Anda di halaman 1dari 6

anggymidwife.blogspot.com/2010/.../episiotomi-dn-amniotomi.

html

keluargasehat.wordpress.com/.../episiotomi-apakah-itu-bagian-1

EPISIOTOMY

Definisi
adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk memperlebar
vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran ini dapat dilakukan di
garis tengah (”midline”) atau dari sebuah sudut dari ujung belakang dari vulva, dilakukan di
bawah bius lokal (”local anaesthetic”) dan dijahit kembali setelah melahirkan. Ini merupakan
suatu prosedur umum dalam kedokteran yang dilakukan kepada wanita.
Episiotomi adalah insisi perineum yang dimulai dari cincin vulva ke bawah, menghindari anus
dan muskulus spingter serta memotong fasia pervis, muskulus konstrikter vagina, muskulus
transversus perinei dan terkadang ikut terpotong serat dari muskulus levator ani.

Indikasi

1.Perineum kaku

2.Memerlukan peregangan yang berlebihan dari perineum (forsep & vakum)

3.Mengurangi tekanan pada kepala bayi (prematur).

Indikasi janin

a. Sewaktu melahirkan janin prematur, tujuannya untuk mencegah terjadinya trauma yang
berlebihan pada kepala janin.
b. Sewaktu melahirkan janin letak sunsang, melahirkan janin dengan cunam, ekstraksi vakum
dan janin besar.

Indikasi ibu

Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga ditakuti akan terjadi robekan
perineum umpamanya pada primipara, persalinan sunsang, persalinan dengan cunam, ekstraksi
vakum dan anak besar.

Kontraindikasi
1.Bukan persalinan pervaginam
2.Kecenderungan perdarahan yang tidak terkontrol
3.Pasien menolak dilakukan intervensi operatif.
Saat episiotomi:

1.Kepala sudah kelihatan 3-4 cm waktu ibu mengedan


2.Saat pemasangan forsep
3.Sebelum melakukan ekstraksi pada letak sungsang.

Penanganan luka episiotomi:

1.Prinsip: Hemostasis dan perbaikan anatomi.


2.Cara: Mukosa dan submukosa dijahit jelujur dengan cutgut kromik 00, Otot dan fascia dijahit
jelujur dengan cutgut kromik 00, Kulit dan subkutis dijahit terputus dengan seide / sutera 30.
3.Obat-obatan: Analgetik/ antiinflamasi, Antibiotik bila perlu
4.Perawatan luka : Kompres dengan povidone iodine.
5.Informed consent : tidak perlu.

Resiko episiotomi :

1.Kehilangan darah yang lebih banyak


2.Pembentukan hematoma
3.Kemungkinan infeksi lebih besar
4.Introitus lebih lebar
5.Luka lebih terbuka lagi.

Lapisan yang terinsisi pada tindakan episiotomi adalah :

1.Dinding posterior lapisan mukosa vagina


2.Lapisan kulit perineum serta jaringan subkutisnya
3.Muskulus bulbokavernosus
4.Muskulus transversus perinei superfisialis
5.Muskulus transversus perinei profundus
6.Muskulus bulbococcygeus.

Robekan perineum dibagi atas 4 tingkatan :

Tingkat I : Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpamengenai kulit
perineum.
Tingkat II :Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis tetapi tidak
mengenai otot sfingter ani.
Tingkat III : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani.
Tingkat IV :Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rektum.
Berdasarkan tipe insisinya terdapat 3 jenis episiotomi :

1.Median :
Insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai batas atas otot – otot sfingter ani.
2.Mediolateral :
Insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina menuju ke belakang dan samping kiri atau
kanan.

3.Lateral

Adapun keuntungan dan kerugian setiap jenis episiotomi :

Episiotomi median :

1. Mudah diperbaiki (dijahit)


2. tidak akan mempengaruhi keseimbangan otot dikanan kiri dasar pelvis.
3. Kesalahan penyembuhan jarang
4. Insisi akan lebih mudah sembuh, karena bekas insisi tersebut mudah dirapatkan.
5. Tidak begitu sakit pada masa nifas.
6. Dispareuni jarang terjadi
7. Hasil akhir anatomik selalu bagus
8. Hilangnya darah lebih sedikit, didaerah insisi ini hanya terdapat sedikit pembuluh darah.
9. Perluasan ke sfingter ani dan kedalam rektum agak sering.

