Anda di halaman 1dari 5

Katarak

Pengertian katarak

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan
penurunan/gangguan penglihatan.

Seseorang yang mengalami katarak penglihatannya menjadi berkabut/buram. 1,2

Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan
gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di bagian belakang mata, bersifat sensitif
terhadap cahaya. Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan diterima oleh
lensa mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau gambar
tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf penglihatan
dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami.
Penyebab dan proses terjadinya katarak
Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat disebabkan
oleh beberapa faktor risiko lain, seperti 1,2 :

1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.


2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik.

Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu 1 : Penumpukan protein di
lensa mata

1/5
Katarak

Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein. Penumpukan protein pada lensa
mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata dan mengurangi jumlah cahaya yang
masuk ke retina. Proses penumpukan protein ini berlangsung secara bertahap, sehingga pada
tahap awal seseorang tidak merasakan keluhan/gangguan penglihatan. Pada proses
selanjutnya penumpukan protein ini akan semakin meluas sehingga gangguan penglihatan
akan semakin meluas dan bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab
tersering yang menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut. 1

Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan


seiring dengan pertambahan usia.
Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia, lensa
mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini
dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan buram/kabur) pada seseorang, tetapi
tidak menghambat penghantaran cahaya ke retina. 1

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan katarak 1,2 :

- Penderita diabetes melitus / kencing manis.


- Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang.
- Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
- Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E.
- Paparan / radiasi sinar ultraviolet.

2/5
Katarak

Penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, seperti obat-obat golongan statin dan sq
ualene synthase inhibitor
dapat meningkatkan risiko terjadinya kekeruhan lensa mata (katarak). Squalene merupakan
enzim yang terdapat dalam tubuh dan berperan dalam metabolisme kolesterol. Inhibisi atau
penghambatan enzim
squalene synthase
akibat penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu terjadinya katarak.
Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan penambahan asupan
squalene
untuk mencegah terjadinya katarak pada penggunaan jangka panjang obat penurun
kolesterol
.
3

Squalene dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewani dan nabati, seperti:
ekstrak hati ikan ”hiu botol” (Centrophorus atromarginatus), minyak zaitun, minyak kelapa
sawit, minyak biji gandum, minyak amaranth dan minyak beras. Kadar
squalene
yang terbanyak terdapat di dalam ekstrak hati ikan ”hiu botol”.

Gejala katarak
Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa mata.
Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara
mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur,
stadium matur, dan stadium hipermatur . Pada stadium awal (katarak insipien)
kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat
periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada
penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan
lensa terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh
penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur,
dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang
dialami oleh penderita katarak, seperti :
1

- Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.


- Warna terlihat pudar.
- Sulit melihat saat malam hari.
- Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat
katarak bertambah luas.

3/5
Katarak

Penatalaksanaan katarak
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang
dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi. 1

Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi
tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. 1,2 Operasi katarak perlu dilakukan
jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam. Operasi katarak dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis,
glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.

Squalene 99 merupakan squalene murni yang berasal dari ekstrak hati ikan hiu Centroph
orus atromarginatus
dengan kandungan
squalene
sebanyak 430 mg
.
Squalene 99
berguna untuk mencukupi kebutuhan
squalene
yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia maupun akibat penggunaan jangka

4/5
Katarak

panjang obat penurun kolesterol, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya katarak.

Referensi :

1. National Eye Institute. Cataract : What you should know. U.S. Department of Health and
Human Services : National Institute of Health; 2003.p.1-6.
2. Murill CA, Stanfield DL, VanBrocklin MD, Bailey IL, DenBeste BP, Dilorio RC, et al. Care
adult patient with cataract. Optometric Clinical Practice Guideline. St. Louis : American
Optometric Association; 2004.p.3-53.
3. Menys VC, Durrington PN. Squalene synthase inhibitor. British Journal of Pharmacology
2003 ;139: 881–82.

5/5

Anda mungkin juga menyukai