Anda di halaman 1dari 14

DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAUAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah
tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang
melampaui daya dukungnya. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air
dapat berasal dari limbah terpusat (point sources) seperti: limbah industri limbah usaha
peternakan, perhotelan, rumah sakit dan limbah tersebar (non point sources) seperti:
limbah pertanian, perkebunan dan domestik .

Pengaturan pemantauan kualitas air pada sumber air (instream) merupakan tugas pokok
dan fungsi institusi pengelola sumberdaya air wilayah sungai.

Untuk limbah yang keluar da ri sumber sumber pencemar dan instalasi pengolahan air
limbah (offstream), pemantauannya menjadi tugas dan fungsi instansi teknis yang
bertanggung jawab terhadap pembina an kegiatan yang bersangkutan.

Dalam rangka memberikan rekomendasi teknis terhadap ijin pembuangan air limbah dan
untuk memperoleh informasi indikasi sumber pencemar, maka institusi pengelola
sumberdaya air dapat melakukan pemantauan pembuangan air limbah. Informasi dapat
juga diperoleh melalui data sekunder dari institusi teknis yang bertanggung jawab dalam
pembinaan kegiatan yang menimbulkan pencemaran.

Untuk mendukung pelaksanaan tugas intitusi pengelola sumberdaya air diperlukan


pedoman teknis pemantaua n pembuangan air limbah

1.2 Maksud dan Tujuan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan kerja institusi pengelola sda ws dalam
menyelenggarakan kegiatan pemantauan pembuangan air limbah untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.

Adapun tujuannya adalah sebagai petunjuk untuk mendapatkan informasi indikasi sumber
sumber pencemar air dalam rangka menjaga kualitas air pada sumber sumber air.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini meliputi pendahuluan, pengertian, menejemen pemantauan,


kelembagaan, koordinasi dan sistem pelaporan

1
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

BAB II
PENGERTIAN

1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
dimanfaatkan di darat.
2. Sumber air adalah tempat dan atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di
atas, maupun di bawah permukaan tanah.
3. Sungai adalah tempat-tempat atau wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai da ri
mata air sampai ke muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan.
4. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolan sumber daya air dalam satu atau
lebih DAS. Untuk pulau kecil yang luasnya kurang dari 2000 km seluruh pulau ditetapkan
sebagai satu wilayah sungai.
5. Pemantauan air limbah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi beban
limbah cair dari sumber sumber pencemar.
6. Sumber Pencemaran adalah setiap usaha/kegiatan yang membuang dan memasukkan
mahluk hidup, zat, energi dan komponen lain dalam ukuran batas atau kadar tertentu ke
dalam sumber-sumber air. 1
7. Beban Pencemaran Maksimum adalah beban tertinggi yang diperbolehkan dibuang ke
sumber air.
8. Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau
air limbah.
9. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik berupa padat, cair
ataupun gas yang dipandang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung
untuk dibuang.
10. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup serta mahluk
hidup lainnya.
11. Air limbah adalah sisa dari hasil usaha dan atau kegiatan yang berujud cair
12. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang
atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
13. Daya tampung badan air adalah kemampuan air pada sumber air untuk menerima beban
pencemaran tanpa mengakibatkan turunnya kualitas air sehingga melewati batas baku
mutu air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukannya.
14. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
15. Pengendalian adalah upaya pencegahan dan atau penanggulangan dan atau pemulihan.

1
Cek dengan PP 82 Tahun 2001

2
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

16. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran
air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu
air.
17. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
18. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi
peruntukan tertentu.
19. Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air
20. Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air, untuk
menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut tercemar.
21. Institusi pengelola sumberdaya air adalah dinas/instasi teknis yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan sumberdaya air atau balai pengelola sumberdaya air atau badan
pengelola sumberdaya air
22. Balai Pengelolaan Sumberdaya Air (Balai PSDA) adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
yang melakasanakan pengelolaan Sumberdaya Air di Wilayah Sungai.
23. Badan Pengelola Sumberdaya air adalah BUMN/BUMD yang dibentuk untuk
melaksanakan sebagian fungsi wewenang pemerintah/pemerintah daerah di dalam
pengelolaan sumberdaya air.

