PADA BAYI
Siti Arifah *
Kartinah **
Abstract
Thermoregulation system have two process heat production, they are shivering and non shivering
thermogenesis. Non shivering thermogenesis more happens in newborn human especially to adapt of low
temperatures. The prime role of this non shivering thermogenesis is Brown Adipose Tissue (brown fat).
Brown fat contain many mitochondria that are able to use the fatty acids released by lipolysis for
thermogenesis. Brown fat helping to raise body temperature. Brown fat serves to dispose of excess energy
so that not all calories consumed will be stored.
* Siti Arifah
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
** Kartinah
Dosen Jurusan Keperawatan FIK UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura
198 Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol. 1 No. 4 ,Desember 2008, 197-200
Fungsi lemak coklat antara lain :
Saraf Simpatis
Food/Cold
1. Aktivasi sistem :
Termogenesis nonshivering dalam jaringan Norepineprin
lemak coklat diaktivasi melalui sistem saraf Reseptor β-adrenergik
simpatis melalui salah satu dari dua jalan : Sel lemak coklat
melalui dingin atau melalui makanan (Astrup,
Mitokondria
1986). Ketika otak terangsang dingin, saraf-
saraf simpatis diaktifkan, sehingga ujung saraf
yang mengelilingi jaringan lemak coklat Energi dari
melepaskan norepinefrin, yang mengikat ke gradient
dan mengaktivasi reseptor beta adrenergik Proton dipompa elektrokimia dalam
pada membran sel lemak coklat (Sell, 2004). ke dalam mitokondria
Pengikatan norepinefrin oleh reseptor melalui UCP-1 Panas dihabiskan sebagai
menyebabkan timbulnya sinyal transduksi panas
cascade, yang menyebabkan cAMP Gambar. 2 Jalur termogenesis
mengaktifkan protein kinase A, dan akhirnya nonshivering
menstimulasi lipolisis dan aktivitas UCP-1
dalam membran dalam mitokondria (Sell, RESPON VASKULER DAN METABOLIK
2004). PADA JARINGAN LEMAK COKLAT
2. Uncoupling Protein 1 (UCP 1/ thermogenin) Stimulasi saraf simpatis yang mensuplai BAT
dan perannya dalam termogenesis mengakibatkan vasodilatasi tanpa respon
nonshivering. vasokonstriksi seperti pada lemak putih (Dalziel,
1989). Vasodilatasi ini dimediasi oleh beta-
Secara umum, pernafasan seluler, “oksidasi adrenoreseptor. Vasodilatasi dalam BAT, juga
substrat-substrat bahan bakar pada mitokondria dipromosi oleh substansi lain seperti glukagon,
menghasilkan produksi ATP melalui suatu respon yang tidak dipengaruhi oleh blokade
phosphorilasi oksidatif” (Argyropolous 2002). beta-reseptor. Stimulasi simpatis pada lemak
Sebaliknya, tujuan pernafasan dalam jaringan coklat, menyebabkan peningkatan lipolisis dimana
lemak coklat adalah tidak menghasilkan energi hampir semua asam lemak secara langsung
dalam bentuk ATP, tetapi lebih dalam bentuk dioksidasi dalam mitokondria untuk menghasilkan
panas. Dengan demikian, sel lemak coklat sejumlah besar panas akibat adanya uncoupling
membutuhkan jalur alternatif pada phosporilasi protein (gambar3 ).
oksidatif. Dalam phosphorilasi oksidatif khas,
proton menurunkan gradien elektrokimia dan
masuk matrik mitokondria melalui ATP
synthase, sampai gradient habis. Pada jaringan
lemak coklat, UCP 1 menyediakan bypass bagi
ATP synthase (kecepatan enzim dalam
produksi panas terbatas), dan dengan
demikian energi pada gradient elektrokimia
tidak digunakan untuk sintesis ATP, tetapi
oksidasi lemak lebih banyak dilepaskan
sebagai panas (gambar 2) (Argiropoulos et al,
2002). Mitokondria dalam jaringan lemak
coklat dapat menghabiskan “ hampir 90%
energi respirasi sebagai termogenesis dengan Gambar. 3 Efek vaskuler dan metabolik akibat
cara ini” (Ricquier, 2002). Tanpa UCP 1, stimulasi reseptor simpatis pada jaringan lemak
termogenesis nonshivering tidak dapat terjadi coklat.
dengan baik.
