Tugas Kelompok Cambodia
Tugas Kelompok Cambodia
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB KAMBOJA
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
LAMPIRAN GAMBAR...................................................................................................15
3
BAB
KAMBOJA
b. Administrasi Negara
Ibu kota negara ; Bangkok (sekaligus kota terbesar)
Bahasa resmi : Khmer
Pemerintahan : Monarki Konstitusional
Raja : Norodom Sihamoni
Perdana Menteri : Hun Sen
Luas : 181.035 km2
Penduduk : 14805000 [ 1 ] ( 66 ) (tahun 2010)
Mata uang : Riel dan dolar1
1
www.en.wikipedia.org/wiki/Cambodia
4
melainkan lebih karena perebutan kekuasaan yang terus-menerus mewarnai panggung
politik negeri Kamboja. Dalam buku In Search of Southeast Asia: A Modern History
(1971), misalnya, disebutkan bahwa tiga perempat abad dalam abad 18 di Kamboja
sembilan raja bergantian menduduki takhta, lima di antaranya mendudukinya lebih
daripada satu kali, sering kali hanya untuk beberapa bulan. Rezim Khmer Merah
sempat berkuasa 1975-1979 dan dinyatakan bertanggung jawab atas tewasnya 1,7 juta
jiwa, akibat kelaparan, penyakit, kerja rodi dan hukuman mati. Pada tahun
1993, Norodom Sihanouk kembali menjadi raja Kamboja, membuat Kamboja
menjadi negara satu-satunya negara postcommunist di dunia yang masih menjadikan
monarki sebagai sistem pemerintahannya. Stabilitas yang dibangun setelah konflik
terguncang tahun1997 dari sebuah kudeta. Namun, kudeta ini gagal. Di tahun-tahun
sekarang, upaya rekonstruksi yang dibangun mengalami kemajuan dan menciptakan
stabilitas politik dalam bentuk demokrasi multipartai dibawah monarki konstitusional.
1.3 Ekonomi
Dari tahun 2004-2007, perekonomian Kamboja diperluas dengan lebih dari
10% per tahun, dengan sektor garmen dan industri pariwisata mendorong
pertumbuhan, dan inflasi yang tersisa relatif rendah. Awal dari resesi global
menyebabkan kontraksi 1% pada tahun 2009, namun pertumbuhan kembali pada
tahun 2010 pada tingkat estimasi 5,5%. Dapat dikatakan bahwa ekonomi kamboja
5
sedang berada di tahap perkembangan. Kamboja merupakan salah satu negara yang
menggantungkan sektor perekonomiannya pada bidang pertanian. Lebih dari 80%
penduduk kamboja merupakan petani. Namun kendala terkini yang dihadapi yaitu
terlalu seringnya perubahan iklim yang terjadi menyebabkan kondisi pertanian di
kamboja mengalami penurunan dalam produksinya. Untuk itu diadakanlah Konfrensi
Petani Asia Tenggara di Phnom Penh di tahun lalu guna membahas mengenai
teknologi serta teknik terbaru untuk meningkatkan produksi pertanian.Perekonomian
kamboja yang masih dalam tahap perkembangan, salah satunya disebabkan pula oleh
sektor teknologi dan informasi. Pasalnya, kurang dari 1% penduduk di kamboja yang
baru memiliki akses terhadap internet. Kemiskinan yang masih medominasi rakyat
kamboja juga menyebabkan maraknya tenaga kerja anak di Negara tersebut. Tercatat
kurang lebih terdapat dua juta tenaga kerja anak di kamboja. 2
Dalam mengatasi persoalan tesebut, pemerintah banyak melakukan perubahan
terhadap sejumlah regulasi ekonomi, khususnya mengenai Aturan Kepemilikan
Properti oleh Orang Asing. Tadinya, orang asing tidak boleh memiliki property
bahkan tanah kamboja, namun dengan adanya regulasi tersebut maka aturan baru ini
memberi orang asing hak untuk membeli real estate setidaknya satu lantai mengingat
kepemilikan tanah masih dilarang. Pembelian properti dalam jarak 20 mil dari
perbatasan Kamboja juga dilarang dengan alasan keamanan nasional. Larangan
lainnya termasuk pembatasan terhadap kepemilikan asing atas lebih dari satu gedung
hingga 49 persen. Perekonomian Kamboja saat ini tergantung pada pertanian dan
sektor pariwisata, namun investor asing akan membantu pertumbuhan ekonomi lebih
cepat, dengan memajukan pasar real estate.