Episiotomi Mediolateral :

1. Lebih sulit memperbaikinya (menjahitnya)


2. Insisi lateral akan menyebabkan distorsi (penyimpangan) keseimbangan dasar pelvis.
3. Kesalahan penyembuhan lebih sering
4. Otot – ototnya agak lebih sulit untuk disatukan secara benar (aposisinya sulit).
5. Rasa nyeri pada sepertiga kasus selama beberapa hari
6. Kadang – kadang diikuti dispareuni
7. Hasil akhir anatomik tidak selalu bagus (pada 10% kasus)
8. Terbentuk jaringan parut yang kurang baik
9. Kehilangan darah lebih banyak
10. Daerah insisi kaya akan fleksus venosus.
11. Perluasan ke sfingter lebih jarang.

Sebelum melakukan episiotomi ada prosedur yang harus dilakukan :


1. Mempersiapkan alat
2. Memberitahukan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan bantu agar ibu tetap tenang
atau merasa tenang.
3. Melakukan tindakan desinfektan sekitar perineum dan vulva

Anestesi lokal caranya :

1. Bahan anestesi (lidokain HCL 1% atau xilokain 10 mg/ml)


2. Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah komisura posterior (fourchette).
3. Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat kesebelah kiri atau kanan garis tengah
perineum. Lakukan aspirasi.
4. Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5 – 10 ml lidokain 1% .
5. Tunggu 1 – 2 menit agar efek anestesi bekerja maksimal sebelum episiotomi dilakukan.

Cara melakukan tindakan episiotomi adalah :

1. Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan


2. Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi dan perineum, searah dengan rencana
sayatan.
3. Tunggu fase puncak his, kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka diantara jari
telunjuk dan tengah.
4. Gunting perineum, dimulai dari komissura posterior 45 derajat ke lateral (kiri atau kanan)
5. Lanjutkan pimpinan persalinan.

Perbaikan episiotomi median :

1. catgut kromik 00 atau 000 sebagai jahitan kontinyu untuk menutup mukosa vagina .
2. Dekatkan tepi – tepi potongan cincin hymen, jahitan dikencangkan dan dipotong. Selanjutnya
tiga atau empat jahitan terputus catgut 00 atau 000 ditempatkan pada fasia dan otot perineum
yang di insisi.
3. Jahitan kontinyu dibawa kebawah untuk menyatukan fasia
4. Penyempurnaan jahitan , dan jahitan kontinyu diarahkan keatas sebagai jahitan subkutikuler.
5. Alternatif lain penyempurnaan jahitan, beberapa jahitan catgut kromik 000 terputus
ditempatkan melalui kulit.

Perbaikan episiotomi mediolateral :

1. Catgut kromik 00 atau 000, sebagai jahitan kontinyu untuk menutup mukosa dan submukosa
vagina.
2. Ketika mencapai cincin hymen, terus dilanjutkan hingga menyatukan ujung posterior
fourchette dan labia mayora.
3. Jahitan dikubur dibawah kulit, dan kedua ujung sfingter vagina yang terpotong (kedua ujung
otot bulbokavernosus) dipertemukan.

4. Otot perineum profunda termasuk levator ani didekatkan dengan jahitan terputus
5. Otot – otot perineum profunda disatukan dengan jahitan inversi terputus dengan memakai
kromik catgut.
6. Selanjutnya dibuat suatu lapisan jahitan inversi terputus dengan menggunakan bahan yang
sama untuk menyatukan otot perineum superfisialis.
7. Kulit perineum didekatkan dengan jahitan matras terputus menggunakan kromik catgut.
8. Penjahitan robekan perineum tingkat III :
9. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan .
10. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang tampon atau kasa ke
dalam vagina.
11. Gunakan benang jahit ( kromik no 2/0 )
12. Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum.
13. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, di klem dengan menggunankan
pean lurus.
14. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2 – 3 jahitan angka 8 dengan
catgut kromik 2/0 sehingga bertemu kembali.
15. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada robekan
perineum tingkat II.

