandungan
lapisan kimia. Selain membahas granit, Hutton memperkenalkan
KONSEP-KONSEP DASAR
1. Proses yang berlangsung secara fisik saat ini memiliki
kecepatan yang berbeda selaras dengan waktu geologi.
2. Geologi Struktur merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap evolusi bentuklahan yang tampak
sekarang.
3. Relief permukaan bumi yang luas karena proses
geomorfologi berlangsung pada tingkat yang berbeda.
4. Proses geomorfologi meninggalkan jejak pada bentuklahan
dan proses geomorfologi yang berkembang membentuk ciri-
ciri pada bentuklahan.
5. Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi
membentuk susunan bentuklahan tertentu.
6. Evolusi geomorfologi tidak sesederhana seperti yang
dibayangkan. Topografi bumi yang paling menonjol adalah
topografi yang lebih muda dari kala Plistosen.
7. Pemahaman terhadap bentanglahan sekarang diperlukan
pemahaman kondisi geologi dan iklim pada kala Plistosen.
3. EXTRATERRESTRIAL PROCESSES
Infaal of Meteorites
KLASIFIKASI LEMBAH
Lembah dapat dibedakan menjadi 2 jenis lembah, yaitu :
Jenis lembah U
Jenis lembah V
Jenis lembah U tumpul terbentuk pada daerah-daerah yang relatif
datar, erosi berlangsung ke arah lateral (samping) lebih aktif
daripada ke arah vertikal (dasar sungai). Biasanya erosi yang
berlangsung lebih besar kearah lateral karena erosi vertikal, yaitu
terhadap dasar sungai terhenti dikarenakan telah mencapai
batuan dasar yang relatif keras dibandingkan dengan dinding
sungai yang dibentuk oleh endapan sungai itu sendiri.
Jenis lembah V biasanya terjadi di bagian atas daerah aliran
sungai (hulu) yang memiliki kemiringan lereng dan kemiringan
dasar sungai (gradien) yang sangat curam, sehingga gerakan
aliran arus sungai sangat cepat. Akibat kemiringan lereng dan
kemiringan dasar sungai yang sangat curam, maka erosi yang
sangat kuat berlangsung terhadap dasar sungai. Kecuraman
lereng dan dasar sungai disebabkan oleh faktor batuan yang
memiliki umur relatif muda atau karena pengaruh tektonik yang
berkembang di daerah aliran sungai tersebut.
POLA ALIRAN
Erosi dan Tektonik menimbulkan alur-alur dan rekahan pada
permukaan bumi, selanjutnya alur-alur akibat erosi dan rekahan
akibat tektonik menjadi tempat mengalirnya air dari bagian atas,
kemudian bergabung membentuk daerah aliran sungai (DAS)
POLA ALIRAN
KARAKTERISTIK
DASAR
Perlapisan batuan sedimen relatif datar.
Secara regional daerah aliran memiliki
DENDRITIK kemiringan landai, jenis pola aliran
membentuk percabangan menyebar
seperti pohon rindang.
Pada umumnya menunjukan daerah
dengan lereng sedang sampai agak
PARALEL
curam. Sering terjadi di sekitar gunungapi
di dataran rendah.
Bentuk memanjang sepanjang arah jurus
perlapisan batuan sedimen, induk
sungainya seringkali membentuk
lengkungan menganan memotong
kepanjangan dari alur jalur
punggungannya. Biasanya dikontrol oleh
TRELIS struktur lipatan. Batuan sedimen dengan
kemiringan atau terlipat, batuan vulkanik
serta batuan metasedimen berderajat
rendah dengan perbedaan pelapukan
yang jelas. Jenis pola pengalirannya
berhadapan pada sisi sepanjang aliran
subsekuen.
Induk sungai dengan anak sungai
memperlihatkan arah lengkungan
menganan, pengontrol struktur atau sesar
REKTANGULAR yang memiliki sudut kemiringan, tidak
memiliki perulangan perlapisan batuan dan
sering memperlihatkan pola pengaliran
yang tidak menerus.