Pada tahun 2007, Chevron yang merupakan perusahaan minyak dari Amerika
Serikat menemukan sumber daya minyak dan gas di daerah lepas pantai Sihanoukvile,
Kamboja dan juga di berbagai provinsi lainnya. Diperkirakan jumlah dari minyak dan
gas tersebut sekitar 500 juta barel atau setara dengan 4 milyar dollar Amerika.
Penemuan besar ini merupakan kesempatan bagi Kamboja untuk memajukan
perekonomiannya, namun disisi lain ada kekhawatiran yang melanda pemerintah.
Negara ini termasuk dalam salah satu Negara korup di dunia. Pemerintahannya sangat
rentan terhadap praktek-praktek korupsi dan sangat lamban dalam menanganinya.
Selama sepuluh tahun terakhir ini Kamboja tidak memberlakukan undang-undang
2
www.asiacalling.org/in/berita/cambodia/1671-cambodias-culture-of-child-labour
6
anti-korupsi. Dengan adanya penemuan minyak dan gas, tidak menjamin akan
menguntungkan Negara khususnya rakyat miskin dan pembangunan di Kamboja.
Dalam aktifitas perekonomian kamboja, masyarakat kamboja menggunakan 2
mata uang yaitu Riel dan Dolar. Kamboja pada awalnya tidak memiliki mata uang di
akhir tahun 1970an, saat Khmer Merah Maois melarang uang dan merusak bank
sentral. Ketika riel diperkenalkan kembali di tahun 1980-an, pemerintahan yang
didukung Vietnam, pada mulanya harus menariknya karena penduduk tidak
mempercayai riel.Riel anjlok ketika pasukan PBB memerintah Kamboja di permulaan
tahun 1990an. Mereka membawa dollar dalam jumlah besar ke negara itu. Pada
akhirnya riel dipatok pada tingkat 4.000 per dollar dan berperan sebagai mata uang
kedua3
7
Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kamboja mengatakan, ada banyak kekurangan dalam
sistem pengadilan yang menghalangi masyarakat awam mendapatkan keadilan.
Setelah puluhan tahun perang dan gejolak di negeri itu termasuk masa Khmer Merah,
Kamboja mengalami ledakkan pembangunan ekonomi yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Alhasil, harga tanah melonjak tajam dan mengubah ibukota yang
dulunya sepi menjadi daerah pembangunan. Untuk membuka jalan bagi berbagai
pembangunan perumahan, pemerintah secara paksa menggusur ratusan penghuni
tempat kumuh dari tempat tinggal mereka. selama pemerintahan Khmer Merah yang
brutal, seluruh sertifikat tanah dihancurkan. Sebagai upaya untuk mengatur hal ini,
pada 2001 diperkenalkan-lah Undang-Undang Pertanahan. Undang-Undang itu
menyebutkan jika “Anda sudah tinggal di satu tempat selama lebih dari lima tahun
secara berturut-turut sebelum Agustus 2001”, maka Anda punya hak milik atas tanah
itu”. Namun hal tersebut tidak ditegakkan mengingat institusi pemerintahan yang
lemah.