Peran Lemak Coklat Dalam Mekanisme Produksi Panas … (Siti Arifah dan Kartinah) 199
Stimulasi simpatis menyebabkan oleh adanya jaringan lemak coklat dalam tubuh
peningkatan pelepasan hormon thyroksin oleh bayi. Lemak coklat terdiri atas sel-sel lemak yang
kelenjar tiroid, yang juga menginduksi mengandung banyak vakuola lemak dan
termogenesis. Hormon tiroid menimbulkan mitokondria, serta mengandung banyak serat saraf
efek berupa peningkatan metabolisme simpatis.
Dingin merupakan salah satu stressor yang
diseluruh tubuh termasuk dalam lipolisis
memicu aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis
lemak coklat. Insulin dan glukokortikoid juga yang terangsang akan menyebabkan pelepasan
dilaporkan meningkatkan respon termogenesis norepinephrin pada ujung sarafnya dipermukaan
BAT. Triiodotiroksin (T3) juga memfasilitasi sel lemak coklat. Norepinephrin akan ditangkap
kerja norepinefrin dan menstimulasi ekspresi oleh beta-adrenergik reseptor dipermukaan sel
beta-adrenergik reseptor. Norepinefrin akan lemak coklat sehingga terjadi aktivasi protein
menstimulasi aktivitas enzim yang berperan kinase dan menstimulasi aktivitas uncoupling
dalam reseptor beta-adrenergik, untuk protein 1 (zat termogenin) di membran
menstimulasi respon uncoupling protein 1. mitokondria sel lemak coklat. Uncoupling protein
1 menyebabkan asam lemak dalam sel lemak
KESIMPULAN dioksidasi menjadi panas yang kemudian dialirkan
Neonatus baru lahir sangat rentan terhadap keseluruh tubuh melalui pembuluh darah, sehingga
stress dingin, karena perpindahan dari lingkungan tubuh bayi menjadi hangat. Stimulasi simpatis
rahim yang hangat ke dunia yang dingin. Stress pada pembuluh darah lemak coklat menyebabkan
dingin pada neonatus direspon dengan cara yang vasodilatasi pembuluh darah sehingga panas lebih
berbeda dari orang dewasa, yaitu dengan cepat dihantarkan keseluruh tubuh. Sel lemak
termogenesis fakultatif non-shivering. coklat hanya ada pada bayi dan jumlahnya
Termogenesis non-shivering pada bayi diperankan menurun sesuai perkembangan usia.
Daftar Pustaka
Argyropoulos, G., and M. Harper. 2002. Molecular Biology of Thermoregulation: Uncoupling proteins and
thermoregulation. J. Appl. Physiol. 92: 2187-2198
Astrup, A. 1986. Thermogenesis in human brown adipose tissue and skeletal muscle induced by
sympathomimetic stimulation. Acta Endocrinologica 112(278): 1-32.
Cannon B., and J. Nedergaard. 2004. Brown adipose tissue: function and physiological significance. Physiol.
Rev. 84(1): 277-359.
Dalziel, K. 1989. The nervous system and adipose tissue. Clinic in Dermatology. October-December 1989,
Volume 7, Number 4,pages 62-77
Davis, V. 1980. The structure and function of brown adipose tissue in the neonate. JOGN Nurs. 9(6): 368-
72.
Gunn, T.R. 1995. Perinatal thermogenesis. Early Human Development 42(3): 169-183.
200 Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol. 1 No. 4 ,Desember 2008, 197-200