BAB III

MENEJEMEN PEMANTAUAN

3.1 Perencanaan Pemantauan

Dalam menyusun rencana pemantauan pembuangan air limbah diperlukan data/informasi


antara lain:

• Kualitas air pada sumber sumber air di segmen segmen sungai yang diperlukan
• Kualitas peruntukan sungai/segmen sungai yang bersangkutan
• Inventarisasi sumber pencemar baik yang berupa point sources maupun non point
sources yang meliputi lokasi, karakteristik pembuangan air limbah dan beban limbah
yang bersangkutan

Data/informasi tersebut dapat diperoleh dari data primer atau sekunder antara lain surat
ijin pembuangan air limbah yang telah diterbitkan, kuesioner, data pendukung lainnya dan
pengamatan langsung di lapangan.

Data dan informasi tersebut disajikan dalam bentuk :

a. Penggambaran batasan hidrologis dan sistem sungai berikut informasi tentang


golongan peruntukan sungai dan kualitas aktual masing- masing segmen sungai.

3
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

b. Penggambaran lokasi sumber-sumber pencemar baik point sources maupun non point
sources termasuk informasi beban pencemaran.

Hasil analisis atas data/informasi di atas dapat dipergunakan untuk menyusun:

• Jenis kadar air limbah yang perlu dikendalikan pada masing masing segmen sungai
• Tingkat kontribusi beban pencemaran dari setiap sumber pencemar terhadap jenis
kadar air limbah yang akan menjadi prioritas pengendalian.

Hasil analisis di atas dipergunakan untuk menetapkan program pemantauan yang meliputi
antara lain;

• Sumber pencemar yang menjadi prioritas pemantauan


• Frekuensi pemantauan
• Parameter limbah yang dipantau
• Debit air limbah

Program pemantauan pembuangan air limbah ditetapkan dengan memperhatikan


kemampuan Pengelola Sumberdaya Air wilayah sungai untuk melaksanakan program
tersebut .

3.2 Pelaksanaan Pemantauan

3.2.1 Pengambilan Contoh

Pemantauan pembuangan air limbah pada umumnya melibatkan analisa dari sejumlah
kecil contoh yang diambil dari keseluruhan parameter yang diinginkan. Untuk dapat
mengambil contoh, diperlukan peralatan yang memenuhi syarat sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, yaitu :

1. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh


2. mudah dicuci dari bekas contoh yang sebelumnya
3. contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya.
4. kapasitas alat 1-5 liter tergantung dari maksud pemeriksaan
5. mudah dan aman dibawa

Alat pengambil contoh terdiri atas beberapa jenis, tergantung pada kondisi air limbah
yang akan diambil serta peralatan lain, seperti alat ekstrasi dan penyaring, dan untuk
mengawetkan contoh sehingga mudah diangkat dari lapangan seperti alat pendingin.
Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada SK SNI M 02 1989 f.

3.2.2. Metoda pengambilan contoh

Pengambilan contoh dapat dilakukan melalui metode komposit dan metode grab. Metode
komposit dilakukan secara kontinyu untuk jangka waktu tertentu, sedangkan metode grab

4
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

dilakukan sekali pada saat pengambilan contoh. Pemilihan metoda pengambilan


tergantung pada informasi yang dibutuhkan.
Pemilihan parameter tergantung pada indikator yang akan diukur.

Tahapan pengambilan contoh adalah:


1. menetapkan lokasi pengambilan ya ng dapat mewakili effluent dari sumber pencemar
yang bersangkutan;
2. menyiapkan alat pengambil contoh yang sesuai;
3. membilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak tiga kali;
4. melaksanakan penga mbilan contoh sesuai metoda yang dipilih(apabila contoh diambil
dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari setiap titik harus sama.)

3.2.3. Volume contoh

Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan dan laboratorium
tergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan, yaitu:
1. untuk pemeriksaan sifat fisika air limbah diperlukan kurang lebih 2 liter
2. untuk pemeriksaan sifat kimia air limbah diperlukan kurang lebih 5 liter

3.2.4. Pengukuran Debit Air Limbah

Pengukuran debit air limbah dapat dilakukan dengan metode sederhana atau
menggunakan peralatan khusus antara lain: current meter, alat ukur debit otomatis.

3.2.5. Penyimpanan

Seringkali contoh yang telah diambil untuk analisis parameter fisika-kimia air limbah
perlu disimpan selama beberapa waktu untuk menjaga kemurniannnya. Untuk
mempertahankan kemurnian dari contoh tersebut diperlukan upaya pengawetan.
Pengawetan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pengawetan cara fisika dilakukan dengan cara pendinginan contoh pada suhu 40 C atau
pembekuan
b. Pengawetan cara kimia dilakukan bergantung pada jenis parameter yang diawetkan,
antara lain:
• pengasaman, yaitu penambahan asam nitrat pekat atau asam klorida pekat atau
asam sulfat pekat kedalam contoh hingga pH kurang dari 2;
• penambahan biosida kedalam contoh
• penambahan larutan basa, umumnya larutan na trium hidroksida kedalam contoh
hingga pH 10 -11.