1.5 Hubungan Luar Negeri
Kamboja telah membentuk hubungan diplomatik dengan kebanyakan
Negara. Negara ini merupakan anggota dari kebanyakan organisasi internasional
besar, termasuk PBB dan badan-badan khusus, dan menjadi anggota Perhimpunan
Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 1998. Kamboja merupakan anggota dari
Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan Asian Development Bank (ADB). Pada
tanggal 13 Oktober 2004, Kamboja menjadi anggota 148 dari World Trade
Organization (WTO). Pemerintah melaporkan telah ada 20 kedutaan di negara
tersebut termasuk banyak dari tetangga Asia dan mereka yang merupakan pemain
penting selama negosiasi perdamaian Paris, termasuk Amerika Serikat, Australia,
Kanada, Cina, Uni Eropa (EU), Jepang, dan Rusia. Sebagai hasil dari hubungan
internasional, berbagai organisasi amal telah membantu dengan baik kebutuhan
infrastuktur dan kebutuhan sosial di negara tersebut. Sebagai contoh, yaitu China.
China mempertahankan pengaruh yang cukup besar, termasuk hubungan dekat
dengan mantan Raja Norodom Sihanouk, anggota senior Pemerintah Kamboja, dan
komunitas etnis Tionghoa di Kamboja. Cina menyediakan bantuan bilateral dan
ekonomi besar untuk pemerintah.
Untuk kerjasama dengan rekan se kawasan, kamboja menjalin hubungan
kerjasama dalam sector kebudayan dengan Indonesia. Adanya hubungan sejarah dan
8
budaya di antara keduanya dapat dilihat melalui peninggalan candi Borobudur di
Indonesia dan candi Angkor wat di Kamboja yang sama-sama berasal dari abad ke-9
masehi. Mulanya, ada enam negara di ASEAN yang memiliki kesepahaman awal
tentang potensi warisan budaya dunia, dinamakan "Trail of Civilization of Budha"
antara lain Kamboja, Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos dan Myanmar. Namun sejak
adanya kasus “Thaksin serta permasalahan Kompleks Kuil Preah Vi'hear, yang
dibangun abad 11” hubungan antara kamboja dan negara tetangganya Thailand mejadi
renggang, ditandai dengan penarikan duta besar diantara keduanya.. Guna
menyelesaikan perasalahan tersebut, kamboja meminta bantuan kepada Dewan
Keamanan PBB untuk mengirimkan pasukan perdamaian.
Sengketa antara Kamboja dan Thailand masih terus berlangsung. Pusat dari
sengketa perbatasan ini adalah pagoda kuno, Preah Vihear, yang menurut pengadilan
internasional tahun 1960-an merupakan milik Kamboja Thailand telah mematuhi
keputusan itu sampai saat ini, tapi sekarang mengklaim bahwa Kamboja sedang
mencoba untuk mencuri tanah di sepanjang perbatasan. Sebuah klaim yang dipandang
cukup menggelikan, dengan beberapa alasan. Pertama-tama, Kamboja tidak memiliki
kepentingan apapun dalam konflik kekerasan berkepanjangan lain dengan siapa pun.
Kerajaan ini masih mencoba untuk pulih dari 30 tahun kegilaan Pol Pot dan konflik
gerilya berikutnya di era 80-an dan 90-. Jika ada negara yang keinginan untuk hidup
dalam damai, itu adalah Kamboja. Kedua, jika "creep perbatasan" bermasalah,
menurut petugas bantuan asing yang bekerja di perbatasan Thailand di era 80-an,
sebenarnya Thailandlah yang menjadi pelaku. Tidak ada orang yang menuduh
Thailand mendalangi kampanye, petani Thailandlah yang mencoba mengambil
keuntungan dari kekacauan di Kamboja dengan menanam hektar beberapa tambahan
di daerah perbatasan yang disengketakan. Preah Vihear, awalnya didedikasikan untuk
Khmer, merupakan karya arsitektur yang bisa menjadi tujuan wisata yang penting,
menghasilkan pendapatan bagi masyarakat di kedua sisi perbatasan. Jika kekerasan
terus berlanjut, sumber penting pendapatan akan mengering.4
Setelah tidak ada kegiatan selama beberapa bulan, ketegangan meningkat
belakangan ini dengan munculnya protes Kamboja atas gerakan pasukan Thailand
4
www.worldpulse.com/node/35251
9
pekan lalu. Waktu itu Pemerintah Kamboja mengatakan, sekitar 100 tentara Thailand
memasuki wilayah mereka sebelum mundur kembali beberapa jam kemudian.