Penjahitan robekan perineum Tingkat IV :

1. Gunakan benang jahit ( kromik 2/0 )


2. Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum.
3. Mula – mula dinding depan rektum yang robek dijahit dengan jahitan jelujur menggunakan
catgut kromik no 2/0.
4. Jahi fasia perirektal dengan menggunakan benang yang sama shingga bertemu kembali.
5. Jahit fasia septum rektovaginal dengan menggunakan benang yang sama, sehingga bertemu
kembali.
6. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan di klem dengan menggunakan pean
lurus.
7. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan menggunakan 2 – 3 jahitan 8 dengan catgut
kromik 2/0 sehingga bertemu kembali.
8. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada robekan
perineum tingkat II.

Komplikasi episiotomi adalah :

1.Nyeri post partum dan dyspareunia.


2.Rasa nyeri setelah melahirkan lebih sering dirasakan pada pasien bekas episiotomi, garis
jahitan (sutura) episiotomi lebih menyebabkan rasa sakit. Jaringan parut yang terjadi pada bekas
luka episiotomi dapat menyebabkan dyspareunia apabila jahitannya terlalu erat.
3.Nyeri pada saat menstruasi pada bekas episiotomi dan terabanya massa .
4.Trauma perineum posterior berat.
5.Trauma perineum anterior
6.Cedera dasar panggul dan inkontinensia urin dan feses

7.Infeksi bekas episiotomi, Infeksi lokal sekitar kulit dan fasia superfisial akan mudah timbul
pada bekas insisi episiotomi.
8.Gangguan dalam hubungan seksual, Jika jahitan yang tidak cukup erat, menyebabkan akan
menjadi kendur dan mengurangi rasa nikmat untuk kedua pasangan saat melakukan hubungan
seksual. Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina
yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996 : 319).
Namun berikut ini ada beberapa alasan umum mengapa Anda membutuhkan tindakan
episiotomi.

1. Untuk mempercepat persalinan bila kepala bayi terlalu besar (biasanya berlawanan dengan
perineum) dan bayi memperlihatkan tanda-tanda dalam bahaya.

2. Sebelum dilakukan persalinan bantuan dengan forsep atau vakum.

3. Untuk menghindari risiko kerusakan kepala bayi pada persalinan sungsang atau kelahiran
prematur.

4. Untuk menghindari upaya yang terlalu keras jika calon ibu mengidap sakit jantung atau
tekanan darah tinggi.

5. Untuk membantu persalinan jika ada hambatan yang serius pada tahap kedua persalinan, yang
bisa jadi mengharuskan akibat perineum yang keras karena pernah mengalami operasi, baik
untuk memperbaiki mulut rahim atau sejenis operasi kandung kemih.

Pengguntingan
Pemotongan dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau dengan pisau
bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis tengah, yang potongannya lurus ke bawah dengan
anus atau mediolateral, yaitu agak rendah ke sudut. Irisan midline umum di Amerika. Di negara
lain irisan mediolateral lebih populer.

Biasanya dokter akan menunggu Anda mengalami kontraksi lebih dulu sebelum melakukan
pengguntingan, karena pada saat itu perineum mudah diiris dan perdarahannya segera
dihentikan. Kemudian, dokter akan memasukkan dua jari ke dalam vagina untuk melindungi
kepala bayi.

Setelah itu bayi akan lahir tepat setelah diberikan episiotomi.


Jika ternyata ada irisan yang rusak, dokter mungkin melakukan tekanan dengan jari pada bagian
irisan untuk menahan perdarahan — perineum penuh pembuluh darah sehingga bila terjadi
perdarahan adalah normal.
Jika anestesi bekerja dengan semestinya, Anda tak akan merasa sakit. Namun beberapa
perempuan merasakan suatu sensasi saat perineum ditarik atau dientakkan. Jika Anda merasa
kesakitan, segera katakan pada dokter.

Penjahitan
Saat bayi lahir dan plasentanya keluar, dokter akan menjahit irisan yang dibuatnya. Jahitan
umumnya tak menyakitkan. Waktu penyembuhannya berbeda-beda, tergantung jenis irisan dan
pengalaman dokter yang melakukannya. Yang perlu diketahui, jahitan ini telah dilakukan dengan
hati-hati, karena itu, jangan khawatir bila kering dalam waktu agak lama. Di lain pihak, banyak
ibu begitu semangat mendapatkan seorang anak, sehingga mereka bahkan tak ingat telah
melakukan episiotomi. b Rahmi Hastari/MB

Anda mungkin juga menyukai