Metoda pengambilan contoh, cara penyimpanan contoh, serta batas waktu penyimpanan
(holding time) untuk parameter-parameter tertentu dapat dilihat pada SNI M-02-1989-F,
apabila tidak tercantum pada SNI dapa t dilihat pada Tabel 3.1

5
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

Tabel 3.1 Cara Pengawetan dan Penyimpanan Contoh Air Limbah

Parameter Tempat Pengawetan Volume Batas Waktu


Penyimpanan Contoh Penyimpanan
(ml)
TSS Polietilen & Dinginkan, 40 C 500 7 hari
Gelas
TDS Polietilen & Dinginkan, 40 C 500 7 hari
Gelas
Konduktivitas Polietilen & Dinginkan, 40 C 500 28 hari
Listrik Gelas
Fecal Polietilen & Dinginkan, 40 C 100 6 jam
Coliform Gelas 0,008%Na2
S2 O3
Total Polietilen & Dinginkan, 40 C 100 6 jam
Coliform Gelas 0,008%Na2
S2 O3
Radioaktivitas Polietilen & Tambahkan 500 6 bulan
Gross-A Gelas HNO3
Hingga pH<2
Radioaktivitas Polietilen & Tambahkan 500 6 bulan
Gross-B Gelas HNO3
Hingga pH<2

3.2.6 Me toda Analisis dan Acuan


Metoda analisis dan acuan yang digunakan untuk pemantauan kualitas air limbah dapat
dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Metoda Analisis dan Acuan untuk Pemantauan Kualitas Air Limbah

Parameter Satuan Rentang Metode Analisa Acuan


Fisika Harga
0
Temperatur C Pemuaian SK SNI M-03-1989-F
Turbiditas NTU Nephelometri SK SNI M-03-1989-F
Total mg/L Gravemetrik SK SNI M-03-1989-F
Dissolved
Solid
Total mg/L Fitrasi dan SK SNI M-03-1989-F
Suspended gravimetrik
Solid
Warna TCU(mg/L 1 - 500 SK SNI M-03-1989-F
ptCo
KIMIA
ANORGANIK
BOD mg/L Kebutuhan oksigen SK SNI M-69-1990-

6
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

Parameter Satuan Rentang Metode Analisa Acuan


Fisika Harga
biokimiawi 03
DO mg/L Titrimetrik SK SNI M-03-1990-F
PH mg/L Potensiometrik SK SNI M-03-1990-F
Konduktivitas umhos/cm SK SNI M-03-1989-F
Listrik
NH-3N mg/L 0.002-2 Automated phenate SM-1992-4500-NH3 -
H
As mg/L 0.005 -0.25 Spektrofotometrik SK SNI M-32-1990-
secara PDDK 03
dalam piridin
Se mg/L 0.005-0.1 Spektrofotometrik SK SNI M-44-1990-
serapan atom 03
secara tungku
karbon
Co mg/L 0.5-10 Spektrofotometrik SK SNI M-40-1990-
serapan atom 03
secara tungku
langsung
Na mg/L 0.03-2 Spektrofotometrik SK SNI M-40-1990-
serapan atom 03
secara tungku
langsung
Ba mg/L 1 - 20 Spektrofotometrik SK SNI M-36-1990-
serapan atom 03
secara tungku
langsung
Cd mg/L 0.005 - 0.1 Spektrofotometrik SK SNI M-34-1990-
serapan atom 03
secara ekstraksi
Cr (IV) mg/L 0.005-02 Spektrofotometrik SK SNI M-78-1990-
serapan atom 03
secara ekstraksi
Cr total mg/L 0.2 - 10 Spektrofotometrik SK SNI M-77-1990-
serapan atom 03
secara langsung
Cu mg/L 0.2 - 10 Spektrofotometrik SK SNI M-80-1990-
serapan atom 03
secara langsung
Fe mg/L 0.3 - 10 Spektrofotometrik SK SNI M-89-1990-
serapan atom 03
secara langsung
Pb mg/L 1 - 20 Spektrofotometrik SK SNI M-83-1990-
serapan atom 03
secara langsung