Pasukan Kamboja dan Thailand dikerahkan ke kawasan perbatasan sejak Juli 2008,
dan pernah terjadi dua insiden tembak-menembak yang sempat meningkatkan
kekuatiran akan perang kedua negara. Kamboja dan Thailand memiliki perbatasan
darat sekitar 800 kilometer yang tidak memiliki demarkasi yang jelas karena masing-
masing merujuk pada peta yang berbeda. Untuk itu, Kamboja meminta Dewan
Keamanan Nasional PBB untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian, karena
tidak ingin melihat sengketa di lahan sebesar 1,8 mil persegi (4.6 km persegi) dari
semak belukar memicu konflik bersenjata.
Bahaya bagi Kamboja jika sengketa menjadi semakin "panas" adalah
hubungan dengan Thailand, mitra ekonomi yang penting daerah, akan hancur selama
bertahun-tahun, dan ratusan penduduk di kedua belah pihak akan mati sia-
sia.Thailand, dengan populasi 66 juta dan GDP $ 312 B, mungkin dapat
mengatasinya. Namun kamboja, dengan populasi 15 juta dan PDB sebesar US $ 11 B,
tidak bisa. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Kamboja dengan cepat meminta
kepada Dewan Keamanan PBB untuk menciptakan daerah penyangga di provinsi serta
bantuan dari ASEAN yang sepakat untuk mengirim tim militer / sipil ke wilayah
tersebut. Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan bahwa
pengamat tak bersenjata akan dikerahkan di kedua sisi perbatasan sebagai sebuah tim
Selanjutnya permasalahan lain menyangkut keamanan dan stabilitas di
Kamboja, yaitu berkenaan dengan tingkat pengangguran anak muda di negara-negara
Asia Tenggara seperti Kamboja, diperkirakan akan meningkat hingga 14,8 persen
pada akhir tahun ini. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Organisasi Buruh
Sedunia (ILO). Selain itu, Kamboja menghadapi masalah narkoba yang sangat serius.
Ada lebih dari enam ribu pecandu di negeri itu. Kamboja sendiri menjadi jalur
perdagangan narkoba yg cukup strategis di asia tenggara. Jika dulu narkoba berasal
dari Myanmar, transit di China, lalu menuju negara-negara tujuan di Asia tenggara,
sekarang, akibat dari mulai diperketatnya usaha-usaha untuk memutus rantai
perdagangan, maka jalurnya beralih dari Myanmar, transit di Kamboja, lalu menuju
negara-negara tujuan di asia tenggara. Karena menjadi negara transit, berakibat pada
peningkatan jumlah pecandu bahkan mengakibatkan meningkatnya pula penderita
HIV/AIDS di negara tersebut.
10
Karena letak geografisnya pula, wilayah perbatasan Kamboja sekarang rawan
bagi masuknya kejahatan transnasional, antara lain pencucian uang dan lalu lintas obat
terlarang. Seperti di Indonesia, korupsi dan mafia hukum masih marak. Menurut Bank
Dunia, kamboja kehilangan 500 juta dollar atau setara dengan 5 triliun rupiah setiap
harinya akibat korupsi. Pemerintah Kamboja pun diimbau untuk segera membuat
Undang-Undang anti korupsi untuk mengatasi hal tersebut. Kesejahteraan ekonomi
rakyatnya tercermin dari GDP per kapita yang pada 2005 kira-kira kurang dari
separuhnya Indonesia, dan sekitar sepertujuh Thailand.
Kamboja juga merupakan sumber terpenting dari perdagangan senjata illegal.
Karena kurangnya atau lemahnya tata kelola internal di kamboja, kegagalan program
pelucutan senjata oleh PBB, dan lokasinya yang terletak di jantung asia tenggara itu
sendiri, menjadikan perdagangan senjata menjadi bisnis yang paling menguntungkan
di negara Kamboja.Antara 1992 dan 1993, PBB menyita lebih dari 320,443 senjata
ringan dan 80,729,175 jenis amunisi dari berbagai partai yang sedang berperang.
