Anda di halaman 1dari 4

Dua Potensi Manusia

Tiga ayat di bawah ini adalah ayat-ayat yang terdapat dalam Surat At-Tiin (keseluruhannya
terdiri atas delapan ayat). Tiga ayat sebelumnya (ayat 1 – 3) adalah berupa sumpah Allah, (demi
buah Tin, buah Zaitun, bukit Sinai, dan kota Makkah yang aman), yang mengokohkan kebenaran
atas ayat berikutnya. Adapun ayat yang dimaksud yakni ayat 4 – 6 adalah sbb:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian
Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman,
dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (At-Tiin; 95
: 4 – 6)

Dari ketiga ayat yang dikutip di atas sekurang-kurangnya kita dapat memahami enam hal, yaitu:

1. Telah diciptakan manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Sebagai obyek
penciptaan, manusia itu adalah suatu maha-karya (master piece).
2. Sebagai suatu maha karya, manusia sebagai obyek penciptaan secara intrinsik
mengandung nilai-nilai tinggi yang terpuji.
3. Nilai-nilai tinggi dan terpuji yang sudah built-in dalam penciptaan manusia, harus
diaktifkan agar menjadi suatu realita,
4. Namun manusia juga berpotensi untuk jatuh derajatnya, bilamana nilai-nilai tinggi
yang sudah terkandung dalam penciptaannya tidak diaktifkan.
5. Cara untuk mengaktifkan nilai-nilai tinggi tersebut adalah dengan melalui iman dan
amal saleh, Iman dan Amal Saleh adalah dua piranti yang sangat dibutuhkan untuk
mengaktifkan potensi menjadi mulia.
6. Mereka yang mengaktifkan potensinya untuk menjadi mulia (melalui iman dan amal
saleh) tidak saja akan menjadi baik dan terpuji (di sisi Allah maupun di sisi manusia),
bahkan juga akan diberi bonus berupa pahala yang berkepanjangan.

Secara sederhana keenam pemahaman tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini:
Pilihan (untuk menjadi hina atau mulia) berada pada kita. Kalau pilihan kita mau menjadi mulia,
ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu beriman dan melakukan amal saleh. Mereka yang
beriman dan beramal saleh berarti telah mengaktifkan potensinya untuk menjadi mulia. Dan
mereka yang potensi kemuliaannya sudah aktif akan diberikan oleh Allah SWT pahala yang
tidak putus-putusnya (sehingga akan menjadi tambah mulia).

Bagi mereka yang tidak mengaktifkan potensinya untuk menjadi mulia, artinya tidak beriman
dan tidak melakukan amal saleh, dengan sendirinya (secara otomatis) sudah mengaktifkan
potensinya untuk menjadi hina. Dan mereka sungguh termasuk golongan orang yang merugi. Hal
ini kiranya dapat lebih mudah difahami dengan mencermati contoh sederhana berikut:
Sebidang lahan yang subur mempunyai potensi untuk menghasilkan tanaman yang bermanfaat
atau menghasilkan tanaman liar yang tidak bermanfaat. Dengan menggarap lahan tersebut
secara baik dan menanam bibit tanaman yang baik, secara otomatis kita telah mengaktifkan
potensinya untuk menghasilkan. Namun bilamana lahan tersebut tidak digarap dan tidak
ditanami dengan baik, dengan sendirinya akan aktif potensinya untuk menghasilkan tanaman
liar yang tidak bermanfaat. Pilihan apakah kita akan memperoleh hasil tanaman yang
bermanfaat atau rerumputan yang tidak bermanfaat, sepenuhnya terletak pada kita.

Agar manusia menjadi beriman dan beramal saleh (dua piranti yang akan mengaktifkan potensi
manusia untuk menjadi mulia), dengan penuh kasih sayang dan keadilan, Allah telah mengutus
Muhammad SAW sebagai Rasul yang bertugas memberikan khabar gembira dan peringatan bagi
kita ummat manusia.

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(Saba’; 34 : 28).

Singkatnya, agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya Muhammad
SAW, adalah merupakan seperangkat petunjuk (pedoman; manual) bagi kita untuk
merealisasikan potensi untuk menjadi mulia, dan mencegah munculnya potensi untuk menjadi
hina.

Dengan demikian, maka sangatlah rasional dan logis, kalau kita selalu berupaya untuk
menambah keimanan dan memperbanyak amal saleh. Meningkatkan keimanan, yang diikuti
dengan amal saleh, merupakan satu-satunya jalan untuk menuju ke kemuliaan. Mereka yang
tidak berupaya untuk meningkatkan keimanan dan amal salehnya, akan mengalami kerugian
seperti diisyaratkan oleh Allah SWT dalam ayat-ayat berikut ini:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-
orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al ‘Ashr; 103 : 1 – 3)
Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari
mereka dosa-dosa mereka, dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik
dari apa yang mereka kerjakan.(Al-Ankabut; 29 : 7)

Semoga, dengan rahmat Allah, kita termasuk golongan orang yang beriman dan melakukan amal
shaleh, dan semoga kita semua senantiasa berada di jalan yang lurus, yang membawa pada
keberuntungan dan kemuliaan. (SYB).-

Artikel Terkait:

• MARILAH MEMPERBANYAK ZIKIR


• KEDAHSYATAN BERSYUKUR
• MARILAH MEMPERBANYAK ISTIGHFAR
• BACAAN YANG SANGAT MULIA
• JALUR TAAT MENUJU RIDHA ALLAH

Anda mungkin juga menyukai