7
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

Parameter Satuan Rentang Metode Analisa Acuan


Fisika Harga
Ti mg/L Spektrofotometrik SM-1992-3500-Ti-B
absorpsi atomik
Mn mg/L 0.05-2 Spektrofotometrik SK SNI M-63-1990-
serapan atom 03
secara langsung
Hg mg/L 0.0006- Spektrofotometrik SK SNI M-31-1990-
0.015 serapan atom 03
secara langsung
Ni mg/L 0.3-10 Spektrofotometrik SK SNI M-86-1990-
serapan atom 03
secara langsung
Zn mg/L 0.05-2 Spektrofotometrik SK SNI M-73-1990-
serapan atom 03
secara langsung
Cl mg/L 3-200 Merkuri nitrat SM-1992-4500-Cl-C
CN mg/L 0.005-0.002 kolorimetrik SM-1992-4500-CN-E
F mg/L 0-2.5 Spektrofotometer SK SNI M-51-1990-
secara alzarin 03
merah
NO2 mg/L 0.005-1 kolorimetrik SM-1992-4500-No-C
NO3 mg/L 0.01-10 Reduksi hidrazin SM-1992-4500-Cl-C
N-organik mg/L 0.02-5 Spektrofotometrik SK SNI M-47-1990-
secara makro 03
kjedhl
SO42 - mg/L > 10 Gravimetrik SM-1992-4500- SO2 3 -
dengan H
pengeringan residu
PO42 - mg/L 0.01-1 Spektrofotometrik SK SNI M-52-1990-
secara asam 03
akorbat
S2 , sebagai mg/L 0.1-1 Metilen biru SM-1992-4500- S2 -D
H2S
MIKROBIOL mg/L
OGI
-Fecal mg/L Filtrasi SM-1992-9222- D
coliform
-Total mg/L Filtrasi SM-1992-9222- B
coliform
RADIOAKTI
VITAS
-Gross-A Becquerel Evaporasi SM-1992-7110- B
-Gross-B Becquerel Evaporasi SM-1992-7110- B
KIMIA
ORGANIK

8
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

Parameter Satuan Rentang Metode Analisa Acuan


Fisika Harga
O&G mg/L Gravimetrik SK SNI M-68-1990-
03

PARAMETE SATUAN Rentang METODE ACUAN


R FISIKA harga ANALISA
MBAS ug/L 10-2000 Spektrofotometrik SK SNI M-45-1990-
secara biru metilena 03
Fenol ug/L 0.005-20 Kromatografi Gas SM-1992-6240-B
Pestisida
-BHC ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
-Aldrin/ ug/L 10-100 Kromatografi Gas SK SNI M-74-1990-
03
-Dieldrin ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
-Organofosfat ug/L 10-100 Kromatografi Gas SK SNI M-76-1990-
03
Clordane ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
-DDT ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
-Heptaklor ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
-Lindane ug/L 10-100 Kromatografi Gas SK SNI M-74-1990-
03
-Metoxychlor Ug/L 10-100 Kromatografi Gas SK SNI M-74-1990-
03
-Endrin Ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
-Toxaphan Ug/L 10-100 Kromatografi Gas SM-1992-6330-B
Benzen Ug/L 0.2-200 Kromatografi Gas SM-1992-6210-C
Toluen Ug/L 0.2-201 Kromatografi Gas SM-1992-6210-C

3.3 Penyajian Data Hasil Pemantauan

Hasil pemantauan disajikan sebagai berikut:


a. Hasil pemantauan lapangan:
1) hasil perhitungan pemeriksaan di lapangan dicatat dalam buku catatan lapangan;
2) diteliti kembali cara perhitungan dan satuan yang digunakan;
3) data dari catatan lapangan dipindahkan ke formulir data.

b. Hasil analisis laboratorium:

Penyajian hasil analisis laboratorium mengacu pada SNI……… mengenai kualitas air
limbah.

9
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

3.4. Pengawasan

Agar tugas pemantauan pembuangan air limbah dapat dilaksanakan dengan baik
diperlukan suatu pengawasan.

Pengawasan dilakukan oleh atasan yang berhak melakukan pengawasan terhadap unit
pemantau yang melaksanakan pemantauan.