Jumlah tersebut hanya merepresentasikan secuil dari total jumlah senjata yang
beredar yang dikirim oleh China, AS, dan Rusia. Hasilnya, adalah pembentukan
tempat cadangan senjata siap pakai yang siap dijual di pasar gelap oleh kelompok-
kelompok tidak bertanggung jawab. Bahkan menurut salah satu sumber, di Thailand,
bahan baku pembuatan senjata itu sendiri dipasok dari Kamboja Di Kamboja sendiri,
seekor trenggiling, dapat ditukar dengan 5 pucuk senjata AK-47.
11
ASEAN kesepuluh dan berkesempatan untuk berpartisipasi dalam konferensi
kebijakan regional.
Kamboja memberikan kontribusi yang cukup signifikann bagi ASEAN pada
khususnya dan dunia Internasional pada umumnya dalam aspek ekspor beras. Ketika
dunia mengalami kekurangan pangan, Kamboja justru menikmati panen beras. Pada
1960-an, Kamboja merupakan salah satu pengekspor utama beras dunia. Saat
terjadinya perang sipil, produksinya sempat menurun drastis dan malah terpaksa
mengimpor persediaan makanan. Namun, kini lumbung padi negeri itu kembali
melimpah. Sejak Kamboja menikmati perdamaian dan kestabilan politik pada tahun
1990 hingga 2000-an, produksi beras terus meningkat. Menurut Departemen Pertanian
Amerika Serikat (USDA), pada 2007 Kamboja merupakan negera pengekspor beras
sembilan terbesar dengan volumenya mencapai 450.000 ton. Tahun lalu, saking
melimpahnya beras, pemerintah Kamboja bahkan mengumumkan rencananya unuk
meningkatkan produksi beras ekspor hingga delapan juta ton pada 2015 mendatang.
Dan menurut laporan dari Departemen Perdagangan Kamboja, pada tahun 2010 nilai
impor dan ekspor Kamboja tercatat sebesar $US 11 miliar, diantaranya nilai
perdagangan Tiongkok-Kamboja tercatat $US 2,6 miliar dan nilai perdagangan
Kamboja-Vietnam mencapai $US 2 miliar. Pada tahun 2010, nilai ekspor beras
Kamboja mencapai $US 27 juta atau naik 170 persen dari tahun 2009.5
Pada awalnya Kamboja yang belum masuk ke dalam ASEAN, dirangkul
dengan tujuan utama untuk menjaga kestabilan wilayah di kawasan Asia Tenggara
mengingat letak geografis negara Kamboja yang berada di antara negara Thailand,
Laos dan Myanmar, maka sangat penting bagi adanya kestabilan dalam wilayah
Kamboja agar tidak menyebabkan efek domino bagi negara sekitar di kawasan Asia
tenggara. Hal ini jugalah yang menyebabkan ASEAN membantu memediasi sengketa
perbatasan antara Kamboja dan Thailand sebab dengan adanya konflik diantara kedua
negara tersebut akan memberikan dampak pada pembangunan ekonomi, kepercayaan
di kawasan, pariwisata dan prospek investasi asing, yang baru saja bangkit kembali di
tengah pemulihan ekonomi global. Letak strategis yang dimiliki Kamboja juga sangat
rentan dalam menimbulkan masalah-masalah kejahatan transnasional. Bahkan
menurut salah satu sumber, Kambojalah yang ikut berperan dalam mengirimkan
pasokan senjata ke Gerakan Aceh Merdeka. Dengan demikian, Kamboja menjadi
5
www.indonesian.cri.cn/201/2011/02/08/1s116157.htm
12
cukup penting di kawasan Asia Tenggara tidak hanya sebagai lumbung padi tetapi
juga untuk menciptakan ketertiban dan kestabilan di kawasan tersebut.
c.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN GAMBAR
A.
ANGKOR WAT
B.
C. .
15