Obyek pengawasan meliputi:

a. Rencana dan realisasi pemantauan


b. Pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh air limbah
c. Kelengkapan, kebenaran, dan akurasi data yang berkaitan dengan pembuangan air
limbah.
d. Kinerja laboratorium (penerapan quality assurance bagi yang mengaplikasikan)
e. Pelaporan

BAB IV

KELEMBAGAAN

4.1 Unit Pelaksana Pemantauan

Dalam melaksanakan tugas pemantauan pembuangan air limbah, maka Institusi Pengelola
Sumberdaya Air Wilayah Sungai membentuk unit yang melaksanakan fungsi pemantauan
pembuangan air limbah. Unit tersebut disatukan dengan unit yang melakukan kegiatan
pemantauan kualitas air pada sumber sumber air.

Unit tersebut mempunyai tugas:

a. Menyusun program pemantauan pembuangan air limbah, meliputi lokasi dan


frekuensi sampling di badan air maupun di luar badan air yang diduga memberikan
dampak terhadap penurunan kualitas air
b. Melaksanakan pemantauan dengan melakukan pengumpulan data hasil pemantauan
pembuangan air limbah
c. Melakukan analisa terhadap contoh baik dilakukan oleh labolatorium sendiri atau
labolatorium milik institusi lain.
d. Melakukan analisa dan evaluasi hasil analisa labolatorium
e. Melaksanakan kegiatan sub catchment monitoring guna mengidentifikasi sumber-
sumber pembuangan air limbah non point sources.
f. Menyusun laporan dan rekomendasi.

10
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

4.2 Sumberdaya Pendukung

4.2.1 Personil

Dalam melakukan pemantauan pembuangan air limbah, dibutuhkan personil


dengan kualifikasi tertentu yang dikelompokan sebagai berikut :

a. Kelompok tenaga ahli minimal sarjana kimia/ teknik kimia/biologi/teknik


lingkungan dengan pengalaman kerja dibidang laboratorium kualitas air
minimal 2 tahun.
b. Kelompok tenaga analis, minimal lulusan sekolah menengah analis kimia atau
sejenisnya.
c. Kelompok tenaga lapangan, minimal lulusan sekolah menengah analis kimia
atau sejenisnya.
d. Kelompok tenaga administrasi, minimal lulusan sekolah menengah umum dan
dapat mengoperasikan komputer.

Jumlah masing-masing keahlian tersebut disesuaikan dengan besar kecilnya beban


kerja yang dilaksanakan.

4.2.2 Sarana dan Prasarana

a. Sarana

Sarana yang diperlukan untuk menunjang tugas yang berkaitan dengan


pemantauan pembuangan air limbah berupa kantor, gudang, laboratorium,
kendaraan dan mobil laboratorium beserta perlengkapannya.

b. Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemantauan pembuangan air


limbah adalah peralatan untuk pemeriksaan baik di lapangan maupun di
laboratorium beserta bahan-bahan kimianya. Peralatan maupun bahan kimia
yang diperlukan harus disesuaikan dengan parameter air limbah yang harus
dipantau.

4.2.3 Pembiayaan

Dalam melaksanakan tugas pemantauan pembuangan air limbah, dana yang


dibutuhkan adalah untuk keperluan sebagai berikut:
a. Biaya kantor (gaji, upah, ATK, listrik, perjalanan dinas, telepon, air minum,
dll)
b. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana
c. Biaya pengujian rutin, berkala dan insidentil .

Sumber dana diperoleh dari APBD/APBN dan atau sumberda na lainnya yang sah

11
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

BAB V

KOORDINASI

Untuk pemantauan yang bersifat rutin dan berkala apabila terdapat kesulitan dalam pengambilan
contoh air limbah, dilakukan koordinasi dengan dinas/instansi/badan yang bertanggung jawab
terhadap pembinaan kegiatan tersebut

Dalam hal pemantauan pembuangan air limbah dilaksanakan untuk keperluan inspeksi
mendadak, penyelidikan, dan penyidikan perlu dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
seperti aparat penegak hukum, dinas/instansi/badan yang bertanggung jawab dibidang pengelolan
lingkungan hidup, masyarakat, dan perguruan tinggi,

Mekanisme koordinasi dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam wadah
koordinasi sebagaimana diatur dalam undang-undang sumberdaya air

BAB VI
PELAPORAN

1. Jenis dan isi pelaporan


Laporan pelaksanaan pemantauan pembuangan air limbah dibedakan dalam:
a. Laporan rutin
Laporan rutin berisikan antara lain analisis dan evaluasi hasil pemantauan
pembuangan air limbah.
b. Laporan Khusus
Laporan khusus berisikan hasil pemantauan pada saat terjadinya pencemaran.

2. Mekanisme Pelaporan
Masing-masing Institusi Pengelola Sumberdaya Air membuat dan menyampaikan
laporan hasil pemantauan pembuangan air limbah kepada Gubernur/Bupati/Walikota .

BABVII

PENUTUP

Dengan adanya pe doman ini diharapkan dapat memberikan panduan yang bersifat umum bagi
Pengelola sumberdaya air Wilayah Sungai dalam memantau pembuangan air limbah ke air dan
sumber-sumber air. Dikatakan bersifat umum, karena dalam pelaksanaan nantinya, masing-
masing wilayah sungai mempunyai permasalahan yang spesifik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan di masing-masing Wilalyah Sungai perlu ditambahkan detil yang bersifat spesifik
pada daerah yang bersangkutan.

12
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

LAMPIRAN

A. Baku Mutu

Tabel Jenis Kegiatan dan Parame ter Kunci Air limbah

No. Jenis Kegiatan Parameter Kunci


Kegiatan Industri
1. Industri Soda Kostik COD, TSS, Raksa (Hg), Timbal (Pb); Tembaga
(Cu); Seng (Zn), pH
2. Industri Pelapisan Logam TSS, Kadmium (Cd), Sianida (CN); Logam Total,
(pelapisan Tembaga, Nikel, Tembaga (Cu), Nikel (Ni), Krom Total (Cr); Krom
Galvanisasi Seng) Heksavalen (Cr+6)
3. Industri Penyamakan Kulit BOD5 , COD, TSS, Sulfida (sebagai H2 S); Krom
Total (Cr); Minyak dan Lemak, Amonia Total, pH
4. Industri Minyak Sawit BOD5 , COD, TSS, Minyak dan Lemak; Amonia
Total (sebagai NH3 -N); pH
5. Industri Pulp dan Kertas BOD5 , COD; TSS; pH
6. Industri Karet BOD5 , COD; TSS; Amonia Total (sebagai NH3 -
N); pH
7. Industri Gula BOD5 ; COD; TSS; Sulfida (sebagai H2 S); pH
8. Industri Tapioka BOD5 ; COD; TSS; Sianida (CN); pH
9. Industri Tekstil BOD5 ; COD; TSS; Fenol Total; Krom Total (Cr);
Minyak dan Lemak; pH
10. Industri Pupuk Area BOD5 ; COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH
11. Industri Mono Sodium BOD5 ; COD; TSS; pH
Glutamate (MSG)
12. Industri Kayu Lapis BOD5 ; COD; TSS; Fenol Total; pH
13. Industri susu dan makanan BOD5 ; COD; TSS; pH
yang terbuat dari susu
14. Industri Minuman Ringan BOD5 ; COD; TSS; Minyak dan Lemak; pH
15. Industri Sabun, Deterjen dan BOD5 ; COD; TSS; Minyak dan Lemak; Fosfat
produk-produk Minyak (sebagai PO4 ); MBAS, pH
Nabati
16. Industri Bir BOD5 ; COD; TSS; pH
17. Industri Baterai Kering COD; TSS; NH3 -N Total; Minyak dan Lemak,
Seng (Zn); Merkuri (Hg), Mangan (Mn), Krom
(Cr); Nikel (Ni); pH
18. Industri Cat BOD5 ; TSS; Merkuri (Hg), Seng (Zn), Timbal
(Pb); Tembaga (Cu); Krom Heksavalen (Cr+6 );
Titanium (Ti), Kadmium (Cd), Fenol; Minyak dan

13
DRAFT FINAL SEKRETARIAT TKPSDA 2003

No. Jenis Kegiatan Parameter Kunci


Kegiatan Industri
Lemak; pH
19. Industri Farmasi BOD5 , COD, TSS, Total-N, Fenol, pH
20. Industri Pestisida BOD5 , COD, TSS, Fenol, Total-CN, Tembaga
(Cn), Krom Aktif Total, pH
21. Hotel BOD5 , COD, TSS, pH
22. Kegiatan Rumah Sakit BOD5 , COD, TSS, pH, Mikrobiologik (golongan
koli); dapat ditambahkan radioaktivitas
23. Limbah Rumah Tangga BOD5 , COD, TSS, pH, Deterjen, Mikrobiologik
(Domestik) (golongan koli)

14

Anda mungkin juga menyukai